DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2008

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan permintaan akan kebutuhan transportasi. Hal tersebut

PERANCANGAN KNALPOT BERBAHAN ALUMINIUM UNTUK MENGURANGI KEBISINGAN PADA SEPADA MOTOR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bunyi secara fisis adalah penyimpangan tekanan akibat pergeseran partikel benda

PENGARUH VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KEBISINGAN (NOISE) PADA KNALPOT KOMPOSIT YANG DILENGKAPI SALURAN DALAM GANDA PADA MOBIL BENSIN KIJANG 7K TESIS

KAJIAN EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK MATERIAL AKUSTIK DARI CAMPURAN SERAT BATANG KELAPA SAWIT DAN POLYURETHANE DENGAN METODE IMPEDANCE TUBE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pada knalpot terdapat tabung peredam suara yang disebut silencer. Secara umum

STUDI EKPERIMENTAL PERBANDINGAN KEBISINGAN KNALPOT KOMPOSIT POLYPROPHYLENE (PP) DAN PALM OIL FLY ASH DENGAN KNALPOT STANDAR SKRIPSI

BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

CEPAT RAMBAT BUNYI. Cepat rambat bunyi pada zat padat

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

DESAIN PENGENDALIAN BISING PADA JALUR PEMBUANGAN EXHAUST FAN KAMAR MANDI DALAM. Batara Sakti Pembimbing: Andi Rahmadiansah, ST, MT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGUKURAN TRANSMISSION LOSS DARI PADUAN ALUMINIUM-MAGNESIUM MENGGUNAKAN METODE IMPEDANCE TUBE SKRIPSI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Dasar Teori Serat Alami

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DINDING PEREDAM SUARA BERBAHAN DAMEN DAN SERABUT KELAPA

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

ANALISIS KARAKTERISTIK KEBISINGAN KNALPOT KOMPOSIT PADA MOBIL TOYOTA KIJANG TIPE 7K

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI AWAL EMISI KEBISINGAN KNALPOT DENGAN PROFIL SILINDER YANG DIBUAT DARI MATERIAL TITANIUM DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI METODE ELEMEN HINGGA

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT

MODEL ANALITIK MUFFLER ABSORPTIVE PADA VENTILASI UDARA

Gelombang Mekanis Adiwarsito.wordpress.com SUMBER-SUMBER BUNYI. dan di bagain tengah terjadi perut. jadi panjang kawat L = 1 2

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

I. BUNYI. tebing menurut persamaan... (2 γrt

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1

Getaran, Gelombang dan Bunyi

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang mereka inginkan. Karakteristik yang paling mendasar pada manusia

ANALISA KEBISINGAN ALAT PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK PADA LABORATORIUM PRESTASI MESIN

BAB 1 PENDAHULUAN. motor, dan lain sebagainya. Untuk tujuan tersebut maka knalpot dirancang sedemikian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 02 (2016), Hal ISSN :

METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 1. Kecepatan Bunyi dalam berbagai zat pada suhu 15 C

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORBSI MATERIAL AKUSTIK DARI SERAT ALAM AMPAS TEBU SEBAGAI PENGENDALI KEBISINGAN

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI SERAT ALAM ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Eksperimen Fisika Dasar 1. Di susun oleh : U. Tini Kurniasih ( ) PEND. FISIKA / B EFD-1 / D

Dapat merambat melalui sebarang medium dengan kecepatan yang bergantung pada sifat-sifat medium

Section 14.4 airborne sound insulation of double-leaf partitions Section 14.5 structure-borne sound insulation

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelapa Sawit yang sudah tidak produktif. Indonesia, khususnya Sumatera Utara,

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

PENGUKURAN GETARAN DAN SUARA

Perancangan piranti lunak untuk pengukuran TRANSMISSION LOSS dan Koefisien Serap Bahan menggunakan metode fungsi transfer

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

PENGARUH PANJANG PIPA, POSISI STACK DAN INPUT FREKWENSI ACOUSTIC DRIVER/AUDIO SPEAKER PADA RANCANG BANGUN SISTEM REFRIGERASI THERMOAKUSTIK

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA. Dani Ridwanulloh

Bab III. Gelombang Bunyi Pengantar Akustik by: Iwan Yahya Grup Riset Akustik & Fisika Terapan (iarg) Jurusan Fisika FMIPA UNS

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain

BAB 6. SATUAN UKURAN KEBISINGAN

UNJUK KERJA MOBIL MSG 01 DENGAN SISTEM TENAGA UDARA

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik TAMBA GURNING NIM SKRIPSI

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

UNIVERSITAS MEDAN AREA. Gambar 2.1 Fenomena absorpsi suara pada permukaan bahan

Antiremed Kelas 12 Fisika

I. PENDAHULUAN. bunyi dengan melakukan perhitungan koefisien penyerapan bunyi. Doelle pada

PEMROGRAMAN KOMPUTER UNTUK MENGANALISIS TINGKAT KEBISINGAN ELLA DESYNATA S

PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN PADA AUTOMATIC CAR WASH DI PT. IN N OUT

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

RANCANGAN TURBOCARJER UNTUK MENINGKATKAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara

Antiremed Kelas 11 FISIKA

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Penyerapan Bunyi

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(6.38) Memasukkan ini ke persamaan (6.14) (dengan θ = 0) membawa kita ke faktor refleksi dari lapisan

KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN

Soal dan Pembahasan Gelombang Bunyi dan Cahaya

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

Transkripsi:

TUGAS SARJANA TEKNIK PENGENDALIAN KEBISINGAN MODIFIKASI DESIGN DAN UJI EKSPERIMENTAL SILENCER DENGAN DOUBLE SALURAN PADA KNALPOT TOYOTA KIJANG 7K YANG TERBUAT DARI MATERIAL KOMPOSIT O L E H : NAMA : PANCA PUTRA MUNTHE N I M : 0 3 0 4 0 1 0 92 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2008

TINTVERSITTAS St'MATtsRA UTARA FAKU!-TAS TTKNIK DDPARTEMDN TEKNIK MESIN IISDAN 200E TTIGAS SARJAI{A TEKNIK PENGENDALIAII IGBISINGAI\I MOI'IFIKASI DESIGNDAN UJI EKSPERIMENTAL SILINCER DENGAI\I IX)UBLE SALT]RAN PADA KNALFOT TOYOTA KIJANG 7K YANG TERBUAT IIARI MATERHL KOMPOSIT OLEII; PANCA PUTRA MIINTIIE NIM:03 04lll l}fil Ilfisffiiui Obh Iloccn Pembimbing Iln Ins. Ikhrrrpvrh Isilrurl NrP. 132 01t 669

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan silencer knalpot yang mengalami pengembangan konstruksi dibuat dari material komposit dengan melakukan pengujian secara eksperimental. Dalam pengujian ini dilakukan beberapa tahap kegiatan atau pengerjaan yaitu, Pemeriksaan engine Toyota Kijang 7K, Pengukuran tingkat tekanan bunyi (sound pressure level), Pengukuran temperatur gas buang pada silencer dan melakukan analisa secara teoritik tingkat daya bunyi pada silencer knalpot berdasarkan sebaran temperatur. Setelah melakukan pengujian maka didapatlah data-data tingkat tekanan bunyi yang menunjukkan bahwa silencer double saluran menghasilkan tingkat tekanan bunyi yang terendah, berikutnya adalah silencer komposit saluran tunggal dan yang tertinggi adalah silencer standard (mild steel). Jadi, berdasarkan hasil diatas didapat bahwa material komposit dan pengembangan kostruksi dapat mengurangi tingkat tekanan bunyi yang keluar dari knalpot. Kata kunci : Silencer, Double Saluran, Tingkat Tekanan Bunyi

DAFTAR ISI SPESIFIKASI TUGAS KARTU BIMBINGAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI i ii iii iv vi x xiii xvii BAB 1. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Batasan 3 1.3 Tujuan Penelitian 4 1.4 Manfaat Penelitian 5 1.5 Sistematika Penulisan 5 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 7 2.1 Knalpot 7 2.1.1 Peredaman Bunyi Pada Knalpot (Silencer) 7 2.1.2 Ruang Ekspansi Pada Silencer 9 2.1.3 Hal-hal Yang Mempengaruhi Peredaman 11 2.2 Material Komposit 11 2.2.1 Klasifikasi Komposit 12 2.2.2. Kelebihan Bahan Komposit 12

2.3 Resins 14 2.3.1 Klasifikasi Resin 14 2.3.2 Resin Polyester 15 2.3.3. Sifat-sifat Resin Polyester 15 2.4 Konsep Dasar Tentang Bunyi 16 2.5 Kebisingan 18 2.5.1 Propagasi Bunyi 19 2.5.2 Mesin Sebagai Sumber Kebisingan 20 2.6 Pemantulan dan Penyerapan Material Akustik 23 2.6.1 Frekuensi 26 2.6.2 Kecepatan Perambatan 27 2.6.3 Panjang Gelombang 27 2.6.4 Intensitas 28 2.6.5 Kecepatan Partikel 28 2.6.6 Tekanan Bunyi dan Tingkat Tekanan Bunyi 29 2.6.7 Tingkat Intensitas Bunyi 30 2.6.8 Daya Bunyi Dan Tingkat Daya Bunyi 31 2.7 Tingkat Tekanan Suara 32 2.7.1 Tingkat Tekanan Suara dan Tingkat Tekanan Suara Berbobor A (Tingkat Bebisingan) 32 2.7.2 Tingkat Tekanan Suara Berbobot A yang Sepadan dan Kontinyu 33 2.8 Kerangka Konsep 35 2.9 Diagram Alir 36 BAB 3. MODIFIKASI DESIGN SILENCER 37 3.1 Konstruksi Silencer Standar Toyota Kijang 7K 37

3.1 Penentuan Banyak Lubang 38 3.3 Pipa Double Saluran Masuk 41 3.4 Selimut Tabung Silencer 42 3.5 Konstruksi Silencer Double Saluran 43 BAB 4. PENGUJIAN DAN ANALISA TEORITIS 44 4.1 Tahap Pengujian 45 4.2 Pemeriksaan Engine Toyota Kijang 7K 45 4.3 Pengukuran Sound Pressure Level (Lp) 47 4.3.1 Alat Ukur Yang Digunakan 48 4.3.2 Hubungan Sound Pressure Level (Lp) Terhadap Putaran Mesin 49 4.4 Pengukuran Temperatur Gas Buang 55 4.4.1 Alat Ukur Yang Digunakan 56 4.4.2 Hubungan Temperatur Gas Buang Terhadap Putaran Mesin 57 4.5 Analisa Teoritik Kebisingan Berdasarkan Sebaran Temperatur 66 4.5.1 Hubungan Lw Silencer Pada Silencer Standar (Mild Steel) Hasil Analisa Berdasarkan Sebaran Temperatur Terhadap Temperatur Gas Buang 70 4.5.2 Hubungan Lw Silencer Pada Silencer Komposit Saluran Tunggal Hasil Analisa Berdasarkan Sebaran Temperatur Terhadap Temperatur Gas Buang 76 4.5.3 Hubungan Lw Silencer Pada Silencer Komposit Double Saluran Hasil Analisa Berdasarkan Sebaran Temperatur Terhadap Temperatur Gas Buang 83

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 90 5.1 Kesimpulan 90 5.2 Saran 91 DAFTAR PUSTAKA 92 LAMPIRAN

DAFTAR TABEL 1. Tabel 2.1 Koefisien Serapan Bunyi (α) dari Beberapa Material 25 2. Tabel 2.2 Jarak frekuensi yang Ditransmisikan dan Diterima oleh Sumber dan Penerima Bunyi 26 3. Tabel 4.1 Data Pemeriksaa dan Penyetelan Engine 46 4. Tabel 4.2 Sound Pressure Level (Lp) pada Pengujian Sumbu X+ 50 5. Tabel 4.3 Sound Pressure Level (Lp) pada Pengujian Sumbu Y+ 51 6. Tabel 4.4 Sound Pressure Level (Lp) pada Pengujian Sumbu X- 52 7. Tabel 4.5 Sound Pressure Level (Lp) pada Pengujian Sumbu Z- 53 8. Tabel 4.6 Karakteristik Thermokopel 56 9. Tabel 4.7 Data Pengukuran Temperatur Pada Titik 1 57 10. Tabel 4.8 Data Pengukuran Temperatur Pada Titik 2 59 11. Tabel 4.9 Data Pengukuran Temperatur Pada Titik 3 60 12. Tabel 4.10 Data Pengukuran Temperatur Pada Titik 4 62 13. Tabel 4.11 Data Pengukuran Temperatur Pada Titik 5 63 14. Tabel 4.12 Data Pengukuran Temperatur Pada Titik 6 65 15. Tabel 4.13 Besar Tenaga Mesin 67 16. Tabel 4.14 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Standar pada Pengukuran Temperatur Titik 1 70 17. Tabel 4.15 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Standar pada Pengukuran Temperatur Titik 2 71 18. Tabel 4.16 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Standar pada Pengukuran Temperatur Titik 3 72

19. Tabel 4.17 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Standar pada Pengukuran Temperatur Titik 4 73 20. Tabel 4.18 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Standar pada Pengukuran Temperatur Titik 5 74 21. Tabel 4.19 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Standar pada Pengukuran Temperatur Titik 6 75 22. Tabel 4.20 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Komposit Saluran Tunggal pada Pengukuran Temperatur Titik 1 76 23. Tabel 4.21 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Komposit Saluran Tunggal pada Pengukuran Temperatur Titik 2 77 24. Tabel 4.22 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Komposit Saluran Tunggal pada Pengukuran Temperatur Titik 3 78 25. Tabel 4.23 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Komposit Saluran Tunggal pada Pengukuran Temperatur Titik 4 79 26. Tabel 4.24 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Komposit Saluran Tunggal pada Pengukuran Temperatur Titik 5 80 27. Tabel 4.25 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Komposit Saluran Tunggal pada Pengukuran Temperatur Titik 6 81 28. Tabel 4.26 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Komposit Double Saluran pada Pengukuran Temperatur Titik 1 83 29. Tabel 4.27 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Komposit Double Saluran Pengukuran Temperatur Titik 2 84 30. Tabel 4.28 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Komposit Double Saluran pada Pengukuran Temperatur Titik 3 85

31. Tabel 4.28 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Komposit Double Saluran pada Pengukuran Temperatur Titik 4 86 32. Tabel 4.28 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Komposit Double Saluran pada Pengukuran Temperatur Titik 5 87 33. Tabel 4.28 Hasil Analisa Teoritik Kebisingan Silencer Komposit Double Saluran pada Pengukuran Temperatur Titik 6 88

DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 2.1 Ruang Ekspansi Tunggal 9 2. Gambar 2.2 Ruang Ekspansi Ganda dengan Penghubung Luar 10 3. Gambar 2.3 Ruang Ekspansi Ganda dengan Penghubung Dalam 10 4. Gambar 2.4 Klasifikasi Bahan Struktur 11 5. Gambar 2.5 Tiga Elemen Akustik 17 6. Gambar 2.6 Yang Dipukul Menghasilkan Perubahan Tekanan Diudara karena Getaran 17 7. Gambar 2.7 Kondisi Noise pada Sumber Bunyi 19 8. Gambar 2.8 Gelombang Longitudinal 21 9. Gambar 2.9 Pemantulan dan Penyerapan Bunyi pada suatu Muka Dataran dari Dua Media Akustik 23 10. Gambar 2.10 Pemantulan dan Penyerapan Energi Bunyi Pada Media Akustik 24 11. Gambar 2.11 Karateristik Frekwensi 32 12. Gambar 2.12 Hubungan Tingkat Tekanan Suara dengan Waktu 34 13. Gambar 2.13 Konsep Pengujian 35 14. Gambar 2.14 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian 36 15. Gambar 3.1 Tabung Silencer Standar Toyota Kijang 7K 37 16. Gambar 3.2 Konstruksi Dalam Tabung Silencer Standar Toyota Kijang 7K 37 17. Gambar 3.3 Gabungan Makroskopis Fasa-fasa Pembentuk Komposit 42

18. Gambar 3.4 Silencer Knalpot Double Saluran 43 19. Gambar 3.5 Kerangka Dalam Silencer Knalpot Double Saluran 43 20. Gambar 4.1 Engine Toyota Kijang 7K 44 21. Gambar 4.2 Engine Tunner EA 800 46 22. Gambar 4.3 Kondisi Pengukuran Knalpot 47 23. Gambar 4.4 Sketsa Pengukuran Kebisingan pada Knalpot 48 24. Gambar 4.5 Sonic 3000 49 25. Gambar 4.6 Hubungan Sound Pressure Level (Lp) pada Sumbu X+ Dengan Putaran Mesin 51 26. Gambar 4.7 Hubungan Sound Pressure Level (Lp) pada Sumbu Y+ Dengan Putaran Mesin 52 27. Gambar 4.8 Hubungan Sound Pressure Level (Lp) pada Sumbu X- Dengan Putaran Mesin 53 28. Gambar 4.9 Hubungan Sound Pressure Level (Lp) pada Sumbu Z- Dengan Putaran Mesin 54 29. Gambar 4.10 Titik-titik Pengukuran Temperatur pada Silencer 55 30. Gambar 4.11 Infrared Thermometer 57 31. Gambar 4.12 Hubungan Temperatur dan Putaran pada pengukuran Temperatur Gas Buang pada Titik 1 58 32. Gambar 4.13 Hubungan Temperatur dan Putaran pada pengukuran Temperatur Gas Buang pada Titik 2 59 33. Gambar 4.14 Hubungan Temperatur dan Putaran pada pengukuran Temperatur Gas Buang pada Titik 3 61

34. Gambar 4.15 Hubungan Temperatur dan Putaran pada pengukuran Temperatur Gas Buang pada Titik 4 62 35. Gambar 4.16 Hubungan Temperatur dan Putaran pada pengukuran Temperatur Gas Buang pada Titik 5 64 36. Gambar 4.17 Hubungan Temperatur dan Putaran pada pengukuran Temperatur Gas Buang pada Titik 6 65 37. Gambar 4.18 Hubungan Lw Silencer Standar Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 1 70 38. Gambar 4.19 Hubungan Lw Silencer Standar Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 2 71 39. Gambar 4.20 Hubungan Lw Silencer Standar Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 3 72 40. Gambar 4.21 Hubungan Lw Silencer Standar Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 4 73 41. Gambar 4.22 Hubungan Lw Silencer Standar Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 5 74 42. Gambar 4.23 Hubungan Lw Silencer Standar Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 6 75 43. Gambar 4.24 Hubungan Lw Silencer Komposit Saluran Tunggal Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 1 77 44. Gambar 4.25 Hubungan Lw Silencer Komposit Saluran Tunggal Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 2 78 45. Gambar 4.26 Hubungan Lw Silencer Komposit Saluran Tunggal Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 3 79

46. Gambar 4.27 Hubungan Lw Silencer Komposit Saluran Tunggal Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 4 80 47. Gambar 4.28 Hubungan Lw Silencer Komposit Saluran Tunggal Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 5 81 48. Gambar 4.29 Hubungan Lw Silencer Komposit Saluran Tunggal Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 6 82 49. Gambar 4.30 Hubungan Lw Silencer Komposit Double Saluran Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 1 83 50. Gambar 4.31 Hubungan Lw Silencer Komposit Double Saluran Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 2 84 51. Gambar 4.32 Hubungan Lw Silencer Komposit Double Saluran Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 3 85 52. Gambar 4.33 Hubungan Lw Silencer Komposit Double Saluran Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 4 86 53. Gambar 4.34 Hubungan Lw Silencer Komposit Double Saluran Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 5 87 54. Gambar 4.35 Hubungan Lw Silencer Komposit Double Saluran Hasil Analisa Teoritik dengan Temperatur pada Titik 6 88

DAFTAR NOTASI c = Keceatan Gelombang Bunyi m/s γ = Rasio panas spesifik ---- Pa = Tekanan atmosfer pascal ρ = Kerapatan Kg/m 3 T = Suhu K, 0 C K = Koduktifitas Lubang Pipa m S 2 ϕ = = Perbandingan Luas permukaan Pipa Saluran dan Tabung --- S 1 n t = Banyak Lubang pada pipa saluran silencer m 2 St = Luas lubang lubang pada Silencer m 2 l = Tebal Pipa m E = Modulus Young Pascal λ = Panjang gelombang bunyi m f = Frekuensi Hz I = Intensitas bunyi W/m 2 W = Daya akustik Watt A = Luas Area m 2 V = Kecepatan partikel m/det P = Tekanan pascal p l = Tekanan bunyi pascal P t = Tekanan bunyi ditransmisikan pascal P r = Tekanan bunyi dipantulkan pascal

P a = Amplitudo tekanan bunyi pascal t = Waktu detik x = Jarak dari sumber m Lp = Tingkat tekanan bunyi (Sound Pressure Level/SPL), db P ref = Tekanan bunyi referensi N/m 2 p 2 rms = akar tekanan bunyi Pa I = Intensitas bunyi W/m 2 I ref = Intensitas referensi W/m 2 W s =Total daya bunyi watts I s = Maksimum intensitas udara pada jarak radius r L w = Tingkat daya bunyi (Sound Power Level) db W = Daya bunyi watts W 0 = Daya bunyi referensi Watts l = Konstanta Elastis Lame s --- G = Koefisien Kekakuan --- I a = Intensitas bunyi yang diserap W/m 2 I i = Intensitas bunyi yang terjadi W/m 2 Vm = Kecepatan rata-rata gerakan piston m/det S = Langkah Piston m D = Diameter Piston m kw = Energi atau tenaga mesin kwatts l in = Panjang pipa m

N i = Tenaga mesin PS V L = Volume langkah torak cm 3 n = Putaran poros engkol rpm V L = Volume langkah torak cm 3 TL = transmission loss db Se = Luas Permukaan masuk atau keluar m 2 Sc = Luas permukaan silencer kanlpot m 2 Lc = panjang knalpot m 2