Perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi 2 yakni (Notoatmodjo, 2003):

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),

BAB II LANDASAN TEORI. terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku sehat. untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatan mereka (Taylor,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya

PROMOSI KESEHATAN (TEORI SEBAB AKIBAT) Kel tiga sembilan orang

interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan

memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari

5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

I. PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

II. TINJAUAN TEORITIS

PENDIDIKAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD) PERLU DIPRIORITASKAN. Oleh: Suryanto Staf Pengajar Prodi Ikora PKR, FIK, UNY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. negara-negara maju seperti diabetes melitus, jantung koroner, penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan

Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Drg. Novitasari RA,MPH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU MENCARI BANTUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

I. PENDAHULUAN. yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN. pemecahannya harus secara multi disiplin. Oleh sebab itu, kesehatan

PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan,

PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN

PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi : inspeksi dan palpasi pada payudara. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) merupakan

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1 Diagram penelitian. Peta Administrasi Indonesia...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN. Compiled by I Gede Purnawinadi Faculty of Nursing, Universitas Klabat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit,

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup,

berhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional. Sedangkan yang menjadi faktor eksternal adalah sosialisasi JKN pada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. signifikan antara kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan kualitas

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

Kuesioner Penelitian. Gambaran Perilaku Pencarian Pengobatan Pada. Masyarakat Dusun V Desa Patumbak. Kabupaten Deli Serdang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

1.2 Rumusan Masalah 1) Apakah yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan masyarakat? 2) Bagaimana upaya peningkatan kesehatan lingkungan masyarakat?

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. di arab Saudi yang dirilis Kantor Urusan Haji Indonesia. juga agar jamaah tidak menjadi carrier (pembawa) kuman meningokokus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDIDIKAN KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

Green menganalisis perilaku manusia dari kesehatan. Kesehatan seseorang atau

PENELITIAN PERILAKU KESEHATAN 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

mengadakan dan mengatur upaya pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

1

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENDERITA TB PARU DENGAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB PARU DI PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

Diagnosis Intervensi

I. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di

BAB I PENDAHULUAN. sakit. Infeksi nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUISIONER SURVEY MAWAS DIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN. secara nasional berdasarkan prinsip asuransi social dan prinsip ekuitas, dengan

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat baik dari sisi pelayanan maupun penemuaan-penemuan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab utama kematian anak-anak di dunia. Pada negara berkembang hampir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

Transkripsi:

2.3 macam-macam perilaku kesehatan Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam, yaitu : (Notoatmodjo, 2003) a. Perilaku Pasif (respons internal) Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata. b. Perilaku Aktif (respons eksternal) Perilaku yang sifatnya terbuka, perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan yang nyata. Perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi 2 yakni (Notoatmodjo, 2003): a. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkatkan perilaku ini disebut perilaku sehat (healthy behavior), yang mencakup perilaku-perilaku (overt dan covert behavior) dalam mencegah atau menghindar dari penyakit ini dan penyebab penyakit/masalah, atau penyebab masalah kesehatan (perilaku preventif), dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan (perilaku promotif). b. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang atau anaknya bila sakit atau terkena masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan atau terlepas dari masalah kesehatan yang dideritanya. Tempat pencarian kesembuhan ini adalah tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan, baik fasilitas atau pelayanan kesehatan tradisional maupun pengobatan modern atau professional

Sedangkan menurut Becker (dalam Notoatmodjo, 2003), membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan, dan membedakannya menjadi tiga yaitu: a. Perilaku sehat (healthy behavior) Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, antara lain: (Notoatmodjo, 2003) 1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang di sini adalah pola makan sehari-hari yang memenuhi kebutuhan nutria yang memenuhi kebutuhan nutrisi yang memenuhi kebutuhan tubuh baik menurut jumlahnya (kuantitas), maupun jenisnya (kualitas). 2. Kegiatan fisik secara teratur dan cukup. Kegiatan fisik di sini tidak harus olah raga. Bagi seseorang yang pekerjaannya memang sudah memenuhi gerakan-gerakan fisik secara rutin dan teratur, sebenernya sudah dapat dikategorikan berolah raga. Bagi seseorang yang pekerjaannya tidak melakukan kegiatan fisik seperti manager, administrator, sekretaris, dan sebagainya memerlukan olah raga secara teratur. b. Perilaku sakit (illness behavior) Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang yang sakit dan/atau terkena masalah kesehatan pada dirinya, atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau untuk mengatasi masalah kesehatan yang lainnya. Pada saat orang sakit atau anaknya sakit, ada beberapa tindakan atau perilaku yang muncul, antara lain: (Notoatmodjo, 2003) 1. Didiamkan saja (no action) artinya sakit tersebut diabaikan, dan tetap menjalankan kegiatan sehari-hari. 2. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self treatment atau self medication). Pengobatan sendiri ini ada 2 cara, yakni: cara tradisional (kerokan, minum jamu, obat gosok, dan sebagainya) dan cara modern, misalnya minum obat jadi.

3. Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yakni ke fasilitas pelayanan kesehatan, yang dibedakan menjadi dua, yakni: fasilitas pelayanan kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dan paranormal), dan fasilitas atau pelayanan kesehatan modern atau professional (puskesmas, poliklinik, dokter atau bidan praktik swasta, rumah sakit, dan sebagainya). c. Perilaku peran orang sakit (the sick role behavior). Dari segi sosiologi orang yang sedang sakit mempunyai peran (roles) yang mencakup hak-haknya (rights), dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Menurut becker, hak dan kewajiban orang yang sedang sakit adalah merupakan perilaku orang sakit (the sick role behavior). Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkatan-tingkatan pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkatan pencegahan penyakit, yaitu (Notoatmodjo, 2003): a) Perilaku peningkatan dan pemeliharan kesehatan (health promotion behavior) b) Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior) c) Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) d) Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior) d. Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan Perilaku ini adalah respons individu terhadap sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi (Notoatmodjo, 2003): a) Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan b) Respons terhadap cara pelayanan kesehatan c) Respons terhadap petugas kesehatan d) Respons terhadap pemberian obat-obatan Respons tersebut terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas maupun penggunaan obat-obatan (Notoatmodjo, 2003).

e. Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan (Environmental behaviour) Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkungan kesehatan lingkungan, yaitu (Notoatmodjo, 2003): a) Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan. b) Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau kotoran. Disini menyangkut pula hygiene, pemeliharaan, teknik dan penggunaannya. c) Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik limbah cair maupun padat. Dalam hal ini termasuk sistem pembuangan sampah dan air limbah yang sehat dan dampak pembuangan limbah yang tidak baik. d) Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat Rumah sehat menyangkut ventilasi, pencahayaan, lantai, dan sebagainya. e) Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor. f. Perilaku Orang Sakit dan Perilaku Orang Sehat Menurut Sarwono (2004) yang dimaksud dengan perilaku sakit dan perilaku sehat sebagai berikut: Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan. Perilaku sakit menurut Suchman adalah tindakan untuk menghilangkan rasa tidak enak atau rasa sakit sebagai akibat dari timbulnya gejala tertentu (Sarwono, 2004). Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri dan penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi.penyebab perilaku Sakit Menurut Mechanic sebagaimana diuraikan oleh Sarwono (2004) bahwa penyebab perilaku sakit itu sebagai berikut:

a) Dikenal dan dirasakannya tanda dan gejala yang menyimpang dari keadaan normal. b) Anggapan adanya gejalan serius yang dapat menimbulkan bahaya. c) Gejala penyakit dirasakan akan menimbulkan dampak terhadap hubungan dengan keluarga, hubungan kerja, dan kegiatan kemasyarakatan. d) Frekuensi dan persisten (terus-menerus, menetap) tanda dan gejala yang dapat dilihat. e) Kemungkinan individu untuk terserang penyakit. f) Adanya informasi, pengetahuan dan anggapan budaya tentang penyakit. g) Adanya perbedaan interpretasi tentang gejala penyakit. h) Adanya kebutuhan untuk mengatasi gejala penyakit. i) Tersedianya berbagai sarana pelayanan kesehatan, seperti : fasilitas, tenaga, obatobatan, biaya dan transportasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan antara lain: (Notoatmodjo, 2003) a. Faktor demografik Perilaku kesehatan berbeda berdasarkan pada faktor demografik. Individu yang masih muda, lebih makmur, memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik dan berada dalam kondisi stress yang rendah dengan dukungan sosial yang tinggi memiliki perilaku sehat yang lebih baik dari pada orang yang memiliki resources yang lebih sedikit. b. Usia Perilaku kesehatan bervariasi berdasarkan usia. Secara tipikal perilaku kesehatan pada anak-anak dapat dikatakan baik, memburuk pada remaja dan orang dewasa, namun meningkat kembali pada orang yang lebih tua.

c. Nilai Nilai-nilai sangat mempengaruhi kebiasaan perilaku sehat individu. Misalnya latihan bagi wanita sangat diinginkan bagi budaya tertentu tetapi tidak bagi budaya. d. Personal Control Persepsi bahwa kesehatan individu dibawah personal control juga menentukan perilaku sehat seseorang. Misalnya penelitian yang dilakukan pada Universitas Sumatera Utara 26 Health locus of control scale (Wallstone, Wallstone & DeVellis, 1978) yang mengukur derajat sejauh mana persepsi individu dapat mengontrol kesehatan mereka. e. Pengaruh Sosial Pengaruh sosial juga dapat mempengaruhi perilaku sehat individu. Keluarga, teman, dan lingkungan kerja dapat mempengaruhi perilaku sehat. f. Personal Goal Kebiasan perilaku sehat juga memiliki hubungan dengan tujuan personal (Eiser & Gentle, 1988). Jika tujuan menjadi atlet berprestasi merupakan tujuan yang penting, individu akan cenderung olah raga secara teratur dibandingkan jika hal itu bukan tujuan personal. g. Perceived Symptoms Kebiasaan sehat dikontrol oleh perceived symptoms. Misalnya perokok mungkin mengontrol perilaku merokok mereka berdasarkan sensasi pada paruparu mereka. h. Akses ke Health Care Delivery system Akses ke Health care juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Menggunakan program screen tuberkolosis, pap smear yang teratur, mamogram, imunisasi, merupakan contoh perilaku kesehatan yang secara langsung berhubungan dengan health care system. i. Faktor kognisi Perilaku kesehatan memiliki hubungan dengan faktor kognisi, seperti keyakinan bahwa perilaku tertentu dapat mempengaruhi kesehatan.

Menurut Green yang dikutip Notoadmodjo (2003), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni: 1. Faktor-faktor Predisposing (predisposing factor) Faktor-faktor predisposing adalah faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisikan terjadinya perilaku seseorang. Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap halhal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. 2. Faktor-faktor Pemungkin (enabling factor) Faktor-faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut juga faktor pendukung. Misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya. 3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factor) Faktor-faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun orang mengetahui untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun dari pemerintah daerah terkait dengan kesehatan. Notoatmodjo, S (2003). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Penerbit Rineka Cipta Cetakan Pertama: Jakarta.