BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kedudukan Proses Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Film dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

dalam sebuah penelitian. Dari keempat keterampilan berbahasa membaca merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran. Membaca merupakan seni atau art

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Berdasarkan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. beratkan pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang sangat sulit. Tidak dapat dipungkiri di negara kita ini masih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik cakap secara pengetahuan, tetapi juga cakap dalam ranah sikap dan keterampilan. Kecapakan tidak didapat dengan mudah, hal ini melibatkan upaya peserta didik dalam merespons kegiatan belajar yang diikuti. Kecakapan adalah buah proses pendidikan. Proses dalam menemukan nilai-nilai yang mampu membuat peserta didik terampil mengolah hasil yang didapat dalam proses belajar. Senada dengan yang diutarakan Dimyati dan Mudjiono (2006: 18), belajar merupakan proses internal yang kompleks, proses internal yang melibatkan seluruh mental yang meliputi, ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal tersebut mempertegas, kegiatan pendidikan yang dilakukan tidak hanya mengantarkan peserta didik pada tahap mengerti saja, tetapi juga mencipta peserta didik yang cakap dalam kemampuan mengimplementasikan hasil belajar. Dalam hal ini, pendidikan adalah ruang untuk dapat mencipta, artinya ada proses pembelajaran yang harus diutamakan bukan hanya dalam segi pengetahuan, akan tetapi dibarengi dengan sikap dan keterampilannya, serta memandang pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah proses belajar dan pembelajaran, dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketercapaian proses belajar dan pembelajaran tidak akan pernah lepas dari peran tiga unsur di dalamnya, yakni pendidik, peserta didik serta kurikulum yang 1

2 berlaku. Pendidik sebagai pemimpin di dalam kelas, maka sudah seharusnya menyiapkan program pembelajaran agar tercapainya tujuan dari pembelajaran; mulai dari menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program pembelajaran. Sekaitan dengan hal tersebut, program pembelajaran juga dipengaruhi oleh peran peserta didik di dalam kelas, dan keduanya berpatokan pada kurikulum yang berlaku. Adapun hal tersebut sesuai dengan apa yang kembali diungkapkan Dimyati dan Mudjiono (2006: 254), yakni sebagai berikut. program pembelajaran merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas tersebut terentang dari (i) konstruksi kurikulum dan pemberlakuan kurikulum di sekolah, (ii) tugas guru menyusun, melakasanakan, dan mengevaluasi program pembelajaran; dalam pelaksanaan pembelajaran guru memilih media dan sumber belajar, serta strategi mengajar yang sesuai dengan kurikulum, serta (iii) peran siswa dalam proses belajar yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut, kurikulum yang berlaku saat ini, yakni Kurikulum 2013 menyuguhkan beberapa keterampilan mencipta yang dibangun dari aspek menulis. Menulis merupakan keterampilan yang dibutuhkan pada zaman dewasa ini. Hampir setiap kegiatan membutuhkan keterampilan menulis. Keterampilan menulis tidak dapat diperoleh dengan cara mudah dan instan, tetapi butuh proses dan latihan. Menulis juga memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena menulis dapat membantu kita untuk menguraikan apa yang tersirat dalam pikiran kita. Seperti yang diungkapkan Tarigan (2008: 23), bahwa tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis atau kegiatan menulis merupakan kegiatan yang aktif-kreatif yang artinya selain mengerti, peserta didik haruslah mampu mengimplementasikan ke dalam sebuah tulisan atau karya yang

3 memiliki nilai guna. Sehubungan dengan aspek menulis tersebut, Kompetensi Dasar (KD) dalam Kurikulum 2013 menyertakan sebuah teks yang meminta peserta didik menulis secara kritis, yakni menulis teks ulasan film. Menulis ulasan film secara sederhana berarti memberi pendapat, komentar atau argumen yang bersifat memberi penilaian terhadap sesuatu karya, dalam hal ini sebuah film. Selintas akan terpikir begitu mudahnya kita untuk dapat memberikan suatu komentar, karena pada dasarnya ketika seseorang mengatakan jika api itu panas, maka itu merupakan sebuah komentar. Namun, hal serupa tidak akan menjadi begitu mudah, karena ada kaidah-kaidah dalam keterampilan menulis ulasan yang harus diperhatikan oleh penulis. Setalian dengan hal tersebut Kosasih (2014: 203) mengatakan bahwa dalam teks ulasan film disajikan banyak pendapat berdasarkan interpretasi atau penafsiran dari perspektif tertentu dengan disertai fakta-fakta pendukungnya. Dengan demikian, di dalam suatu penjelasan akan ada argumen dan fakta-fakta. Adapun keterkaitan dengan uraian di atas, menulis sebuah teks ulasan film akan menjadi jalan yang sangat baik untuk mencipta peserta didik yang kritis, yakni mampu tangkas secara nalar hingga sanggup berpikir logis, serta cermat dalam pengindraan hingga sanggup berpikir estetis. Sesuai dengan yang dipaparkan Munsyi (2012: 114), sebab di situ kita diuji untuk bisa belajar menjadi jujur, cendikia, dan punya nalar serta rasa keindahan, untuk dinilai juga oleh khalayak yang membaca tulisan kita, dan dengan begitu pun kita mesti pula objektif. Selain itu, penulis ulasan haruslah bijak dalam menyajikan tulisannya. Bijak di sini merupakan sifat yang harus dipatuhi penulis ulasan, artinya penulis ulasan

4 haruslah menulis sebuah kritik di dalamnya dengan objektif, serta lahir dari rasa peduli bukan iri hati yang bermaksud menjatuhkan sebuah karya, agar pembaca tulisannya dapat melihat tulisan yang disajikan adalah tulisan yang jujur. Seperti yang kembali diungkapkan Munsyi (2012: 114), kalau kritik kita anggap sebagai cara mengalirkan frustasi, dan tidak menginsyafi bahwa di balik ikhtiar itu kemungkinan tersembunyi perasaan iri, maka dengannya kita melakukan sesuatu yang mudah disimpulkan pembaca sebagai tulisan yang tidak jujur. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis berusaha untuk menyajikan sebuah inovasi dalam keterampilan menulis ulasan dengan cara berusaha mengoptimalkan kritik yang ada di dalamnya, sebagai bentuk komentar yang sistematis sesuai dengan kaidah penulisan teks ulasan. Hal tersebut yang membuat kita haruslah memahami sebuah kritik dengan berbagai tipe di dalamnya, agar mampu membuat sebuah penilaian dalam mengulas sebuah karya, yang bersifat memberi sebuah pengharapan, bukan sebaliknya pelecehan. Selain itu, menulis ulasan film akan menjadi lebih mudah namun tetap sesuai dengan kaidah penulisan dalam teks ulasan, dengan mencermati penilaian dalam bentuk kritik pada tulisannya. Menulis sebuah ulasan film merupakan cara untuk melahirkan para peserta didik yang kritis dan peduli terhadap suatu yang bernilai (karya), namun hal ini tidak akan mudah dalam proses pembelajaran serta pelatihannya. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam pembelajaran menulis teks ulasan film, pendidik perlu menggunakan metode pembelajaran yang menarik, efektif serta menyenangkan agar dalam proses pembelajaran menulis teks ulasan film tersebut, peserta didik tidak merasa bosan hingga dapat menikmati proses pembelajaran yang berujung

5 pada lebih mudahnya peserta didik dalam mempelajarinya. Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk mengetahui kemampuan peserta didik mengoptimalkan tipe kritik dalam memproduksi teks ulasan film. Metode pembelajaran yang digunakan dalam memproduksi teks ulasan film ini, yakni metode kolaborasi. Metode kolaborasi ini dianggap dapat menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan menulis sebuah teks ulasan film. Metode kolaborasi menurut Alwasilah (2013: 21), merupakan suatu metode pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi. Metode ini dianggap cocok dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film karena secara sederhana, dalam konteks apapun pekerjaan akan lebih mudah jika tidak dilakukan dengan seorang diri, maka metode kolaborasi akan membantu peserta didik menikmati proses dalam menyempurnakan tulisannya, dengan mengandalkan kerjasama untuk memecahkan masalah yang dihadapi tanpa harus merasa terbebani oleh sebuah tugas sekolah. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Optimalisasi Tipe Kritik dalam Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Film Menggunakan Metode Kolaborasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Bandung.

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terdapat dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya menulis teks ulasan film, yaitu sebagai berikut. 1) Pentingnya peran pendidik dalam menyiapkan program pembelajaran, sebagai bentuk motivasi pada peserta didik. 2) Kemampuan peserta didik pada kegiatan menulis, khusunya menulis teks ulasan film. 3) Kemampuan peserta didik mengoptimalkan tipe kritik dalam teks ulasan film, sebagai upaya mengefektifkan proses dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film. 4) Penggunaan metode dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film yang kurang menarik, kurang bervariasi dan membosankan, yang dapat menyulitkan peserta didik dalam proses belajarnya. 1.3 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.3.1 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah disampaikan di atas, penulis akan memaparkan beberapa permasalahan sebagai berikut. 1) Mampukah penulis merencanakan, melaksankan, serta menilai proses optimalisasi tipe kritik dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan

7 film menggunakan metode kolaborasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandung? 2) Mampukah siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandung mengoptimalkan tipe kritik dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film menggunakan metode kolaborasi secara tepat? 3) Efektifkah metode kolaborasi digunakan untuk mengoptimalkan tipe kritik dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandung? 1.3.2 Batasan Masalah Dalam setiap penelitian pasti terdapat masalah. Masalah-masalah tersebut haruslah dibatasi agar tidak menyimpang dan lebih terarah dari permasalahan sebelumnya. Oleh karena itu, penulis akan membatasi cakupan penelitian hanya pada masalah berikut ini. 1) Kemampuan penulis yang diukur terbatas pada perencanaan yang meliputi penyusunan perangkat pembelajaran (RPP, silabus, dan bahan ajar), pelaksanaan dan penilaian optimalisasi tipe kritik dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film menggunakan metode kolaborasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Bandung. 2) Kemampuan siswa kelas XI SMAN 9 Bandung yang diukur adalah keterampilan mengoptimalkan tipe kritik eksposisi dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film dengan menggunakan metode kolaborasi.

8 3) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode kolaborasi yang memaksimalkan teman sejawat sebagai pengoreksi, dengan membagi siswa ke dalam 7-8 kelompok. 1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Untuk memecahkan permasalahan yang terdapat dalam latar belakang dan rumusan masalah perlu ada tujuan yang jelas. Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai optimalisasi tipe kritik dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film menggunakan metode kolaborasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandung. 2) Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandung terkait mengoptimalkan tipe kritik eksposisi dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film. 3) Untuk mengetahui keefektifan motode kolaborasi yang digunakan terkait mengoptimalkan tipe kritik eksposisi dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandung.

9 1.4.2 Manfaat Penelitian Segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia tentu diharapkan memiliki manfaat bagi dirinya atau bagi lingkungan. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan ini tentu harus memberikan manfaat. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi Penulis Kegiatan penelitian ini merupakan pengalaman berharga dalam melakukan praktik penelitian pembelajaran bahasa dalam keterampilan menulis. Selain itu, dengan penelitian ini, penulis dapat meningkatkan kreatifitas dan kompetensi dalam mengajar. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat menambah wawasan penulis mengenai penggunaan metode kolaborasi terkait optimalisasi tipe kritik dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 9 Bandung. 2) Bagi Guru Pengajar Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini bisa dijadikan langkah yang digunakan guru untuk mengemas pembelajaran menjadi suatu hal yang menyenangkan. Selain itu, hasil penelitian ini pula dapat dijadikan suatu referensi lain untuk memilih metode pembelajaran yang menarik, khususnya dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film. 3) Bagi Peserta didik Hasil penelitian ini dapat memotivasi peserta didik untuk terus berlatih menulis dengan baik dan meningkatkan kemampuan berpikir secara kritis dalam menerima informasi. Serta dengan metode pembelajaran yang ber-

10 variasi dapat memancing minat peserta didik dalam mempelajari bahasa Indonesia. 4) Bagi Peneliti Lanjutan Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dasar penelitian sebagai bahan referensi dan sumbangan pemikiran untuk pengembangan metode kolaborasi terkait optimalisasi tipe kritik pembelajaran memproduksi teks ulasan film. 1.5 Kerangka Pemikiran Sugiyono (2014: 91) mengatakan, bahwa kerangka berpikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Setalian dengan hal tersebut Sugiyono (2014: 92) kembali mengatakan, bahwa kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerangka pemikiran merupakan rancangan atau pola pikir yang menjelaskan hubungan antara variabel atau permasalahan yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan untuk dianalisis serta dipecahkan sehingga dapat dirumuskan sebuah hipotesis. Adapun penjelasan yang lebih jelas dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

11 Bagan 1.1 Kondisi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Guru kurang kreatif dan inovatif Metode pembelajaran yang Kurang menarik dan variatif Kurang minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Guru menggunakan metode kolaborasi dan menyampaikan materi dengan baik Siswa diberi motivasi agar mampu aktif dan kreatif dalam pembelajaran Optimalisasi tipe kritik dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film Siswa mampu mengoptimalkan tipe kritik dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film secara efektif

12 1.6 Asumsi dan Hipotesis 1.6.1 Asumsi Asumsi adalah sebuah titik tolak pemikiran yang keberadaanya diterima oleh penulis. Seperti yang diungkapkan Arikunto (2013: 107), bahwa anggapan dasar atau asumsi adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan dengan jelas. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mempunyai asumsi sebagai berikut. 1) Penulis telah lulus perkuliahan MKDK (Mata Kuliah Dasar Keguruan) di antaranya Penulis beranggapan telah mampu mengajarkan bahasa dan satra Indonesia telah mengikuti perkuliahan Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di antaranya: Pendidikan Pancasila, Penglingsosbudtek, Intermediate English For Education, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan; Mata Kuliah Keahlian (MKK) di antaranya: Teori Sastra Indonesia, Teori dan Praktik Menyimak, Teori dan Praktik Komunikasi Lisan; Mata Kuliah Berkarya (MKB) di antaranya: Analisis Kesulitan Membaca, SBM Bahasa dan Sastra Indonesia, Penelitian Pendidikan; Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) di antaranya: Pengantar Pendidikan, Psikologi Pendidikan, Profesi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran; Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) di antaranya: PPL I (Microteaching), dan KPB/KKN. 2) Memproduksi teks ulasan film adalah salah satu materi pembelajaran yang terdapat dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia KD 4.2 (Tim Depdiknas, 2014: 76).

13 3) Metode kolaborasi menurut Alwasilah (2013: 21) merupakan suatu metode pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi. Metode kolaborasi diperkirakan cocok dalam pembelajaran memproduksi teks ulasan film karena secara sederhana, dalam konteks apapun pekerjaan akan lebih mudah jika tidak dilakukan dengan seorang diri, maka metode kolaborasi akan membantu peserta didik menikmati proses dalam menyempurnakan bentuk tulisannya, dengan mengandalkan kerjasama untuk memecahkan masalah yang dihadapi tanpa harus merasa terbebani oleh sebuah tugas sekolah. 1.6.2 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang perlu dibuktikan melalui sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut. 1) Penulis mampu merencanakan, melaksanakan, dan menilai optimalisasi tipe kritik dalam pembelajaran memproduksi ulasan film menggunakan metode kolaborasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandung tahun pelajaran 2015/2016. 2) Siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandung mampu mengikuti optimalisasi tipe kritik eksposisi dalam pembelajaran memproduksi ulasan film menggunakan metode kolaborasi. 3) Metode Kolaboratif efektif digunakan terkait optimalisasi tipe kritik eksposisi dalam pembelajaran memproduksi ulasan film pada siswa kelas XI SMA Negeri 9 Bandung.

14 1.7 Definisi Operasional Definisi operasional dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan atau salah penafsiran terhadap istilah-istilah dalam judul penelitian. Istilah-istilah dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Optimalisasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal. Optimalisasi dapat pula diartikan, upaya mengoptimalkan sesuatu yang sudah ada, ataupun merancang dan membuat sesuatu secara optimal. 2) Tipe kritik mengacu pada bagian inti dari ulasan, yaitu penilaian/evaluasi yang bersifat kritik. Kritik dibagi dalam empat jenis, salah satunya yakni tipe kritik eksposisi, tulisan kritik dengan menyertakan jalan keluar atau solusi atas kritik yang diungkapkan. 3) Pembelajaran adalah suatu proses mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh. 4) Memproduksi adalah menghasilkan atau mengeluarkan hasil. 5) Teks ulasan film adalah jenis teks yang berisi ulasan/review tentang suatu karya berdasarkan aspek-aspek tertentu. 6) Metode kolaborasi merupakan suatu metode pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi. Secara sederhana, dalam konteks apapun pekerjaan akan lebih mudah jika tidak dilakukan dengan seorang diri, maka metode kolaborasi akan membantu peserta didik menikmati proses dalam menyempurnakan bentuk tulisannya, dengan mengandalkan kerjasama untuk memecahkan masalah yang dihadapi tanpa harus merasa terbebani oleh sebuah tugas sekolah.

15 Berdasarkan uraian tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa optimalisasi tipe kritik dalam pembelajran memproduksi teks ulasan film adalah proses untuk mengoptimalkan sebuah kritik yang ada dalam sebuah teks ulasan sehingga siswa mampu lebih efektif dalam memproduksi teks ulasan film. Metode yang digunakan, yakni metode kolaborasi yang diharapkan mampu membantu siswa dalam mengapresiasi sebuah film, serta menulis secara efektif. Selain itu, metode ini membantu peserta didik menikmati proses dalam menyempurnakan tulisannya, dengan mengandalkan kerjasama untuk memecahkan masalah yang dihadapi tanpa harus merasa terbebani oleh sebuah tugas sekolah. 1.8 Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi adalah sebuah rancangan atau sistematika skripsi yang di dalamnya berisi tentang bagian pembuka skripsi, bagian isi dan bagian penutup skripsi. Adapun struktur organisasi skripsi yang berjudul Optimalisasi Tipe Kritik dalam Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Film Menggunakan Metode Kolaborasi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016 ini memiliki rancangan sebagai berikut. BAB I Dalam bab ini penulis memaparkan pendahuluan yang di dalamnya berisi tentang latar belakang pelaksanaan penelitian. Selain itu penulis memaparkan perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, kerangka pemikiran, asumsi, hipotesis sampai dengan definisi operasional yang menyampaikan definisi

16 setiap variabel yang digunakan oleh penulis. Dalam bab ini diharapkan pembaca dapat tergambarkan mengenai penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis. Dengan tersusunnya bab ini, menjadi awal dari langkah berikutnya bagi peneliti dalam melaksankan sebauh penelitian. Penulis menyampaikan secara terperinci alasan dan sebab dilakukannya penelitian yang berjudul Optimalisasi Tipe Kritik dalam Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Film Menggunakan Metode Kolaborasi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016. Dalam bab ini penulis hanya memperkenalkan masalah yang muncul dalam penelitian. BAB II Pada bab II berisikan tentang kajian teori dari berbagai sumber yang meyakinkan serta analisis pengembangan materi pelajaran yang diteliti. Di dalam bab ini, penulis mengemukakan pendapat serta memberikan kutipan dari berbagai sumber terpercaya untuk menguatkan teorinya. Penulis menyusun dan merancang penyampaian teori dengan efektif agar tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Dalam bab ini, penulis melakukan studi pustaka terhadap setiap variabel yang disajikan. Penulis berharap dengan berbagai sumber yang digunakan dari para ahli akan membantu penulis dalam penelitian ini, sehingga segala pernyataan yang diungkapkan atas dasar hasil pemikiran yang ditunjang dengan berbagai teori yang terpercaya. Selain itu, dalam bab ini penulis mendapatkan banyak informasi dan wawasan akan objek penelitian yang sedang dilakukan.

17 BAB III Pada bab III, di dalamnya berisi penjabaran secara terperinci mengenai metode penelitian. Dalam bab ini, disampaikan pula komponen-komponen yang disajikan penulis tentang persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Komponen-komponen yang dimaksud adalah sebagai berikut. a. Metode penelitian b. Desain Penelitian c. Partisipan/populasi dan sampel d. Instrumen penelitian e. Prosedur penelitian f. Rancangan analisis data Berdasarkan komponen di atas, penulis menggambarkan rencana dan persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan penelitian di lapangan, sehingga data akan diperoleh dan dapat diolah pada bab selanjutnya. Dalam bab ini, instrumen penelitian menjadi hal yang penting dalam pengumpulan data (data collection). Selain untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, dalam instrumen penelitian juga terdapat penilaian terhadap pelaksanaan penelitian oleh penulis yang diberikan oleh guru mata pelajaran pada saat penelitian berlangsung di tempat penelitian. BAB IV Pada bab IV penulis menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal utama yaitu:

18 a. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pernyataan penelitian, hipotesis, dan tujuan penelitian. b. Pembahasan atau analisis temuan. Dalam pengolahan atau analisis data penulis melakukan perhitungan secara statistika. Penulis melakukan pengolahan data agar mendapatkan hasil yang konkret dari penelitian yang telah dilakukan. Setelah hasil didapatkan, maka penulis dapat menyimpulkan keberhasilan penelitian yang dilakukan. BAB V Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Penulis menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Dalam bab ini, penulis berharap pembaca dapat memaknai serta memanfaatkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan penulis. Selain itu, penulis memberikan saran terkait penelitian yang dilakukan. Saran yang diberikan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, pengajar, peserta didik maupun kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.