BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah hasil seni kreatif manusia yang menampilkan gambaran tentang kehidupan manusia, menggunakan seni bahasa sebagai mediumnya. Karya sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita) untuk memberikan suatu pengimajian dengan bahasa yang indah. Karya sastra mengandung makna berupa pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Namun, makna dan pesan ini sering disampaikan secara tersirat atau tidak jelas, sehingga pembaca sulit untuk mendapatkan pesan yang ingin disampaikan. Wellek dan Werren (1995:25) menyatakan Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni, segala sesuatu yang tertulis dan tercetak, karya imajinatis. Sastra bukan merupakan suatu komunikasi praktis, melainkan suatu komunikasi yang mengandung makna. Salah satu bentuk karya sastra adalah puisi. Puisi dapat menyampaikan pesan, ide, dan amanat kepada orang lain. Oleh karena itu, pembaca diharapkan memiliki sikap kritis untuk mampu menganalisis dan menemukan makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Puisi adalah ungkapan perasaan atau pikiran penyair yang dirangkai menjadi suatu bentuk tulisan yang mengandung makna. Puisi merupakan hasil imajinasi manusia yang diperoleh dari sebuah kesadaran manusia, baik berupa
pengalaman manusia ataupun sebuah gagasan. Pengungkapan puisi berbeda dengan pengungkapan prosa. Dalam puisi terdapat pemadatan bahasa dan pokok pikiran, sedangkan pada prosa bersifat menerangjelaskan secara terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain. Menurut Altenbernd (dalam Pradopo, 1995:5) puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum). Puisi bersifat abstrak dan imajinatif, maka dapat saja menceritakan sesuatu hal yang sudah atau yang belum terjadi, yang mungkin dan yang tidak mungkin terjadi. Penyampaian puisi juga kadang dilambangkan dengan bendabenda lain atau diibaratkan dengan simbol atau tanda. Puisi yang disampaikan pengarang hanya dapat diketahui wujud aslinya oleh pengarang yang bersangkutan karena daya imajinasi yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Dalam menulis puisi, pengarang berbicara kepada pembaca dengan kata-kata yang mengandung makna di dalamnya, seperti makna simbolis, yaitu penanda tidak merupakan sebab atau akibat dan tidak merupakan gambaran langsung dari petanda tetapi hubungan antara tanda dan acuannya telah terbentuk secara konvensional. Simbol berasal dari suatu kajian semiotik yang dapat dianalisis sesuai dengan bentuknya. Semiotik merupakan ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Hal tersebut bisa berupa pengalaman, pikiran, dan gagasan. Maka yang dapat menjadi tanda bukan hanya dalam bentuk bahasa saja, melainkan berbagai hal yang dapat melengkapi kehidupan manusia.
Secara umum, semiotik didefenisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi. Semiotik dapat meliputi tanda-tanda visual dan verbal yang berupa tanda/sinyal yang dapat diakses dan diterima oleh seluruh indra. Tanda- tanda tersebut akan membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan pesan atau informasi secara tertulis disetiap kegiatan dan perilaku manusia. Berdasarkan hal di atas, suatu karya sastra dapat dikaji berdasarkan semiotik karena karya sastra merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna. Tanpa memperhatikan sistem tanda, makna, dan konvensi tandanya karya sastra tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal, begitu juga dengan konsepkonsep yang dimiliki semiotik. Salah satu konsep semiotik yang dekat hubungannya dengan karya sastra yang berbentuk puisi adalah simbol. Hal ini disebabkan bahwa puisi merupakan genre sastra yang memiliki daya pengimajian yang tinggi. Puisi juga memiliki ekspresi dan persepsi yang sangat membangun. Maka dari itu karya sastra yang menempati posisi yang sangat istimewa adalah puisi, karena bahasa yang dipakai dalam puisi tersebut memakai bahasa estetis yang ditampilkan secara sublim, yaitu menunjukkan keindahan dalam bentuk yang tinggi. Untuk mengetahui dan mengerti bahasa puisi, perlu diadakan analisis agar makna yang ingin disampaikan pengarang dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca.
Kumpulan puisi W.S. Rendra (Rendra) Doa untuk Anak Cucu banyak menggunakan penyimbolan. Kumpulan puisi ini menggunakan pilihan kata yang sangat efektif. Perulangan yang sering kali ditampilkan Rendra yang kelihatan sebagai pemborosan, digunakan dengan efektif untuk membentuk keindahan. Kata-kata yang digunakan Rendra adalah kata-kata biasa, tetapi menggunakan penyimbolan. Seperti dalam puisi Syair Mata Bayi, Rendra menyebutkan Mata yang memiliki arti denotasi berupa panca indra yang berfungsi untuk melihat, tetapi dalam puisinya Rendra tidak hanya ingin menyebutkan panca indra tersebut, tetapi Rendra melambangkan mata untuk menggambarkan setiap perilaku manusia. Mata memiliki kedalamannya tersendiri, mata menunjukkan suasana hati, pikiran dan setiap yang terjadi pada diri manusia. Seperti dalam Baris pertama /aku merindukan mata bayi/ Rendra menggunakan simbol pada kata /mata bayi/ dengan makna suatu kemurniaan, kepolosan, dan ketulusan. Simbol yang digunakan Rendra dalam syair mata bayi ini berupa privat symbol yaitu simbol yang secara khusus diciptakan dan digunakan oleh pengarang. Kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu merupakan puisi Rendra yang belum pernah dipublikasikan. Berdasarkan hal di atas, sangat tepat jika kumpulan puisi Rendra dianalisis berdasarkan pendekatan semiotik agar pembaca lebih mudah memahami. 1.2 Masalah
1. Bagaimanakah penggunaan simbolis yang terdapat dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra? 2. Bagaimanakah makna simbolis dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra? 1.3 Tujuan dan manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Berdasarkan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana pengarang menggunakan simbolis dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra. 2. Untuk memahami makna simbolis dalam kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu Karya W.S. Rendra. 1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis, manfaat hasil penelitian ini adalah sbagai berikut 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujikan analisis makna simbolis yang terdapat dalam puisi. 2. Bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca atau masyarakat untuk lebih memahami dan mengetahui makna yang disampaikan dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.S.Rendra. 1.3.2.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Menambah khasanah pengetahuan bagi pengembangan Sastra Indonesia khususnya puisi. 2. Menambah khasanah pengetahuan bagi penengembangan analisis makna simbolis yang terdapat dalam kumpulan Puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra.