AYU CANDRA RAHMAWATI J

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

B A B I P E N D A H U L U A N

AKTIVITAS FISIK DAN RASIO KOLESTEROL (HDL) PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seimbang akan mempengaruhi rasio lingkar pinggang pinggul menjadi

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

Jl.Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk Jakarta Barat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pemeliharaan Kesehatan terhadap Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) memiliki berbagai perubahan fungsi organ, salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana manusia akan kehilangan daya imunitasnya

HUBUNGAN ASUPAN SERAT DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ilmu kimia kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan darah dan oksigen sesuai kebutuhan. 1 PJK masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Profil kesehatan masyarakat di negara-negara industri telah berubah secara

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Serat dibutuhkan untuk mendukung tingkat kesehatan yang optimal. Serat merupakan komponen makanan yang penting terutama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

BAB I PENDAHULUAN. lemak yang seimbang adalah satu banding satu antara asupan lemak jenuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem tingkat resiko penyakit jantung koroner.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANFAAT DIET PADA PENANGGULANGAN HIPERKOLESTEROLEMI. Dr.T.BAHRI ANWAR BAGIAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian

Manfaat Diet Pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

Transkripsi:

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN RASIO ANTARA TOTAL KOLESTEROL DAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun Oleh : AYU CANDRA RAHMAWATI J 310 004 002 PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang timbul akibat penyempitan pada arteri koronaria, sehingga menggangu aliran darah ke otot jantung. Penyebab terbanyak dari penyempitan tersebut adalah arterosklerosis (Lubis, 2007). Penyakit Kardiovaskular (PKV) yang di dalamnya termasuk PJK menempati urutan pertama penyebab kematian yaitu 16% pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992. Pada SKRT 1995 meningkat menjadi 18,9%. Hasil Sensus Kesehatan Masyarakat 2001 menunjukan angka kejadian PJK meningkat menjadi 26,4% (Yahya, 2007). Peningkatan prevalensi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain asupan lemak yang tinggi dan kurangnya tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Proses PJK di dahului oleh proses arterosklerosis, berawal dari penumpukan kolesterol terutama Low Density Lipoprotein (LDL) di dinding arteri (Kusmana, 2007). Hal tersebut mengakibatkan pembuluh darah koroner menyempit, sehingga pasokan oksigen dan darah berkurang yang menyebabkan kinerja jantung terganggu dan menimbulkan nyeri dada (Maulana, 2007). Faktor risiko terjadinya PJK antara lain asupan lemak yang tinggi dan kurangnya tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Menurut Diet-Heart 1

2 hipotesis asupan tinggi lemak, kolesterol, dan asupan rendah lemak tidak jenuh akan meningkatkan kadar total kolesterol (Willett, 1998). Kadar kolesterol darah tinggi, dipengaruhi oleh seringnya mengkonsumsi makanan yang tinggi kolesterol. Semakin banyak konsumsi makanan berlemak, akan semakin besar peluangnya untuk menaikkan kadar kolesterol total dan menurunkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar HDL darah yang rendah akan berpengaruh pada rasio total kolesterol dan HDL, yang dapat digunakan untuk memprediksi risiko PJK. Semakin tinggi angka rasio total kolesterol dan HDL akan semakin tinggi pula risiko kejadian PJK (Bronchu et al., 2000). Lemak jenuh akan merangsang hati untuk memproduksi banyak kolesterol sehingga lemak jenuh akan menyebabkan pengurangan pembuangan LDL dalam darah. Peningkatan asupan lemak jenuh berhubungan dengan tingginya total kolesterol dan kematian akibat PKV (Kromhout et al., 2000). Lemak tak jenuh tunggal dapat membantu munurunkan kadar LDL dan dapat meningkatkan kadar HDL dalam darah (Mensink,1994; de Lorgeril et al., 1998). Lemak tak jenuh ganda umumnya juga menurunkan kadar kolesterol darah, namun juga menurunkan kadar HDL (Almario et al., 2001). Asupan lemak yang berlebihan didalam tubuh mengakibatkan timbunan plak pada arteri koronaria sehingga mempersempit pembuluh darah koroner yang dapat menyebabkan serangan jantung. Salah satu cara untuk menghambat terjadinya timbunan plak pada arteri koronaria

3 adalah dengan rutin melakukan aktifitas fisik, bahkan dengan waktu singkat dapat mengurangi risiko PJK (Lee et.al.,2000). Aktivitas fisik berupa olahraga dan kegiatan harian yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan konsentrasi HDL kolesterol dan bermanfaat untuk mencegah timbunan lemak di dinding pembuluh darah (arterosklerosis). Suatu study kasus-kelola oleh Eaton dkk (1995) melaporkan bahwa risiko PJK menjadi dua kali lipat pada wanita yang kurang aktivitas fisiknya. Pada orang-orang yang terbiasa melakukan aktivitas fisik secara rutin umumnya meningkatkan daya kontraksi jantung, memperlebar pembuluh darah jantung yang mempengaruhi pada peningkatan suplai darah dan oksigen. Keadaan ini akan meningkatkan stabilitas kerja sistem jantung (Soeharto, 2004). Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis untuk memperoleh gambaran lebih jelas, mengenai asupan lemak dan aktivitas fisik pada pasien PJK. Maka penulis mengadakan penelitian di RSUD Dr. Moewardi Surakarta karena tinginya angka jumlah pasien PJK di rawat jalan Poliklinik Kardiologi. Pada Bulan November 2007 terdapat kedatangan kunjungan pasien sebesar 203 orang pasien dan terdapat pasien baru sebanyak 12 orang. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada hubungan asupan lemak yang meliputi asupan lemak total, asupan lemak jenuh, asupan lemak tak jenuh tunggal, asupan

4 lemak tak jenuh ganda dan asupan kolesterol dengan rasio antara total kolesterol dan HDL pada penderita PJK di rawat jalan RSUD DR. Moewardi Surakarta? 2. Apakah ada hubungan aktivitas fisik terhadap rasio antara total kolesterol dan HDL pada penderita PJK di rawat jalan RSUD DR. Moewardi Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan asupan lemak yang meliputi asupan lemak total, asupan lemak jenuh, asupan lemak tak jenuh tunggal, asupan lemak tak jenuh ganda, asupan kolesterol, dan aktivitas fisik dengan rasio antara total kolesterol dan HDL pada penderita PJK di Poliklinik Kardiologi RSUD DR. Moewardi Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan karateristik pasien PJK b. Menganalisis hubungan asupan lemak total dengan rasio antara total kolesterol dan HDL pada pasien PJK. c. Menganalisis hubungan asupan lemak jenuh dengan rasio antara total kolesterol dan HDL pada pasien PJK d. Menganalisis hubungan asupan lemak tak jenuh tunggal dengan rasio antara total kolesterol dan HDL pada pasien PJK.

5 e. Menganalisis hubungan asupan lemak tak jenuh ganda dengan rasio antara total kolesterol dan HDL pada pasien PJK. f. Menganalisis hubungan asupan kolesterol dengan rasio antara total kolesterol dan HDL pada pasien PJK. g. Menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan rasio antara total kolesterol dan HDL pada pasien PJK. D. Manfaat 1. Bagi Instansi Rumah Sakit Memberikan informasi bagi rumah sakit mengenai hubungan asupan lemak yang meliputi kolesterol, lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda dan aktivitas fisik dengan kadar rasio total kolesterol /HDL dan sebagai bahan untuk menentukan strategi yang lebih baik yang akan digunakan bagi instalasi gizi di rumah sakit dalam pemberian informasi mengenai asupan lemak yang sebaiknya dikonsumsi bagi penderita PJK. 2. Bagi Ahli Gizi a. Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan gizi dan memberikan informasi mengenai hubungan asupan lemak yang meliputi kolesterol, lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda dan aktivitas fisik dengan kadar rasio antara total kolesterol dan HDL. b. Memperoleh data yang dapat digunakan sebagai acuan kebijakan pemberian diet jantung.

6 3. Bagi Pasien PJK Menambah informasi dan pengetahuan bagi PJK mengenai hubungan asupan lemak yang meliputi kolesterol, lemak jenuh, lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda dan aktivitas fisik dengan kadar rasio antara total kolesterol dan HDL.