BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. a. Universal (universality), dimana karakteristik yang dipilih harus dimiliki oleh setiap orang.

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

SISTEM PENGENALAN INDIVIDU MELALUI IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS DISKRIMINATOR SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. macam aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses autentikasi itu sendiri adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan

Muhammad Reza Rukmana 1 Fakultas Informatika Universitas Telkom, Jalan Telekomunikasi No 1, 40257, Bandung, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. identitas individu baik secara fisiologis, sehingga dapat dijadikan alat atau

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. istem biometrika merupakan teknologi pengenalan individu dengan menggunakan bagian tubuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pikir

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem analog menjadi sistem komputerisasi. Salah satunya adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI BIOMETRIKA PENCOCOKAN CITRA DAUN TELINGA BERBASIS TEKSTUR DAN BENTUK MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAN CHAIN CODE

Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah. M.FAIZ WAFI Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN I-1

JARINGAN SARAF TIRUAN PADA BIOMETRIKA DETEKSI CITRA GARIS TELAPAK TANGAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

MENGENAL TEKNOLOGI BIOMETRIK

Keamanan Komputer. Biometric MOH DIDIK R, MT. MELWIN SYAFRIZAL, S.KOM., M.ENG. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. tujuan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan laporan dari Tugas Akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN ANTARMUKA PERANGKAT LUNAK PRESENSI SIDIK JARI

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini terbagi menjadi enam bagian yang masing-masing akan

Pengembangan dan Pengujian Antarmuka Perangkat Lunak Presensi Sidik Jari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengenalan Pola Garis Telapak Tangan Menggunakan Metode Fuzzy K- Nearest Neighbor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REVIEW ALGORITMA PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN PENCOCOKAN CITRA BERBASIS FASA UNTUK SIDIK JARI KUALITAS RENDAH

KINERJA PENGENALAN SISTEM BIOMETRIK TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI BERBASIS GELOMBANG SINGKAT BIORTOGONAL

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK

Pembentukan Vektor Ciri Dengan Menggunakan Metode Average Absolute Deviation (AAD)

ANALISIS SISTEM VERIFIKASI DENGAN MENGGABUNGKAN BIOMETRIKA TELAPAK TANGAN DAN GEOMETRI TANGAN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Perbandingan Metode-Metode Pembangkitan Kunci Berdasarkan Fitur Biometrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perancangan Verifikasi Menggunakan Garis-Garis Telapak Tangan DESIGN VERIFICATION USING PALMPRINT

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA SILUET ORANG BERJALAN MENGGUNAKAN SUDUT SETENGAH KAKI

BAB I PERSYARATAN PRODUK

Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan swasta terkemuka di Yogyakarta yang mengalami perkembangan

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, lingkup tugas akhir, metodologi pengerjaan tugas akhir,

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan teknologi, teknik pengenalan individu secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Sistem Pengenalan Individu Berbasis Sidik Jari pada Pengembangan Portal Otomatis

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemograman juga mengalami peningkatan kerumitan dan fungsi. Salah satu bidang

Pengujian Pengenalan Wajah Menggunakan Raspberry Pi

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN DATA BERSKALA BESAR MENGGUNAKAN METODE HYBRID MINUTIAE DAN FILTER GABOR. Oleh : Siswo Santoso

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

KINERJA PENGENALAN SISTEM BIOMETRIK TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI BERBASIS GELOMBANG SINGKAT BIORTOGONAL

1. Pendahuluan Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. identifikasi (Naseem, 2010). Sudah banyak sistem biometrik yang dipakai pada

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

PENGEMBANGAN PROGRAM VERIFIKASI TELAPAK TANGAN DENGAN METODE MENGHITUNG PANJANG DAN LEBAR RUAS JARI ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN APLIKASI IDENTIFIKASI BIOMETRIKA TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN METODE FREEMAN CHAIN CODE

Autentikasi Identitas

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah

PERANCANGAN APLIKASI IDENTIFIKASI BIOMETRIKA TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN METODE FREEMAN CHAIN CODE

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang berharga di dalam masyarakat. Oleh karena itu maka dibutuhkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN (PALMPRINT) DENGAN EKSTRAKSI FITUR DIMENSI FRAKTAL DAN LACUNARITY ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika

SEMINAR TUGAS AKHIR M. RIZKY FAUNDRA NRP DOSEN PEMBIMBING: Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manuasia. Biometrika telah lama dikenal sebagai pendekatan yang kuat untuk melakukan identifikasi pada seseorang (Sanjekar, dkk. 2013). Biometrika yang berarti mengukur karakteristik pembeda (distinguishing traits) pada badan atau perilaku seseorang yang digunakan untuk melakukan pengenalan secara otomatis terhadap identitas orang tersebut, dengan membandingkan karakteristik yang sebelumnya telah disimpan pada suatu database (Putra, 2009). Sistem biometrika mengidentifikasi atau memverifikasi seseorang berdasarkan karakteristik fisiologis atau fisik seperti sidik jari, wajah, telapak tangan, iris dll atau karakteristik perilaku seperti suara, gaya penulisan, dan gaya berjalan. Secara teoritis, setiap karakteristik fisiologis atau perilaku manusia dapat digunakan untuk membuat identifikasi pribadi asalkan memenuhi persyaratan seperti: universal (universality), membedakan (distinctiveness), permanen (permanence) dan kolektabilitas (collectability). Sistem identifikasi biometrika tidak dapat salah, terlupakan, ditebak ataupun mudah dibuat. Unimodal biometrika adalah sistem biometrika yang bergantung pada satu sumber informasi dalam melakukan identifikasi. Srivastava dkk. (2013) menyatakan bahwa pendekatan fitur biometrika tunggal (unimodal) tidak dapat diandalkan dan kurang aman, serta memiliki keterbatasan dalam hal akurasi, tingkat pendaftaran (enrolment rates) dan kerentanan terhadap spoofing (Sashidar, dkk 2010). Selain itu sistem biometrika unimodal juga masih memiliki keterbatasan, dimana: (1) Data mengandung derau (noise), sensor yang digunakan rentan akan kerusakan atau tidak bagus. (2) Data variasi intra-class, data yang diperoleh tidak sama dengan data yang digunakan saat pendaftaran template. (3) Kemiripan interclass, ciri biometrika antarpengguna yang satu dengan yang lain saling tumpang

tindih (overlap). (4) Tidak universal, beberapa orang tidak dapat memberikan biometrika yang diperlukan karena sakit atau disabilitas (Sanjekar dkk, 2013). Multimodal biometrika mampu secara efektif mengatasi sebagian besar kekurangan yang ada pada unimodal biometrika. Dimana multimodal biometrika merupakan sistem biometrika yang menggunakan lebih dari satu sumber informasi. Multimodal biometrika memiliki kinerja tebih tinggi dan memiliki keunggulan dari uniodal biometrika seperti : (1) akurasi yang lebih tinggi, tingkat kesalahan yang lebih rendah dari pada sistem unimodal karena integrasi dari berbagai sumber informasi. (2) noise resistance, karena data yang mengandung noise dapat ditutupi oleh data lainnya. (3) universality. (4) anti spoofing attacks, tidak mudah untuk menyerang beberapa ciri dalam waktu yang sama (Peng, dkk 2014). Multi representasi yang digunakan merupakan penggabungan beberapa representasi dari biometrika telapak tangan. Multi representasi telapak tangan tersebut adalah pada palmprint yang diekstraksi teksturnya menggunakan metode 2D gabor serta time series dan pada hand geometry (geometri tangan) diekstraksi menggunakan shape number serta geometrical measurements. Pemilihan palmprint dan hand geometry yaitu dapat menggunakan sensor tunggal pada proses akusisi dan bersifat low cost. Pada penelitian ini digunakan citra foto telapak tangan yang berada pada papan pasak (pasak adalah pemisah antar jari). Palmprint juga memiliki kelebihan seperti yang dinyatakan oleh Hu dkk (2008), dibandingkan biometrika lain palmprint memiliki beberapa kelebihan: (1) palmprint memiliki informasi yang lebih khas daripada sidik jari, (2) perangkat atau alat untuk palmprint jauh lebih murah daripada perangkat iris, (3) palmprint berisi fitur tambahan seperti garis-garis utama (principle lines) dan kusut (wrinkles) serta dapat diperoleh dari gambar beresolusi rendah, (4) dengan menggabungkan dengan fitur dari telapak tangan, seperti geometri telapak (palm geometry), pola fitur bukit dan lembah (ridges and valley), serta garis-garis utama (principle lines) dan kusut (wrinkles) dimungkinkan membangun sistem biometrika yang sangat akurat. Hu dkk (2008) mengembangkan pengenalan palmprint berbasis multiple feature information fusion, yaitu menggunakan berbagai cara dalam mendapatkan representasi fitur dari palmprint. Representasi fitur yang digunakan adalah texture

feature extraction, principle lines extraction, dan eigenpalm. Dimana dikatakan pengenalan palmprint berbasis multiple feature information fusion dapat meningkatkan akurasi dalam pengenalan telapak tangan. Sebelumnya, Ferrer dkk. (2007) mengembangkan low cost identifikasi dengan kombinasi penggabungan beberapa biometrika (beberapa sifat) yaitu hand geometry, palm dan finger texture. Karakteristik dari biometrika tersebut dalam akusisinya dapat diambil menggunakan alat yang beresolusi rendah. Hasil akurasi terbaik didapatkan dengan cara menggabungkan ketiga sifat tersebut dalam decision fusion level. Time series merupakan pendekatan baru dalam template representation and matching seperti yang dikatakan Chen dkk. (2005) dalam penelitiannya yang mengusulkan pengunaan time series dalam otentikasi palmprint. Penggunaan fitur palmprint dikarenakan palmprint memiliki fitur yang berlimpah dan dapat menggunakan gambar beresolusi rendah. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa pendekatan ini sederhana untuk diterapkan serta kompleksitas komputasi keseluruhan yang rendah. Selain itu Anwar dkk. (2013) melakukan penelitian tentang verifikasi palmprint menggunakan metode time series. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa time series memiliki unjuk kerja tinggi. Mekanisme yang menghubungkan setiap feature sets dari masing-masing biometrika disebut biometric fusion. Fusion merupakan bagian penting dalam sistem multimodal biometrika untuk meningkatkan tingkat pengenalan atau performa. Terdapat beberapa level of fusion yaitu sensor level fusion, feature level fusion, score level fusion, dan decision level fusion. Dari keempat level of fusion tersebut, score level fusion (penggabungan tingkat skor) adalah yang paling banyak digunakan dan tidak terlalu kompleks ( Rama dan Malathi, 2015). Kabir dkk (2016) juga mengatakan bahwa score level fusion lebih disukai karena easy to access dan easy to combine serta sudah memiliki informasi yang cukup dalam mengidentifikasi seseorang. Aboshosha, dkk (2015) melakukan penelitian tentang penggabungan tingkat skor (score level fusion) pada fingerprint, iris, dan wajah. Pada penelitian tersebut dilakukan penggabungan tingkat skor berbasis sum rule, product rule dan weighted sum rule. Hasil yang didapat adalah penggabungan tingkat skor berbasis

weighted sum rule mengahasilkan kinerja yang lebih baik (memiliki error rate yang lebih rendah) daripada penggabungan tingkat skor berbasis sum rule dan product rule. Dalam weighted sum rule penentuan bobot yang tepat untuk masing-masing skor sangat menentukan hasil dari skor gabungan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan penggabungan pada tingkat skor (fusion at score level). Score level fusion yang digunakan berbasis weighted sumrule, yaitu pemberian bobot pengali pada setiap skor pengenalan dari fitur shape number, fitur geometri tangan, fitur tekstur gabor dan fitur tekstur time series. Terdapat tiga skema pembobotan dikembangkan untuk memperkirakan bobot pengali yang tepat pada setiap skor. Skema tersebut adalah alpha 1, menggunakan ketentuan semakin mendekati 1 nilai EER (equal error rate), maka nilai bobot pengali akan semakin kecil. Alpha 2, menggunakan ketentuan semakin mendekati 1 nilai EER, maka bobot pengali akan semakin besar. Terakhir, alpha 3 menggunakan nilai bobot yang sama untuk setiap skor pengenalan pada biometrika. Dengan menerapkan skema yang dikembangkan tersebut diharapkan dapat meningkatkan akurasi atau performa pada sistem multimodal biometrika dari sistem unimodal biometrika. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: 1. Bagaimana membuat suatu sistem multimodal biometrika dengan menggunakan penggabungan pada tingkat skor (score level fusion) dari fitur shape number, fitur geometri tangan, fitur tekstur gabor dan fitur tekstur time series (multimodal dengan multi representasi) pada citra telapak tangan. 2. Apakah sistem multimodal biometrika yang dibuat pada penggabungan tingkat skor (score level fusion) mampu memiliki akurasi atau performa yang lebih tinggi dibandingkan dengan unimodal biometrika.

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah membuat suatu sistem multimodal biometrika menggunakan penggabungan pada tingkat skor (score level fusion) dari fitur shape number, fitur geometri, fitur tekstur gabor dan fitur tekstur time series (multimodal dengan multi representasi) pada citra telapak tangan yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan akurasi atau performa lebih tinggi (memiliki tingkat kesalahan yang lebih rendah) jika dibandingkan dengan unimodal biometrika (satu representasi) pada citra telapak tangan. 1.4 Batasan Masalah Untuk mendapatkan hasil penelitian seperti yang diharapkan dan penelitian yang terarah, maka permasalahan dalam penelitian ini akan dibatasi sebagai berikut: 1. Karakteristik biometrika yang digunakan adalah karakteristik pada telapak tangan. 2. Multi representasi dalam multimodal biometrika telapak tangan yaitu fitur shape number, fitur geometri, fitur tekstur gabor dan fitur tekstur time series. 3. Pengujian data dilakukan pada 400 dataset telapak tangan kiri dari 80 responden dengan alas 6 pasak dan 80 responden dengan alas 1 pasak, masing-masing memiliki 3 citra untuk data latih dan 2 citra untuk data uji. 4. Telapak tangan dengan alas 1 pasak memiliki jarak (celah) antar jari. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah penelitian dalam penggunaan multi representasi dalam multimodal biometrika. Juga diharapkan dapat menjadi metode alternatif untuk meningkatkan unjuk kerja dalam sistem multimodal biometrika telapak tangan. 1.6 Keaslian Penelitian Berdasarkan referensi yang dimiliki, dapat dikatakan bahwa penelitian yang membahas mengenai multimodal biometrika yang menggunakan multi representasi pada biometrika telapak tangan, yaitu untuk fitur tekstur palmprint menggunakan

ektraksi fitur tekstur gabor serta tekstur time series dan untuk fitur hand geometry menggunakan ekstraksi fitur shape number serta fitur geometri tangan belum pernah dilakukan. Walaupun demikian, terdapat penelitian terdahulu tentang topik dan metode sejenis yang dipaparkan pada tinjuan pustaka dalam usulan penelitian ini. 1.7 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: 1. Studi literatur Pada tahap ini merupakan kegiatan untuk mencari dan mempelajari sumbersumber pustaka antara lain berupa buku-buku, jurnal ilmiah dan hasil penelitian mengenai multimodal biometrika, ekstraksi fitur dan juga tentang pencocokan berbasis score level fusion. 2. Analisis Sistem Melakukan analisa terhadap kebutuhan (requirement) baik kebutuhan fungsional maupun non-fungsional yang dibutuhkan dalam pengembangan (development) sistem. 3. Perancangan Sistem Pada tahap ini dilakukan perancangan alur proses dari metode yang diusulkan. Mulai dari perancangan bagian pembentukan basis data, perancangan pengenalan, perancangan antarmuka, dan perancangan pengukuran unjuk kerja sistem. 4. Implementasi Pada tahap ini dilakukan implementasi dari rancangan proses yang telah dibuat pada tahap sebelumnya ke dalam bentuk program. 5. Pengujian Pengujian sistem dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji terhadap prosedur-prosedur program yang telah diimplementasikan dan pengujian terhadap unjuk kerja pada sistem. 1.8 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang dari penelitian yang dilakukan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi informasi mengenai beberapa penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan, dimana penelitian tersebut memiliki kaitan dengan penelitian yang penulis lakukan. Penelitian-penelitian yang dibahas pada bagian ini yaitu beberapa penelitian tentang multimodal biometrika dan metode-metode yang berkaitan dalam penelitian ini. BAB III LANDASAN TEORI Bab ini berisi pembahasan tentang teori-teori yang terkait dengan penelitian yang dilakukan, yaitu: biometrika, multimodal biometrika, ekstraksi fitur shape number, ektraksi fitur geometri tangan, ekstraksi fitur tekstur dengan gabor, dan ekstraksi fitur tekstur time series. BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi pembahasan tentang alur proses dari metode yang diusulkan beserta penjelasannya. BAB V IMPLEMENTASI Pada bab ini berisi pembahasan tentang hasil implementasi dari rancangan yang telah dibuat. Pembahasan akan berupa potongan kode fungsi-fungsi yang ada beserta penjelasannya. BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dilakukan pembahasan tentang hasil yang diperoleh dari pengujian dan analisa terhadap hasil pengujian yang didapat. BAB VII KESIMPULAN Pada bab ini dipaparkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan beserta saran untuk penelitian kedepannya.