BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsumen dibuat berdasarkan biaya produksi per unit ditambah persentase mark up,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi dan pengelompokan biaya. dengan pendapatan untuk menentukan laba.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

langsung Biaya Tenaga kerja

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM PERENCANAAN LABA PADA HOME INDUSTRI TEMPE SETIA BUDI MEDAN

BAB II UKM DAN BIAYA

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perusahaan tidak hanya harus mampu bersaing dengan perusahaan lokal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat. Perhitungan harga pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II LANDASAN TEORITIS

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel

BAB II BAHAN RUJUKAN

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Walter T Harrison JR. (2011:03) Mulyadi (2009:5)

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu Penelitian Setiadi dkk. (2014) mengenai perhitungan harga pokok produksi dalam penentuan harga jual pada CV. Minahasa Mantap Perkasa diperoleh hasil bahwa pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok proses dengan pendekatan full costing bertujuan untuk memenuhi persediaan digudang dengan jumlah yang sama dari waktu ke waktu. Penentuan harga jual produk yang dibebankan kepada konsumen dibuat berdasarkan biaya produksi per unit ditambah persentase mark up, dimana peresentase yang diinginkan perusahaan yaitu 30% dari biaya produksi per unit dengan tujuan mendapat keuntungan lebih memadai dan menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan. Ricky (2014) menunjukan bahwa perhitungan harga pokok produksi pada UKM bakpia pathok 29 dengan menggunakan metode full costing memperoleh hasil yang lebih tinggi dari pada metode yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan cara perhitungan yang sederhana yaitu dengan mengumpulkan biaya biaya yang di gunakan selama produksi dan masih ada beberapa komponen biaya yang belum di masukan dalam perhitungan harga pokok produksinya. Untuk metode full costing sendiri dalam perhitungannya memasukan semua unsure unsure biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksinya baik biaya tetap maupun biaya variabel. 6

7 Terdapat peneltian terdahulu yang dilakukan oleh racmawati (2011) tentang analisis perhitungan harga pokok produksi sepatu dengan metode full costing studi kasus pada UKM galaksi kampong kebandungan ciapus, bogor, menyimpulkan bahwa harga pokok yang di tentukan oleh perusahaan terlalu rendah di bandingkan harga pokok produksi dengan metode full costing.hal ini di sebabkan karena dalam perusahaan terdapat kesalahan perlakuan biaya overhead pabrik dalam perhitungan harga pokok produksi. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh amalia (2010) tentang analisis penentuan harga pokok produksi dengan metode full costing sebagai dasar penetapan harga jual pada pt. mermaid textile industry (mertex) mojokerto, menyatakan bahwa harga pokok yang di tentukan oleh perusahaan terlalu tinggi sehingga setiap tahun terdapat selisih yang cukup besar di bandingkan harga pokok produksi dengan metode full costing hal ini di sebabkan karena perusahaan masih menerapkan metode metode yang kurang tepat dalam perhitungan harga pokok produksi. Anita (2014) dengan penelitian analisis perhitungan harga pokok produksi sebagai dasar penetapan harga jual produk furniture, terdapat hasil yang berbeda dengan metode yang dilakukan perusahaan.penetapan harga jual dengan metode full costing lebih tinggi dibanding dengan metode perusahaan.hal ini dikarenakan metode full costing memasukkan semua biaya produksi baik yang bersifat tetap maupun variabel. Slat (2013) meneliti tentang analisis harga pokok produk dengan metode full costing dan penentuan harga jual pada CV Anugerah Genteng Manado. Hasil

8 penelitiannya menunjukkan bahwa tedapat elemahan dalam perhitungan harga pokok produk perusahaan dimana kalkulasi harga pokok produk yang dilakukan perusahaan lebih tinggi dari harga pokok produk setelah dievaluasi.hal ini disebabkan karena perusahaan tidak membebankan biaya penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan mesin dan peralatan, dan biaya asuransi dalam perhitungan harga pokok produksi. B. Landasan Teori 1. Konsep biaya Pengertian biaya Menurut mulyadi (2012:8) menyatakan bahwa dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang di ukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan menurut siregar dkk, (2012:23) biaya adalah pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang dan mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi. Menurut dunia dan wasilah Abdullah (2013:22) menyatakan biaya adalah pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang dan jasa yang guna untuk masa yang akan datang.sedangkan menurut raiborn dan kinney (2011:G-4) menyatakan bahwa biaya adalah uang kas atau nilai setara kas yang di perlukan untuk mencapai suatu tujuan seperti memperoleh barang atau jasa sesuai kontrak, melakukan fungsi, dan mendistribusikan produk.

9 2. Pengertian Biaya Produksi Menurut Mulyadi (2010:11) adalah biaya yang dikeluarkan oleh fungsi produksi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Sedangkan menurut Kholmi dan Yuningsih (2009:26) biaya produksi adalahbiaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Siregar et al (2013:28). 3. Unsur-Unsur Biaya Produksi Menurut Kholmi dan Yuningsih (2009:26) biaya produksi yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 1) Biaya bahan baku langsung Bahan baku langsung merupakan bahan yang sebagian besar membentuk produk setengah jadi (barang jadi) atau menjadi bagian wujud dari suatu produk yang dapat ditelusuri ke produk tersebut. Dan biaya bahan ini dapat langsung dibebankan ke produk. Contoh kayu ( jati, kemper, meranti, dan lain lain) merupakan bahan baku langsung dari produk meubel.

10 2) Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah tenga kerja yang mengubah (konversi) bahan baku menjadi produk setengah jadi (barang jadi) atau menjadikan jasa kepada pelanggan. Tenaga kerja dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang di produksi, pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang digerakkan dalam memproduksi suatu produk atau jasa. Contoh perusahaan meubel, yamg termasuk tenaga kerja langsung (bagian merancang, memotong kayu, merakit, mengecat). 3) Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung atau semua biaya produk tak langsung. Contoh (biaya reparasi gedung, biaya listrik, biaya air, biaya telepon, biaya pajak bumu bangunan pabrik, biaya asuransi pabrik, biaya penyusustan bangunan, mesin. Sedangkan Siregar et all (2013:28) biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Apabila biaya diklasifikasikan berdasarkan elemen biaya produksi maka biaya dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses produksi untuk diubah menjadi barang jadi. biaya bahan baku merupakan bagian penting biaya barang yang digunakan untuk memproduksi barang jadi. Sebagai contoh, untuk membuat buku diperlukan bahan kertas, tinta, lem, dan barang. Nilai bahan yang paling banyak untuk membuat bahan baku adalah kertas maka biaya

11 kertas ini akan dimasukkan ke dalam biaya bahan baku,. Bahan-bahan yang lain, karena jumlahnya tidak material, dianggap sebagai bahan penolong dan akan dikelompokkan ke dalam biaya overhead pabrik. b. Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja adalah besarnya biaya yang terjadi untuk menggunakan tenaga kerja karyawan dalam mengerjakan proses produksi. Biaya tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu biaya tenaga kerja langgsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang jadi contoh dari biaya tenaga kerja langsung adalah upah para pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah upah atau gaji tenaga kerja yang tidak berhubungan langsung dengan produk barang jadi contohnya gaji mandor dan gaji kepala bagian produksi. c. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik lain adalah biaya sewa pabrik, depresiasi peralatan pabrik, dan asuransi pabrik. Biaya produksi dapat diidentifikasikan lebih lanjut menjadi biaya utama (prime cost dan biaya konversi (conversion cost) Biaya utama = biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung Biaya koversi = biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik

12 4. Pengertian Harga Pokok Produksi a. pengertian Harga pokok produksi adalah semua biaya yang digunakan untuk membuat satu unit barang jadi, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overheadpabrik (hanggana, 2009:8). Dan menurut Syam (2010:451) menyatakan bahwa harga pokok produksi merupakan proses beban produksi ke produk yang dihasilkan. Cara penentuan harga pokok produksi sangat besar pengaruhnya terhadap penghasilan neto yang dilaporkan maupun tehadap aktiva. Menurut Mulyadi (2010), harga pokok produksi atau harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi yang yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan. Lebih lanjut Mulyadi menjelaskan bahwa biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. b. Manfaat Informasi Penentuan Harga Pokok Produksi Mulyadi (2010:65) dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk:

13 1. Menetukan harga jual produk Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang. Dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. 2. Memantau realisasi biaya produksi Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. 3. Menhitung laba atau rugi periodik Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. c. Metode Penentuan Harga Pokok Menurut Mulyadi (2010:17), metode penentuan harga pokok produk adalah menghitung unsur-unsur biaya kerja dalam harga pokok produksi terdapat dua pendapatan yaitu : metode full costing dan metode variable costing. 1. Metode full costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

14 overhead baik yang berprilaku variable maupun tetap. Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut: Persediaan awal biaya bahan baku biaya tenaga kerja langsung biaya overhead pabrik variable biaya overhead pabrik tetap total biaya produksi persediaan akhir Harga pokok produksi + () dengan demikian harga pokokproduksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variable, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). 1. Metode variable costing Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya menghitung biaya produksi yang berprilaku variable ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variable. Metode variable costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi sebagai berikut:

15 Persediaan awal Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variable Total biaya produksi Persediaan akhir Harga pokok produksi + () Dengan demikian harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variable (biaya bahan bakau, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variable) ditambah dengan biaya non produksi variable (biaya pemasaran variable, biaya adminitrasi dan umum variable) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap). Metode full costing maupun variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadapa biaya produksi yang berprilaku tetap. Dalam full costing biaya overhead pabrik baik yang berprilaku tetap maupun variable dibebankan kepada produk atas dasar biaya overhead pabrik sesunnguhnya. Sedangkan metode variable costing, biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk hanya biaya yang berprilaku variable saja.

16 d. Karakteristik Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing Menurut mulyadi (2012) menyatakan bahwakarakteristik dalam penentuan biaya pokok produksi dengan metode full costing ini diantaranya : a. Perhitungan biaya produksi dengan memasukkan biaya tetap dan biaya variabel. b. Menganut konsep biaya produk untuk perhitungan biaya produksi variabel, dan menganut konsep biaya periodik untuk perhitungan biaya produksi non variabel. c. Laporan biaya untuk memenuhi pihak Eksternal. d. Laporan Rugi Laba disajikan dengan format tradisional. e. Analisa biaya dilakukan oleh pihak Internal untuk perhitungan biaya persediaan, penentuan laba dan pelaporan keuangan untuk pihak eksternal. Adapun beberapa kelebihan dalam metode full costing untuk penentuan harga pokok produksi antara lain (arsip.uii.ac.id,2012) : a. Metode full costing mampu menyajikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia yang menghendaki kewajaran laporan keuangan kepada pihak eksternal perusahaan. Prinsip akuntansi Indonesia mengikuti konsep penentuan harga pokok penuh, karena harga pokok berarti jumlah pengeluaran langsung atau tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa dalam kondisi dan tempat dimana barang atau jasa tersebut terjual.

17 b. Metode full costing lebih mudah dan sederhana dalam memperhitungkannya karena memasukan semua biaya tanpa harus memisahkan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Dalam metode full costing terdapat kelemahan yang harus di lihat dalam perhitungannya antara lain : a. Metode full costing tidak layak di gunakan untuk pengambilan keputusan jangka pendek, karena metode full costing memasukan seluruh elemen biaya dalam perhitungan harga pokok produksi, baik biaya variabel maupun biaya tetap atau period cost. Sedangkan dalam pembuatan keputusan dalam jangka pendek yang menyangkut perubahan volume kegiatan period cost tidak relevan karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. b. Data biaya yang di sajikan oleh konsep penentuan harga pokok full costing sering tidak relevan untuk tujuan manajerial control dalam jangka pendek. Dalam full costing ( biaya overhead pabrik) tetap di perhitungkan dalam tariff biaya overhead pabrik dan di bebankan sebagai unsure biaya produksi. Oleh karena itu manajemen kehilangan perhatian terhadap period cost atau biaya overhead pabrik tetap tertentu yang dapat di kendalikan karena full costing tidak memperhatikan elemen biaya overhead pabrik yang dapat di kendalikan dan yang tidak dapat di kendalikan.