BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Konsep pendidikan didalam islam sangat mementingkan sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan tampak semakin

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam kehidupan sehari-hari, matematika juga

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm Baharudin dan Esa Nur wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran,

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam aspek jasmaniah maupun rohaniah berdasarkan falsafah pancasila. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. negara maka semakin besar peluang kemajuan yang akan dicapai. Seiring

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie yang terbentuk

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu mahkluk ciptaan Allah SWT yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian Buku Teks (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), 50. Pendidikan (Jakarta: Depdikbud, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

1 PENDAHULUAN. memfasilitasi, dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

JURNAL MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI BENTUK ALJABAR MELALUI PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA. SISWA KELAS VIII MTs AL-ITTIHADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas kegiatan belajar tersebut bergantung pada tingkat kerumitanan jenis

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

BAB I PENDAHULUAN. 2006), hlm Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

BAB I PENDAHULUAN. lebih maju dan lebih kompetitif baik dalam segi kognitif (pengetahuan), afektif

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan dapat menentukan tingkat kemajuan suatu negara. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2010), Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 2.

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam menentukan pilihan-pilihan yang mencerminkan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. halnya bahasa, membaca dan menulis. Kesulitan belajar matematika. bidang studi memerlukan matematika yang sesuai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Mengingat persaingan didunia sangat sengit dalam bidang ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran metamatika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. simbolik dan sulit untuk dipelajari. Pandangan tersebut muncul dikarenakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: Rita Kusumawardani A

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu Negara dikelilingi bangsa yang mempunyai kualitas

íóñúýóúö Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ ãöäúßõãú æóçáøóðöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúÚöáúãó ÏóÑóÌóÇÊò. 2

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menjadi tantangan bangsa dalam mempersiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang masa dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Makna pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB II KAJIAN TEORI. bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sulit (Mulyono, 1999:25). Meskipun demikian, semua orang

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan,

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses pemberian pengalaman

menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak PAUD sampai ke Perguruan Tinggi. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

Oleh: Sutaji Guru SDN 2 Gandusari, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN JIGSAW DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Konsep pendidikan didalam islam sangat mementingkan sumber daya manusia yang berkualitas, baik dalam kehidupan duniawi maupun ukhrawi secara integral. Pada dasarnya islam mempunyai tujuan yakni merealisasikan muslim yang beriman dan berilmu pengetahuan, serta mengabdi kepada allah. Konsep pendidikan ini seharusnya menjadi motivasi bagi umat islam dalam mencari ilmu pengetahuan demi menjunjung tinggi kemaslahatan umat sebaikbaiknya. Dalam al-quran An-Kabut: 43. 1 Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buat untuk manusia dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu Sudah sangat jelas betapa pentingnya, kita menuntut ilmu sehingga didalam al-quran telah dijelaskan. Allah telah meninggikan derajat orang yang berilmu. Apalagi ilmu yang ia peroleh dimanfaatkan atau diterapkan. Ini bukan hanya ilmu akhirat tetapi juga ilmu dunia. Seseorang yang mengajarkan ilmu disebut guru atau ulama. Sedangkan suatu kegiatan untuk memperoleh 1 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya Special For Women, (Bandung: PT Sygma Exa Grafika, 2007), hal. 401 1

2 pengetahuan atau pemahaman atau ketrampilan (termasuk penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotor) melalui studi, pengajaran atau pengalaman adalah pembelajaran. 2 Dalam pembelajaran tentunya terdapat makna pendidikan. Pengertian pendidikan sangat erat kaitannya dengan pengertian pengajaran, sehingga sulit untuk dipisahkan dan dibedakan. Pendidikan tidak dapat dilaksanakan tanpa ada pengajaran, dan pengajaran tidak akan berarti jika tanpa diarahkan ke tujuan pendidikan. Selain itu, pendidikan merupakan usaha pembinaan pribadi secara utuh dan lebih menyangkut masalah citra dan nilai. Sedangkan pengajaran merupakan usaha mengembangkan kapasitas intelektual dan berbagai keterampilan fisik. 3 Dalam mengembangkan kapasitas intelektual dunia pendidikan tentunya tidak lepas dari masalah pendidikan. Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik pembicaraan yang menarik untuk disimak, baik dikalangan masyarakat luar maupun pakar pendidikan pada saat ini. Masalah tersebut dapat diketahui mulai dari mutu pendidikan, proses pendidikan, rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, dan keberhasilan dalam belajar dan pengajaran. Salah satu dari masalah pendidikan tersebut adalah indikasi keberhasilan belajar dan pengajaran. Indikasi keberhasilan belajar dan pengajaran adalah menjadikan siswa sejahtera dan nyaman disekolah, tidak hanya ketertekanan, kecemasan dan kejenuhan sehingga siswa akan memiliki semangat dan motivasi tinggi untuk belajar meraih prestasi 2 Prof. Komaruddin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 179 3 Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hal. 23

3 setingi-tingginya. 4 Salah satunya adalah keberhasilan belajar dan pengajaran mata pelajaran matematika di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional setiap siswa yang berada pada jenjang pendidikan dasar menengah wajib mengikuti pelajaran matematika (BAB X Pasal 37 ayat 1). 5 Bahkan, sejak diperlakukan Ujian Nasional (UN) tahun 2003, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diujiakan serta menentukan kelulusan siswa, sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pernyataan tersebut mengindikasi betapa pentingnya siswa untuk memiliki kemampuan dalam bermatematika. Matematika adalah simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. 6 Pembelajaran matematika di sekolah tidak bisa lepas dari sifat-sifat matematika yang abstrak. Oleh karena itu banyak siswa yang tidak suka dengan pelajaran matematika. Dimana ketidaksukaan matematika menyebabkan siswa tidak mau dan enggan dalaam mempelajari matematika. Akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal matematika. 4 Rifa Hidayah, Psikologi Pengasuhan Anak, (Yogyakarta: UIN Malang Press (Anggota IKAPI), 2009), Hal. 158 5 Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h.19 6 Herman, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal: 1

4 Kesulitan tersebut dapat dilihat dari ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Kesulitan siswa dapat tercermin dari kesalahannya dalam menyelesaikan soal pada materi tertentu. Kurangnya penguasaan materi oleh siswa tentunya tidak hanya ditemukan pada materi yang sulit, tetapi juga materi-materi yang sebenarnya bisa dikategorikan mudah. Jika kesulitan belajar siswa tersebut dibiarkan, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa memerlukan bantuan, baik dalam memahami bahan pengajaran maupun dalam mengatasi hambatan-hambatan lainnya. Kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui dan dapat diatasi sedini mungkin, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan hal tersebut di sinilah peran guru sebagai pendidik dan fasilitator pendidikan sangat diperlukan. Seorang guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri dalam pengetahuan matematika maupun pengelolaan proses belajar mengajar. Selain itu, guru juga harus mempunyai kemampuan untuk mendiagnosis kesulitan siswa. Artinya ia bukan saja harus dapat menganalisis bahan pelajaran yang disampaikannya, tetapi juga berbagai kesulitan yang mungkin dialami siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan. Melalui diagnosis ini guru membimbing serta membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Dengan demikian semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan belajar termasuk kegiatan diagnosis. 7 7 Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus, (Yogyakarta: Nuha Litera, 2009), hal. 1

5 Menurut guru matematika kelas VII MTs Muhammadiyah 2 Gandusari Trenggalek ternyata masih kesulitan memahami konsep operasi aljabar terutama yang berkaitan dengan operasi aljabar. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa memiliki pemahaman yang masih kurang dalam mempelajari materi operasi aljabar dengan benar. 8 Fenomena seperti itulah yang terjadi di MTs Muhammadiyah 2 Gandusari Trenggalek, hal tersebut didasarkan pada hasil observasi di lapangan. Ketika peneliti mengadakan ulangan harian didapatkan temuan bahwa terdapat banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan operasi aljabar. Baik kesalahan cara pengerjaan maupun langkah-langkah dalam mengerjakan. Karena banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal operasi bentuk aljabar peneliti ingin mengetahui faktor yang menyebabkan kesulitan siswa dalam pengerjaan soal maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII dalam Menyelesaikan Materi Operasi Hitung Aljabar di MTs Muhammadiyah 2 Gandusari Trenggalek. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka fokus penelitian adalah sebagai berikut : 1. Dimana letak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan materi operasi hitung bentuk aljabar di MTs Muhammadiyah 2 Gandusari 8 Wawancara dengan Bu Diana (Guru Matematika kelas VII MTs Muhammdaiyah 2 Gandusari Trenggalek), dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2016 sekitar pukul 10.00-10.15 di ruang kepala sekolah

6 Trenggalek? 2. Apa jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan materi operasi hitung bentuk aljabar di MTs Muhammadiyah 2 Gandusari Trenggalek? 3. Faktor apa saja yang menjadi penyebab siswa melakukan kesalahankesalahan menyelesaikan materi operasi aljabar di MTs Muhammadiyah 2 Gandusari Trenggalek? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan paparan fokus penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui letak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan materi operasi hitung bentuk aljabar di MTs Muhammadiyah 2 Gandusari Trenggalek. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan materi operasi hitung bentuk aljabar di MTs Muhammadiyah 2 Gandusari Trenggalek. 3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab siswa melakukan kesalahan-kesalahan menyelesaikan materi operasi aljabar di MTs Muhammadiyah 2 Gandusari Trenggalek.

7 D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII di MTs Muhammadiyah 2 Gandusari Trenggalek, diantaranya kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tambahan bagi praktisi pendidikan bidang pendidikan menengah khususnya tentang kesulitan belajar matematika. 2. Secara Praktis a. Bagi Kepala Madrasah Merupakan bahan laporan atau sebagai pedoman dalam mengambil kebijakan tentang strategi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran matematika di kelas VII. b. Bagi Pendidik Bagi guru diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan penguasaan keterampilan mengelola proses belajar mengajar didalam maupun diluar kelas dengan inovasi yang dapat membawa perubahan pemikiran siswa. c. Bagi Siswa Manfaat bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar melalui partisipatif siswa dalam memahami pelajaran

8 matematika khususnya penguasaan kompetensi pada materi pokok pembahasan Pemfaktoran Bentuk Al-Jabar. d. Bagi Sekolah Bagi Sekolah diharapkan dapat dijadikan acuan pembelajaran dikelas melalui penelitian ini. e. Bagi peneliti 1) Bagi Peneliti dapat dijadian sebagai bahan pendukung pemikiran untuk penelitian yang bermanfaat dan untuk mengembangkan metode serta evaluasi pembelajaran. 2) Menambah pengetahuan yang dimiliki peneliti selanjutnya atau pembaca dalam bidang ilmu pendidikan, khususnya menyangkut penelitian ini. 3) Menyumbang pemikiran dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan karena kualitas pendidikan juga dilihat dari kinerja dari guru dan peserta didik. 4) Menambah wawasan dan sarana tentang berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan tepat untuk anak usia sekolah sedalam meningkatkan kemampuan peserta didik. E. Penegasan Istilah Penegasan istilah dalam konteks penelitian ini dimaksudkan untuk mencari kesamaan visi dan persepsi serta untuk menghindari kesalahpahaman, maka dalam penelitian ini perlu ditegaskan istilah-istilah dan pembatasannya.

9 Adapun penjelasan dari skripsi yang berjudul Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII dalam Menyelesaikan Materi Operasi Hitung Aljabar di MTs Muhammadiyah 2 Gandusari Trenggalek adalah sebagai berikut. 1. Definisi Konseptual Agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda, maka peneliti perlu mendefinisikan beberapa hal : a. Analisis Kesalahan Analisis kesalahan yang dimaksudkan adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 2 Gandusari Trenggalek dalam menyelesaikan masalahmasalah pengoperasian aljabar. 9 b. Letak kesalahan Letak kesalahan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah letak kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan operasi aljabar yang meliputi kesalahan dalam memahami soal, kesalahan dalam menyelesaikan soal, dan kesalahan dalam menuliskan jawaban akhir yang sesuai dengan permintaan soal. 10 9 Juliana Molle, Analisis Kesalahan Jawaban Siswa Kelas V SDN Negeri Latihan SPG Ambon dalam Menyelesaikan Topik Geometri (Buletin Pendidikan Matematika: Ambon, Universitas Pattimura), hal. 5 10 Sukirman, Identifikasi Kesalahan-Kesalahan Yang Diperbuat Siswa Kelas III SMP Pada Setiap Aspek Penguasaan Bahan Pelajaran Matematika, (Surabaya: Tesis PPS IKIP Surabaya, 1985), hal. 40

10 c. Jenis Kesalahan Jenis kesalahan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan operasi aljabar yang meliputi kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan kesalahan operasi. d. Faktor-faktor penyebab kesalahan Segala sesuatu yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal. Faktor yang akan diteliti adalah yang berasal dari dalam diri siswa. e. Materi operasi hitung bentuk aljabar Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar dalam penelitian ini adalah materi pelajaran untuk kelas VII semester I yang terdapat pada buku paket matematika SMP/MTs. 2. Secara Operasional Kegiatan analisis kesalahan siswa di dapat berupa keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak didik, keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar siswa. Sedangkan keterkaitan mengenai materi kali ini yakni materi aljabar dengan pokok pembahasan operasi bentuk aljabar maka siswa diajak untuk berfikir kritis dalam merespon sebuah pertanyaan aljabar dimana materi ini berada di awal pertemuan.

11 F. Sistematika Pembahasan Kajian terhadap masalah pokok dalam penulisan skripsi ini, di bagi atau dikembangkan dalam beberapa hal: Bab I Pendahuluan, terdiri dari: (a) latar belakang, (b) fokus penelitian, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (e) penegasan istilah, dan (f) sistematika pembahasan. Bab II : Kajian Pustaka, terdiri dari: (a) objek matematika, (b) tinjauan tentang kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika, (c) faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika, (d) kesulitan belajar, (e) materi operasi hitung aljabar, (f) kajian penelitian terdahulu, dan (g) kerangka berpikir. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: (a)pendekatan dan jenis penelitian, (b) lokasi penelitian, (c) subjek penelitian, (d) kehadiran peneliti, (e) sumber data, (f) teknik pengumpulan data, (g) instrumen penelitian, (h) teknik analisis data, (i) pengecekan keabsahan data, (j) metode analisis data, (k) tahaptahap penelitian. Bab IV Hasil Penelitian, terdiri dari: (a) deskripsi data penelitian, dan (b) paparan data hasil penelitian dari subjek penelitian Bab V Pembahasan, terdiri dari: (a) letak kesalahan dan faktor penyebab kesalahan, dan (b) jenis kesalahan dan faktor penyebab kesalahan. Bab VI Penutup, terdiri dari: (a) kesimpulan, dan (b) saran.