PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

PENGARUH FIRM SIZE, ROE, ROI, GROWTH DAN NPM TERHADAP DPR. Arif Siswanto ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Muhammad Syukri Hamdi

Nama : Suherman Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE., MM.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV METODE PENELITIAN. karena menggunakan data kuantitatif dengan pendekatan statistik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengambilan data melalui ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan yaitu tahun dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu perusahaan yang berada pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB I PENDAHULUAN. dalam menanamkan modalnya agar dapat memperoleh keuntungan.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB III METODE PENELITIAN. tanggal 31 Desember 2008, 2009, 2010, 2011 dan Sumber data dapat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNING PER SHARE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan

III.METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Garment dan Subsektor otomotif dan Komponen tahun Metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi dari variabel dependen dan

PENGARUH LABA AKUNTANSI, ARUS KAS, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES Zuraida Dwi Agustina zuraidadwiagustina@yahoo.com Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this level is to find out the influence of financial ratio to the stock return at food and beverages companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange. The sample collection technique is carried out by using purposive sampling. The data is obtained from the Indonesia Stock Exchange, from the internet access through www.idx.co.id and from the Indonesia Capital Market Directory (ICMD). The Multiple Linear Regression Analysis is used in this research. The result of the research shows that Current Ratio, Total Assets Turn Over, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, and Return on Equity have insignificant influence to the stock return while Price Earnings Ratio has significant influence to the stock return. Keywords: Financial Statement, Investment, Financial Ratio, Stock Return ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, akses internet melalui www.idx.co.id, dan dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio, Total Assets Turn Over, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, dan Return on Equity memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap Return Saham. Sedangkan Price Earnings Ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap Return Saham. Kata kunci: Laporan Keuangan, Investasi, Rasio Keuangan, Return Saham. PENDAHULUAN Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan selama periode berjalan. Laporan keuangan adalah salah satu informasi yang paling penting dalam mengukur tingkat kinerja suatu perusahaan yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan meliputi laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan tetapi untuk entitas yang menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif maka entitas tersebut harus membuat laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif. Para pemakai keuangan berasal dari pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal yang membutuhkan informasi dari laporan keuangan adalah pihak manajemen dan karyawan perusahaan. Pihak internal membutuhkan informasi dari laporan keuangan untuk pengendalian internal perusahaan dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Sedangkan pihak eksternal yang membutuhkan informasi dari laporan keuangan adalah investor (pemegang saham), kreditor, pemasok, pemerintah, dan masyarakat. Pihak eksternal membutuhkan

informasi dari laporan keuangan untuk pengambilan keputusan dalam berinvestasi pada suatu perusahaan. Pada saat ini, perusahaan membutuhkan tambahan modal yang berguna untuk mendorong kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan menawarkan kepemilikan perusahaan kepada masyarakat atau publik. Masyarakat sebagai pihak eksternal perusahaan menilai kinerja keuangan perusahaan dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan tersebut karena laporan keuangan mencerminkan gambaran kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat dalam menanamkan modalnya. Pasar modal berfungsi sebagai sarana untuk mengalirkan dana yang berasal dari masyarakat menuju ke segala sektor kegiatan yang melaksanakan investasi, sehingga dana yang diperoleh dapat digunakan sebaik-baiknya (Nugroho, 2012). Dalam aktivitas pasar modal pihak yang memiliki dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) mempunyai kebutuhan yang berbeda. Bagi pihak yang memiliki dana (investor) pasar modal adalah salah satu alternatif untuk melakukan investasi dana memperoleh keuntungan yang optimal. Sedangkan bagi pihak yang membutuhkan dana (emiten) pasar modal adalah salah satu alternatif untuk memperoleh tambahan dana. Pasar modal dapat meningkat dikarenakan adanya tingkat kepercayaan masyarakat dalam menanamkan modalnya di pasar modal. Investor dapat memperkirakan tingkat pengembalian yang akan didapatnya dengan melihat laporan keuangan perusahaan. Menurut Jogiyanto (dalam Nugroho, 2012), jika semakin tinggi risiko yang ditanggung oleh investor maka semakin tinggi juga return (tingkat pengembalian) yang akan didapatkan oleh investor. Sekuritas yang sering dipilih oleh para investor adalah saham. Saham menurut Sunariyah (2006:127) adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Saham yang diharapkan oleh para investor adalah saham yang memberikan return yang tinggi. Return saham sangat penting bagi perusahaan yang digunakan untuk tolak ukur dari suatu perusahaan. Jika tingkat pengembalian yang akan didapatkan investor tinggi dalam suatu perusahaan, maka para investor akan berlomba-lomba menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Analisis rasio merupakan salah satu analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari (Wild et al., 2008: 36). Rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar yang berguna untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari current ratio merupakan rasio likuiditas, total assets turn over merupakan rasio aktivitas, debt to equity ratio merupakan rasio solvabilitas, return on assets dan return on equity merupakan rasio profitabilitas, dan price earnings ratio merupakan rasio pasar. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ramona (2009) dengan judul Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan-Perusahaan Elektronik yang Listed di Bursa Efek Nasdaq Amerika Serikat menunjukkan ROA yang tidak berpengaruh terhadap return saham tetapi hasil tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Daljono (2013) dan Farkhan dan Ika (2012) dimana ROA mempunyai pengaruh terhadap return saham. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya masih terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai rasio keuangan terhadap return saham. Oleh karena itu, penelitian ini akan melakukan pengujian ulang atas pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada 2

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2012 dimana perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Pasar Modal Tandelilin (2001:13) menyatakan pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal juga dapat diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun seperti saham dan obligasi. Tempat terjadinya jual beli sekuritas disebut bursa efek. Oleh karena itu, bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik. Di Indonesia terdapat dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. Jenis Pasar Modal Sunariyah (2006:12) menyatakan penjualan saham dan sekuritas lain kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjual-belikan. Secara umum terdapat empat jenis pasar modal. Pertama, pasar perdana (primary market), yaitu pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten) berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Kedua, pasar sekunder (secondary market), yaitu perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder dimana saham dan sekuritas lain diperjual-belikan secara luas setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. Ketiga, pasar ketiga (third market), tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa (over the counter market). Operasi yang ada di pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut trading information. Informasi yang diberikan dalam pasar ini meliputi: harga-harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan. Keempat, pasar keempat (fourth market), bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar. Efisisensi Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001:112) pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Aspek penting dalam menilai efisiensi pasar adalah seberapa cepat informasi baru diserap oleh pasar yang tercermin dalam penyesuaian menuju harga keseimbangan yang baru. Fama 3

(dalam Tandelilin, 2001:114) mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga efficient market hypothesis (EMH) yaitu: (1) Efisien dalam bentuk lemah (weak form), pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang; (2) Efisien dalam bentuk setengah kuat (semistrong), pasar efisien dalam bentuk setengah kuat merupakan bentuk efisiensi pasar yang lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga saham dipengaruhi oleh data pasar juga dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan; dan (3) Efisien dalam bentuk kuat (strong form), pasar efisien dalam bentuk kuat, semua informasi baik yang terpublikasi atau tidak dipublikasikan (private information) sudah tercermin dalam harga sekuritas saat ini. Pengertian Investasi Menurut Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Pada umumnya, aktivitas investasi adalah menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil (tanah, emas, mesin, atau bangunan) maupun aset financial (deposito, saham, atau obligasi). Beberapa alasan seseorang melakukan investasi antara lain (1) untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang; (2) mengurangi tekanan inflasi; dan (3) dorongan untuk menghemat pajak. Tipe-Tipe Investasi Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sedangkan investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain (Jogiyanto, 1998:10). Proses Investasi Menurut Tandelilin (2001:5) hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier. Artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Investor tidak hanya memperhatikan return yang tinggi tetapi juga harus mempertimbangkan tingkat risiko yang harus ditanggung. Saham Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal. Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu pemegang saham (Sumantoro, 1990: 10). Menurut Jogiyanto (1998:53) suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan juga mengeluarkan kelas lain dari saham yaitu saham preferen 4

(preferred stock). Pemegang saham preferen akan menerima dividen terlebih dahulu sebelum dividen pemegang saham biasa dibayarkan. Return Saham Menurut Tandelilin (2001:6) alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Suatu hal yang sangat wajar ketika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Return yang diharapakan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam konteks manajemen investasi, ada dua return yaitu return yang diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu. Jogiyanto (1998:85) menyatakan sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (saham maupun surat utang jangka panjang) yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Ketika investor menginvestasikan dananya, investor akan mensyaratkan tingkat return tertentu dan jika periode investasi telah berlalu investor akan dihadapkan tingkat return yang sesungguhnya diterima. Mungkin saja berbeda antara return yang diharapkan dengan return aktual. Perbedaan tersebut merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan investor dalam proses investasi. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen, dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2007:49). Laporan keuangan adalah catatan mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang dapat dipakai untuk pengambilan keputusan. Menurut Kartikahadi et al. (2012:12) laporan keuangan adalah media utama bagi suatu entitas untuk mengkomunikasikan informasi keuangan oleh manajemen kepada para pemangku kepentingan. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga merupakan wujud pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam mengelola suatu entitas (Kartikahadi et al., 2012:118). Keterbatasan Laporan Keuangan Menurut Kartikahadi et al. (2012:28) laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan mempunyai beberapa keterbatasan yang seharusnya disadari oleh para penyusun, penerima, dan pengguna laporan yaitu (1) Laporan keuangan sematamata merupakan potret atau rekaman sejarah; (2) Akuntansi melakukan pencatatan, 5

perhitungan, dan pelaporan dengan menggunakan satuan uang sebagai denominator atau alat ukur; (3) Konsep dasar akuntansi keuangan ada kalanya tidak sejalan atau bertentangan dengan aspek hukum; dan (4) Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut Kartikahadi et al. (2012:49) terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu (1) Dapat dipahami (understandability), untuk dapat memahami dengan baik suatu laporan keuangan, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis; (2) Relevan (relevance), informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi masa lalu, masa kini, atau masa depan; (3) Keandalan (reliability), informasi dapat dikatakan berkualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful presentation) tentang sesuatu yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan; dan (4) Dapat diperbandingkan (comparability), perbandingan laporan keuangan untuk dua atau lebih periode akan dapat memberikan gambaran tentang perkembangan keadaan keuangan maupun kinerja suatu entitas. Komponen Laporan Keuangan Untuk mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen sebagai berikut (Kartikahadi et al., 2012:118). Pertama, Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode, yaitu suatu daftar yang menunjukkan posisi keuangan yaitu komposisi dan jumlah aset, liabilitas, dan ekuitas dari suatu entitas tertentu pada suatu tanggal tertentu. Untuk menilai dan mengelola suatu entitas dengan baik perlu diketahui keadaan likuiditas dan solvabilitas entitas pada suatu waktu sehingga dapat dipahami dengan baik fleksibilitas keuangan dalam menentukan kebijakan keuangan khususnya dalam menghadapi kesulitan arus kas. Kedua, Laporan laba rugi komprehensif selama periode, yaitu laporan yang memberikan informasi mengenai kinerja entitas yang menimbulkan perubahan pada jumlah ekuitas entitas yang bukan berasal dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Laba rugi komprehensif terdiri atas laba rugi dan pendapatan komprehensif. Laba rugi memberikan informasi mengenai pendapatan, beban, dan laba rugi suatu entitas selama suatu periode tertentu. Pendapatan komprehensif berisi pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laba rugi. Ketiga, Laporan perubahan ekuitas selama periode, yaitu laporan ini disusun agar para pemangku kepentingan dapat mengikuti perubahan yang terjadi atas setiap komponen ekuitas dari masa ke masa secara transparan. Perubahan ekuitas menunjukkan perubahan yang terjadi yaitu peningkatan atau penurunan pada aset bersih pemilik. Pertambahan dan pengurangan ekuitas dapat berasal dari transaksi sehubungan dengan kepemilikan dengan pemilik, hasil usaha periode yang bersangkutan atau laba rugi bersih, keuntungan dan kerugian yang dihasilkan oleh entitas, pendapatan komprehensif lain, dan koreksi atau penyesuaian atas saldo laba periode lalu. Keempat, Laporan arus kas selama periode, yaitu informasi tentang kas dan setara kas serta arus penerimaan dan penggunaan dana kas dan setara kas adalah informasi yang sangat penting dan berguna untuk dilaporkan kepada dan dipahami oleh para pemangku kepentingan. Laporan arus kas disusun untuk menjelaskan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas selama suatu periode pelaporan, sumber penerimaan, dan sasaran pengeluaran tersebut serta bertambah atau berkurangnya saldo akhir kas dibandingkan 6

saldo awal periode usaha. Laporan arus kas menyajikan informasi tentang kas mengenai sumber dan penggunaan arus kas, dan saldo awal dan saldo akhir kas. Sumber dan penggunaan arus kas terdiri dari tiga golongan yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Kelima, Catatan atas laporan keuangan, yaitu informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Keenam, Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif, yaitu laporan yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Pengguna Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2012) menyatakan pengguna laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Berikut ini pengguna laporan keuangan yaitu investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Rasio Keuangan Menurut Hanafi dan Halim (2007:76) rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan rugi-laba dan neraca. Sedangkan menurut Munawir ( 1990 ), rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan yang dinyatakan secara sistem matematis antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya. Rasio keuangan adalah perbandingan antara 2 ( dua ) elemen laporan keuangan yang menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu. Penggolongan Rasio Keuangan Pada dasarnya analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori (Hanafi dan Halim, 2007:76) yaitu, rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio. Current ratio yaitu mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rasio Aktivitas. Rasio aktivitas melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah total assets turn over. Total assets turn over menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio Solvabilitas. Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini juga sering disebut dengan rasio leverage karena menggunakan uang pinjaman untuk memperoleh keuntungan. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio. Debt to equity ratio merupakan rasio yang menunjukkan komposisi antara total hutang perusahaan terhadap ekuitas yang dimiliki perusahaan. 7

Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on assets dan return on equity. Return on assets mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Sedangkan return on equity mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Rasio Pasar. Rasio pasar adalah rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Rasio pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah price earnings ratio. price earnings ratio melihat harga saham relatif terhadap earning-nya. Nilai price earnings ratio yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan di masa mendatang cukup baik sehingga banyak investor tertarik menanamkan modalnya di perusahaan. Penelitian Terdahulu Tika Maya Pribawanti (2007) dalam penelitiannya yang berjudul analisis pengaruh rasio keuangan terhadap total return saham pada perusahaan industri manufaktur yang membagikan deviden di Bursa Efek Jakarta. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian yaitu quick assets inventory, net profit margin, return on assets, debt to total assets, debt to equity ratio, dan earning per share. Dengan hasil bahwa NPM, ROA, DTA, DER, dan EPS berpengaruh secara signifikan terhadap total return dan QAI tidak signifikan berpengaruh terhadap total return. Chilyatus Sa adah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham syari ah di Bursa Efek Indonesia. Hal ini rasio profitabilitas menggunakan return on assets dan return on equity, sedangkan rasio leverage menggunakan debt to equity ratio. Dengan hasil bahwa ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Lusi Mulyatiningtiyas (2011) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham pada perusahaan manufaktur (perusahaan otomotif) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini rasio profitabilitas menggunakan return on assets dan return on equity, sedangkan rasio leverage menggunakan debt to equity ratio. Dengan hasil bahwa ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan DER tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Bramantyo Nugroho (2012) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham. Hal ini kinerja keuangan dapat digambarkan dengan menggunakan current ratio, total assets turn over, debt to equity ratio, dan return on assets. Dengan hasil behwa ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan CR, DER, dan TATO tidak berpengaruh terhadap return saham. Risca Yuliana Thrisye dan Nicodemus Simu (2013) dalam penelitiannya yang berjudul analisis pengaruh rasio keuangan terhadap return saham BUMN Sektor Pertambangan periode 2007-2010. Hal ini rasio keuangan yang digunakan adalah current ratio, total assets turn over, debt to equity ratio, dan return on assets. Dengan hasil behwa DER berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan CR, TATO, dan ROA tidak berpengaruh terhadap return saham. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham CR merupakan alat ukur untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi jangka pendeknya. CR diperoleh dengan membandingkan antara aset lancar 8

dengan liabilitas lancar. Semakin tinggi nilai CR berarti semakin baik perusahaan dalam memenuhi jangka pendeknya. Jika perusahaan semakin baik dalam memenuhi jangka pendeknya berarti perusahaan memiliki risiko likuiditas yang rendah sehingga akan banyak investor yang tertarik membeli saham di perusahaan tersebut. Jika banyak investor yang menanamkan modalnya di perusahaan tersebut maka harga saham perusahaan naik sehingga akan meningkatkan return saham. H 1 : Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan. Pengaruh Total Assets Turn Over terhadap Return Saham TATO merupakan rasio untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. TATO diperoleh dengan cara membandingkan antara penjualan dengan total aset perusahaan. Semakin tinggi nilai TATO maka semakin efisiensi perusahaan penggunaan seluruh aktivanya dalam menghasilkan penjualan. Jika perusahaan semakin efisien dalam menggunakan seluruh aktivanya, maka penjualan perusahaan akan meningkat. Perusahaan yang dapat menggunakan seluruh aktivanya dengan efisien dan mengakibatkan penjualan meningkat akan menarik minat investor menanamkan modal di perusahaan tersebut karena menurut investor akan meningkatkan return saham dengan melihat harga saham yang semakin meningkat. H 2 : Total Assets Turn Over (TATO) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham DER menggambarkan komposisi total hutang perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki perusahaan. DER diperoleh dengan cara membandingkan antara total hutang perusahaan dengan ekuitas perusahaan. Semakin tinggi nilai DER menunjukkan total hutang yang lebih besar daripada total modal perusahaan. Dengan perusahaan memiliki total hutang yang lebih besar daripada ekuitas yang dimiliki maka akan menurunkan minat investor dalam menanamkan modalnya. Hal tersebut akan menurunkan harga saham sehingga mengakibatkan return saham semakin menurun. H 3 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan. Pengaruh Return on Assets terhadap Return Saham ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan total aset yang dimiliki perusahaan. ROA dapat diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih dengan total aset perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA semakin tinggi perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Semakin tinggi perusahaan memperoleh keuntungan maka akan menarik minat investor dalam menanamkan modal pada perusahaan tersebut karena ROA yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat asetnya baik. Jika suatu perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi maka akan mendorong peningkatan harga saham sehingga return saham yang akan diterima oleh investor semakin meningkat. H 4 : Return on Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan. Pengaruh Return on Equity terhadap Return Saham ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang didapat oleh pemegang saham atas investasi yang dilakukannya. ROE diperoleh dengan cara membandingkan antara laba bersih dengan ekuitas. Semakin tinggi nilai ROE berarti semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang tersedia 9

untuk pemegang saham. Semakin tinggi nilai ROE akan menarik minat investor dalam menanamkan modalnya karena investor menganggap perusahaan dapat menggunakan modal secara efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan serta meningkatkan return saham. H 5 : Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan. Pengaruh Price Earnings Ratio terhadap Return Saham PER merupakan rasio yang membandingkan antara harga pasar saham dengan pendapatan per lembar saham. Semakin tinggi nilai PER maka prospek perusahaan di masa mendatang diprediksi semakin baik sehingga investor akan tertarik menanamkan modalnya. Banyaknya investor yang menanamkan modalnya maka akan menaikkan harga saham sehingga investor akan memperoleh return saham yang tinggi. H 6 : Price Earnings Ratio (PER) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan. 10 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2012; (2) Perusahaan termasuk dalam perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi sub sektor Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2012; dan (3) Perusahaan Food and Beverages yang mempublikasikan laporan keuangan selama periode 2009-2012. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio, total assets turn over, debt to equity ratio, return on assets, return on equity, dan price earning ratio. Pertama, rasio lancar (current ratio), yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Semakin tinggi current ratio semakin besar kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya (Sutrisno, 2009:216). CR = Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Kedua, perputaran total aset (total assets turn over), yaitu ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Semakin besar perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya (Sutrisno, 2009:221). TATO = Penjualan Total Aktiva Ketiga, rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio), yaitu komposisi antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Bagi perusahaan, sebaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin tinggi rasio debt to equity ratio berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya (Sutrisno, 2009:218). DER = Total Hutang Ekuitas

Keempat, return on assets, yaitu ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Return on assets menunjukkan tingkat pengembalian aktiva yang digunakan, semakin tinggi semakin baik (Sutrisno, 2009:222). ROA = Laba Bersih Total Aktiva Kelima, return on equity, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. Return on equity menunjukkan tingkat pengembalian bagi pemegang saham, semakin tinggi semakin baik (Sutrisno, 2009:223). ROE = Laba Bersih Ekuitas Keenam, price earnings ratio, yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh para pemegang saham. Bagi perusahaan semakin tinggi price earnings ratio, maka akan semakin baik (Sutrisno, 2009:224). PER = Harga Pasar Saham per lembar Pendapatan per lembar saham 11 Variabel Dependen Return Saham Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham. Menurut Tandelilin (2001:47) dalam konteks investasi, harapan keuntungan sering disebut return. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Capital gain atau capital loss merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu dengan formula sebagai berikut (Jogiyanto, 1998:86): Return Saham (RS) = ( P t P t 1 ) P t 1 Dimana RS = Return Saham pada periode ke t = Harga Saham pada periode ke t P t P t-1 = Harga Saham sebelum periode ke t (t-1) Jika harga investasi sekarang (P t) lebih tinggi dari harga investasi yang lalu (P t-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain). Sebaliknya, Jika harga investasi sekarang (P t) lebih rendah dari harga investasi periode lalu (P t-1) ini berarti terjadi kerugian modal (capital loss). Teknik Analisis Data Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara untuk mendeteksi data berdistribusi normal atau tidak dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika data menyebar mendekati sekitar garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal dan jika data menyebar menjauhi sekitar garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal. Cara statistik yang lain adalah Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika signifikansi > 5% maka data residual berdistribusi normal. Sedangkan jika signifikansi < 5% maka data residual berdistribusi tidak normal.

Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam penelitian ini menggunakan nilai tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Dengan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut, (1) apabila tolerance value diatas 0,10 atau nilai VIF dibawah 10 maka tidak terjadi multikolonieritas dan (2) apabila tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10 maka terjadi multikolonieritas. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji adanya autokorelasi dalam penelitian ini digunakan metode Durbin-Watson test. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya dalam uji Durbin-Watson test adalah sebagai berikut: (1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi; (2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif; (3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negative; dan (4) Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam hal ini akan dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot. Dasar pengambilan keputusan adalah (1) jika dalam grafik terlihat ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan (2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Model yang digunakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: RS = a + b 1CR + b 2TATO + b 3DER + b 4ROA + b 5ROE + b 6PER + e Dimana: RS : Return saham a : Konstanta b : Koefisien Regresi CR : Current Ratio TATO : Total Assets Turn Over DER : Debt to Equity Ratio ROA : Return On Assets ROE : Return On Equity PER : Price Earnings Ratio e : Error 12

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu current ratio, total assets turn over, debt to equity ratio, return on assets, return on equity, price earnings ratio, dan return saham. Tabel 1 Descriptive Statistics 13 N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Current Ratio 40.58 113.72 7.8913 20.34805 Total Assets Turn Over 40.14 2.10 1.0648.43837 Debt to Equity Ratio 40-2.18 8.44 1.2868 1.57746 Return on Assets 40-1.07.42.0745.21988 Return on Equity 40 -.51 3.24.2915.59302 Price Earnings Ratio 40-34.58 34.39 13.0628 11.53728 Return Saham 40 -.20.86.0957.18649 Valid N (listwise) 40 Sumber : Hasil Olah Data SPSS 16.0 Dengan melihat tabel statistik deskriptif dapat disimpulkan current ratio memiliki nilai maksimum sebesar 113.72, yang berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang besar dalam melunasi hutang-hutangnya. Sedangkan nilai minimum current ratio sebesar 0.58, yang berarti bahwa perusahaan tersebut kemampuan yang rendah dalam melunasi hutang-hutangnya. Total assets turn over memiliki nilai maksimum sebesar 2.10 yang berarti bahwa perusahaan tersebut efektif dalam mengelola asetnya. Sedangkan rasio total assets turn over memiliki nilai minimum sebesar 0.14 yang berarti perusahaan tidak efektif dalam mengelola asetnya sehingga manajemen harus mengevaluasi kinerja perusahaan. Debt to equity ratio dengan nilai maksimum sebesar 8.44, yang berarti bahwa perusahaan tersebut banyak dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal sendiri. Sedangkan debt to equity ratio memiliki nilai minimum sebesar -2.18. Rasio return on assets dengan nilai maksimum sebesar 0.42, yang berarti aset perusahaan tersebut dapat digunakan secara efisien. Sedangkan rasio return on assets memiliki nilai minimum sebesar -1.07, yang berarti aset perusahaan tersebut tidak dapat digunakan secara efisien. Return on equity dengan nilai maksimum sebesar 3.24, yang berarti bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu. Sedangkan return on equity memiliki nilai minimum sebesar -0.51 yang berarti perusahaan tersebut belum mampu menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu. Price earnings ratio dengan nilai maksimum sebesar 34.39, yang berarti bahwa perusahaan memiliki laba per lembar saham tinggi. Sedangkan price earnings ratio dengan nilai minimum sebesar -34.58, yang berarti bahwa perusahaan memiliki laba per lembar saham rendah. Return saham dengan nilai maksimum 0.86 dan nilai minumum sebesar -0.20.

Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Pertama, analisis grafik, Cara untuk melihat data residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan melihat normal probability plot. Hasil dari grafik normal probability plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas, sehingga data dalam penelitian ini memiliki distribusi normal. Kedua, analisis statistik, Untuk melihat data residual berdistribusi normal atau tidak dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov. Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov (K-S) menunjukkan bahwa besarnya nilai Asymp sig (2-tailed) sebesar 0,846. Nilai sebesar 0,846 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Cara mendeteksinya dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) atau dengan nilai tolerance value. Hasil uji multikolonieritas menunjukkan bahwa tolerance value di atas 0,10 dan variance inflation factor di bawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa antar variabel independen tidak memiliki keterikatan terhadap variabel independen lainnya, sehingga dapat disimpulkan model analisis tidak terjadi multikolonieritas. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dapat dilihat dari besarnya nilai Durbin-Watson. Kriteria pengujian Durbin-Watson adalah (1) Jika 1.854 < DW < 2.146 maka tidak ada autokorelasi; (2) Jika DW < 1.175 maka ada autokorelasi positif; (3) Jika DW > 2.825 maka ada autokorelasi negative; dan (4) Jika 1.175 < DW < 1.854 atau 2.146 < DW < 2.825 maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Nilai durbin-watson menunjukkan sebesar 1.929 dengan jumlah variabel yang diteliti (k) yaitu 6 dan jumlah data (n) sebesar 40. Dengan nilai durbin-watson sebesar 1.929 maka dapat disimpulkan bahwa model analisis tidak terdapat autokorelasi karena terletak antara 1.854 dan 2.146. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot terlihat bahwa sebaran titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen. 14

15 Tabel 2 Hasil Perhitungan Regresi Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant).247.097 2.542.016 Current Ratio.001.002.068.291.773 Total Assets Turn Over -.059.074 -.139 -.794.433 Debt to Equity Ratio -.007.026 -.057 -.255.801 Return on Assets.288.165.339 1.741.091 Return on Equity.036.060.114.598.554 Price Earning Ratio -.009.003 -.551-3.142.004 a. Dependent Variable: Return Saham Sumber : Hasil Olah Data SPSS 16.0 Pengujian Hipotesis 1 Berdasarkan dari hasil uji t antara current ratio terhadap return saham dengan taraf signifikan 5% adalah 0.773. Dengan tingkat signifikansi current ratio (CR) sebesar 0.773 berarti lebih besar dari taraf signifikan (0.773 > 0.05) sehingga Ho diterima atau Ha ditolak dengan arti bahwa current ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Current ratio adalah rasio yang untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya. Semakin tinggi nilai current ratio maka semakin baik perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya. Jika perusahaan mampu memenuhi hutang jangka pendeknya maka akan menaikkan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap return saham (H 1 tidak terbukti). Investor mempunyai dua pendapat atas nilai current ratio yang tinggi yaitu nilai current ratio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik untuk memenuhi jangka pendeknya dan semakin nilai current ratio tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dalam menggunakan aset lancar kurang baik (kelebihan aset lancar) sehingga akan berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan sehingga menghasilkan return saham yang rendah. Pengujian Hipotesis 2 Berdasarkan dari hasil uji t antara total assets turn over terhadap return saham dengan taraf signifikan 5% adalah 0.433. Dengan tingkat signifikansi total assets turn over (TATO) sebesar 0.433 berarti lebih besar dari taraf signifikan (0.433 > 0.05) sehingga Ho diterima atau Ha ditolak dengan arti bahwa total assets turn over berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Total assets turn over adalah rasio untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan total aset untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi nilai total assets turn over berarti semakin efisien perusahaan dalam menggunakan seluruh asetnya dan mengakibatkan penjualan semakin meningkat. Dengan perusahaan dapat menggunakan seluruh asetnya secara efisien sehingga penjualan semakin meningkat dan akan menarik minat investor dalam menanamkan modalnya pada perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio total assets turn over mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap return saham (H 2 tidak terbukti). Perusahaan yang tidak menggunakan aset yang dimiliki secara efektif dan efisien maka akan menurunkan nilai total assets turn over. Jika nilai total assets turn over semakin menurun maka penjualan perusahaan tersebut rendah. Penjualan yang rendah akan membuat investor tidak tertarik menanamkan modal di perusahaan tersebut karena akan menurunkan tingkat pengembalian yang akan diperoleh oleh investor. Pengujian Hipotesis 3 Berdasarkan dari hasil uji t antara debt to equity ratio terhadap return saham dengan taraf signifikan 5% adalah 0.801. Dengan tingkat signifikansi debt to equity ratio (DER) sebesar 0.801 berarti lebih besar dari taraf signifikan (0.801 > 0.05) sehingga Ho diterima atau Ha ditolak dengan arti bahwa debt to equity ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Debt to equity ratio adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana modal perusahaan dapat menutupi total hutang perusahaan. Semakin tinggi nilai debt to equity ratio maka menunjukkan bahwa total hutang perusahaan lebih besar daripada modal yang dimiliki perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham (H 3 tidak terbukti). Ada dua penilaian investor terkait dengan perusahaan yang memiliki total hutang yang tinggi, yang pertama dengan debt to equity yang tinggi akan menjadi beban perusahaan karena perusahaan harus membayar hutang perusahaan dan akan menimbulkan risiko kebangkrutan. Sedangkan yang kedua, dengan adanya debt to equity ratio yang tinggi mengindikasikan perusahaan berhutang bertujuan untuk menambah modal perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan karena dengan modal yang besar, perusahaan dapat mengembangkan usahanya. Pengujian Hipotesis 4 Berdasarkan dari hasil uji t antara return on assets terhadap return saham dengan taraf signifikan 5% adalah 0.091. Dengan tingkat signifikansi return on assets (ROA) sebesar 0.091 berarti lebih besar dari taraf signifikan (0.091 > 0.05) sehingga Ho diterima atau Ha ditolak dengan arti bahwa return on assets berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Return on assets adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi nilai return on assets maka semakin tinggi perusahaan dalam memperoleh keuntungan sehingga menaikkan minat investor dalam menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on assets memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap return saham (H 4 tidak terbukti). Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan memiliki laba bersih yang rendah sehingga nilai return on assets turun dikarenakan total aset yang digunakan perusahaan tinggi daripada laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan return saham yang diperoleh investor semakin kecil sehingga mengakibatkan investor tidak tertarik untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut. Pengujian Hipotesis 5 Berdasarkan dari hasil uji t antara return on equity terhadap return saham dengan taraf signifikan 5% adalah 0.554. Dengan tingkat signifikansi return on equity (ROE) sebesar 0.554 berarti lebih besar dari taraf signifikan (0.554 > 0.05) sehingga Ho diterima atau Ha ditolak dengan arti bahwa return on equity berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. 16