BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kesegaran jasmani maupun untuk mencapai prestasi. Dalam pembinaan dan pengembangan olahraga perlu ditingkatkan upaya pembibitan olahragawan, pembinaan pelatih, penyediaan sarana dan prasarana olahraga, pembinaan sistem latihan yang efektif termasuk pengembangan organisasi keolahragaan dan wadah-wadah pembinaan lainnya. Pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis, sehingga dapat ikut mengharumkan nama bangsa di forum internasional dan membangkitkan rasa kebanggaan nasional. Kegiatan olahraga khususnya permainan bola voli merupakan salah satu dari cabang olahraga yang bermanfaat sebagai alat pendidikan dan pembinaan mental sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2004: 11) pendidikan olahraga pada dasarnya bertujuan untuk membina jasmani dan rohani secara menyeluruh, yang berarti pula sejalan dengan tujuan olahraga pada umumnya, yaitu membentuk manusia seutuhnya yang bermoral Pancasila. Pentingnya peranan olahraga ditengah-tengah masyarakat demikian pula di sekolah-sekolah sebagai alat pendidikan, dengan menitikberatkan pada sekolah-sekolah tentang masalah-masalah pembinaan olahraga pendidikan adalah tepat. Sebab sekolah adalah tempat anak didik dibina agar dapat berkembang secara positif untuk menjadi manusia yang berkualitas. Namun untuk peningkatan prestasi olahraga tidak cukup kalau hanya mengandalkan 1
2 waktu pelajaran yang ada di sekolah. Oleh karena itu harus ditempuh suatu kebijakan dari sekolah dengan menambah atau memasukkan olahraga sebagai kegiatan ekstrakurikuler, dengan pembinaan menuju pada pencapaian prestasi. Bola voli merupakan suatu permainan beregu yang dimainkan oleh dua tim yang saling berhadapan dan masing-masing terdiri dari enam pemain. Permainan bola voli sangat familier di masyarakat, dimulai dari kalangan atas sampai kalangan bawah sudah tidak asing lagi dengan nama permainan bola voli. Bola voli dapat dimainkan oleh semua umur, dewasa maupun muda. Kebanyakan orang memainkan bola voli ini untuk mengisi waktu luang, mencari keringat, dan bahkan untuk prestasi. Bola voli menjadi cabang olahraga permainan yang menyenangkan karena dapat beradaptasi dengan kondisi yang mungkin timbul di dalamnya, dapat dimainkan dengan jumlah pemain yang bervariasi seperti voli pantai dengan jumlah pemain 2 orang, bola voli mini dengan jumlah pemain 4 orang dan permainan dengan jumlah 6 orang yang biasa sering digunakan. Olahraga bola voli dapat dimainkan di segala bentuk lapangan seperti rumput, kayu, pasir, ataupun lantai buatan, dapat dilakukan di gedung. Seiring berkembangnya permainan bola voli sekarang ini banyak pertandingan-pertandingan bola voli untuk mencari pemain-pemain yang handal dalam bermain bola voli yang jika dibina akan menjadi atlet profesional. Adanya pembinaan tidak hanya dilakukan di wilayah daerah saja namun di lembaga-lembaga pendidikan baik di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah
3 Menengah Kejuruan (SMK), maupun di Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (PTN/PTS). Pemerintah Indonesia melalui KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) melakukan peningkatan kerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan guna menciptakan keterlibatan siswa dalam pembibitan olahraga prestasi berbasis lembaga pendidikan. Cakupan presentasi yang disampaikan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam rapat anggota KONI tahun 2012, bahwa peningkatan kerjasama program dan kegiatan olahraga siswa terdiri dari: 1) Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN); 2) Liga Pendidikan Indonesia (LPI); 3) Kegiatan Pembinaan Kelas Olahraga Tingkat SMP; dan 4) Pembinaan Klub Olahraga Siswa SD. Bola voli termasuk dalam cabang olahraga yang dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat kecamatan sampai tingkat nasional dalam O2SN. Menurut Suhadi (2004: 17) latihan untuk cabang olahraga bola voli hendaknya dimulai pada anak yang berusia 11-12 tahun, tahap spesialisasi pada anak berusia 14-15 tahun, dan mencapai puncak prestasi pada usia 20-25 tahun. Dengan adanya pembibitan dimulai dari usia dini maka diharapkan muncul generasi baru dan dapat mengantarkan anak ke prestasi puncak. Untuk mencapai prestasi puncak dalam salah satu cabang bola voli tidak didapatkan secara instan, namun membutuhkan proses latihan yang panjang sehingga hendaknya latihan dimulai dari usia junior agar pada masa usia puncaknya dapat maksimal. Anak juga hendaknya menambah latihan di ekstrakurikuler sekolah, klub olahraga atau klub bola voli. Pada saat ini di Kabupaten Magelang sudah banyak Sekolah Dasar yang melaksanakan
4 ekstrakurikuler bola voli tidak lain hanya untuk mencari dan mengembangkan bakat baru. Pada kegiatan ekstrakurikuler bola voli mini khususnya di SD Negeri Sidoagung 3 Tempuran Magelang, diajarkan bagaimana melakukan teknik dasar bola voli mini, melatih fisik, daya tahan, dan kemampuan yang mendukung dalam bola voli mini lainnya. Tentunya itu semua hanya untuk menjadikan anak berprestasi dalam bola voli mini. Pemberian metode latihan yang tepat dalam proses latihan sangat diperlukan. Apalagi jika melihat atlet junior berlatih tentu saja lebih cepat merasa bosan jika pelatih hanya monoton dalam menggunakan metode latihan. Pelatih harus dapat menguasai metode latihan yang bervariasi dan menarik bagi anak latihnya. Melihat kondisi anak sekarang yang lebih senang dengan bermain dan tidak ingin kelelahan, maka perlu menggunakan metode yang tepat agar anak dapat senang berlatih dan dapat mengusai teknik-teknik dasar bermain bola voli mini. Pelatih juga harus jeli dalam memberikan metode latihan apa yang tepat untuk anak latih junior agar tujuan latihan itu dapat tercapai dengan maksimal. Permainan bola voli terdiri atas beberapa teknik, di antaranya teknik dengan menggunakan bola yang meliputi servis, passing bawah, passing atas, umpan, smash, dan block (Ahmadi, N. 2007: 14). Untuk menguasai teknikteknik dasar tersebut diperlukan latihan teknik dasar secara terus menerus dan dilakukan pengulangan dari tingkat junior sampai benar-benar menguasai. Passing merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli mini yang penting. Menurut Yunus, M. (1992: 79) passing adalah mengoperkan
5 bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di ekstrakurikuler bola voli SD Negeri Sidoagung 3 Tempuran Magelang, sebagian besar siswa masih kesulitan melakukan passing bawah dalam permainan. Data tes awal kegiatan ekstrakurikuler bola voli mini SD Negeri Sidoagung 3 Tempuran Magelang tahun 2015 menunjukkan bahwa 60% siswa tergolong kategori sedang dengan tes passing bawah ke tembok selama 60 detik. Kemudian 25% siswa kategori kurang baik, dan 15% siswa kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa ekstrakurikuler bola voli mini SD Negeri Sidoagung 3 Tempuran Magelang perlu meningkatkan keterampilan passing bawah bola voli mini. Teknik dasar passing bawah adalah teknik yang pertama kali di ajarkan di sekolah-sekolah maupun di klub-klub yang ada di masyarakat. Karena passing bawah merupakan teknik bermain bola voli yang sangat penting. Kegunaan passing bawah antara lain, untuk menerima bola servis, untuk menerima bola dari lawan yang berupa serangan/smash, untuk pengambilan bola setelah terjadi block atau bola pantulan dari net, untuk menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh di luar lapangan permainan, atau untuk pengambilan bola yang rendah dan mendadak datangnya atau bahkan bola yang di passing tidak dapat melewati net sehingga permainan tidak dapat dimainkan dengan baik. Usaha untuk meningkatkan teknik passing bawah haruslah memperhatikan prinsip-prinsip latihan. Menurut Sugiyanto (1994: 23)
6 agar keterampilan gerak bisa dicapai secara optimal perlu dilakukan pengetahuan kondisi latihan yang baik melalui pemberian intruksi yang tepat. Adapun prinsip-prinsip pengaturan kondisi latihan adalah: (1) prinsip pengaturan giliran, (2) prinsip beban belajar meningkat, (3) prinsip kondisi praktik bervariasi, dan (4) prinsip pemberian motivasi. Berdasarkan prinsip latihan yang telah dijelaskan, salah satu faktor penting dalam proses penguasaan bola voli khusunya passing bawah adalah prinsip pengaturan giliran. Prinsip yang dimaksud adalah distributed condition atau metode latihan interval dan massed conditioned atau metode kontinyu. Kedua prinsip tersebut memiliki pola yang berbeda yaitu pengaturan waktu latihan dan istirahat latihan. Anak latih junior akan memerlukan waktu yang relatif lama untuk dapat menguasai teknik dasar dalam permainan bola voli. Anak latih junior akan merasa kesulitan jika melakukan berbagai macam teknik dasar dalam bola voli. Adapun kesulitan atlet dalam melakukan berbagi macam teknik dasar dalam bola voli mini dikarenakan anak latih baru pertama kali mengenal teknik dasar bola voli mini dan belum dapat mengetahui bagaimana teknik yang baik dan benar dalam melakukan teknik dasar bola voli yang meliputi servis, passing bawah maupun atas, smash, block, dan umpan. Untuk smash atlet junior memang belum optimal dikarenakan tinggi net yang tidak dapat dijangkau anak dan lompatan anak yang belum maksimal. Selain faktor fisik dan teknik, mental merupakan faktor penting dalam pencapaian prestasi. Penampilan seorang atlet tidak bisa dilepaskan dari daya
7 dorong yang dimiliki. Sederhananya, semakin besar daya dorong yang dimiliki, maka penampilan akan semakin optimal, tentu saja jika ditunjang dengan kemampuan teknis dan kemampuan fisik yang memadai. Daya dorong itulah yang biasa disebut dengan motivasi. Perlu diperhatikan bahwa dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler bola voli di sekolah terdiri dari kumpulan individumanusia. Menurut Alwi, H. (2007: 125) individu manusia memiliki sifat hakikat yang merupakan karakteristik dan mempunyai akal yang membedakan individu itu berbeda dengan makhluk lainnya bahkan individu manusia lainnya. Oleh karena itu, perbedaan ini merupakan hal penting yang harus diketahui oleh pelatih karena perbedaan ini dapat digunakan untuk menentukan metode latihan yang tepat dalam proses latihan teknik dasar bola voli mini. Pelatih harus memahami perbedaan pada siswa ataupun anak latih, terutama perbedaan motivasi siswa untuk mengikuti latihan bola voli mini. Apabila motivasi siswa tinggi dalam kegiatan ekstrakurikuler bola voli mini maka latihan keterampilan teknik dasar bola voli mini juga akan berjalan dengan baik. Namun apabila motivasi siswa rendah dalam kegiatan ekstrakurikuler bola voli mini maka latihan keterampilan teknik dasar bola voli mini juga akan berjalan dengan kurang baik, siswa akan cepat bosan apabila metode yang digunakan tidak sesuai. Untuk itu dalam melatih atlet junior dengan memiliki motivasi yang berbeda-beda membutuhkan metode latihan yang tepat, sesuai dengan karakteristik atlet agar teknik dasar dalam permainan bola voli mini itu dapat dengan mudah dikuasai oleh anak latih. Pelatih harus dapat memberikan metode yang tepat dalam melatih
8 teknik dasar bola voli mini agar anak latih tidak merasa bosan. Pemilihan dan penggunaan metode latihan keterampilan teknik dasar bola voli mini untuk atlet junior usia 11-12 tahun di SD Negeri Sidoagung 3 Tempuran Magelang. Agar metode yang diterapkan mampu meningkatkan hasil latihan atlet dalam penguasaan keterampilan teknik dasar bola voli mini, maka dalam penelitian ini akan dicobakan dua macam metode latihan yang diterapkan dalam proses latihan keterampilan teknik dasar bola voli mini yaitu metode latihan interval dan metode latihan kontinyu. Berdasarkan permasalahan di atas, perlu diteliti pengaruh metode latihan interval dan metode latihan kontiyu terhadap keterampilan teknik dasar bola voli mini pada siswa yang memiliki perbedaan motivasi. Berdasarkan kedua metode latihan tersebut akan dibandingkan manakah yang lebih banyak pengaruhnya terhadap peningkatan hasil latihan keterampilan teknik dasar bola voli mini ditinjau dari motivasi siswa. Untuk mengetahui hal tersebut maka perlu dikaji dan di teliti melalui penelitian eksperimen. Disinilah pentingnya teknik dasar dalam bola voli mini, dengan teknik dasar yang baik dan benar atlet dapat memperoleh poin tanpa mengeluarkan tenaga bagi team untuk melakukan sebuah rally yang panjang. Untuk itu teknik dasar passing bawah sangat penting untuk dilatih agar mendapat hasil yang maksimal. Dengan melihat uraian di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Metode Latihan Interval dan Metode Latihan Kontinyu Terhadap Keterampilan Passing Bawah dalam Permainan Bola Voli Mini SD Negeri Sidoagung 3 Tempuran Magelang ditinjau dari Motivasi Siswa.
9 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Peningkatan prestasi olahraga tidak cukup kalau hanya mengandalkan waktu pelajaran yang ada di sekolah, harus ditempuh suatu kebijakan dari sekolah dengan menambah atau memasukkan olahraga sebagai kegiatan ekstrakurikuler dengan pembinaan menuju pada pencapaian prestasi. 2. Mencapai prestasi puncak dalam cabang bola voli tidak didapatkan secara instan, namun membutuhkan proses latihan yang panjang sehingga hendaknya latihan dimulai dari usia junior agar pada masa usia puncaknya dapat maksimal. 3. Siswa ekstrakurikuler bola voli SD Negeri Sidoagung 3 Tempuran Magelang perlu meningkatkan keterampilan passing bawah bola voli mini. 4. Atlet junior lebih cepat merasa bosan jika pelatih hanya monoton dalam menggunakan metode latihan. 5. Motivasi siswa ekstrakurikuler bola voli mini SD Negeri Sidoagung 3 Tempuran Magelang mempunyai kategori yang berbeda. 6. Perlu dipilih metode latihan interval dan metode latihan kontiyu terhadap keterampilan teknik dasar bola voli mini pada siswa yang memiliki perbedaan motivasi. 7. Penerapan metode latihan dan motivasi dapat mempengaruhi hasil keterampilan passing bawah bola voli mini pada siswa ekstrakurikuler bola voli mini SD Negeri Sidoagung 3 Tempuran Magelang.
10 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah terdapat berbagai masalah, agar masalah yang diteliti tidak terlampau luas dan pembahasan menjadi lebih fokus serta dengan mempertimbangkan keterbatasan dana, waktu, dan kemampuan peneliti, maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Keterampilan passing bawah bola voli mini pada siswa ekstrakurikuler bola voli mini di SD Negeri Sidoagung 3 Tempuran Magelang perlu ditingkatkan. 2. Pemilihan metode latihan untuk meningkatkan keterampilan passing bawah pada siswa ekstrakurikuler bola voli mini di SD Negeri Sidoagung 3 Tempuran Magelang. D. Perumusan Masalah 1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh metode latihan interval dan metode latihan kontinyu terhadap keterampilan passing bawah pada siswa ekstrakurikuler bola voli mini? 2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan passing bawah pada siswa ekstrakurikuler bola voli mini yang mempunyai motivasi tinggi dan motivasi rendah? 3. Apakah terdapat interaksi antara metode latihan dan motivasi terhadap keterampilan passing bawah pada siswa ekstrakurikuler bola voli mini? E. Tujuan Penelitan Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
11 1. Mengetahui perbedaan pengaruh metode latihan interval dan metode latihan kontinyu terhadap keterampilan passing bawah pada siswa ekstrakurikuler bola voli mini. 2. Mengetahui perbedaan keterampilan passing bawah pada siswa ekstrakurikuler bola voli mini siswa yang mempunyai motivasi tinggi dan motivasi rendah. 3. Mengetahui interaksi antara metode latihan dan motivasi terhadap keterampilan passing bawah pada siswa ekstrakurikuler bola voli mini. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain : Secara teoritis, mengetahui metode-metode latihan dalam melatih keterampilan passing bawah pada permainan bola voli mini. Memberikan sumbangan perkembangan pengetahuan, khususnya bagi rekan-rekan sejawat di pembinaan olahraga. Secara praktis, memberikan masukan kepada pelatih dan pembina, khususnya bagi pelatih di ekstrakurikuler dan klub-klub bola voli agar dapat memperhatikan dan meningkatkan metode latihan sehingga bermanfaat terhadap atlet yang mempunyai motivasi yang berbeda-beda dan kurangnya keterampilan passing bawah bola voli mini. Selain itu dapat dijadikan pertimbangan bagi suatu lembaga khususnya pada bidang kepelatihan untuk meningkatkan perannya dalam memberikan materi pelatihan yang efisien bagi para pemain bola voli.