waktu tertentu berdasarkan surat keputusan s/d 15.30 Wita dikategorikan masuk kerja tidak tepat waktu (terlambat).



dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 677 TAHUN 2016 TENTANG DISIPLIN KEHADIRAN APARATUR SIPIL NEGARA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 23 TAHUN 2011/01-C/HK/2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARI

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG SISTEM KEHADIRAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM KEHADIRAN SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 211/PMK.01/2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN. TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/PERMEN-KP/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 44

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENGATURAN JAM KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 90 TAHUN 2014 TENTANG HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR: 60- TAHUN 2016

BUPATI BANYUASIN, 4. Undang

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

2 Di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara R

BERITA NEGARA. No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 47 TAHUN 2017

BUPATI PENAJAM PASER UTAR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 119 Tahun 2009 TENTANG

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.73/KP.403/MPEK/2013 TENTANG

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENGHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2016

BERITA NEGARA. No.1496, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Tunjangan Kinerja. Pegawai. Pelaksanaan.

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57

SALINAN BUPATI BULUNGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 41/PMK.01/2011 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahu

PERATURAN BUPATI BULUNGAN

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri (Lembaran Negara Tahun 1966 Nomor 7, Tambaha

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PERTANIAN. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG HARI DAN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan N

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

RUMUSAN PERTEMUAN TEKNIS PENGELOLA DATA KEPEGAWAIAN LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.66/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 68/Permentan/OT.140/11/2012

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 152 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 12 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.5/Menhut-II/2013 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 68/Permentan/OT.140/11/2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG KEHADIRAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR: 1 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan; 3. Peraturan Presiden Nomor 119 Tahun 2015 tent

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai bidang memanfaatkan teknologi untuk membantu operasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 30 SEPTEMBER 2OI4 NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 23 TAHUN 201 1 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN ABSENSI SIDIK JARI. L Kewajiban PNS/CPNS Pemerintah Provinsi Bali dalam Melaksanakan Absensi: 1. Melaksanakan absensi pada saat masuk dan pulang kerja sesuai dengan ketentuan waktu absensi sebagai berikut: a. Absensi masuk kantor dimulai pukul 00.00 Wita sampai dengan 11.59 Wita dengan kategori sebagai berikut: 1) melakukan absensi pukul 00.00 Wita s/d 07.30 Wita dikategorikan masuk kerja tepat waktu. 2) melaksanakan absensi kedatangan mulai pukul 07.31 Wita s/d 15.30 Wita dikategorikan masuk kerja tidak tepat waktu (terlambat). b. Absensi pulang kantor dimulai pukul 15.30 Wita s/d 23.59 Wita dengan kategori sebagai berikut: 1) Melakukan absensi pukul sebelum pukul 15.30 Wita dikategorikan pulang kerja tidak tepat waktu (pulang lebih cepat). 2) Melakukan absensi pukul 15.31 Wita s/d 23.59 Wita dikategorikan pulang kerja tepat waktu, dan tidak memperhitungkan waktu lembur. 2. Absensi masuk kantor ataupun pulang kantor hanya dilakukan satu kali input. Apabila dilakukan lebih dari satu kali input maka absensi masuk yang dipakai adaiah input yang terakhir. 3. Bagi PNS/CPNS yang tidak masuk kantor karena cuti, ijin, sakit, melakukan perjalanan dinas luar daerah, atau mengikuti diklat dibebaskan dari kewajiban melakukan absensi dengan syarat menunjukkan surat perintah/surat tugas/surat keterangan/buku ijin yang diketahui (ditandatangani) atasan langsungnya kepada Kepala Sub Bagian yang menangani kepegawaian yang selanjutnya disebut Admin sebagai dasar pemberian dispensasi tidak melaksanakan absensi, selanjutnya di entry oleh operator absensi sidik jari pada aplikasi yang tersedia. 4. Bagi PNS/CPNS yang melaksanakan tugas belajar, atau ditugaskan secara tetap di lapangan yang tidak memungkinkan melakukan absensi di SKPD/UPT unit kerjanya diberikan dispensasi tetap untuk tidak melaksanakan absensi dalam periode waktu tertentu berdasarkan surat keputusan penempatan / penugasan.

5. Ketentuan bagi PNS/CPNS yang Tidak repat waktu Datang (terlambat) adalah sebagai berikut: a. PNS/CPNS Tidak Tepat Waktu Datang (terlambat) disertai surat ijin terlambat datang dengan persetujuan atasan, melaporkan hal tersebut kepada admin (dengan menyerahkan surat ijin) yang selanjutnya akan di entry oleh operator sidik jari sesuai jam kedatangan riil yang bersangkutan. PNS/CPNS dalam kondisi ini dikenakan pemotongan Tpp secara akumulasi perhitungan menit dalam 1 (satu) bulan hari kerja, dan dikategorikan sebagai pegawai.,disip1in,,. b. PNS/CPNS Tidak Tepat waktu Datang (terlambat) tanpa disertai surat rjin terlambat (terlambat tanpa persetujuan) melakukan absensi sidik jari pada mesin sesuai jam kedatangan riil pegawai yang bersangkutan. pns/cpns daiam kondisi ini dikenakan pemotongan Tpp secara akumulasi perhitungan menit dalam 1 (satu) bulan hari kerja, dan dikategorikan sebagai pegawai "Tidak Disiplin,,. 6. Ketentuan bagi PNS/CPNS yang Tidak Tepat waktu pulang (mendahului) adalah sebagai berikut: a. PNS/CPNS Tidak repat waktu pulang (mendahului) disertai surat ijin mendahului dengan persetujuan atasan kemudian melaporkan hal tersebut kepada admin dengan menyerahkan surat ijin mendahului, selanjutnya akan di entry oleh operator sidik jari sesuai jam kepulangan riil yang bersangkutan. PNS/CPNS dalam kondisi ini dikenakan pemotongan Tpp secara akumulasi perhitungan menit dalam 1 (satu) bulan hari kerja, dan dikategorikan sebagai pegawai,,disip1in,,. b. PNS/CPNS Tidak repat waktu pulang tanpa disertai rjin (mendahului tanpa persetujuan) melakukan absensi sidik jari pada mesin sesuai jam kepulangan riil pegawai yang bersangkutan. PNS/CPNS dalam kondisi ini dikenakan pemotongan TPP secara akumulasi perhitungan menit dalam 1 (satu) bulan hari kerja, dan dikategorikan sebagai pegawai "Tidak Disiplin". 7. Bagi PNS/CPNS yang lalai (tidak ingat) melaksanakan absensi sidik jari baik pada jam kedatangan maupun jam kepulangan, pemotongan TPP dilaksanakan secara akumulasi perhitungan menit dalam 1 (satu) bulan hari keda dan pemotongan uang makan dilaksanakan dengan perhitungan akumulasi ketidakhadiran 1 (satu) hari kerja dalam 1 bulan hari kerja. PNS/CPNS dalam kondisi ini dikategorikan sebagai pegawai "Tidak Disiplin". 8. PNS/CPNS dapat melakukan absensi di unit kerja/skpd lain apabila PNS yang bersangkutan sedang melaksanakan tugas kedinasan pada SKPD/upr tujuan dengan terlebih dahulu melaporkan/menunjukkan surat disposisi kepada admin. 9. sanksi/hukuman atas pelanggaran terhadap kewajiban masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja -"rrgr.cu kepada ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

II. Tata Cara Absensi. 1. Penempatan Perangkat Absensi sidik Jari dilakukan pada: a. Sekretariat Badan/Dinas/Biro lkantor dan Sekretariat UPT; dan b. Diluar sekretariat sebagaimana poin a dengan ketentuan jumlah CPNS/PNS minimal 10 orang dan atau disesuaikan dengan ketersediaan perangkat absensi sidik jari. 2. Untuk PNS/CPNS yang kantornya sudah dilengkapi absensi sidik jari: a. melakukan registrasi (pendataan, pemindaian jari) PNS/CpNS untuk mengisi database sistem absensi di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali oleh admin melalui operator yang ditunjuk oleh SKPD / UpT yang bersangkutan; dan b. Absensi menggunakan salah satu sidik jari/finger print. 3. Untuk PNS/CPNS yang kantornya atau tempat tugasnya belum dilengkapi mesin absensi sidik jari yang harus dilakukan: a. melakukan absensi sidik jari rintas skpd dengan memperhatikan SKPD I UW Tujuan terdekat; dan b. Apabila tidak dapat dipenuhi sebagaimana poin a, maka proses absensi dilakukan entry oleh admin melalui operator berdasarkan Surat Keputusan Penempatan / Penugasan yang didukung dengan absensi manual sebagai back up data kehadiran CPNS/pNS. 4. Apabila mesin absensi sidik jari tidak berfungsi karena mengalami gangguan maka PNS/CPNS wajib melakukan absensi manual selama masa gangguan sebagaimana lampiran I dan selanjutnya operator absensi melakukan entry ke aplikasi setelah gangguan dapat diatasi berdasarkan lampiran I tersebut 5. Apabila dibutuhkan dalam rangka pembinaan CPNS/PNS dan lain-lain, Admin melalui operator dapat melaksanakan print out laporan pelaksanaan absensi sidik jari. 6. Laporan hasil print out absensi sidik jari, baik yang dilakukan secara elektronik maupun manual wajib dilaporkan oleh Kepala sub Bagian yang menangani kepegawaian kepada Kepala skpo masing-masing sebagai bahan pengisian instrument pengukuran kinerja PNS/CPNS di unit kerjanya. III. Tugas dan Tanggungjawab Kepala Sub Bagian yang Menangani Kepegawaian (Admin) di setiap UPT/SKPD dalam Pelaksanaan Sistem Absensi Sidik Jari secara Elektronik. 1. memfasilitasi seluruh PNS/CPNS di UPT/SKPD dalam melakukan registrasi ke dalam database absensi sidik jari. 2. menyediakan Formulir Absensi pns/cpns (absensi manual) bila diperlukan. ō. mengawasi pelaksanaan absensi sidik jari termasuk backup data absensi sidik jari yang bersifat manual. 4. melakukan pendokumentasian surat ked.inasan baik berupa surat perintah tugas, surat penempatan/penugasan maupun surat dispensasi. 5. melakukan pendokumentasian atas ketidakhadiran kerena ijin, cuti maupun sakit.

6. menjrusun dan menyampaikan rekapitulasi laporan absensi harian dan rekapitulasi laporan absensi bulanan kepada BKD sesuai prosedur yang telah ditetapkan. (Bila diperlukan oleh BKD atau Biro Organisasi). 7. lnenyampaikan rekapitulasi laporan absensi bulanan pns/cpns kepada Kepala SKPD setiap tanggal 1 bulan berikutnya. (Bila diperlukan oleh BKD atau Biro Organisasi). 8. memelihara dan menjaga fungsi dan keberadaan mesin absensi sidik jari serta melaksanakan koordinasi dengan skpd yang menangani Perangkat Absensi Sidik Jari. 9. menyampaikan pengaduan secara erektronik ke skpd yang menangani perangkat absensi sidik jari Biro pemerintahan apabila terjadi kerusakan teknis mesin/sistem/jaringan perangkat absensi melalui help desk Nomor (0361) 90g1dgg atau fasilitas VoIP Nomor 1888. 10. Dalam menjalankan tugas pelaksanaan sistem absensi sidik jari secara elektronik Kepala Sub Bagian yang menangani kepegawaian dapat dibantu oleh - jafung lr-r* yang melaksanakan tugas tertentu sebagai pengelola sistem informasi kepegawaian / pengelola administrasi kepegawaian /pengelola absensi sebagai operator sistem absensi -di masing-masing UPT/SKPD. IV. V. Lain-lain. 1. Bagi PNS/CPNS yang melaksanakan tugas shift atau jam kerja khusus melaksanakan absensi sidik jaii pada formulir absensi manual sebagaimana tercantum pada lampiran II pada petunjuk Tenis ini, selanjutnya dilakukan entry oieh op.rato. sidik jari _ dengan mengkonversi kedalam waktu keda normal. 2. Proses sebagaimana poin 1 dilaksanakan sampai dengan selesainya penyempurnaan absensi sidik jari yang mengadopsi jam kerja khusus/ shift. 3. Bagi SKPD/UPT yang melaksanakan 6 (enam) hari kerja, dilakukan absensi sidik jari berdasarkan jam kerja yang telah ditetapkan dengan kertentuan yang berlaku. 4. Untuk pelaksanaan absensi sidik jari 6 (enam) hari kerja terlebih dahulu dilakukan pengaturan jam kerja pada mesin absensi sidik jari oleh admin yang dibantu oleh operator. 5. Dalam hal pelaksanaan absensi sidik jari dibentuk Tim pemeriksa yang terdiri dari Tim Gerakan Disiplin Nasional (GDN) provinsi Bali yang dibantu oleh Tim Teknis. Kewajiban antar Pihak atas perangkat Mesin Absensi sidik Jari. 1. SKPD yang menangani perangkat absensi sidik jari sebagai pihak yang melaksanakan pengadaan perangkat mesin absensi-sidik jari melakukan Serah Terima penggunaan perangkat mesin absensi sidik Jari kepada upr/skpd untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. 2. Perangkat Mesin Absensi sidik Jari sebagaimana dimaksud pada Bagian v angka 1 merupakan assetlkeiayaan milik pemerintah Provinsi Bali untuk dipergunakan dalam pelaksanaan sistem absensi sidik jari.

u. 3. Dengan Serah Terima Penggunaan Barang, maka kewajiban UPT/SKPD adalah bertanggungjawab penuh terhadap resiko yang melekat pada barang tersebut termasuk kebersihan, keamanan, penyalahgunaan diluar dinas, kerusakan yang disebabkan kelalaian dan hal-hal lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. +. pemiliharaan perangkat absensi sidik jari menjadi tanggung jawab pihak SKPD yang menangani perangkat absensi sidik jari. Prosedur Apabila terjadi Kerusakan/Kehilangan Perangkat Mesin Absensi. 1. Tim Pemeriksa melaksanakan pemeriksaan dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan. 2. Apabila hasil pemeriksaan menunjukan kesrusakan/kehilangan disebabkan oleh Force Majure (kebakaran, bencana alam, kerusakan) dan gangguan teknis/sistem, perbaikan/penggantian mesin absensi menjadi tanggungjawab SKPD yang menangani perangkat absensi sidik jari. 3. Apabila hasil pemeriksaan menunjukan kerusakan/kehilangan, disebabkan faktor kelalaian/ kesengaj aan: a. Ditemukan oknum PNS/CPNS yang melakukan pengrusakan/penghilangan perangkat mesin absensi, maka kepada oknum yang bersangkutan ditetapkan sanksi hukuman disiplin sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2OLO tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. b. Tidak ditemukan oknum PNS/CPNS yang melakukan pengrusakan perangkat mesin absensi sanksi diberikan kepada seluruh pegawai UPT/SKPD yang bersangkutan, dalam bentuk pemberian nilai no1 (0) pada aspek ketepatan waktu datang dan aspek ketepatan waktu pulang pada hari yang bersangkutan. c. Ditemukan bukan oknum PNS/CPNS yang melakukan pengrusakan/ penghilangan perangkat mesin absensi dilakukan proses hukum melalui pihak penegak hukum. d. Kepala UPI/SKPD wajib melakukan perbaikan/penggantian terhadap perangkat mesin absensi yang hilang/rusak karena faktor kelalaian/ kesengaj aan. GUB MADE MANGKU PASTIKA