TRANSFORMASI DESA PENGUATAN PARTISIPASI WARGA DALAM PEMBANGUNAN, PEMERINTAHAN DAN KELOLA DANA DESA. Arie Sujito

dokumen-dokumen yang mirip
MEMBANGUN DAN MEMBERDAYAKAN DESA MELALUI UNDANG-UNDANG DESA Oleh : Mardisontori, LLM *

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa desa sebagai subyek pembangunan. Desa tidak lagi hanya

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 01 TAHUN PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes) TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Demokratisasi Desa merupakan fase tersendiri yang sengaja dibedakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

UU No. 6 Tahun 2014 kesatuan masyarakat hukum berwenang untuk mengatur dan mengurus

Oleh: Bito Wikantosa Kasubdit Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif

DUKUNGAN / BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BOP KECAMATAN DAN KPMD DALAM PEMBANGUNAN DESA TH 2016

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

KEPALA DESA MATTIRO DOLANGENG KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAAUAN PERATURAN DESA MATTIRO DOLANGENG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2015 menurut Undang-undang No.6 Tahun menteri Desa No.21 tahun 2015 tentang prioritas penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI REVITALISASI PERAN PENDAMPING DALAM MEWUJUDKAN DESA KUAT DAN MANDIRI

Pengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN

MENGEMBANGKAN DEMOKRATISASI DESA. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

TINJAUAN HUKUM ATAS MEKANISME PENYALURAN, PENGGUNAAN, DAN PELAPORAN SERTA PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. Sumber : id.wordpress.com

MATRIK KURIKULUM PELATIHAN TENAGA AHLI DAN PENDAMPING PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Dalam menyusun RPJMD Kabupaten Karawang tahun ,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Visi Misi Gubernur DIY: Rancangan Cascade RPJMD DIY

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Kerangka Tata Pemerintahan Yang Baik

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

Taufik Madjid, S.Sos, MSi. Direktur Pemberdayaan Masyarkat Desa

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG

LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata

SAMBUTAN KEPALA DESA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

Pendahuluan. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

BAB I. tangganya sendiri (Kansil, C.S.T. & Christine S.T, 2008). perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkat pusat sampai ke desa.

5 KEWAJIBAN PEMERINTAH DESA PASCA IMPLEMENTASI UU NO.6 TAHUN Suswanta

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

BAB I PENDAHULUAN. pengesahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa oleh mantan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan RKP-Des RKP Desa RKP Desa

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan berdasarkan

-2- No.1934, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tenta

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Lex Et Societatis Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Partisipasi kelompok marginal dan perempuan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

DRAFT RENCANA STRATEGIS

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat yang hakikatnya semakin lama semakin baik, disamping untuk. pembangunan secara luas dalam konteks demokrasi.

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DITJEN PPMD Jakarta, Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, maupun kemasyarakatan maupun tugas-tugas pembantuan yang

PENGAKUAN DAN PENGUATAN PERAN PEREMPUAN DALAM IMPLEMENTASI UU DESA NO 6 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Berdasarkan ketentuan ini

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA 4 MENTERI TENTANG PENYELARASAN DAN PENGUATAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disahkan pada

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

BAB VI LANGKAH KE DEPAN

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

MEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN DESA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola daerahnya sendiri. Namun dalam pelaksanaannya, desentralisasi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

TRANSFORMASI DESA PENGUATAN PARTISIPASI WARGA DALAM PEMBANGUNAN, PEMERINTAHAN DAN KELOLA DANA DESA Arie Sujito

Apa pelajaran berharga yang dibisa dipetik dari perubahan desa sejak UU No. 6/ 2014? Apa tantangan yang dihadapi sejauh ini? Bagaimana strategi memperkuat partisipasi masyarakat didalam meningkatkan kualitas perubahan desa?

Sentralisasi Desentralisasi Otonomi Daerah Otonomi Desa Kewargaan Komunitas

PARADIGMA PEMBANGUNAN Prokeadilan Kerakyatan Sense ekologi Keberlanjutan RELASI KUASA Keseimbangan power; check and balances Partisipasi dan deliberatif demokrasi Transparan dan aksesibilitas

Reformasi Pemerintahan UU DESA Kebangkitan Demokrasi Lokal Transformasi Desa Pembaharuan agraria Demokratisasi desa Pemenuhan pelayanan publik Pemberdayaan ekonomi Keadilan gender Lingkungan yang manusiawi dan berkelanjutan

Keadilan Kelola SDA Emansipasi Warga Kekuasaan Demokratis Relasi Struktural dengan Supradesa DESA Pemerintahan yang Responsif Misi Pembaharuan Desa

1. Membangun kemandirian desa; jaminan sumberdaya keuangan dari APBN untuk penyelenggaraan pembangunan serta revitalisasi penataan aset desa 2. Mengatasi apatisme warga; memperkuat partisipasi dalam kebijakan dan penyelenggaraan desa 3. Memperkuat pilar demokrasi desa; sistem ceck and balances sistem pemerintahan dan pembangunan desa 4. Memperbaiki pelayanan publik; penyelenggaraan pemerintahan desa untuk kebutuhan warga 5. Merevitalisasi modal sosial desa untuk pemberdayaan lokal (nilai, mekanisme dan institusi sosial ekonomi warga) Desa yang Demokratis, Mandiri dan Sejahtera

Keterbatasan Kapasitas SDM Apatisme, keterbatasan kualitas partisipasi Regulasi dan kebijakan belum solid Jebakan administrasi yang berlebihan Kurang supervisi: Bantuan dan pengawasan

Patronase politik Elite chapture Oligarkhi Korupsi Apatisme

Akses APBDes Pemerintahan Bersih Agraria BUMDes Perlindungan rentan Aset Desa Pelayanan Dasar Air, pupuk, bibit ARENA BARU RELASI KUASA Kades Perangkat Desa Pemuda Petani Buruh Perempuan Tokoh adat Tata Ruang Isu-isu aktor Tokoh Agama

Tersedia ruang Musyawarah Desa negosiasi; kontestasi Musrenbangdes antar aktor dalam artikulasi kepentingan Forum Komunitas Representasi isu, Kelompok Sektoral agenda dan aktor (agencies) Pembentukan subjek politik pembangunan

Demokratisasi desa dipahami sebagai proses perubahan relasi kuasa bidang politik dan ekonomi yang ditandai oleh partisipasi aktif dan kritis masyarakat dalam pengambilan keputusan strategis, tata kelola pemerintahan dan pembangunan desa yang transparan dan akuntabel Demokratisasi desa dimaksudkan untuk melakukan pembaharuan menuju kemandirian, keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata

Memperkuat basis perencanaan desa yang memadai; tidak asalasalan dalam membuat RPJMDes Mendorong akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahan desa; bebas dari korupsi Program pembangunan desa harus berubah dengan orientasi pemberdayaan dan emansipasi warga

Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) aparat dan masyarakat desa Pengembangan ekonomi desa perlu menitik beratkan pada produktivitas; pembukaan lapangan kerja; serta kesejahteraan warga Praktik demokrasi desa harus beroperasi sebagai manivestasi penyelenggaraan ceck and balances Pengambilan keputusan mengangkut urusan strategis; seperti investasi, kelola SDA, kerjasama antar desa, dan menyangkut hajat hidup warga harus melibatkan warga dalam forum musyawarah desa

Tantangan bagi CSO, pemerintah dan pihak-pihak peduli desa untuk mengawal, membantu, mensupervisi agar tujuan mulia penguatan desa dapat tercapai Peluang membangun kemandirian desa dalam konteks demokrasi dan kesejahteraan kian terbuka Itulah pintu pembuka transformasi desa untuk memperkuat kedaulatan warga lokal

Pemerintahan desa perlu menyiapkan diri, meningkatkan kemampuannya dalam hal; Mengelola sumberdaya desa untuk kebutuhan publik Memahami masalah, merumuskan kebutuhan dan membuat perencanaan desa yang lebih baik Meningkatkan ketrampilan dalam mengimplementasikan peraturan UU Desa dan turunannya Memiliki kemampuan dalam mengelola keuangan desa dengan prinsip partisipatif, transparan dan akuntabel Mengelola dan memperkuat partisipasi warga dalam pembangunan desa

Peran BPD: Meningkatkan kemampuan dalam menyusun perencanaan desa bersama perangkat desa Melalukan kontrol atau pengawasan jalannya pemerintahan desa Memperkuat partisipasi dengan mengajak warga dalam aktif kegiatan pembangunan Menumbuhkan inisiatif warga dalam turut serta mengembangkan program permberdayaan desa

Memperkuat kapasitas warga, dalam hal partisipasi, kerjasama, pengawasan, kemampuan kreatif dan inovatif, serta kemampuan teknis membantu dan mengontrol penyelenggaraan pemerintahan desa Menumbuhkan inisiatif ekonomi kreatif, merevitalisasi modal sosial, serta memperkuat relawan-relawan desa di berbagai bidang dan sektor Membangun kelompok-kelompok active citizen sebagai mesin penggerak inisiasi mengartikulasi kepentingan dan aspirasi untuk mempengaruhi pengambilan keputusan strategis desa Secara aktif menjalin kerjasama warga lintas desa untuk kegiatan sosial ekonomi pemberdayaan serta media penguatan bargaining pada supradesa

Kelompok marginal seperti; perempuan, komunitas adat, petani, difabel, kaum miskin, dan warga yang dikucilkan perlu diperkuat kapasitas dan perannya untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan desa Forum-forum warga sebagai arena partisipasi harus dimanfaatkan kelompok-kelompok warga yang termarginalkan sebagai arena dan fungsi representasi komunitas di desa Memadukan: partisipasi kelompok marginal yang terorganisir, komitmen politik dan struktur kesempatan yang memungkinkan perubahan berlangsung

Dana Desa diterima oleh Desa sebagai konskuensi negara mengakui dan menghormati kedudukan desa (Ps 5 UU Desa) dan Kewenangan Desa (Ps 18-22 UU Desa) Kedudukan desa berada di wilayah kabupaten/kota. Artinya, desa tidak lagi menjadi bagian dari pemerintahan kabupaten/kota. Desa adalah susunan pemerintahan tersendiri di dalam sistem pemerintahan NKRI (Ps 18 ayat (7) UUD 1945) Desa diakui memiliki kewenangan berdasarkan hak asal usul dan lokal berskala desa. Kewenangan desa ini adalah kekuasaan dan tanggungjawab desa untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa

Dana desa digunakan untuk membiayai 4 bidang urusan yang harus diurus desa, yaitu; pemerintahan desa, pembangunan, sosial masyarakat dan pemberdayaan masyarakat Namun, Pemerintah saat ini memiliki prioritas pembangunan (Ps 74 ayat (1) UU Desa), yang berakibat desa dalam menggunakan dana desa diminta memprioritaskan untuk membiayai urusan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa (Pasal 19 ayat (2) PP 60 / 2014)

Besaran DD 20,7 T (20015) naik menjadi 46,9 T (2016), 60 T (2017). Pembicaraan anggaran desa memang masih fokus DD, padahal ada alokasi dana desa (ADD), pengembalian pajak, pendapatan asli desa (PADes), sumber pendapatan lain dst (PPMD Kemendes, 2016).

DD yang ditransfer ke rekening daerah, membawa konsekuensi menyangkut di APBD, ada kabupaten yang responsif mengirim ke daerah, namun banyak juga yang lambat; TERBIT SKB 3 Menteri untuk akselerasi pencairan; beberapa bagian menjawab masalah, namun parsial

Masalahnya terletak; logika keuangan daerah masih menjadi nalar mainstream dalam memperlakukan DD, padahal itu uang hak desa; risikonya SKPD-nisasi Desa dalam hal pengelolaan daerah Kewenangan desa terdistorsi oleh kabupaten, selain kemenkeu juga kementrian desa dan kemendagri; misalnya soal prioritas penggunaan (padahal semestinya itu kewenangan desa)

Banyak kasus menggambarkan kesulitan desa; rujukan pengelolaan dan pertanggungjawaban; selain banyak versi, juga tidak semua kabupaten membuat Perbub Pengelolaan Keuangan Desa; terlebih skema pertanggungjawaban banyak versi; misal pelaporan hanya DD; padahal mestinya keuangan desa secara utuh

Banyak cerita positif dari desa-desa di Indonesia tersebar di berbagai dalam hal pemanfaatan dana desa serta alokasi dana desa; Partisipasi meningkat dalam program dan implementasi pembangunan desa Gairah ekonomi lokal: seperti BUMDes dan ekonomi kreatif, wisata desa; Intensitas pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, orientasi baru penguatan modal sosial Penataan lingkungan dan tata ruang: pendekatan pembangunan berorientasi ekologi (ramah lingkungan) Penanggulangan kemiskinan dan orientasi kerja bagi rakyat desa Pengembangan pertanian untuk ketahanan pangan dan energi

Kunci terpenting: Perkuat partisipasi warga: musyawarah desa sangat penting menggali kapasitas dan menjadi konsensus kebijakan desa Butuh pemimpin yang asah, asih, asuh pada warganya Mendorong tumbuh berkembang warga desa yang kreatif, cerdas, telaten membangun desa Perlu pendampingan yang organik (memanfaatkan kapasitas desa) Jaringan kerjasama antar desa dibutuhkan agar desa makin berkembang membangun kawasan Peningkatan SDM aparat desa dan fasilitasi warga

Ingat: Dana desa itu milik desa sebagai pengakuan negara, tidak boleh dipersulit pencairannya, dan tidak boleh dimanipulasi Dana desa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk desa, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Pengelolaannya harus akuntabel (sesuai aturan), bermakna untuk membangun kemandirian dan keberlanjutan Demokrasi desa harus diterapkan dalam mengelola dana desa; good governance, pemberdayaan, kontrol (check and balances) Mari kita BANTU DESA agar rakyat berdaya sebagai subjek pembangunan, manfaatkan jangka panjang adalah untuk integrasi nasional dan ketahanan masyarakat