BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung dapat menentukan kualitas sumber daya manusia serta derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah gizi yang hingga saat ini belum dapat teratasi adalah anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007) Menurut data WHO (2009) kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang sebanyak 99%. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup, jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. AKI akibat komplikasi selama hamil dan bersalin yaitu 81% dan 25% selama post partum. (WHO, 2011) Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan nifas. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia meningkat menjadi 359 per 100.000 hidup dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Target dalam Millennium Development Goals (MDGs) yaitu sebesar 125 pada tahun 2015. Salah satu masih tingginya angka kematian dan kesakitan ibu di Indonesia disebabkan oleh anemia. (Kemenkes RI, 2011) 1 1

2 Laporan dari Profil Kesehatan Kabupaten/kota bahwa data AKI di Provinsi Sumatera Utara tahun 2012 hanya 106 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil Sensus Penduduk 2010, AKI di Sumatera Utara sebesar 328 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional tahun 2010 sebesar 259 per 100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesehatan Sumatera Utara, 2013) Anemia pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Penyebab utama anemia ini adalah kekurangan zat besi. Selama kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan zat besi hampir tiga kali lipat untuk kebutuhan ibu dan pertumbuhan janin. Ibu hamil dengan asupan zat besi kurang menyebabkan nilai haemoglobin kurang dari 11 mg/dl (Kristiyanasari, 2010) Dampak kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan risiko terjadinya berat badan lahir rendah. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia. Prevalensi tahun 2010 anemia kurang besi pada ibu hamil di dunia lebih dari 2 milyar. Terdapat 370 juta wanita menderita anemia di negara berkembang. Prevalensi rata-rata lebih tinggi pada ibu hamil (59%) dibandingkan pada wanita tidak hamil (41%). Prevalensi diantara ibu hamil bervariasi dari 34% di Amerika Serikat hingga 64% di Asia bagian Selatan. Gabungan Asia Tenggara dan Selatan turut menyumbang hingga 58% total penduduk dunia. Permasalahan defisiensi zat besi cukup tinggi. Negara India terdapat sekitar

3 38% ibu hamil menderita anemia dan pada wilayah Asia lainnya ditemukan 60% wanita yang mengalami anemia. (Gibney, 2009) Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85%. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3%. Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi. (Kemenkes RI, 2013). Anemia defisiensi besi pada wanita hamil mempunyai dampak buruk, baik pada ibu maupun terhadap janin. Ibu hamil dengan anemia berat lebih memungkinkan terjadinya partus prematurus dan memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah serta dapat meningkatkan kematian perinatal. Menurut WHO (2010) tercatat 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi. Hasil persalinan yang menderita anemia defisiensi besi selama kehamilan adalah sekitar 12-28% angka kematian janin, 30% kematian perinatal, dan 7-10% angka kematian neonatal. Mengingat besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin, maka perlu perhatian yang cukup dan dengan diagnose yang cepat serta penatalaksanaan yang tepat. (Proverawati, 2010)

4 Anemia sering kali disebabkan oleh kurangnya kandungan zat besi dalam makanan, penyerapan zat besi dari makanan yang sangat rendah, adanya zat-zat yang menghambat penyerapan zat besi, dan adanya parasit di dalam tubuh seperti cacing tambang atau cacing pita, atau kehilangan banyak darah akibat kecelakaan atau operasi (Arumsari, 2008). Anemia bisa disebabkan oleh penyakit-penyakit kronis seperti tubercolis paru, infeksi cacing usus dan penyakit malaria. (Harsono, 2013). Hasil penelitian Chi, dkk (1981), menunjukkan bahwa angka kematian ibu sebanyak 70% ibu hamil yang anemia dan 19,7% untuk ibu hamil non-anemia. Kematian ibu hamil 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. (Ridwan, 2009) Berdasarkan hasil survei tahun 1999 di Propinsi Sumatera Utara anemia pada ibu hamil sebesar 78,65%, pada tahun 2002 menurun menjadi 53,8%, namun angka tersebut masih tetap tinggi. Secara nasional kategori kelompok anemia pada ibu hamil menduduki urutan kedua setelah anemia remaja putri. Kabupaten Deli Serdang salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, angka kejadian anemia besi pada ibu hamil sebesar 72,3% yang disebabkan ibu hamil tidak minum tablet besi, dan sebesar 23,15% yang disebabkan ibu hamil tidak patuh mengonsumsi zat besi. (Dinas Kesehatan Sumatera Utara, 2012) Wanita hamil memperoleh tablet besi sebanyak 90 tablet (jumlah yang seharusnya didapat selama kehamilan) tidak menderita anemia berkisar 14%.

5 Sementara berkisar 26% tidak memperoleh tablet besi dan menderita anemi. Hal tersebut disebabkan usia ibu hamil <20 tahun atau >35 tahun, berpendidikan rendah, tidak melakukan kunjungan kehamilan, sehingga tidak pernah mengetahui manfaat tablet besi selama kehamilan. (Arisman, 2010) Program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di puskesmas dimulai sejak tahun 1970 dengan mendistribusikan tablet tambah darah (Fe), dimana satu tablet berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25 mg asam folat (setara dengan 60 mg besi dan 0,25 mg asam folat). Setiap ibu hamil dianjurkan minum tablet tambah darah dengan dosis satu tablet setiap hari selama 90 hari. Tablet tambah darah disediakan oleh pemerintah dan diberikan kepada ibu hamil secara gratis melalui sarana pelayanan kesehatan. (Depkes RI, 2008) Suplemen tablet zat besi merupakan salah satu cara yang bermanfaat dalam mengatasi anemia pada kehamilan. Suplementasi tablet besi sudah diberikan secara rutin pada ibu hamil dari pelayanan puskesmas dan posyandu dan pelayanan kesehatan lainnya dengan melakukan kunjungan kehamilan atau Antenatal Care (ANC), tablet besi 90 mg/hari (satu tablet/hari) dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan, tetapi sejauh ini hasil yang dicapai belum menggembirakan, terbukti dari anemia pada ibu hamil yang masih tinggi di Indonesia. (Prawirohardjo, 2011) Upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu hamil yang disebabkan anemia melalui program pelayanan kesehatan yang disebut Antenatal Care. Pemerintah menegaskan kewajiban kunjungan kehamilan minimal empat kali

6 selama kehamilan sebagai berikut: satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0-3 bulan), satu kali pada trimester 2 (usia kehamilan 4-6 bulan), dua kali pada trimester 3 (usia kehamilan 7-9 bulan), dan mendapatkan pelayanan 10T yang berisi : timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukuran tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet Fe, pemberian imunisasi TT, pemeriksaan Hb, perawatan payudara, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan, pemeriksaan protein urin atas indikasi. Ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan diharapkan menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil yang disebabkan anemia di Indonesia. (Rukiyah, 2010) Pemeriksaan Antenatal Care merupakan pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. sehingga mampu menghadapi persalinan dengan aman. Kunjungan kehamilan adalah kunjungan ibu hamil ke tempat pelayanan kesehatan sedini mungkin semenjak ibu merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal care yang terbentuk dalam 10T, untuk mencegah adanya komplikasi ibu dan janin. (Wikjosastro, 2005) Salah satu peran petugas kesehatan yang terlibat dalam pencegahan anemia pada ibu hamil adalah bidan. Bidan berperan sebagai customer, komunikator, motivator dan fasilitator. Bidan sangat berperan penting dalam setiap pelayanan kunjungan kehamilan (ANC), bidan harus mengenal kehamilan yang berisiko khususnya pada anemia kehamilan, dalam penanganan pencegahan anemia bidan harus memberikan tablet besi pada semua ibu hamil dan pada setiap kunjungan (ANC).

7 Seluruh wanita hamil di Indonesia yang melakukan pemeriksaan kehamilan 40% telah mendapatkan informasi tentang tanda-tanda komplikasi kehamilan, 91% mendapatkan pelayanan tentang pengukuran tekanan darah, 32% mendapatkan pelayanan berupa pemeriksaan urine, 16% pelayanan pemeriksaan darah, 98% pelayanan pemeriksaan bagian perut, 60% pelayanan pemberian pil zat besi (Kemenkes, 2013). Pedoman pelayanan antenatal yang baik adalah bila target yang ditentukan di tingkat nasional dapat dicapai yaitu : cakupan K1 minimal 90% dan K4 minimal 90%, yang diharapkan dapat mendukung pencapaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 50%. (Depkes RI, 2007) Pentingnya pemeriksaan kehamilan melalui ANC karena pada umumnya kehamilan berjalan normal tetapi dengan bertambahnya usia kehamilan cenderung berkembang menjadi komplikasi yang berisiko. Ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) rentan mengalami gangguan kehamilan seperti anemia. Salah satu kegiatan ANC adalah pemberian tablet besi (Fe) sebanyak 90 tablet yang dapat mencegah anemia dalam kehamilan. (Rukiyah, 2010) Secara umum kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang diminum, ketepatan cara minum tablet zat besi, frekuensi minum perhari. Ketidakpatuhan mengonsumsi tablet besi selama kehamilan dapat menyebabkan resiko masalah kesehatan pada ibu dan janin, besar peluang untuk

8 terkena anemia yang akhirnya menyebabkan kesakitan dan kematian pada ibu dan janin. (Afnita, 2004) Penyebab kematian ibu hamil cukup kompleks antara lain komplikasi selama kehamilan penyebab langsung seperti perdarahan, eklamsi dan infeksi. Penyebab tidak langsung seperti anemia (Hb<11 gr%) sebesar 40%. Pada dasarnya kejadian ini dapat diturunkan atau dicegah bila ibu selama kehamilannya melakukan pemeriksaan kehamilan untuk mengantisipasi sedini mungkin penyulit yang akan mengancam ibu dan janin. (Arisman, 2010) Hasil survei awal bulan Desember tahun 2015 diperoleh data jumlah ibu hamil di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang sebanyak 172 orang dengan anemia sebanyak 51 orang terdiri dari ibu hamil trimester pertama sebanyak 12 orang, trimester kedua sebanyak 15 orang dan trimester ketiga sebanyak 24 orang. Data kunjungan kehamilan sebanyak 120 orang ibu hamil dan sampai saat ini data kunjungan kehamilan belum mencapai target sebesar 90%. Petugas kesehatan memberikan tablet zat besi kepada ibu hamil sebanyak 120 orang (45,3%) sebanyak 90 tablet, juga belum mencapai target sebesar 95%. Penulis juga mendapatkan informasi dari bidan bahwa ibu hamil tidak rutin melakukan kunjungan kehamilan dan tidak rutin minum tablet besi dengan alasan lupa, takut mual, takut efek samping, dilarang suami/orangtua karena dapat mengganggu kehamilan dan janin dalam kandungan. Informasi yang diperoleh dari ibu hamil tidak rutin memeriksanakan kehamilan karena tidak mengalami gangguan

9 selama kehamilan sebelumnya dan saat ini, ibu hamil lebih mempercayai dukun anak dari pada tenaga kesehatan karena kedekatan kekerabatan, dorongan dari keluarga atau ibu hamil sendirinya. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin meneliti tentang hubungan kunjungan kehamilan dan kepatuhan mengonsumsi tablet besi dengan terjadinya anemia di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan kunjungan kehamilan dan kepatuhan mengonsumsi tablet besi dengan terjadinya anemia di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang merupakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kunjungan kehamilan dan kepatuhan mengonsumsi tablet besi dengan terjadinya anemia di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016. 1.4 Hipotesis Berdasarkan perumusan masaslah, maka hipotesis sebagai berikut:

10 1. Ada hubungan kunjungan kehamilan dengan terjadinya anemia. 2. Ada hubungan kepatuhan mengonsumsi tablet besi dengan terjadinya anemia. 1.5 Manfaat penelitian 1. Memberi masukan dan pengetahuan kepada para ibu hamil agar memeriksakan kehamilan dan patuh mengonsumsi tablet besi agar terhindar dari anemia. 2. Memberi masukan pada pihak tenaga kesehatan khususnya di Desa Sekip agar memberikan motivasi kepada ibu hamil meningkatkan keinginan melakukan Antenatal Care (ANC) dan kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi.