BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang melanda Indonesia sangat berpengaruh terhadap perekonomian secara global. Dapak krisis moneter tersebut dapat dilihat dari melemahnya kegiatan perekonomian di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata. Agar sektor pariwisata mampu menghadapi krisis moneter sehingga dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan memberikan sumbangan bagi devisa negara, maka harus dilakukan upaya pengembangan dan pendayagunaan bebagai potensi kepariwisataan. Salah satunya potensi kepariwisataan tersebut adalah hotel. Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial untuk mendapatkan laba. Agar tujuan tersebut dicapai makadibutuhkan suatu manajemen perusahaan yang baik dan ditunjang oleh personil yang berkualitas. Untuk dapat berkembang dalam persaingan pasar yang ketat pemilik hotel melakukan penambahan fasilitas hotel, sehingga saat ini hotel tidak hanya menyediakan fasilitas penginapan saja, tetapi juga menyediakan fasilitas lain seperti halnya restauran, kolam renang, sarana olah raga, ruang rapat, maupun fasilitas komunikasi yang lebih canggih. Hotel dapat berkembang dan memperoleh laba besar dengan memperhatikan pelayanan yang baik, harga yang dapat dijangkau konsumen dan penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu. Permasalahan dalam akuntansi timbul dari sifat usahanya (nature of business) yang dijalankan. Dalam usaha perhotelan, setiap transaksi yang terjadi apakah itu secara tunai maupun kredit, berlangsung secara cepat. Tamu hotel dapatdatang dan menempati kamar, memesan makanan, menggunakan telepon, dan menyuruh mencucikan pakaiannya dalam waktu yang singkat. Dalam periode tersebut,tamu hotel harus dicatat dalam register hotel dan namanya harus didaftar untuk keperluan lainnya. Setiap departemen harus mencatat pembebanan atau
jasa-jasanya dan melaporkan untuk dibebankan ke dalam rekening tamu tersebut. Untuk itu diperlukan suatu pencatatan yang akurat dalam register hotel dan juga dengan setiap departemen dalam hotel tersebut dimana tamu meminta jasa. Rekening tersebut senantiasa diperbaharui setiap saat sesuai dengan transaksi yang dilakukan oleh tamu hotel serta setiap departemen harus melaporkannya secara terus menerus. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, mengharuskan pimpinan mendelegasikan sebagai wewenang kepada bawahannya yang disertai dengan batas-batas dalam penggunaan wewenang dan tanggung jawab. Adanya pelimpahan wewenang dan semakin kompleknya permasalahan yang terjadi dalam perusahaan, maka kemungkinan tindakan-tindakan yang dapat merugikan perusahaan akan semakin besar. Oleh karena itu suatu sistem pengendalian yaitu pengendalian internal sangat diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa apa yang telah dilaporkan oleh bawahannya tersebut adalah benar dan dapat dipercaya. Kebijaksanaan yang telah ditetapkan benar-benar dilaksanakan, dan untuk mengamankan harta milik perusahaan sehingga apa yang menjadi harapan atau tujuan tercapai. Audit internal adalah suatu aktivitas independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan suatu kegiatan operasional organisasi. Audit internal atas penjualan sewa kamar juga memberikan informasi, pendapat dan rekomendasi-rekomendasi yang dapat dijadikan dasar dalam membantu pengambilan keputusan manajemen untuk meningkatkan pelayanan hotel. Atas uraian tersebut di atas, dapat dilihat pentingnya peranan audit internal yang dilakukan dalam mendorong efektivitas pengendalian intern penjualan, dalam hal ini penjualan sewa kamar hotelpadaperusahaan perhotelan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan judul PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENJUALAN SEWA KAMAR (Studi Kasus pada HOTEL PANGHEGAR Bandung)
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas penulis akan mengidentifikasikan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah pelaksanaan audit internal atas penjualan sewa kamar yang dijalankan oleh Hotel Panghegar Bandung sudah memadai. 2. Apakah penjualan sewa kamar yang telah dilakukan pada Hotel Panghegar Bandung sudah efektif. 3. Bagaiman peranan audit internal dalam meningkatkan efektivitas penjualan sewa kamar di Hotel Panghegar Bandung 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menilai kememadaian pelaksanan audit internal penjualan sewa kamar yang dijalankan oleh Hotel Panghegar Bandung. 2. Untuk mengetahui dan menilai efektivitas penjualan sewa kamar yang dijalankan oleh Hotel Panghegar Bandung. 3. Untuk mengetahui peranan audit internal yang diterapkan Hotel Panghegar Bandung dalam meningkatkan efektivitas penjualan sewa kamar. 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam meningkatkan penelitian yang dilakukan, penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. 1. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengendalian internal dan audit internal dalam meningkatkan efektivitas pengendalian internal ataspenjualan sewa kamar. Selain itu untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana ekonomi jurusan akuntansi di Universitas Widyatama.
2. Bagi perusahaan, dapat memberikan suatu informasi terhadap audit internal dalam meningkatkan pengendalian internal atas penjuala sewa kamar melalui audit internal yang memadai. 3. Bagi pembaca, khususnya dilingkungan perguruan tinggi dapat menjadi bahan untuk menambah pengetahuan terapan dan dapat memberikan informasi serta gambaran yang jelas mengenai pengendalian internal dan audit internal khususnya ataspenjualan sewa kamar 1.5 Kerangka Pemikiran Pada umumnya suatu bentuk perusahaan atau organisasi akan menemukan berbagai masalah yang kompleks, dengan karakteristiknya yang berbeda-beda sesuai dengan bentuk, jenis dan besar kecilnya perusahaan. Pada perusahaan yang relatif kecil, masalah yang dihadapi tidak terlalu kompleks, sehingga kesatuan operasi masih sangat sederhana. Misalnya fungsi manajemen yang dirangkap dengan fungsi-fungsi lainnya dan dapat melakukan pengendalian melalui perintah langsung dari atasan pada bawahannya. Suatu pengendalian internal yang memadai yaitu yang diharapkan dapat mengurangi atau menekan sekecil mungkin kesalahan, penyelewengan, dan kecurangan terhadap aktivitas suatu perusahaan dimana yang ditekankan disini adalah pada suatu usaha perhotelan Perlunya pengendalian intern yang memadai tercermin dalam definisi pengendalian internal menurut COSO yang dikutip Bonyton et al (2001;325) yaitu sebagai berikut : Internal control is a process, affected by an entity s boards of directors, management and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories : Reliability of financial report Compliance with applicable laws and regulations Effectiveness and efficiency of operation.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian pengendalian internal dapat diterjemahkan secara bebasadalah suatu proses yang mencakup tindakan dewan komisaris, manajemen, dan lainnya untuk mendesain dan memberikan kepastian secara layak mengenai pencapaian tujuan dalam mencapai keandalan laporan keuangannya dapatdipercaya, efesiensi, dan efektivitas dalam operasi, serta ketaatan terhadap peraturan. Penjualan sewa kamar pada perusahaan perhotelan merupakan merupakan sumber pendapatan yang utama. Selain itu, hotel juga melayani jasa telepon, laundry, makanan, dan minuman. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian yang baik atas penjualan sewa kamar pada perusahaan perhotelan. Wilson et al yang dialih bahasakan ole Tjintjin (1997;259) mengemukakan bahwa : Pengendalian internal penjualan meliputi analisis, penelaahan, dan penelitian yang diharuskan terhadap kebijaksanaan, prosedur, metode, dan pelaksanaan yang sesungguhnya untuk mencapai volume penjualan yang dikehendaki dengan biaya yang wajar, yang menghasilkan laba kotor yang diperlukan untuk mencapai hasil pengendalian yang diharapkan dari investasi. Dari kutipan diatas, jelas bahwa dalam mengendalikan penjualan diperlukan laporan sebagai dasar untuk menganalisis aktifitas penjualan. Suatu pengendalian yang baik setidaknya akan menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan dalam batas-batas yang layak, sehingga walaupun terjadi kesalahan dan penyelewengan, hal ini dapat diketahui dengan cepat. Keberadaan pengendalian penjualan dalam suatu perusahaan jasa perhotelan adalah sangat penting peranannya. Keterbatasan waktu dan kemampuan pimpinan menjadi sebab diperlakukannya suatu staff auditor yang sifatnya independen, dalam arti tidak terlibat dalam kegiatan operasional. The Institute of Internal Auditors (1999) mengemukakan bahwa audit internal adalah suatu aktivitas independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan suatu suatu kegiatan operasional organisasi. Audit internal membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu
pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses pengaturan serta pengelolaan organisasi. Audit inernal diperlukan untuk membantu semua anggota manajemen dalam mengefektifkan tugas dan tanggung jawab yang dipikulnya dengan memberikan analisis-analisis, penilaian, saran, dan informasi yang dipandang perlu mengenai kegiatan yang diaudit. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa audit internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu manajemen untuk mengawasi dan menilai semua aktivitas di dalam perusahaan yang berkaitan dengan berbagai aspek yang mempengaruhi jalannya kegiatan operasional. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis menarik suatu hipotesis sebagai berikut : Audit internal yang dilaksanakan dengan memadai akan berperan meningkatkan efektivitas penjualan sewa kamar. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Rachmat Setiakarna Wisastra Universitas Widyatama lulusan tahun 2004 dengan judul Peranan Audit Internal dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan Sewa Kamar. (Studi kasus pada Hotel Kedaton Bandung). Dalam hal ini perbedaannya terdapat dalam studi kasus yang berbeda yaitu dalam skripsi ini penulis melakukan studi kasus pada Hotel Panghegar Bandung dan pada tahun yang berbeda yaitu tahun 2008. 1.6 Metodologi Penelitian Dalam melakukan penelitian dan menyusun skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu metodeyang bertujuan untuk menggambarkan keadaan objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada, dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, kemudian membuat analisa, mengambil kesimpulan dan memberikan saran-saran.
Teknik penelitian yang digunakan penulis adalah : 1. Studi Lapangan (Field Study) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke objek yang diteliti, dalam hal ini fungsi pengendalian internal hotel Panghegar Bandung, untuk memperoleh data primer. Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk memperoleh data primer tersebut antara lain melalui : a. Wawancara langsung dengan pengelola dan pihak yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti. b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung pada objek penelitian. c. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang diajukan penulis kepada pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Studi Kepustakaan (Literature Study) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas untuk memperoleh data sekunder sehingga penulis memperoleh landasan teoritis yang cukup dalam melihat dan membahas kenyataan yang ditemui dalam penelitian lapangan. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Hotel Panghegar Bandung yang terletak di Jl Merdeka No. 2 Bandung. Adapun penelitian dilaksanakan bulan 20 Desember 2008 sampai dengan 15 Maret 2008.