BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan. kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari diri manusia, masyarakat maupun lingkungannya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang tepat dan serasi bagi siswa-siswa. Bagi seorang guru mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang tercantum dalam kurikulum pendidikan. Mata pelajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Mata

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui mata pelajaran Kewarganegaraan juga diharapkan warga Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses Belajar Mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) pembelajaran PKn

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iin Indriyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. penerus bangsa. Perkembangan di segala aspek sangat kita harapkan. depan apalagi di Era Globalisasi seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. siswa itu sendiri. Mata pelajaran PKn sering dianggap sebagai sebuah mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam. tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

BAB I PENDAHULUAN. moral akan mempengaruhi masa depan bangsa. 1. lemahnya proses pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dimasa sekarang maupun dimasa

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun pendidikan nonformal. Salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Segai sebuah proses sengaja maka pendidikan harus dievaluasi

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan hal itu, tidak akan pernah terlepas dari peran guru untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

Penerapan Teori Konstruktivisme

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kurikulum pada awal kemerdekaan di tahun 1946 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 (2006, h. 1) tentang standar isi

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. menjadi memiliki keterampilan. Menurut Erich Fromm (dalam Harmin dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah

A UMS - Copy SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam paradigma baru saat ini pelajaran PKn memusatkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu. manusia dalam mengembangkan dirinya hingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1999), hlm Ibnu Ahmad Shaleh, Penyelenggaraan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Pendidikan berfungsi untuk mendorong suatu perubahan agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang telah diterapkan terdapat masalah klasik yang sulit dipecahkan. Data-data

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerjakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat bawah sampai tingkat atas. PKn juga merupakan pendidikan wajib bagi setiap warga Negara,khususnya warga negara Indonesia, karena dalam pendidikan kewarganegaraan akan mendidik warganya menjadi warga Negara yang baik. PKn perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia. Malik Fajar menyatakan bahwa PKn ini sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan PKn juga memiliki peranan penting sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan,wawasan, watak,karakter, dan pengetahuan sehingga warga Negara nantinya memiliki sikap demokratis dan bertanggung jawab. 1 PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang mampu memahami dan melaksanakan hak-hak dan kewajibannya agar menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sebagaimana yang telah diamanatkan pada pancasila dan UUD 1945. 1 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011), hal 277 1

2 Salah satu tujuan pembelajaran PKn adalah agar siswa mampu berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganageraan yang ada, serta mengharapkan siswa agar mampu berpartisipasi secara aktif, kreatif, dan bertanggung jawab, juga bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, selain itu juga dapat berkembang secara demokratis. 2 Oleh karena itu kegiatan pembelajaran PKn yang dilakukan harus selalu mengacu pada tujuan tersebut dan diharapkan tidak monoton. Agar pembelajaran mudah dipahami oleh siswa dan siswa tidak merasa bosan selama pembelajaran PKn. Selain tujuan tersebut, ada lagi tujuan pembelajaran PKn yang lain, yaitu agar siswa mampu memahami hak dan kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia, agar siswa mampu memahami bahwa Negara Indonesia adalah suatu Negara yang dijalankan oleh suatu sistem. Dalam kaitannya ini, pada pembelajaran PKn kelas IV Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, diharapkan siswa mampu mengenali dan memahami lembaga-lembaga Negara Indonesia, sehingga kedepannya siswa mampu mengetahui atau memahami arti,peran,tugas, dan bagaimana jalannya lembaga-lembaga Negara tersebut. Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang 2 Josef M Monteiro, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta : CV.Budi Utama, 2015) hal 9

3 pengetahuan yang pernah diterimanya. 3 Jadi, siswa diharapkan mampu memahami materi lembaga-lembaga Negara yang telah dipelajarinya. Kenyataan saat ini, di kelas IV MI Islamiyah Kepoh masih jauh dari proses ideal. Pemahaman materi lembaga-lembaga Negara mata pelajaran PKn dikatakan masih rendah atau masih tingkat paling bawah yaitu menerjemahkan, dimana siswa hanya mampu menyajikan pengertian lembaga-lembaga Negara berdasarkan konsep atau berdasarkan apa yang dijelaskan oleh guru. Mereka belum mampu memahami materi lembaga-lembaga Negara pada tingkat menafsirkan. Seharusnya, guru mampu mendorong siswa untuk memahami materi lembaga-lembaga Negara pada tingkat menafsirkan, yang dimaksud menafsirkan disini adalah siswa mampu menerjemahkan materi tidak hanya dengan kata-kata tetapi harus dapat dijelaskan, selain itu siswa mampu menghubungkan bagian-bagian paling kecil dan mengkorelasikan dengan halhal yang diketahuinya. Ketika guru memberi pertanyaan tentang lembaga yudikatif, siswa hanya mampu menjawab sesuai teori dan belum bisa menjelaskan. Hal ini menandakan bahwa tingkat pemahaman siswa belum mencapai tingkat menafsirkan. Guru juga belum mampu menuntun siswa untuk memiliki kemampuan memahami tingat ekstrapolasi. Pemahaman tingkat ekstrapolasi merupakan tingkatan pemahaman tertinggi ketiga setelah menerjemahkan dan 3 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal.7

4 menafsirkan. Ekstrapolasi menuntut siswa untuk melihat dibalik tertulis, dan menuntut siswa untuk dapat membuat kesimpulan sehubungan dengan apa yang dijelaskan oleh guru, yaitu membuat kesimpulan tentang materi lembagalembaga Negara. Tetapi pada kenyataannya, siswa belum mampu menyimpulkan materi tentang lembaga-lembaga Negara. Hasil wawancara dengan guru kelas IV MI Islamiyah Kepoh menyatakan bahwa proses pembelajaran yang hampir sama dengan proses pembelajaran lainnya membuat siswa terkadang bosan karena menggunakan metode dan cara pembelajaran yang umum, sehingga membuat siswa banyak yang kurang paham. Selain itu waktu yang terbatas membuat materi yang diajarkan kurang maksimal. 4 Hasil wawancara peserta didik yang menyatakan bahwa terkadang senang dan kadang juga tidak senang dengan materi PKn membuat pemahaman siswa menjadi rendah karena banyak materi yang menghafalkan. Terbukti dari hasil pre-test menunjukkan skala yang jauh dari harapan keberhasilan pengajaran seorang guru, ada 11 siswa atau 57,89% yang belum memahami materi lembaga negara. Beberapa kemungkinan penyebab kurangnya pemahaman siswa dalam proses pembelajaran PKn khususnya pada materi lembaga-lembaga negara, yaitu : 1) cara guru dalam menyampaikan materi yang masih konvensional, 2) pembelajaran masih berpusat kepada guru yang monoton yaitu dengan 4 Hasil observasi terhadap aktivitas pembelajaran PKn yang dilakukan oleh Bapak Kiswanto di MI Islamiyah Kepoh pada hari Jum at 25 November 2016 jam 09.00 WIB

5 menggunakan metode ceramah saja, sehingga siswa kurang berperan ataupun berpartisipasi selama pembelajaran PKn berlangsung, 3) guru tidak menggunakan alat peraga maupun metode pembelajaran yang dapat mempermudah siswa dalam memahami materi Lembaga-Lembaga Negara yang disampaikan oleh guru dan dapat menumbuhkan keaktifan siswa. Guru hanya menggunakan bagan yang digambarkan di papan tulis. Keadaan demikian membuat siswa merasa bosan dan jenuh dengan pelajaran yang disampaikan. Rasa bosan dan jenuh tersebut menimbulkan siswa melakukan hal-hal yang mengganggu aktivitas belajar PKn, seperti berbicara dengan teman sebangkunya, megganggu temannya, mengantuk di dalam kelas, bermain pensil, dan tidak mendengarkan atau menghiraukan guru saat guru menjelaskan pelajaran. Keadaan tersebut berdampak pada pemahaman siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat saat guru memberikan pertanyaan dan hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan tersebut. Salah satu cara untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran agar pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik yaitu dengan menggunakan media pembelajaran bagan pohon. Dalam menyampaikan materi diperlukan alat peraga (media) yang tepat sehingga siswa termotivasi dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Media pembelajaran digunakan dalam rangka meningkatkan atau

6 mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar dan diharapkan akan mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. 5 Oleh karena itu, peneliti mendesain suatu alat peraga (media) berupa Bagan Pohon. Bagan pohon adalah bagan yang menggambarkan arus diagram yang berasal dari akar ke batang, menuju cabang-cabang dan kemudian menuju ranting-ranting, 6 atau suatu proses dari bawah atau dasar yang terdiri dari beberapa akar menuju batang tunggal. Bagan ini juga dapat menggambarkan suatu keadaan pengelompookan. Dalam kaitannya ini, materi lembaga-lembaga Negara biasanya disajikan atau dikemas dengan bagan, karena dalam materi tersebut ada 4 lembaga yang harus dipelajari oleh siswa. Salah satu cara menyampaikan materi tersebut adalah dengan menggunakan bagan, tetapi selama ini guru hanya menggunakan bagan garis. Dalam hal ini, peneliti ingin menggunakan media yang menarik yaitu bagan pohon, media bagan pohon akan disesuaikan dengan materi yang diajarkan yaitu tentang lembaga-lembaga Negara dimana pada akar tersebut akan diisi dengan tulisan UUD, dan seterusnya. Penggunaan media tersebut untuk mempermudah siswa dalam mempelajari dan memahami materi Lembaga-Lembaga Negara. Selain itu dengan alat peraga ini diharapkan dapat menarik perhatian dan antusias siswa sehingga pembelajaran PKn tidak membosankan. 5 Basyirudin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 25. 6 Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung : CV.Ymara Widya, 2011), hal 120

7 Untuk menghindari kebingungan murid-murid pada bagan ini, dapat digunakan secara bertahap, yaitu menjelaskan setiap materi mulai dari akar, disusul materi-materi selanjutnya. Dengan menggunakan media bagan pohon, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran PKn khususnya materi lembaga-lembaga Negara sehingga proses pembelajaran siswa bermakna dan hasil belajar siswa menjadi meningkat. Berangkat dari latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang PENERAPAN MEDIA BAGAN POHON UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA MATA PELAJARAN PKN SISWA KELAS IV MI ISLAMIYAH KEPOH BOJONEGORO. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu: 1. Bagaimana penerapan media bagan pohon untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran PKN materi lembaga-lembaga negara pada siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh? 2. Bagaimana peningkatan pemahaman dalam mata pelajaran PKN materi lembaga-lembaga negara setelah menggunakan media bagan pohon di kelas IV MI Islmaiyah Kepoh?

8 C. Tindakan yang Dipilih Agar kesulitan tersebut dapat teratasi dan siswa memahami materi lembaga-lembaga Negara dengan baik dan benar, peneliti bertanggungjawab untuk mencari solusi yang tepat dan efektif dalam mengatasi pembelajaran tersebut. Yaitu dengan menggunakan media bagan pohon untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn khususnya materi Lembaga- Lembaga Negara. Dengan menggunakan bagan pohon, diharapkan siswa dapat memahami materi Lembaga-Lembaga negara yang dijelaskan guru dengan mudah Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dengan menggunakan beberapa instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, lembar observasi kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan guru, dan lembar wawancara guru dan siswa yang digunakan sebelum atau sesudah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media bagan pohon,dan lembar soal-soal tes/evaluasi D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

9 1. Penerapan media bagan pohon dalam meningkatkan pemahaman mata pelajaran PKn materi lembaga-lembaga negara pada siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh Bojonegoro 2. Peningkatan pemahaman dalam mata pelajaran PKn materi lembagalembaga negara menggunakan media bagan pohon di kelas IV MI islamiyah Kepoh Bojonegoro E. Lingkup Pnelitian Agar penelitian ini lebih fokus, maka peneliti membatasi pembahasan penelitian pada hal seperti di bawah ini : 1. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) semster II 2. Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV MI Islamiyah Kepoh pada tahun jaran 2016-2017 tepatnya pada semester II 3. Implementasi dalam penelitian ini adalah media bagan pohon pada mata pelajaran PKn khususnya pada materi lembaga-lembaga Negara 4. Pelaksanaan pembelajaran adalah materi Lembaga-Lembaga Negara 5. Penilaian yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah penilaian tes 6. Kemampuan yang ditingkatkan adalah kemampuan memahami materi lembaga-lembaga Negara

10 F. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil daari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan perbandingan, evaluasi, dan masukan bagi peneliti lainnya serta pengetahuan dalam melakukan penelitian yang memiliki fokus yang sama untuk penelitian selanjutnya, dan juga dapat mengembangkan pengetahuan di bidang pendidikan khususnya mengenai pentingnya penggunanan media bagan pohon dalam pembelajaran dan dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi lembaga-lembaga Negara 2. Secara Praktis a. Bagi siswa 1. Dengan penggunaan media bagan pohon dalam pembelajaran PKn khususnya materi Lembaga-Lembaga Negara diharapkan dapat membantu siswa yang bermasalah atau mengalami kesulitan dalam pembelajaran, dan dengan media ini siswa diharapkan untuk terlibat aktif 2. Siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar lembaga-lembaga negara dan menganggap PKn adalah pelajaran yang menarik dan tidak membosankan. 3. Meningkatkan keaktifan dan semangat siswa karenaa proses pembelajarannya menyenangkan

11 b. Bagi Guru 1. Memperluas dan memperdalam pengetahuan tentang media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di kelas. 2. Membantu guru menanamkan konsep materi Lembaga-Lembaga Negara kepada siswa 3. Guru dapat mengkoreksi kelemahan dan kelebihan sistem pengajarannya selama ini, sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan. 4. Memberikan informasi media yang sesuai dengan materi lembaga Negara 5. Menjadi sumbangan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan pemahaman siswa menggunakan media bagan pohon c. Bagi Sekolah 1. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk meningkatkan prestasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan dan pelatihan bagi guru-guru, agar menggunakan media bagan pohon untuk diterapkan pada mata pelajaran lain. 3. Memperbaiki mutu sekolah dalam memberikan pendidikan terhadap peserta didik, khususnya dalam penyediaan media pembelajaran sebagai pendukung proses pembelajaran.