BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM YANG TERDAPAT DI DALAM SIMBOL-SIMBOL SESAJI PADA UPACARA SELAMETAN DI DESA SAYUTAN KECAMATAN PARANG KABUPATEN MAGETAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

TRANSKIP WAWANCARA. : Apa makna slametan bagi masyarakat desa Sayutan kecamatan Parang. Peneliti : Bagaimana sejarahnya dan siapa saja penggagasnya?

Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk berbudaya dan secara biologis mengenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB I PENDAHULUAN. daerah di negara ini memiliki adat istiadat dan tradisi masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang. terdiri dari ribuan pulau-pulau dimana masing-masing penduduk dan suku

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dari negara

Tradisi Pindah Rumah di Desa Sucen Jurutengah Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo (Kajian Folklor)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan

BAB IV MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT SERTA KAITANNYA DENGAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB IV ANALISA DATA. A. Proses Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Hindu di Desa

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

BAB IV ANALISIS DATA. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 115

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa termasuk agamapun banyak aliran yang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB V PENUTUP. keluarga serta orang lain atau anggota masyarakat yang lain. Salah satu tradisi

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA JERUKLEGI. Jeruklegi Kabupaten Cilacap. Desa tersebut berbatasan dengan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan kebiasaan yang diturunkan oleh leluhur secara turuntemurun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan topeng sebagai ciri khasnya. Tari topeng Betawi awalnya dipentaskan

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM TRADISI RASULAN (Studi Kasus di Dukuh Ngadipiro Desa Grajegan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo)

BAB IV ANALISIS TENTANG UPACARA MANGANAN

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V PENUTUP. untuk mendeskripsikan setting, asal-usul, prosesi, sesaji, makna simbolik, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemajuan komunikasi dan pola pikir pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB III TRADISI TINGKEPAN PARI DI DESA PANDAN. tidak dapat dengan detail mengetahui semua fenomena-fenomena alam yang

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. sejarah umat manusia, agama dan kebudayaan memiliki peran sentral yang tak

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS KEISLAMAN DENGAN SIKAP TERHADAP RITUAL PENGRAWIT PADA MAHASISWA ISI SURAKARTA

KOMUNIKASI TRADISIONAL DALAM UPACARA ADAT RONDO NGAWE (JANDA MELAMBAI) MASYARAKAT DESA MULYOREJO KOTA MALANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

MAKNA SIMBOL UPACARA MANGONGKAL HOLI (PENGGALIAN TULANG BELULANG) PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI BEKASI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masuknya berbagai agama sebelum kedatangan Islam di pulau Jawa berpengaruh besar pada adat istiadat, tata cara hidup, maupun praktik keagamaan sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan, demit, roh-roh alam, roh manusia, berbagai jenis hantu serta kepercayaan atas kekuatan alam mempengaruhi kehidupan orang-orang di pulau Jawa. Campuran berbagai kepercayaan mengenai penyebab realitas kehidupan dan kepercayaan kekuatan mistik melahirkan berbagai tahayul. 1 Di pusat keseluruhan sistem agama jawa, terdapat suatu ritual yang sederhana, formal, jauh dari keramaian dan apa adanya, itulah selametan. Masyarakat jawa, sebagai komunitas yang telah terislamkan memang memeluk agama islam. Namun dalam praktiknya, pola-pola keberagamaan mereka tidak jauh dari pengaruh unsur keyakinan dan kepercayaan pra islam, yakni keyakinan animisme dan dinamisme serta Hindu Budha. 2 Pemahaman mengenai simbol dalam tradisi masyarakat Jawa dirasakan sangat perlu untuk diteliti tentang pengaruh unsur-unsur sosial budaya terhadap masyarakat.berkenaan dengan ini maka penelitian mengenai simbol merupakan hal 1 CAPT. R.P. Suyono, Dunia Mistik Orang Jawa (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2007). Hlm.131. 2 Ahmad khalid, M.Fil.l, Islam Jawa, sufisme dalam etika dan tradisi jawa (MALANG: UIN- MALANG PRESS, 2008). Hlm.278. 1

2 yang sangat penting di perhatikan.sebab pada masa ini sedang berlangsung perubahan-perubahan di dalam masyarakat akibat dari penggunaan simbol. Secara tidak langsung sudah menjadi tradisi manusia dalam penggunaan simbol sebagai cara mudah untuk mengungkapkan berbagai ekspresi dalam menjalani kehidupannya. Simbol bukan saja membangkitkan gambaran dalam kesadaran pemeluk agama dengan mengantar dan menetapkan manusia dengan realitas yang dilambangkan, tetapi juga mengkomunikasikan realitas illahi kepada manusia.sepanjang sejarah budaya manusia, simbol telah mewarnai tindakantindakan manusia baik tingkah laku, bahasa ilmu pengetahuan dan religi. Manusia berfikir, berperasaan dan bersikap, melalui ungkapan simbolis. Manusia memaknai kehidupannya melalui simbol-simbol dan dengan arah itu pengalaman-pengalaman dapat didefinisikan dan diatur dengan syarat hidup komunitasnya. Manusia tidak melihat, menekankan dan mengenal dunia secara langsung, tetapi melalui simbol. Realitas yang dihadapinya tidak sekedar kumpulan fakta melainkan mempunyai fakta kejiwaan, yang di dalamnya simbol berperan memberikan keluasan dan ketidak luasan pemahaman. Seiring dengan perkembangan zaman yang serba modern dan instan, tradisi selametan juga mengalami pergeseran dan pengurangan unsur-unsur ritual, dari ritual yang serba lengkap kini menjadi tradisi instan dengan tidak meninggalkan inti tradisi. Hal ini menyebabkan ikut hilangnya beberapa makna simbol dan nilai-nilai religius dalam selametan secara perlahan dan sangat disayangkan jika generasi mendatang

3 melestarikan sebuah budaya tanpa mengetahui makna simbol yang terkandung dalam budaya itu. Orang Jawa yang berbudi pekerti luhur, pada dasarnya sikap dan perilakunya akan dilandasi pertimbangan baik dan buruk, kemudian memilih ke hal baik untuk dijalankannya. Atas dasar kenyataan diatas, dirasa perlu untuk menanamkan nilainilai budaya Jawa dan nilai-nilai agama Islam kepada seluruh anggota masyarakat Indonesia pada umumnya serta generasi penerus khususnya mengenai pengenalan budaya diseluruh wilayah Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan untuk melestarikan nilai-nilai budaya serta gagasan vital yang benar. Sayutan adalah sebuah nama desa di wilayah Kecamatan Parang, kabupaten Magrtan, Provinsi Jawa Timur Indonesia. Berada di lereng Gunung Blego sebelah selatan. Berbatasan dengan, Barat: Desa Nguneng, Selatan: Desa Pohijo, Timur: Desa Nglopang dan Utara: Desa Trosono, dengan sebagian besar penduduk bermata pencaharian bercocok tanam/petani. 3 Kultur masyarakat di Desa Sayutan Kabupaten Magetan pada masa modern ini didominasi oleh masyarakat yang tingkat pendidikan, pekerjaan dan kultur sosialnya beragam, sehingga banyak dari anggota masyarakat melakukan tradisi selametan hanya sebatas mengikuti wasiat leluhur dan upacara biasa yang sekedarnya, tanpa mengetahui makna simbol yang ada pada tradisi selametan. Secara mendasar, tradisi selametandimanapun tempatnya akan terdapat kesamaan inti upacara. Namun, tradisi selametan yang terdapat di Desa Sayutan 3 https://id.m.eikipedia.org/wiki/sayutan,_parang,_magetan. (Akses 27 April 2017).

4 Kabupaten Magetan ini unik dan berbeda dengan tradisi selametan di desa lain, khususnya dalam penggunaan simbol-simbol sesaji dalam upacara selametan. Berdasarkan study pendahuluan, ditemukan bahwa tradisi selametan di Desa Sayutan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan dilaksanakan pada tiap-tiap suatu kejadian yang dianggap perlu untuk disyukuri dalam bentuk upacara selametan, seperti peringatan hari lahir, mendapatkan berkah (panen hasil bumi), kematian, peningkatan jabatan dan masih banyak lainnya lagi. Pada pelaksanaan selametan sendiri biasanya dihadiri orang-orang terdekat, tetangga, teman-teman, maupun keluarga dengan memanjatkan do a bersama dengan duduk bersila melingkari symbol-simbol sesaji yang telah disiapkan oleh si pemilik hajat diantaranya buceng, golong, ambeng, cok bakal, ayam ingkung dll. Di Desa Sayutan Kabupaten Magetan belum ada penelitian tentang tradisi selametan khususnya yang berkaitan dengan pengungkapan nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam simbol-simbol sesaji yang ada pada pelaksanaan upacara selametan. Jadi, hal itulah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang selametan, khususnya dalam hal pengungkapan nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam simbol-simbol sesaji pada upacara selametandi DesaSayutan Kabupaten Magetan. Simbol juga bisa diartikan sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang terlihat yang menggantikan gagasan atau obyek, simbol sering diartikan secara terbatas sebagai tanda konvensional, sesuatu yang dibangun olehh masyarakat atau individu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar dan disepakati atau dipakai

5 anggota masyarakat itu sendiri.dalam upacara selametan di Desa Sayutan, disini terdapat beberapajenis simbol-simbol sesaji yang selalu muncul dalam setiap upacara selametan yang diadakan oleh masyarakat, diantaranya: Nasi Golong,Ambeng, Cok bakal, Ingkung, Buceng kuat, Jajanan pasar, Apem, Lodho sego gurih/sekul suci ulam sari, Tumpeng. Protret Tradisi Selametan Secara tradisi yaitu ungkapan rasa syukur dengan mengadakan upacara kecil berupa syukuran atau selametan.upacara syukuran di Desa Sayutan Kabupaten Magetan dilakukan bersama dengan keluarga, teman-teman, dekat, tetangga dll. Secara tradisional selametan dimulai dengan dengan duduk bersama bersila diatas tikar, melingkari nasi golong, buceng beserta dengan lauk pauk dan sesajinya. Kemudian Pemandu hajat/penghajat menuturkan tujuan acara selametan yang sedang dilakukan serta memanjatkan do a-do a yang ingin diminta oleh yang memilik hajat/tuan rumah. Setelah itu selesai, barulah di Panjatkan Do a dalam bahasa arab sebagai tujuan dari itu semua. Dan sesi terakhir adalah santap bersama sebagai tanda kesyukuran atas nikmat dan rejeki melimpah dari Allah SWT dan direalisasikan dengan cara berbagi dalam bentuk Selametan/tasyakuran. Yang terpenting adalah adalah do a, ucapan syukur yang ditujukan kepada Allah SWT yang telah memberikan anugerah dan rizkinya kepada kita semua. 4 Jenis-jenis Selametan diantaranya yang berkaitan dengan kehidupan: (Kelahiran, Khitanan, Pernikahan, dan Kematian), Yang berkaitan dengan peristiwa 4 Mbah Serin, Wawancara Observasi di Desa Sayutan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. 5 Januari 2017.

6 perayaan Islam, misalnya: (Maulid Nabi, Idhul Fitri, Idhul Adha), Kejadian yang tidak biasa, misalkan berangkat untuk perjalanan panjang, pindah rumah, ganti nama, kesembuhan penyakit, dan sebagainya. Nilai-nilai pendidikan Islam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat pada pendidikan Islam yang terdapat dalam tradisi selametan. Adapun nilai-nilai yang ada dalam tradisi selametan yaitu : Nilai tauhid, Nilai ibadah, Nilai akhlak, Nilai sosial (silaturahmi dan sedekah), dan lain sebagainya. Berdasarkan latar belakang diatas, masalah penelitian yang akan dikaji diantaranya bagaimana prosesi selametan di Desa Sayutan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan, dan juga ingin mengungkapkan bahwa nilai-nilai selametan di setiap daerah itu berbeda-beda, bahkan memiliki nilai-nilai serta pesan-pesan islam yang sangat kental dan menarik di dalamnya sehingga sangat perlu diteliti untuk memperluas pengetahuan tentang suatu budaya di daerah tertentu. Untuk itu, kali ini peneliti akan menggunakan metode kualitatif, agar memudahkan peneliti dalam mencari data, berita,dan fakta yang ada di tempat penelitian untuk diselesaikan. Hal inilah yang menarik peneliti untuk mengambil judul Nilai-nilai pendidikan Islam di dalam simbol-simbol sesaji dalam upacara selametan di Desa Sayutan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan lebih lanjut, bagaimana proses upacara selametan beserta makna tiap simbol yang digunakan dalam proses pelaksanaannya.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana tradisi selametan di Desa Sayutan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan? 2. Apakah makna simbol sesaji pada upacara slametan di Desa Sayutan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan? 3. Nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terkandung didalam prosesi Selametan di Desa Sayutan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan beberapa tujuan yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengetahui bagaimana tradisi selametan di Desa Sayutan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. 2. Mengetahui apa makna simbol sesaji pada upacara selametan di Desa Sayutan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. 3. Mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang terkandung di dalam upacara selametan di Desa Sayutan Kecamatan Parang Kabupaaten Magetan.

8 D. Manfaat dan Kegunaan penelitian Manfaat dan kegunaan dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Manfaat penelitian ini adalah diharapkan berkontribusi bagi pengembangan khazanah keilmuan terutama di dalam bidang pendidikan Islam kaitannya dengan budaya lokal yang ada di Desa Sayutan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi masyarakat desa Sayutan, penelitian ini sangat bermanfaat sekali agar masyarakat bisa mengetahui ternyata ada banyak nilai-nilai Islam yang terkandung di dalam prosesi upacara selametan. b. Bagi generasi muda desa Sayutan, penelitian ini juga sangat bermanfaat agar generasi muda ikut andil dalam melestarikan budaya lokal yang sangat kental dengan pesan-pesan serta nilai-nilai Islam di dalamnya. c. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui bahwa budaya lokal setiap daerah itu memiliki cara dan arti serta pesan-pesan moral yang berbeda-beda, seperti prosesi upacara selametan yang ada di desa Sayutan kecamatan Parang Kabupaten Magetan ini, di dalamnya sangat kental dengan nilai-nilai Islam dan pesan-pesan moral yang dibentuk sedemikian rupa dengan balutan tradisi atau budaya daerah itu sendiri. d. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah keilmuan dalam menyusun maupun dalam memahami lebih dalam tentang prosesi upacara

9 selametan kaitannya dengan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam simbol-simbol sesaji pada upacara selametan. E. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis akan merumuskan sistematika pembahasan penelitian ini dalam beberapa bagian. Bab I Pendahuluan, yang berfungsi untuk kerangka dasar bagi keseluruhan penelitian ini, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II berisi tentang landasan teori, yang berfungsi sebagai rujukan dalam melakukan sebuah penelitian, memberikan keterangan sementara mengenai peristiwa-peristiwa yang diamati yang terdiri dari tinjauan pustaka, biografi/gambaran umum desa Sayutan dan prosesi upacara selametan ( makna dan tahapan pelaksanaan selametan di desa Sayutan), pengertian nilai dan pendidikan Islam (Nilai-Nilai Pendidikan Islam). Bab III berisi metode penelitian, yang berfungsi untuk mengetahui pentingnya riset, sehingga keputusan-keputusan yang dibuat dapat difikirkan dan diatur dengan sebaik-baiknya yang terdiri dari jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisa data dan validasi data. Bab IV berisi tentang paparan hasil penelitian, yang berfungsi untuk mengetahui isi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam simbol-simbol sesaji dalam upacara selametan di Desa Sautan Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.

10 Bab V berisi kesimpulan, yang berfungsi untuk memberikan informasi kepada para pembaca guna mengerahui secara cepat dan ringkas tentang apa hasil akhir yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, yang terdiri dari saran, lampiran-lampiran, rekomendasi dan penutup.