BAB I PENDAHULUAN. Al Qur an Surah Al Baqarah ayat 31, Soenarjo, dkk, Al_Qur an dan Terjemahannya, Departemen Agama, Jakarta, 2006, hlm. 14.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 4 Telp. (021) , , Ext.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

GURU PROFESIONAL DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI (Studi Analisis Kitab Ayyuha al-walad) Nurdin K. STAIN Palopo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAPPRESTASI SISWA PADA BIDANG STUDI IBADAH MUAMALAH KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 PUNDONG TAHUN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia sangat membutuhkannya dan tidak bisa dilepaskan darinya.

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era

BAB I PENDAHULUAN. saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. 1

PEDOMAN PENYELENGGARAAN APRESIASI GURU PAI DAN PENGAWAS PAI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. sering kali berhadapan dengan berbagai problematika yang tidak ringan.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

PEDOMAN APRESIASI FKG, KKG, MGMP DAN POKJAWAS PAI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. A. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah di MTs N 2 Palangka Raya

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. beragam mengatur pada standar nasional pendidkan untuk menjamin. prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. akal tersebut, manusia mampu menetapkan nilai-nilai luhur guna memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009, hlm Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam AlQur an, Yogyakarta: Teras, 2010, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

Nomor : DT.I.II/2/PP.03.1/1056/2011 Jakarta, 30 Juni 2011 M Lampiran : 1 (satu) lampiran Perihal : Apresiasi KKG PAI SD Kabupaten/Kota Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB VI PENUTUP. prosentase sebesar 58,1%. Sisanya sebesar 41,9% dipengaruhi oleh. pengaruh antara kompetensi guru tersertifikasi melalui portofolio

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan segala potensi dan bakat yang terpendam dapat ditumbuhkembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. politik, sosial, dan lain sebagainya. Permasalahan-permasalahanan tersebut kerap

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

FUNGSI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM EFEKTIVITAS

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang antara satu dan lainnya saling berkaitan. Komponen pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB I PENDAHULUAN. guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan sosial serta hamba

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah manusia, pendidikan telah dilakukan oleh manusia pertama dimuka bumi, yaitu sejak nabi Adam. Bahkan dalam al Qur an dinyatakan bahwa proses pendidikan terjadi pada saat nabi Adam berdialog dengan Allah SWT. Pendidikan ini muncul karena adanya motivasi pada diri nabi Adam serta kehendak Allah SWT sebagai pendidik langsung nabi Adam untuk mengajarkan beberapa nama. 1 Hal ini dijelaskan dalam al Qur an surah al Baqarah ayat 31 : 2 Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!".(qs. Al Baqarah: 31). Pendidikan merupakan sebuah sistem yang mengandung aspek visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan ajar, pendidik, peserta didik, sarana prasarana, dan lingkungan. 3 Diantara kedelapan aspek tersebut satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Karena aspek tersebut saling berkaitan sehingga membentuk sistem. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan adalah aspek pendidik atau guru. Tugas formal seorang guru tidak sebatas berdiri dihadapan peserta didik berjam-jam hanya mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, lebih 1 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, LKiS, Yogyakarta, 2009, hlm. 16. 2 Al Qur an Surah Al Baqarah ayat 31, Soenarjo, dkk, Al_Qur an dan Terjemahannya, Departemen Agama, Jakarta, 2006, hlm. 14. 3 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010, hlm. 90. 1

2 dari itu, guru juga menyandang predikat sebagai sosok yang dianut dan dicontoh perilakunya dalam segala aspek kehidupan, hal inilah yang menuntut agar guru bersikap sabar, jujur, dan penuh pengabdian. Dalam konteks pendidikan, sosok pendidik mengandung makna model atau sentral iidentifikasi diri, yakni pusat anutan dan teladan bahkan konsultan bagi peserta didiknya. Guru sangat berperan dan mempunyai peran yang cukup besar terhadap kematangan intelektual, spiritual, dan emosional peserta didik. 4 Guru memiliki tanggungjawab atas keberhasilan dan kegagalan program pengajaran. Karena guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan yang membantu peserta didik mencapai kedewasaan masing-masing. 5 Peran guru sebagai pelaksana dari sebuah kegiatan pendidikan tentu harus didukung seperangkat keahlian. Karena guru merupakan sebuah profesi yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. 6 Jadi guru harus memiliki keahlian khusus atau profesional. Dengan keahlian tersebut diharapkan sebuah pekerjaan dapat berjalan efektif dan efisien serta berhasil, karena dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW; عن أيب هريرة رضياهلل عنه قال : قال رسول هللا صىل هللا عليه وسمل : 7 إذ إ و س د إلآم ر إ ل غ ي أ ه ل ف ان ت ظ ر إلس اع ة. )روإه إلبخارى( 4 Rama Yulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya, Kalam Mulia, Jakarta, 2009. hlm. 138. 5 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, hlm. 166. 6 Tim Penyusun, Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Nuansa Aulia, Bandung, 2006, hlm. 16. 7 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-bukhari, Shahih Bukhari, Juz I, Daar al-kutub al-ilmiyah, Beirut, 1992, hlm. 26.

3 Dari Abu Harairah r.a. berkata, telah berkata Rasulullah SAW, Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang tidak ahlinya maka tunggulah kehancurannya. (HR. Bukhari) Pengembangan sumber daya manusia pendidik, khususnya pengembangan profesional guru menjadi sangat penting, dan merupakan usaha mempersiapkan guru agar memiliki berbagai wawasan, pengetahuan, keterampilan dan memberikan rasa percaya diri untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai guru profesional. Pengembangan atau peningkatan kemampuan profesional guru harus bertolak pada kebutuhan atau permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru, agar lebih bermakna. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20 ayat (2) mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 8 Pernyataan undang-undang tersebut mempersyaratkan guru harus memiliki (a) kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV, (b) kompetensi sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional; dan (c) sertifikat pendidik. Guru diharapkan meningkatkan profesionalismenya secara berkelanjutan melalui pelatihan, penelitian, penulisan karya ilmiah, dan kegiatan profesional lainnya. Khusus mengenai keterlibatan dalam organisasi profesi pendidik, Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) SD terlibat dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Dasar (SD). Sudah banyak upaya pemerintah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan baik yang menyangkut proses pembelajaran maupun pembinaan serta pengembangan GPAI. Ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa program pemerintah dalam usaha meningkatkan profesionalisme guru belum mencapai sasaran, diantaranya adalah: program yang dikembangkan kurang melibatkan guru, 8 Departemen Agama, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Jakarta, 2006, hlm. 65.

4 permasalahan yang disajikan bersifat generalisasi yang berlaku umum padahal permasalahan yang dihadapi guru seringkali bersifat lokal dan kontekstual, permasalahan yang dianggap penting oleh pengembang program belum tentu dianggap sebagai permasalahan yang penting oleh guru. 9 Kegiatan tersebut sangat dimungkinkan dilaksanakan di Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk Sekolah Dasar, maupun di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk Sekolah Menengah. Berkaitan dengan forum yang ada di KKG maupun MGMP yang sangat strategis untuk peningkatan kompetensi guru dan kinerja guru. KKG PAI merupakan wadah kegiatan profesional dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta ketrampilan untuk membina hubungan kerjasama secara koordinatif antara sesame guru PAI dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing guru PAI. 10 Melalui KKG PAI ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional, tanpa peningkatan kemampuan pengembangan tugas dan fungsi sebagai guru PAI, rasanya sulit menciptakan situasi yang kondusif untuk menumbuh kembangkan suasana pembelajaran dikelas yang berdampak pada pencapaian kualitas PAI. Dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 10 tahun 2010, pasal 17 disebutkan bahwa: Pembinaan Guru Pendidikan Agama, termasuk Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI), secara nasional dilakukan oleh Direktur Jenderal atau pejabat yang diberi tugas oleh Menteri. Pembinaan GPAI diarahkan untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi melalui pendidikan, pelatihan, sertifikasi, pengayaan wawasan dan 9 Departemen Pendidikan Nasional, Rambu-rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Jakarta, 2009, hlm. 2. 10 Kementerian Agama RI, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar (KKG PAI SD), Direktorat Pendidikan Agama Islam, Jakarta, 2014, hlm. 3.

5 pengalaman, pemagangan, apresiasi, kompetisi, penugasan, keikutsertaan dalam organisasi profesi pendidik, dan bentuk lainnya. 11 Kondisi ini memang terjadi dan membutuhkan treatment yang tepat. Program menghidupkan kembali (revitalisasi) peran dan fungsi KKG PAI menjadi relevan untuk dilaksanakan dalam rangka mengoptimalkan peran dan fungsi KKG PAI bagi pengembangan profesionalitas guru PAI. Melihat fungsi strategis KKG PAI terhadap posisi guru, maka menjadi penting untuk penguatan organisasi KKG PAI. Sebab realitasnya kondisi KKG PAI tidak memiliki semangat (spirit) untuk menggerakan potensi dirinya sebagai organisasi dan sebagai pelayan bagi kepentingan guru. Penguatan KKG PAI sebagai organisasi menjadi sarana penguatan bagi guru PAI secara individu. Mengingat guru PAI merupakan anggota dari KKG PAI. Ketika KKG PAI sebagai organisasi mampu mandiri dan berdaya, maka fungsi layanannya kepada guru PAI semakin terasa. Sebab KKG PAI adalah organisasi yang langsung bersentuhan dengan guru PAI. Disinilah peran penting KKG, untuk membantu GPAI dalam menyelesaikan segala persoalan. Keberadaan KKG ini sangat penting dan strategis dalam upaya pengembangan pendidikan agama Islam, namun selama ini keberadaanya belum dioptimalkan. Maka dari itu, perlu kita eratkan tali pengikat agar terjadi kebersamaan dalam mengembangkan PAI. GPAI harus rapatkan barisan agar PAI dapat berkembang. Hal penting juga dalam upaya peningkatan pendidikan agama Islam disekolah adalah adanya sarana dan prasarana yang memadai sebagai pendukung PAI. Manajemen mutu KKG adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi yang mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pemantauan bagi peningkatan pengetahuan dan performansi 11 Kementerian Agama, Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 10 tahun 2010 tentang Pembinaan Guru Pendidikan Agama, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Jakarta, 2011, hlm. 4.

6 mengajar guru. 12 Manajemen mutu KKG yaitu mengurus, mengatur, dan mengelola seluruh potensi yang ada pada KKG, dengan memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama, cara-cara mengatur orang lain menjalankan tugas yang dilakukan secara profesional untuk mencapai tujuan secara efektif, efisien dan produktif. Islam telah mengajarkan dan memberi dasar tentang pentingnya sebuah mutu, sebagaimana termaktub dalam al-qur an surah al-qashah ayat 77 : 13 Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(qs Al Qashash : 77). Dari ayat tersebut mutu merupakan realisasi dari ajaran ihsan, yakni berbuat baik kepada semua pihak disebabkan karena Allah SWT telah berbuat baik kepada manusia dengan aneka nikmat-nya, dan dilarang berbuat kerusakan dalam bentuk apapun. 14 Mutu KKG seharusnya mendapat perhatian utama. Upaya pengendalian dan jaminan mutu dari produk dipadukan dalam proses produksi dengan menempatkan tanggung jawab atas mutu kepada para pelaksana tugas. 12 Sukmandari, Jurnal Manajemen Pendidikan Vol. 1 No 3, Desember 2012. 13 Al Qur an Surah Al Qashash, Soenarjo, dkk, Al_Qur an dan Terjemahannya, Departemen Agama, Jakarta, 2006, hlm. 623. 14 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam, Penerbit Teras, Yogyakarta, 2012, hlm, 51.

7 Menurut Snyder dkk sebagaimana dikutip oleh Nasution, sistem manajemen mutu dirancang untuk memenuhi mutu terpadu. Standar sistem mutu menentukan ukuran pengawasan yang diperlukan untuk memastikan bahwa produk jadi atau jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Mutu menjadi hal yang sangat sentral dalam manajemen mutu terpadu. Guna menjamin dan mengendalikan mutu tersebut, manajemen mutu terpadu bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa setiap kegiatan memberikan kontribusi guna mencapai tujuan utama dan dilaksanakan dengan penuh efisien. 15 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana manajemen mutu KKG PAI Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora tahun pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimana peningkatan profesionalisme guru PAI SD melalui KKG PAI Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora tahun pelajaran 2013/2014? 3. Bagaimana model manajemen mutu KKG PAI dalam peningkatan profesionalisme guru PAI SD di Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora tahun pelajaran 2013/2014? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dengan adanya berbagai permasalahan yang penulis uraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui manajemen mutu KKG PAI di Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora tahun pelajaran 2013/2014. b. Untuk mengetahui peningkatan profesionalisme guru PAI SD melalui KKG PAI Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora tahun pelajaran 2013/2014. hlm. 76. 15 Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005,

8 c. Untuk mengetahui model manajemen mutu KKG PAI dalam peningkatan profesionalisme guru PAI SD di Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora tahun pelajaran 2013/2014. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat baik dari segi teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis 1) Penelitian ini dapat bermanfaat serta memberikan masukan dalam penambahan literatur dan bahan bacaan khususnya dalam hal manajemen mutu KKG PAI. 2) Penelitian ini juga dapat meneguhkan manfaat kegiatan KKG PAI dan pentingnya KKG PAI untuk pengembangan profesionalisme guru PAI di Sekolah Dasar. b. Manfaat Praktis 1) Bagi KKG PAI Sebagai bahan referensi dan masukan tentang bagaimanakah manajemen mutu KKG PAI yang baik, sehingga dapat bermanfaat untuk anggota dan pengurus, serta meneguhkan peran KKG PAI sebagai wahana dalam meningkatkan profesionalitas guru PAI SD serta hal-hal yang menjadi problematika dan mencari solusi dalam peningkatan profesionalisme guru PAI SD di Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora. Juga dapat menjadi acuan dan pedoman dalam menentukan program-program kerja KKG PAI, serta pelaksanaan dan evaluasi kinerja pengurus KKG PAI dalam menjalankan organisasi. 2) Bagi guru Setelah dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan guru mendapatkan manfaat, berupa pentingnya mengikuti kegiatan

9 KKG PAI, terutama manfaat yang bisa diambil untuk peningkatan keprofesionalannya. 3) Bagi Pemangku Kebijakan Sebagai bahan pemikiran bagi lembaga/institusi terkait dalam hal ini Kepala Sekolah, Pengawas Pendidikan Agama Islam, Kepala UPTD TK/SD Kecamatan dan Seksi Pendidikan Agama Islam pada Sekolah (Sie PAIS) Kankemenag, yang semuanya adalah supervisor pendidikan untuk dapat memberdayakan KKG PAI dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru PAI dengan baik. D. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pemahaman terhadap isi tesis ini, maka peneliti memaparkan sistematika penelitian skripsi sebagai berikut: 1. Bagian muka tesis terdiri atas: halaman sampul (cover), halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian, abstrak, kata pengantar, pedoman transliterasi, daftar istilah, daftar singkatan, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. 2. Bagian Isi. Pada bagian ini memuat lima bab, yaitu: Bab I: Pendahuluan, yang terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran dan Sistematika Pembahasan. Bab II: Manajemen Mutu KKG PAI dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru PAI SD, yang meliputi : Pertama, Manajemen Mutu KKG PAI meliputi: pengertian manajemen mutu KKG PAI, fungsi manajemen mutu KKG PAI, komponen manajemen mutu KKG PAI, prinsip-prinsip manajemen mutu KKG PAI. Kedua, Profesionalisme guru PAI meliputi: pengertian profesionalisme guru PAI, ciri-ciri guru PAI profesional dan sikap profesionalisme guru PAI. Ketiga, Model-model Manajemen Mutu Bab III: Metode Penelitian meliputi jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, uji

10 keabsahan data dan metode analisis data. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini membahas: Pertama, Hasil Penelitian yang berisi tentang Profil dan Gambaran Umum KKG PAI Kec. Randublatung Tahun 2013/2014, Pelaksanaan Manajemen Mutu KKG PAI Kec. Randublatung, dan Upaya meningkatkan Profesionalitas Guru PAI SD melalui KKG PAI Kec. Randublatung tahun 2013/2014. Kedua, Analisis dan Pembahasan yang berisi tentang Analisis Manajemen Mutu KKG PAI Kec. Randublatung Kab. Blora Tahun Pelajaran 2013/2014, Analisis Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru PAI SD Kec. Randublatung melalui KKG PAI Kec. Randublatung melalui KKG PAI Kec. Randublatung Tahun Pelajaran 2013/2014, dan Analisis Model Manajemen Mutu KKG PAI Kec. Randublatung dalam meningkatkan profesionalisme guru PAI SD Kec. Randublatung Tahun Pelajaran 2013/2014. Ketiga, berisi tentang Temuan Penelitian. Bab V: Penutup, yang berisikan Kesimpulan, Saran, dan Kata Penutup. 3. Bagian Akhir, terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-Lampiran dan Riwayat Pendidikan Peneliti.