Cara Pelaksanaan Kewenangan Pusat Pelaporan dan

dokumen-dokumen yang mirip
2011, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA

Mengingat : 1. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan. Kewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis. Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik

1. Undang-Undang Nomor B Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana PUSAT PEUTPORAN DAN ANATISIS TRANSAKSI KEUANGAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PMK.06/2013 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA BAGI BALAI LELANG

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjut

576\; 2. Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2OII. tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/27/PBI/2012 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK!NQONES!A SALIN AN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

2017, No Tahun 2010 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5164); 3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

1. Undang-Undang Nomor B Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana PUSAT PEUTPORAN DAN ANATISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI PENGGUNAAN UANG KARTAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 20 /PBI/2010

PERATURAN TENTANG. Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, perlu menetapkan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PIALANG BERJANGKA

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Ketiga, Identifikasi, Verifikasi Dan Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PETUNJUK PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA


PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 28 /PBI/2009 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 143 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22/ POJK.04 / 2014 TENTANG PRINSIP MENGENAL NASABAH OLEH PENYEDIA JASA KEUANGAN DI SEKTOR PASAR MODAL

BERITA NEGARA. PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Pelaporan Transaksi. Penyedia Barang. Jasa

P e d o m a n. Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUAN6AN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2 dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tentang Pengenaan Sa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 23 /PBI/2003 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLES)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Non Bank. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia


2017, No pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Penjelasanan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 642)

MATRIKS PERUBAHAN PERATURAN V.D.10

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN KEPALA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

S U R A T E D A R A N

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LATAR BELAKANG PERUBAHAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2...

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 /KMK.06/2003 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

^uur#i,io,',?i5n,u'o TENTANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI UANG KARTAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 156/PMK.06/2017

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Pasal 1 Dalam P

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS

2017, No lain ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; c. bahwa sesuai dengan Undang-Un

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUAN6AN

No. 3/29/DPNP Jakarta, 13 Desember 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

IDENTIFIKASI TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN (TKM) DAN TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI (TKT)

SATINAN. bahwa berdasarkan standar internasional di bidang NOMOR 13 TAHUN bahwa korporasi dapat dijadikan sarana baik langsung. Menimbang: a.

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Petunjuk Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

2013, No.50 2 Mengingat c. bahwa Indonesia yang telah meratifikasi International Convention for the Suppression of the Financing of Terrorism, 1999 (K

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

Daftar Isi Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

PT Bank OCBC NISP, Tbk Anti Money Laundering & Counter Financing Terrorism KUTIPAN KEBIJAKAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Transkripsi:

PUSAT PEIAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN fl. Ir. H. Djuanda No.35 fakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +622I-3853922 Faksimili. +6221-3856809 +6221-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : www.ppatk.go.id PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NoMoR: PER- 11 I t.o2.i IPPATKI 09 l2o1i TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PBNGGUNA JASA BAGI PENYELENGGARA POS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2OII tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, perlu menetapkan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Penyelenggara Pos; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor B Tahun 2OIO tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OIO Nomor I22, Tarnbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 516a); 2. Peraturan Presiden Nomor 5O Tahun 2oll tentang Tata Cara Pelaksanaan Kewenangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan;

PUSAT PEUIPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 fakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6227-3853922 Faksimili. +6221-3856809 +622t-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : www.ppatk.go.id MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA BAGI PENYELENGGARA POS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjutnya disingkat PPATK adalah lembaga independen yang dibentuk daiam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana Pencucian Uang. 2. Pencucian Uang adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. 3. Pendanaan Terorisme adalah penggunaan harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga akan digunakan danf atau digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan terorisme, organisasi teroris, dan teroris perseorangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-perundangan. 4. Prinsip Mengenali Pengguna Jasa adalah prinsip yang diterapkan Penyelenggara Pos dalam rangka mengetahui profil, karakteristik, serta pola Transaksi Pengguna Jasa dengan melakukan kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Peraturan ini. 5. Pos adalah layanan komunikasi tertulis dan/atau surat elektronik, layanan paket, layanan logistik, layanan transaksi keuangan, dan layanan keagenan pos untuk kepentingan umum.

PUSAT PE1APORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 fakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6221-3853922 Faksimili. +6221-3856809 +622L-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : ranuw.ppatk.go.id 6. Penyelenggara Pos adalah suatu badan usaha yang menyelenggarakan Pos. 7. Penyelenggaraan Pos adalah keseluruhan kegiatan pengeiolaan dan penatausahaan layanan Pos. 8. Pengguna jasa adalah pihak yang menggunakan atau bermaksud menggunakan layanan Giro dari Penyelenggara Pos. 9. Giro adalah layanan Transaksi dana oleh Penyelenggara Pos yang dapat digunakan untuk melakukan penyetoran, penarikan, dan/atau pemindahbukuan dana. 10. Transaksi adalah seluruh kegiatan yang menimbulkan hak dan/atau kewajiban atau menyebabkan timbulnya hubungan hukum antara dua pihak atau lebih. ll.transaksi Keuangan adalah Transaksi untuk melakukan atau meneri.ma penempatan, penyetoran, penarikan, pemindahbukuan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, danf atau penukaran atas sejumlah uang atau tindakan dan/atau kegiatan lain yang berhubungan dengan uang. 12. Dokumen adalah data, rekaman, atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar, yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas kertas atau benda fisik apa pun selain kertas maupun yang terekam secara elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada : a. tulisan, suara, atau gambar; b. peta, rancangan, foto, atau sejenisnya; c. huruf, tanda, angka, simbol, atau perforasi yang memiliki makna atau dapat dipahami oleh orang yang mampu membaca atau memahaminya. 13. Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi, baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum.

PUSAT PEIAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 fakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6221-3853922 Faksimili. +6221-3856809 +6221-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : r,vvuw.ppatk.go.id 14. Transaksi Keuangan Mencurigakan yang selanjutnya disingkat TKM adalah: a. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profii, karakteristik, atau kebiasaan pola Transaksi dari Pengguna Jasa yang bersangkutan; b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Penyelenggara Pos sesuai dengan ketentuan Undang-Undang; c. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana; atau d. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh Penyelenggara Pos karena melibatkan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana. 15. Transaksi Keuangan Tunai yang selanjutnya disingkat TKT adalah Transaksi Keuangan yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang logam. 16. Beneficial Owner adalah setiap orang yang memiliki dana, yang mengendaiikan Transaksi Pengguna Jasa, yang memberikan kuasa atas terjadinya suatu Transaksi dan/atau yang melakukan pengendalian melalui badan hukum atau perjanjian. 17. Walk in Customer adalalt Pengguna Jasa yang tidak memiliki rekening pada Penyelenggara Pos, tidak termasuk pihak yang mendapatkan perintah atau penugasan dari Pengguna Jasa untuk melakukan Transaksi atas kepentingan Pengguna Jasa tersebut. 18. Undang-Undang adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2O1O tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

PUSAT PEUTPORAN DAN ANATISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 f akarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +622I-3853922 Faksimili. +622I-3856809 +6227-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : www.ppatkgo.id Pasal 2 (1) Penyelenggara Pos yang menyelenggarakan layanan Giro wajib menerapkan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa berdasarkan Peraturan ini. (2) Prinsip Mengenali Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pengawasan aktif direksi atau pengurus dan dewan komisaris atau dewan pengawas; b. kebijakan dan prosedur; c. pengendalianintern; d. sistem informasi dan pelaporan; dan e. sumber daya manusia dan pelatihan. (3) Dalam hal Penyelenggara Pos menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang memenuhi kriteria Pihak Pelapor berdasarkan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang, maka penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa atas kegiatan tersebut tunduk kepada ketentuan yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengawas dan Pengatur terkait. BAB II PENGAWASAN AKTIF DIREKSI ATAU PFNGURUS DAN DEWAN KOMISARIS ATAU DEWAN PENGAWAS Pasal 3 Direksi atau pengurus Penyelenggara Pos wajib melaksanakan pengawasan aktif dengan: a. menetapkan kebijakan dan prosedur tertulis Prinsip Mengenali Pengguna Jasa berdasarkan persetujuan dewan komisaris atau dewan pengawas; b. memastikan penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan prosedur tertulis yang telah ditetapkan;

PUSAT PEUIPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN f l. Ir. H. Djuanda No.35 f akarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6227-3853922 Faksimili. +6227-3856809 +6227-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : vrrww.ppatk.go.id c. memastikan pembentukan unit kerja khusus dan/atau menunjuk pejabat yang bertanggung jawab terhadap penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa; d. memastikan bahwa unit kerja khusus yang melaksanakan kebijakan dan prosedur Prinsip Mengenali Pengguna Jasa terpisah dari satuan kerja yang mengawasi penerapannya; e. memastikan bahwa setiap jaringan kantor memiliki pegawai yang menjalankan sebagian fungsi unit kerja khusus atau pejabat yang melaksanakan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa; f. memastikan bahwa seluruh pegawai, khususnya pegawai dari unit kerja terkait dan pegawai baru, telah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa secara berkala. Pasal 4 Dewan komisaris atau dewan pengawas Penyelenggara Pos wajib melaksanakan pengawasan aktif dengan: a. menyetujui kebijakan dan prosedur penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa; dan b. memastikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi atau pengurus terhadap penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa. Pasal 5 (1) Penyelenggara Pos wajib membentuk unit kerja khusus danf atau menunjuk pejabat yang bertanggung jawab menangani penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa. (2) Unit kerja khusus danf atau pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab langsung kepada direksi atau pengurus. (3) Direksi atau pengurus wajib memastikan bahwa unit kerja khusus danf atau pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki kewenangan untuk mengakses seluruh data Transaksi Pengguna Jasa dan informasi terkait lainnya.

PUSAT PEUTPORAN DAN ANATISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 Jakarta 10120 lndonesia Telepon.+6221-3850455 +6227-3853922 Faksimili. +622\-3856809 +6227-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : www.ppatkgo.id Pasal 6 Unit kerja khusus atau pejabat yang bertanggung jawab dalam penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa wajib: a. memantau pengkinian profil Pengguna Jasa dan profil Transaksi Pengguna Jasa; b. melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa dengan unit kerja terkait yang berhubungan dengan Pengguna Jasa; c. menganalisis laporan Transaksi Keuangan yang berindikasi mencurigakan (red flag) yang diterima dari unit kerja terkait; d. men)-usun laporan TKM dan TKT sebagaimana diatur dalam Undang- Undang untuk disampaikan kepada PPATK berdasarkan persetujuan direksi atau pengurus; e. memantau, menganalisis, dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi pegawai Penyelenggara Pos. BAB III KEBIJAKAN DAN PROSEDUR Bagian Kesatu Umum Pasal 7 Penyelenggara Pos wajib Mengenali Pengguna Jasa menuangkan kebijakan dan prosedur Prinsip dalam pedoman pelaksanaan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa. Pasal 8 (1) Dalam menerapkan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa, Penyelenggara Pos wajib memiliki kebijakan dan prosedur tertulis terkait pelaksanaan:

PUSAT PEUTPORAN DAN ANATISIS TRANSAKSI KEUANGAN fl. Ir. H. Djuanda No.35 fakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6221-3853922 Faksimili. +622L-3856809 +6227-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : vvrnrw.ppatk.go.id a. b. c. d. permintaan informasi dan Dokumen; Beneftcial Oune4 Watk in Customer; verifikasi Dokumen; e. customer due diligenceyang lebih sederhana; f. enllance due diligence; g. pemantauan Transaksi dan pengkinian data; h. pemutusan hubungan usaha; i. penatausahaan Dokumen. (2) Penyrrsunan dan perubahan kebijakan dan prosedur tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mempertimbangkan faktor teknologi informasi yang berpotensi disalahgunakan oleh pelaku Pencucian Uang atau Pendanaan Terorisme. (3) Penyelenggara Pos wajib menerapkan kebijakan dan prosedur tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara konsisten dan berkesinambungan. Pasal 9 (1) Penyelenggara Pos wajib mengeiompokkan Pengguna Jasa. (2) Pengelompokan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada: a. analisis terhadap tingkat risiko terjadinya tindak pidana Pencucian Uang atau Pendanaan Terorisme; dan b. jenis Pengguna Jasa. Pasal 1O (1) Pengelompokan Pengguna Jasa berdasarkan analisis terhadap tingkat resiko terjadinya tindak pidana Pencucian Uang dan pendanaan terorisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a meliputi: a. identitas Pengguna Jasa; b. lokasi usaha Pengguna Jasa;

PUSAT PEUIPORAN DAN ANATISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 jakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6227-3853922 Faksimili. +6221-3856809 +6227-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : r,rrr,rrw.ppatkgo.id c. profil Pengguna Jasa; d. jumlah Transaksi; e. kegiatan usaha Pengguna Jasa; f. penghasilan Pengguna Jasa; g. struktur kepemilikan perusahaan yang menggunakan layanan Giro; dan h. informasi lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat risiko Pengguna Jasa. (2) Berdasarkan hasil pengelompokan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara Pos melakukan penggolongan Pengguna Jasa yang: a. berisiko rendah; b. berisiko menengah; dan c. berisiko tinggi. Pasal 1 1 Penyeienggara Pos wajib melakukan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa terhadap existing customer apabila: a. terdapat peningkatan nilai Transaksi yattg signifikan; b. terdapat perubahan profil Pengguna Jasa yang bersifat signifikan; c. informasi pada profil Pengguna Jasa yang tersedia dalam sistem informasi belum dilengkapi dengan data dan informasi yang tercantum dalam Dokumen pendukung dan/atau belum terdapat Dokumen pendukung; dan/atau d. diketahui dan/atau patut diduga menggunakan Dokumen Palsu. Pasal 12 Pengelompokan Pengguna Jasa berdasarkan jenis Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan Pengguna Jasa ke dalam kelompok perseorangan, Korporasi, atau Beneficial Owner.

PUSAT PEUTPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN fl. Ir. H. Djuanda No.35 f akarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6227-3853922 Faksimili. +622I-3856809 +6227-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : wrrwv.ppatkgo.id Bagian Kedua Permintaan Informasi dan Dokumen Paragraf 1 Umum Pasal 13 (1) Penyelenggara Pos wajib meminta informasi dan Dokumen kepada Pengguna Jasa. (2) Sebelum melakukan permintaan informasi dan Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara Pos wajib memastikan Pengguna Jasa bertindak untuk diri sendiri, mewaktli Beneficial Oune1 atau Walk in Customer dalarn melakukan hubungan usaha. (l) Pasai 14 Penyelenggara Pos wajib meminta informasi kepada Pengguna Jasa yang (2) paling sedikit mencakup : a. identitas Pengguna Jasa; b. maksud dan tujuan Pengguna Jasa melakukan Transaksi; c. profil keuangan Pengguna Jasa; d. sumber dana; e. informasi lain yang memungkinkan Penyelenggara Pos untuk dapat mengetahui Pengguna Jasa termasuk hubungan usaha yang telah dimiliki sebelumnya dengan Penyelenggara Pos; dan f. identitas penerima kuasa yang bertindak untuk dan atas nama Pengguna Jasa. Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat dibuktikan dengan Dokumen sebagai berikut: a. untuk Pengguna Jasa perseorangan paling sedikit mencakup: f. identitas Pengguna Jasa yang memuat: l0

PUSAT PEIAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN fl. Ir. H. Djuanda No.35 Jakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6221-3853922 Faksimili. +622!-3856809 +6221-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : www.ppatk.go.id a) nama lengkap; b) tempat dan tanggal lahir; c) nomor identitas kependudukan, surat izin mengemudi atau paspor; d) alamat tempat tinggal sesuai KTP/SlM/Paspor/kartu identitas lainnya; e) alamat tempat tinggal terkini dan nomor telepon; 0 pekerjaan; dan g) kewarganegaraan; 2. sumber dana dan tujuan Transaksi; 3. rata-rata penghasilan; dan 4. nama dan nomor rekening Pengguna Jasa dalam hal Pengguna Jasa memiliki nomor rekening. b. untuk Pengguna Jasa yang berbentuk Korporasi paling sedikit mencakup: 1. Dokumen mengenai Korporasi: a) nama, alamat, dan nomor telepon Korporasi; b) akta pendirian atau anggaran dasar Korporasi; c) izin usaha atau izin iainnya dari instansi yang berwenang; dan d) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); 2. surat kuasa untuk melakukan hubungan usaha dengan Penyelenggara Pos; dan (3) () 3. sumber dana dan tujuan Transaksi bagi Pengguna Jasa. Penyelenggara Pos wajib meneliti kebenaran Dokumen identitas Pengguna Jasa. Penyelenggara Pos wajib melakukan pertemuan langsung atau tatap muka pada awal melakukan hubungan usaha dalam rangka meyakini kebenaran identitas Pengguna Jasa. (5) Dalam hal informasi dan/atau Dokumen yang diberikan sebagaimana 1l

PUSAT PEUIPORAN DAN ANATISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 Jakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6227-3853922 Faksimili. +622I-3856809 +6227-3856826 Email : C ontact-us @ ppatk. go.id Website : wr,rrw.ppatk go.i d dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak lengkap, Penyelenggara Pos wajib menolak Transaksi dengan Pengguna Jasa tersebut. Paragraf 2 Beneficial Outner Pasal 15 Dalam hal Pengguna Jasa mewakili Beneficial Otuner, Penyelenggara Pos wajib meminta informasi dan Dokumen mengenai Beneftcial Ouner sebagai berikut: a. untuk Beneftcial Outner perseorangan paling sedikit mencakup: f. identitas Beneficial Owneryang memuat: 2. a J. 4. a) nama lengkap; b) tempat dan tanggal lahir; c) nomor identitas kependudukan, surat tzin rnengemudi atau paspor; d) alamat tempat tinggal sesuai KTP/SIM/Paspor/kartu identitas lainnya; e) alamat tempat tinggal terkini dan nomor telepon; 0 pekerjaan; dan g) kewarganegaraan; r ata- r ata pe n ghasilan ; hubungan hukum antar Pengguna Jasa dengan Beneficial Owner yang ditunjukkan dengan surat kuasa atau bentuk lainnya; dan pernyataan dari Beneficial Otuner mengenai kebenaran identitas dan sumber dana. b. untuk Beneficial Otuner yang berbentuk Korporasi paling sedikit mencakup: f. identitas Korporasi yang memuat: a) nama, alamat, dan nomor telepon Korporasi; 12

PUSAT PEUIPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 Jakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +622I-3853922 Faksimili. +622I-3856809 +6227-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : lvrrrrw.ppatkgo.id b) akta pendirian atau anggaran dasar Korporasi; c) izin usaha atau tzin lainnya dari instansi yang berwenang; dan d) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); 2. hubungan hukum antar Pengguna Jasa dengan Beneficial Ouner yang ditunjukkan dengan surat kuasa atau bentuk lainnya; dan 3. pernyataan dari Beneficial Owner mengenai kebenaran identitas dan sumber dana. Pasal 16 Kewajiban penyampaian Dokumen dan/atau informasi identitas Beneficial Otuner sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 15 huruf b angka 1 tidak berlaku bagi Beneficial Ou.tner berupa lembaga pemerintah. Paragraf 3 Walkin Customer Pasal 17 Dalam hal Pengguna Jasa merupakan WaIk in Customer, Peyelenggara Pos wajib meminta informasi dan Dokumen sebagai berikut: a. untuk Walk in Customer perseorangan yang melakukan transaksi sebesar Rp 1O0.00O.O0O,OO (seratus juta rupiah) atau lebih atau yang nilainya setara baik yang dilakukan dalam 1 (satu) kali maupun beberapa kaii transaksi dalam 1 (satu) hari kerja paling sedikit mencakup: 1) identitas Pengguna Jasa; 2) maksud dan tujuan Pengguna Jasa melakukan Transaksi; 3) profil keuangan Pengguna Jasa; 4) sumber dana; 5) informasi lain yang memungkinkan Penyelenggara Pos untuk dapat mengetahui Pengguna Jasa termasuk hubungan usaha yang telah dimiliki sebelumnya dengan Penyelenggara Pos; dan l3

PUSAT PEUTPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 f akarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6227-3853922 Faksimili. +6227-3856809 +6?21.-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : www.ppatkgo.id 6) identitas penerima kuasa yang bertindak untuk dan atas nama Pengguna Jasa. b. untuk Walk in Customer perorangan yang melakukan transaksi kurang dari Rp 10O.00O.0OO,OO (seratus juta rupiah) atau nilai yang setara paling sedikit mencakup: 1) nama lengkap; 2) ternpat dan tanggal lahir; 3) alamat tempat tinggal sesuai KTP/SlM/Paspor/kartu identitas lainnya. Pasal 18 (1) Untuk Pengguna Jasa berupa lembaga negara atau lembaga pemerintah, lembaga internasional, dan perwakilan negara asing, Penyelenggara Pos wajib meminta informasi mengenai nama dan alamat kedudukan lembaga atau perwakilan. (2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didukung dengan Dokumen sebagai berikut: a. surat penunjukan bagi pihak-pihak yang berwenang mewakili lembaga atau perwakilan dalam meiakukan hubungan usaha dengan Penyelenggara Pos; dan b. spesimen tanda tangan. Bagian Ketiga Verifikasi Dokumen Pengguna Jasa (1) (2) Pasal 19 Penyelenggara Pos wajib melakukan verifikasi Dokumen serta memastikan bahwa data dalam Dokumen tersebut adalah data terkini. Penyeienggara Pos dapat meminta keterangan kepada Pengguna Jasa untuk meneliti dan meyakini keabsahan serta kebenaran Dokumen t4

PUSAT PEIAPORAN DAN ANATISIS TRANSAKSI KEUANGAN fl. Ir. H. Djuanda No.35 fakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6221-3853922 Faksimili. +6221.-3856809 +622L-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : r,vruw.ppatkgo.id (3) (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Dalam hal terdapat keraguan, Penyelenggara Pos wajib meminta kepada Pengguna Jasa untuk memberikan Dokumen pendukung yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Pasal 20 Penyelenggara Pos wajib menyelesaikan proses verifikasi identitas Pengguna Jasa dan Beneficial Otuner sebeium membina hubungan usaha dengan Pengguna Jasa atau sebelum melakukan transaksi dengan WaIk in Customer. (2) Dalam kondisi tertentu Penyelenggara Pos dapat melakukan hubungan usaha sebelum proses verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selesai. (3) Proses verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib diselesaikan paling lama: a. 14 (empat belas) hari kerja setelah dilakukannya hubungan usaha untuk Pengguna Jasa perorangan; dan b. 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah dilakukannya hubungan usaha untuk Pengguna Jasa yang berbentuk Korporasi. Bagian Keempat Customer Due DiligenceYang Lebih Sederhana Pasal 21 (1) Penyelenggara Pos dapat menerapkan customer due diligence yang lebih sederhana terhadap Pengguna Jasa yang memiliki tingkat risiko terjadinya tindak pidana Pencucian Uang atau Pendanaan Terorisme tergolong rendah atau Pengguna Jasa yang melakukan Transaksi sebagai berikut: a. Transaksi yang dilakukan oleh dan atas nama instansi pemerintahan; 15

PUSAT PEUIPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN fl. Ir. H. Djuanda No.35 fakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6221,-3853922 Faksimili. +6221-3856809 +6227-3856826 Email : Co ntact-us@ ppatk.go.i d Website : r,rrvuw.ppatk go.i d b. Transaksi yang dilakukan berdasarkan perjanjian kerja sama dengan misi kenegaraan atau sosial; c. Transaksi yang dilakukan dengan tujuan pembukaan rekening untuk pembayaran gaji; d. Transaksi dengan Pengguna Jasa perusahaan publik yang tunduk pada peraturan tentang kewajiban untuk mengungkapkan kinerjanya; dan e. Transaksi pencairan cek yang dilakukan oleh Walk in Customer Korporasi. (2) Dalam penerapan cttstomer due diligence yang lebih sederhana, Penyelenggara Pos wajib meminta informasi dan Dokumen kepada Pengguna Jasa sebagai berikut: a. untuk Pengguna Jasa orang perseorangan paling sedikit mencakup: f. identitas Pengguna Jasa yang memuat: a) nama lengkap; b) nomor identitas kependudukan, surat rzin mengemudi atau paspor; c) alamat tempat tinggal yang tercantum dalam kartu identitas; d) aiamat tempat tinggal terkini termasuk nomor telepon bila ada; dan e) tempat dan tanggal lahir. 2. sumber dana; 3. tujuan Transaksi; dan 4. pekerjaan danf atar penghasilan. b. untuk Pengguna Jasa yang berbentuk Korporasi paling sedikit mencakup: f. identitas Pengguna Jasa yang memuat: a) nama korporasi; b) kegiatan usaha; l6

PUSAT PEUTPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 f akarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6227-3853922 Faksimili. +6227-3856809 +6227-3856826 Email : Contact-us@ ppatk.go.id Website : wnrw.ppatk.go.id c) nomor akte pendirian; dan d) alamat korporasi dan nomor telepon; 2. Dokumen pihak-pihak yang ditunjuk mempunyai wewenang bertindak untuk dan atas nama Korporasi. 3. sumber dana; dan 4. tujuan Transaksi. (3) Penyelenggara Pos wajib membuat dan menyimpan daftar Pengguna Jasa (a) sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Dalam hal Pengguna Jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diduga terkait dengan Transaksi Pencucian Uang dan/atau Pendanaan Terorisme, Penyelenggara Pos menerapkan enhance due diligence. Bagian Kelima EnLtance Due Diligence (1) Pasal 22 Penyelenggara Pos wajib meneliti dan menerapkan enhance due diligence terhadap Pengguna Jasa atau Beneficial Otuner yang memiliki tingkat risiko terjadinya tindak pidana Pencucian Uang atau Pendanaan Terorisme tergolong tinggi. (2) Penetapan penggolongan Pengguna Jasa atau Beneficial Outner yang (3) tergolong berisiko tinggi dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan Kepala PPATK yang mengatur mengenai pedoman identifikasi produk, nasabah, usaha, dan negara berisiko tinggi bagi penyedia jasa keuangan dan pedoman mengenai identifikasi transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme bagi penyedia jasa keuangan. Penerapan enhance due diligence dilakukan dengan: a. pemantauan secara berkala dan melakukan analisis terhadap informasi mengenai profil Pengguna Jasa, tujuan Transaksi, dan t/

PUSAT PEUTPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 f akarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6227-3853922 Faksimili. +6227-3856809 +622I-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : wvuw.ppatkgo.id hubungan usaha dengan pihak-pihak terkait; dan b. pemantauan yang lebih mendalam terhadap Pengguna Jasa atau Beneficial Outner. (4) Pengguna Jasa dan Beneficial Ouner yarrg memenuhi kriteria berisiko tinggi dibuat dalam daftar tersendiri. Pasal 23 (1) Dalam hal Penyelenggara Pos akan melakukan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa yang tergolong berisiko tinggi, Penyelenggara Pos wajib menunjuk pejabat yang bertanggung jawab atas hubungan usaha dengan Pengguna Jasa tersebut. (2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk: a. memberikan persetujuan atau penolakan terhadap Pengguna Jasa atau Beneficial Owneryang tergolong berisiko tinggi; dan b. memutuskan untuk meneruskan atau menghentikan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa atau Beneficial Owner yang tergolong berisiko tinggi. Bagian Keenam Pemantauan Transaksi dan Pengkinian Data Pengguna Jasa (1) Penyelenggara Pasal24 Pos wajib melakukan pemantauan secara (2) (1) berkesinambungan terhadap Transaksi Pengguna Jasa. Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara Transaksi Pengguna Jasa dengan identitas, usaha, profil risiko, atau sumber dana Pengguna Jasa. Pasal 25 Penyelenggara Pos wajib melakukan analisis terhadap seluruh Transaksi dalam jumlah besar, memiliki pola Transaksi yang tidak biasa, tidak 18

PUSAT PEIAPORAN DAN ANATISIS TRANSAKSI KEUANGAN fl. Ir. H. Djuanda No.35 fakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6221-3853922 Faksimili. +622L-3856809 +6221-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : r,vww.ppatkgo.id sesuai dengan profil, karakteristik, dan pola Transaksi Pengguna Jasa, atau tidak memiliki alasan ekonomis yang jelas dan tidak ada tujuan yang sah. (2) Penyelenggara Pos dapat meminta informasi tentang latar belakang dan tujuan Transaksi terhadap Transaksi yang tidak sesuai dengan profil, karakteri.stik, dan kebiasaan pola Transaksi Pengguna Jasa, dengan memperhatikan ketentuan anti tipping-off sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Pasal 26 Penyelenggara Pos wajib melakukan pengkinian data terhadap informasi dan Dokumen seluruh Pengguna Jasa atau Beneficial Ounen Pasal 27 (1) Penyelenggara Pos wajib memelihara database daftar teroris berdasarkan data yang dipublikasikan oleh pemerintah atau organisasi internasional. (2) Penyelenggara Pos wajib memastikan secara berkala nama-nama Pengguna Jasa Penyelenggara Pos yang memiliki kesamaan atau kemiripan dengan nama yang tercantum dalam database daftar teroris. (3) Dalam hal terdapat kemiripan nama Pengguna Jasa dengan nama yang tercantum dalam database daftar teroris, Penyelenggara Pos wajib memastikan kesesuaian identitas Pengguna Jasa. (4) Dalam hal terdapat kesamaan nama Pengguna Jasa dan kesamaan informasi lainnya dengan nama yang tercantum dalam database daftar teroris, Penyelenggara Pos wajib melaporkan Pengguna Jasa tersebut dalam laporan TKM. 19

PUSAT PEUIPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 f akarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +622I-3853922 Faksimili. +622I-3856809 +6227-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : ranvw.ppatkgo.id Bagian Ketujuh Penatausahaan Dokumen Pasal 28 (1) Penyelenggara Pos wajib menatausahakan Dokumen seluruh Pengguna Jasa dan Beneficial Outner dalam jangka waktu paling sedikit 5 (iima) tahun sejak Penyelenggara Pos mengakhiri hubungan usaha dengan Pengguna Jasa. (2) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi identitas Pengguna Jasa atau Beneflcial Otuner dan formulir hubungan usaha termasuk Dokumen korespondensi dengan Pengguna Jasa. Bagian Kedelapan Pemutusan Hubungan Usaha (1) (2) (3) Pasal 29 Penyelenggara Pos wajib memutuskan hubungan usaha dengan Pengguna Jasa jika: a. Pengguna Jasa menolak untuk mematuhi Prinsip Mengenali Pengguna Jasa; atau b. Penyelenggara Pos meragukan kebenaran informasi yang disampaikan oleh Pengguna Jasa. Penyelenggara Pos wajib mendokumentasikan Pengguna Jasa yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Dalam hal terjadi tindakan pemutusan hubungan usaha yang dilakukan oleh Penyelenggara Pos terhadap Pengguna Jasa, wajib dilaporkan kepada PPATK sebagai TKM. 20

PUSAT PEUTPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 Jakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6227-3853922 Faksimili. +6227-3856809 +6227-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : r,rnrrw.ppatkgo.id BAB V PENGENDALIAN INTERN Pasal 30 (1) Penyelenggara Pos wajib memiliki sistem pengendalian intern yang efektif dalam penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa. (2) Pelaksanaan sistem pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan: a. adanya batasan wewenang dan tanggung jawab satuan kerja terkait dengan penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa; b. dilakukan pemeriksaan terhadap unit kerja atau pejabat yang ditunjuk untuk mengetahui efektifitas Prinsip Mengenali Pengguna Jasa dan pelaksanaan kewajiban pelaporan oleh satuan kerja audit intern. BAB VI SISTEM INFORMASI DAN PELAPORAN Pasal 31 (1) (2) Penyelenggara Pos wajib memiliki sistem informasi yang dapat mengidentifikasi, menganalisis, memantau, dan menyediakan laporan secara efektif mengenai karakteristik Transaksi yang dilakukan oleh Pengguna Jasa. Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara manual maupun dengan sistem komputerisasi. 21

PUSAT PEUIPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 f akarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +622I-3853922 Faksimili. +6227-3856809 +6227-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : wwwppatkgo.id BAB VII SUMBER DAYA MANUSIA DAN PELATIHAN Pasal 32 Penyelenggara Pos wajib memiliki sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan Penyelenggaran Pos dalam penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa. Pasal 33 (1) Penyelenggara Pos wajib menyelenggarakan pelatihan dan sosialisasi secara berkala kepada pegawai terkait mengenai: a. implementasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan b. Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme; informasi tentang teknik, metode, dan tren TPPU dan pendanaan teroris yang terbaru; kebijakan dan prosedur penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa; dan d. peran dan tanggung jawab pegawai dalam pencegahan dan pemberantasan Pencucian Uang dan Pendar'aar' Terorisme. (2) Seluruh pegawai dari unit kerja terkait wajib mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan program anti pencucian uang dan pendanaan terorisme secara berkala. BAB VII PENGAWASAN OLEH PPATK Pasal 34 PPATK melakukan Pengawasan Kepatuhan atas penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa oleh Penyelenggara Pos. 22

PUSAT PEIAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN fl. Ir. H. Djuanda No.35 fakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6221-3853922 Faksimili. +622t-3856809 +6221-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : www.ppatkgo.id Pasal 35 (1) Penyelenggara Pos wajib menjrusun ketentuan internal tentang pelaksanaan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa dengan mengacu kepada Peraturan ini. (2) Dalam menyusun ketentuan internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara Pos dapat meminta PPATK untuk memberikan masukan. Pasal 36 Ketentuan internal yang telah disusun oleh Penyelenggara Pos, wajib disampaikan kepada PPATK paling lambat 1 (satu) tahun sejak diberlakukannya Peraturan ini. Pasal 37 (1) Dalam hal Penyelenggara Pos melakukan perubahan ketentuan internal tentang penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa, Penyelenggara Pos wajib menyampaikan setiap perubahan yang dilakukan kepada PPATK. (2) Perubahan ketentuan internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan kepada PPATK paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak perubahan tersebut ditetapkan. BAB IX KETBNTUAN PENUTUP Pasal 38 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. z1

PUSAT PE1APORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Djuanda No.35 f akarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6227-3853922 Faksimili. +6227-3856809 +6221-3856826 Email : Contact-us@ppatk.go.id Website : www.ppatkgo.id Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 September 2OIL KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,'{} YUNUS HUSEIN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 28 Desember 2OII MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA AMIR SYAMSUDDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OTL NOMOR 9I9 1/