I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Sekolah pada hakikatnya merupakan lembaga pendidikan yang bertugas untuk

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, yang berbunyi Pendidikan. adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

PEMBANGUNAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN TENIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. diharapkan siswa akan dapat mencapai standar kompetensi pada masingmasing

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

I. PENDAHULUAN. demikian pulah dengan pendidikan jasmani yang di ajarkan di sekolah-sekolah.

TUJUAN DAN FUNGSI PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan mengarahkan

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

prilaku hidup sehat peserta didik, dalam kehidupan sehari-hari (Suroto, 2009).

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan kemampuan berpikir siswa.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Defri Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

I. PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, melalui pendidikanlah suatu upaya mencetak sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

PENGARUH LATIHAN BERMAIN TUNGGAL DAN GANDA TERHADAP KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BULUTANGKIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Permainan kipers hampir sama

AKTIVITAS PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF SEBAGAI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GERAK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang berisi jasmani itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Berolahraga ialah suatu aktifitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Sebab Olahraga dewasa ini sudah tren di masyarakat baik orang tua, remaja maupun anak-anak. Karena olahraga ini mempunyai makna tidak hanya untuk kesehatan, tetapi lebih dari itu ialah juga sebagai sarana pendidikan bahkan prestasi. Sebagai contoh salah satu cabang olah raga ialah cabang Bulutangkis. Melalui kegiatan bulutangkis ini para remaja banyak menuai manfaat, baik dalam pertumbuhan fisik, mental maupun sosial. Permainan bulutangkis sendiri mengalami perkembangan yang pesat, ini terbukti dengan prestasi yang tinggi untuk tingkat dunia dan banyaknya

2 klub-klub bulutangkis yang ada sekarang ini. Dimana permainan bulutangkis berkembang disekolah-sekolah terutama pada SMP, dan bulutangkis merupakan salah-satu cabang olahraga permainan yang masuk dalam kurikulum pendidikan sebagai olahraga yang wajib diajarkan dan terprogram keberadaannya secara tidak langsung ikut serta dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia yang berkualitas baik fisik maupun mental. Dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berkualitas itu disusunlah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Bab II pasal 3 dinyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Meningkatkan kualitas manusia beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berbudi pekerti yang luhur, disiplin, bekerja keras, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, dan perilaku hidup aktif dan sikap sportif, melalui kegiatan jasmani.

3 Undang - undang Republik Indonesia No.3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional di dalam Bab VII pembinaan dan pengembangan olahraga, pasal 21 dinyatakan bahwa: Pembinaan dan pengembangan olahraga dilaksanakan melalui jalur keluarga, jalur pendidikan, dan jalur masyarakat yang berbasis pada pengembangan olahraga untuk semua orang yang berlangsung sepanjang hayat. (2005:26). Menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kwalitas bangsa Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup, yang harus dimulai sejak usia dini melalui pendidikan olahraga disekolah dan masyarakat. Melalui jalur pendidikan tujuan pembinaan keolahragaan tidak dapat terpisahkan untuk peningkatan dan efektifitas pembelajaran disekolah. Pendidikan adalah usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku setiap manusia kearah yang diinginkan. Oleh karena itu dirasa penting melalui pendidikan jasmani dan pembelajaran dengan model pendekatan bulutangkis yang baik akan dapat mengubah tingkah laku dan keterampilan. Tujuan kurikulum pendidikan jasamani, Olahaga, dan kesehatan adalah: 1) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jamani; 2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam kontek kemajemukan budaya, etnis, dan agama; 3) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar pendidikan jasmani; 4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan

4 demokratis melalui aktivitas jasmani, permainan, dan olahraga; 5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga seperti: permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (outdoor education); 6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga; 7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain; 8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat; dan 9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif (Depdiknas, 2006:7). Sebagai salah satu pelajaran pendidikan jasmani Cabang olahraga bulutangkis, termasuk salah satu olahraga yang digemari dan sulit untuk dilakukan karena di dalamnya mengandung unsur-unsur gerak yang kompleks dimulai dari tahap memegang raket, memukul, berlari, meloncat, meraih dan lain-lain. Tahap gerak tersebut harus dilakukan dalam suatu rangkaian gerak yang harmonis dari seluruh anggota tubuh, sehingga dapat menghasilkan suatu langkah dan pukulan yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran keterampilan gerak, penggunaan strategi dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai sangat penting untuk tercapai tujuan yang diharapkan, karena bagi setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran keterampilan gerak (guru dan siswa), senantiasa mengharapkan agar proses

5 tersebut dapat berlangsung ecara efektif dan efisien. Penggunaan strategi, pendekatan, dan metode yang tepat dalam proses pembelajaran keterampilan gerak tergantung dari kompleks atau sederhananya keterampilan motorik tersebut. Dalam olahraga bulutangkis, langkah kaki, teknik pukulan, kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan termasuk kelompok keterampilan gerak yang kompleks, sehingga untuk mengajarkannya diperlukan suatu strategi, metode, pendekatan tertentu untuk mencapai prestasi belajar bulutangkis yang baik. Permainan bulutangkis adalah termasuk cabang olahraga individual dengan shuttlecock dimainkan diudara dilapangan berbentuk empat persegi panjang yang dibagi menjadi dua bagian dan masing- masing pemain berusaha untuk memenangkan permainan dalam bentuk dan tipe permainan yang bervariasi. Namun untuk dapat memenangkan dalam permainan bulutangkis seorang pemain harus lebih unggul dalam langkah kaki, teknik pukulan, kecepatan, dayatahan, kelincahan dari lawannya. Keterampilan merupakan akumulasi dari totalitas atau penggabungan dari kondisi dan kualitas fisik, teknik dan mental sehingga aspek tersebut harus di persiapkan secara terencana, matang, dan menyeluruh, karena salah satu aspek akan menentukan aspek yang lain. Menurut Prinato (2002), bahwa salah satu aspek untuk mencapai prestasi puncak adalah aspek jasmani yang memiliki kemampuan gerak yang baik. Selanjutnya prinato mengelompokkan unsur gerak kedalam dua bagian yaitu: unsur gerak umum terdiri dari kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan,

6 dan kelentukan. Unsur gerak khusus terdiri dari stamina, power, reaksi, kordinasi, ketepatan dan keseimbangan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa begitu pentingnya aspek jasmani atau kemampuan fisik itu dikembangkan dalam rangka mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Olahraga merupakan bentuk lanjut dari bermain dan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan keseharian manusia agar manusia dapat melaksanakan kegiatan olahraga dengan benar, dan perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan olahraga yang memadai. Pendidikan jasmani diyakini dapat memberikan kesempatan yang memadai bagi siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga melalui materi pembelajaran bulutangkis dengan pendekatan bermain dan sebaiknya dikembangkan menjadi prestasi belajar yang baik pula disekolah. Hal ini berarti materi permainan bulutangkis merupakan salah satu materi mata pelajaran yang ada dalam program KTSP yaitu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Frekuensi pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Jasmani, kesehatan dan olahraga menurut kurikulum KTSP yang mempunyai andil besar untuk meningkatkan hasil dan prestasi belajar siswa, tetapi frekuensi jam yang tersedia hanya dilaksanakan satu minggu sekali. Mengingat hal tersebut penting karena pada badan yang sehat mudah-mudahan terdapat jiwa yang sehat sehingga mempermudah proses pembelajaran yang ditempuhnya baik pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan maupun mata pelajaran lainnya.

7 Pendekatan pembelajaran dengan melakukan modifikasi bentuk-bentuk permainan olahraga yang diajarkan di sekolah merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas jasmani siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dimana pada proses pembelajaran ini guru harus bisa memodifikasi gerakan-gerakan teknik permainan cabang olahraga, aturan-aturan yang sederhana yang mengandung unsur kegembiraan, dan memodifikasi ukuran lapangan yang mini sampai ke bentuk standar dan dilakukan secara berkelompok dan didalamnya mengandung sportivitas, kejujuran, dan kerjasama. Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani seperti ini sangat disenangi oleh siswa. Karena gerakannya mudah dilakukan dan banyak unsur-unsur kegembiraan, sehingga siswa senang dan sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani disekolah dan permainan ini sesuai dengan perkembangan belajar siswa. Melalui pengamatan penulis kurangnya prestasi belajar dan juga keterampilan bermain bulutangkis diantaranya model pendekatan pembelajaran yang diajarkan disekolah kurang cukup waktu karena hanya seminggu sekali, lemahnya penguasaan teknik dasar permainan bulutangkis yang dikuasai siswa juga disebabkan cabang olahraga ini merupakan pokok bahasan pilihan di sekolah menengah pertama dan atas, dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan disekolah.

8 Tabel 1.1. Kemampuan Bulutangkis Siswa-Siswi SMP Negeri 20 Kelas VII Dalam Bermain Bulutangkis Tiga Tahun Terakhir Siswa SMP Negeri 20 kelas VII NO Klasifikasi 2009 2010 2011 Jumlah Prosentase 1 Baik Sekali 0 0 0 0 0 2 Baik 5 8 3 16 2,90 3 Sedang 81 62 59 202 36,67 4 Kurang 95 75 78 248 45,00 5 Kurang sekali 20 30 35 85 15,43 Jumlah 201 175 175 551 100,00 Pada tabel 1. Menjelaskan 60.43% siswa cenderung kurang terampil, dan juga dari hasil wawancara dengan beberapa siswa mengatakan kurangnya waktu latihan bermain yang dialami dan kurangya penguasaan Teknik dasar bulutangkis. Kurangnya penguasaan keterampilan motorik ini disebabkan 1) pegangan raket (grip), 2) teknik dasar bulutangkis, 3) langkah kaki (footwork). Sedangkan lebih dirinci dalam materi pelajaran bulutangkis antara lain forehand dan backhand, baik under dan overhead, servis, dropshot, drive, lob, netting dan smash. Berdasarkan penjelasan diatas, dan hasil observasi guru pada saat praktek di lapangan maka penulis ingin menganalisis, mengkaji, dan memperbaiki secara profesional masalah ini, yaitu pengaruh latihan bermain tunggal dan ganda terhadap keterampilan bermain bulutangkis siswa SMP Negeri 20 Bandar Lampung tahun 2012. Karena adanya potensi dan bakat pada anak-anak untuk bermain bulutangkis yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan.

9 1.2. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang ada, peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ditimbulkannya. Masalah-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Siswa masih belum sepenuhnya memiliki keterampilan dasar bulutangkis sehingga keterampilan yang dihasilkan belum maksimal 2. Rendahnya keterampilan bermain bulutangkis (servis, lob, drive, backhand, forehand, netting, dropshot, chop, dan smash) pada siswasiswi SMP Negeri 20 Bandar Lampung 3. Aktivitas jasmani siswa dalam kehidupan sehari-hari kurang dan cenderung pasif, siswa jarang melakukan olahraga 4. kurangnya alokasi waktu pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Jasmani kesehatan dan olahraga yang tesedia masih terbatas 5. Pelaksanaan latihan pembelajaran bermain tunggal dan ganda bulutangkis belum optimal 1.3. Pembatasan Masalah Dari Identifikasi Masalah Yang Telah Disebutkan Pada Poin Sebelumnya, Pembatasan Masalah Dalam Penelitian Ini Akan Difokuskan Atau Dibatasi Pada pengaruh latihan bermain tunggal dan ganda terhadap keterampilan Dasar bermain bulutangkis Pada Siswa Siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Bandar Lampung Tahun 2012

10 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.4.1 Apakah ada pengaruh latihan bermain bulutangkis tunggal terhadap keterampilan bermain bulutangkis? 1.4.2 Apakah ada pengaruh latihan bermain bulutangkis ganda terhadap keterampilan bermain bulutangkis? 1.4.3 Apakah ada perbedaan pengaruh latihan bermain bulutangkis tunggal dan ganda terhadap keterampilan bermain bulutangkis? 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan menemukan: 1.5.1 Pengaruh latihan bermain bulutangkis tunggal terhadap keterampilan bermain bulutangkis 1.5.2 Pengaruh latihan bermain bulutangkis ganda terhadap keterampilan bermain bulutangkis 1.5.3 Menemukan perbedaan pengaruh latihan bermain bulutangkis tunggal dan ganda terhadap keterampilan bermain bulutangkis

11 1.6. Kegunaan Penelitian Secara teoritis: Mengembangkan konsep konsep Teknologi Pendidikan dalam kawasan Desain Praktis Latihan dan Pengelolaan kegiatan pelatihan bulutangkis Secara praktis : 1. Bagi guru Pendidikan jasmani hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan keterampilan bermain bulutangkis di masa yang akan datang. 2. Sebagai masukan dan informasi untuk pelatih, dosen, mahasiswa untuk menggunakan pendekatan pembelajaran bulutangkis. 3. Bagi kepala sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan acuan untuk menyusun atau merencanakan proses pembelajaran secara terpadu, sehingga proses dan prestasi pembelajaran di sekolah dapat terus ditingkatkan dari tahun ke tahun. 4. Bagi siswa lebih mudah dapat melakukan latihan bulutangkis dengan pendekatan bermain dengan benar dan lebih baik. 5. Bagi peneliti, semoga dapat memberikan pengalaman yang sangat bermanfaat dalam menulis penelitian ini. 6. Memberikan informasi kepada pembaca, praktisi, dan akademisi bahwa prestasi belajar bulutangkis dapat di kembangkan dengan pendekatan dan berbagai bentuk latihan yang seharusnya di sesuaikan dengan kondisi dan situasi yang berbeda.