Jurusan Pendidikan Fisiska Fakultas tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Diantaranya adalah peningkatan proses pembelajaran agar menjadi lebih

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Implementasai kurikulum 2013 di Indonesia sangat diharapkan dalam

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

PENGARUH SIKAP KREATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Nurul Farida FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern tentunya menuntut untuk lebih

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PENGGUNAAN KIT ANTARA PESERTA DIDIK XI IPA SMA NEGERI 1 BAJENG DAN SMA UHAMMADIYAH LIMBUNG

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Guru berusaha mengatur lingkungan belajar agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

JURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL BAKORUSIRU SISWA KELAS X-TKR3 SMK NEGERI 1 SEMARANG. Sri Muntamah Amri

PENGARUH KREATIVITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI KELAS XI AP V SMK NEGERI 1 GORONTALO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan paling mendasar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan hubungan dari proses berpikir. Orang yang intelligent adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

UPAYA ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nurhalima Sari, I Wayan Darmadi, dan Sahrul Saehana

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diselenggarakan melalui dua jalur yaitu jalur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULAUN. Dunia pendidikan sekarang ini dihadapkan pada tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PEMBERIAN TUGAS DENGAN KREATIVITAS PADA PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA NEGERI 8 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 PALU

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. bahasa inggris Natural Sains secara singkat sering disebut Science. Natural

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN. (Artikel) Oleh NINDY PROFITHASARI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

Pertemuan 1. PENGERTIAN KREATIF dan KREATIFITAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

HUBUNGAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN (ESTEEM NEEDS) DENGAN KREATIFITAS BELAJAR FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. (Depok: Intuisi Press,1998) Cet 2, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Uji Coba Alat Eksperimen Hukum Hooke PadaPenentuan Konstanta Pegas Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas XI Sma Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar Ruslan Iswandi (1) Muhammad Qaddafi (2) Jurusan Pendidikan Fisiska Fakultas tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Abstrak Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperimen yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kreativitas siswa melalui pembuatan perangkat Melde kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan.penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu Hukum Hooke sebagai variabel bebas dan peningkatan kreativitas siswa sebagai variabel terikat.populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar sebanyak 41 orang. Kemudian sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar sebanyak 21 orang. Pedoman observasi merupakan bentuk instrumen yang dikembangkan oleh peneliti. Dengan menggunakan teknik analisa statistik deskriptif dan statistik inferensial (analisa uji t).berdasarkan hasil penelitian dengan analisa deskriptif untuk instrumen dalam bentuk lembar observasi tanpa perlakuan menggunakan alat eksperimen Hukum Hooke diperoleh skor rata-rata 42,35, sedangkan skor rata-rata setelah diberikan perlakuan menggunakan alat eksperimen Hukum Hooke adalah 90,38. Adapun analisa inferensial untuk instrument dalam bentuk lembar observasi menunjukkan nilai t hitung 46,67, sedangkan t tabel pada taraf signifikan 5% dan 1% berturut-turut 2,09 dan 2,84. Dengan demikian, nilai t hitung jauh lebih besar daripada t tabel dan hipotesis nihil ditolak, artinya terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kreativitas siswa setelah diberikan perlakuan melalui penggunaan alat eksperimen Hukum Hooke pada penentuan konstanta pegas kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar. Kata kunci: Hukum Hooke, Penentuan konstanta pegas, Peningkatan kreativitas siswa. Pendahuluan Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, upaya-upaya tersebut meliputi pemerataan dan kesempatan belajar, serta peningkatan kualitas. Dalam hal peningkatan kualitas sarana pendidikan merupakan penunjang dalam proses belajar mengajar khususnya pelaksanaan pengajaran. Berdasarkan pernyataan GBHN di atas maka pelaksanaan pengajaran di sekolah tidak dapat tercapai secara maksimal apabila sarana dan prasarana di sekolah tersebut tidak memadai. Sebagai contoh sarana dan prasarana laboratorium yang merupakan hal penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam ilmu pengetahuan alam. Sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan yang secara langsung bertanggung jawab penuh terhadap kinerja pendidikan yang berkualitas harus mampu membenahi segala aspek yang menjadi wewenang dalam pelaksanaan manajemen sekolah. Di antaranya adalah peningkatan proses pembelajaran agar menjadi lebih bermutu sehingga mampu menghasilkan output yang diharapkan. Proses pembelajaran yang diterapkan harus memperlihatkan spesifikasi dari karakterisrik mata pelajaran serta perkembangan peserta didik sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif dan nampak semangat mereka dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang seperti inilah yang semestinya mendapat perhatian lebih dari pihak sekolah melalui program-program yang dirancang sistematis dan berkesinambungan. Pada lingkup pembelajaran berbasis IPA karakteristik yang paling menonjol yaitu adanya pengaitan konsep dengan kehidupan nyata melalui pengamatan atau percobaan di laboratorium. Bahkan pada kasus tertentu tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai jika tidak mengadakan eksperimen dalam pembelajarannya, di samping untuk mencapai tujuan pembelajaran metode ini memberikan kesan yang mendalam dan lebih bermakna bagi peserta didik sehingga menumbuhkan sikap 52

positif bagi proses dan hasil belajarnya. Dari sini timbul perilaku antusias yang besar dalam diri tiap peserta didik mengikuti pembelajaran IPA yang selama ini seakan menjadi hantu karena lebih banyak dicekoki konsep abstrak yang seharusnya mampu mereka bangun melalui aktivitas di laboratorium. Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam mendukung pembelajaran IPA sehingga penyampaian konsep lebih bermakna yaitu tersedianya sarana dan prasarana berupa ruang laboratorium dan alat peraga atau alat praktek yang sesuai. Tapi yang menjadi catatan bahwa laboratorium bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada dalam melakukan aktivitas percobaan apalagi bagi sekolah yang masih baru dan belum mampu dari segi finansial. Justru alat prakteklah yang harus tersedia walaupun nantinya melakukan aktivitas percobaan di ruang kelas reguler (bukan laboratorium). Yang dimaksudkan alat praktek di sini adalah benda atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Penggunaan alat praktek membantu memudahkan memahami suatu konsep secara tidak langsung atau bahkan digunakan secara langsung untuk membentuk suatu konsep. Sedemikian pentingnya alat praktek dalam pembelajaran IPA sudah sepantasnya pihak sekolah berupaya semaksimal mungkin untuk pengadaannya. Di dalam ilmu pengetahuan, fisika merupakan salah satu pelajaran yang bersifat eksperimental praktis, oleh karena itu laboratorium mempunyai peranan penting dalam pengajaran fisika di semua tingkat pendidikan. Karena konsep fisika yang bersifat abstrak yang hanya diperoleh dari penjelasan tanpa disertai eksperimen akan mempersulit siswa dalam memahami konsep yang diajarkan khususnya pokok bahansan getaran. Dengan menggunakan metode eksperimen siswa akan lebih aktif,berpartisipasi dan belajar akan lebih efektif sebab hal-hal yang telah dilihat akan lebihefektif. Sebab hal-hal yang telah dilihat akan memberikan kesan penglihatan yang lebih jelas, mudah mengingatnya dan mudah pula memahaminya. SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur adalah salah satu SMA di Kabupaten Kepulauan Selayar yang fasilitas laboratoriumnya belum memadai sehingga dalam pengajaran fisika seringkali konsep yang seharusnya diajarkan menggunakan metode eksperimen tidak terlaksana. Untuk pencapaian tujuan belajar yang lebih baik, maka pada pokok bahasan gerak harmonik penulis mencoba membuat percobaan untuk menentukan konstanta pegas pada siswa SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar agar mampu menerapkan konsep fisika yang telah dipelajari dan mengaplikasikannya dalam loboratorium dengan cara mencari dan menemukan sendiri konstanta pegas. Percobaan yang dilakukan dengan peralatan yang tersedia di laboratorium mempunyai dua tujuan utama yakni untuk memeriksa rumus-rumus yang sudah dibuktikan kebenarannya dan mencari atau memproduksi kembali berbagai konstanta fisika. Dalam mengajar dengan menggunakan alat-alat peraga adalah lebih besar manfaatnya serta pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa-siswi di sekolah. Metode ini mengarah pada suatu percobaan yang dilakukan oleh siswa kemudian diamati prosesnya dalam menulis hasil pengamatannya. Metode eksperimen bertujuan untuk mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya, melakukan percobaan sendiri. Secara rinci dapat diuraikan dari metode ini adalah sebagai berikut: a. Siswa menjadi terlatih dalam menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada suatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pada kata orang sebelum ia membuktikan kebenarannya. b. Siswa lebih aktif berfikir dan berbuat sebagaimana yang dikehendaki oleh kegiatan belajar mengajar yang modern, dimana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru. c. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu 53

pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat modern. Metode demonstrasi dan eksperimental baik untuk : a. Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian. b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan karena menggunakan bahasa yang lebih terbatas c. Menghindari verbalisme d. Memberi keterampilan tertentu Metode demonstrasi dan eksperimen akan lebih berhasil jika : a) Guru sebelumnya telah dapat mengumpulkan alat yang diperlukan b) Semua siswa dapat mengikuti demonstrasi eksperimen c) Guru telah menetapkan secara garis besar langkah-langkah demonstrasi eksperimen serta perkiraan jumlah waktu yang diperlukan. Langkah-langkah metode demonstrasi dan eksperimen a) Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat dicapai dan dilaksanakan oleh siswasiswa sesudah demonstrasi dan eksperimental berakhir. b) Menyelidiki keeftifan penggunaan metode ini untuk mencapai tujuan c) Menetapkan garis-garis besar setiap langkah demonstrasi atau eksperimen untuk diujicobakan guna menambah halhal yang masih kurang/terlupakan. d) Memperhitungkan jumlah waktu yang diperlukan dengan pertimbangan memberikan kesempatan pada siswa mengajukan pertanyaan dan menbuat catatan. e) Menetapkan apa rencana gurusesudah eksperimen demonstrasi berakhir untuk menilai hasil pelajaran. Pada hakikatnya pengertian kreativitas berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal-hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Terdapat banyak arti kreativitas yang populer diantaranya pengertian yang mendefinisikan kreativitas dalam empat dimensi yang dikenal sebagai Four P s of Creativity, yakni dimensi Person, Process, Press dan Product (Monty P. Satiadarma, 2006 : 108). Kreativitas dari segi pribadi (person) menunjuk pada potensi daya kreatif yang ada pada setiap pribadi. Kreativitas sebagai suatu proses (process) dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran dimana individu berusaha menemukan hubungan-hubungan yang baru, mendapatkan jawaban, metode atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah. Kreativitas sebagai suatu pendorong (press) yang datang dari diri sendiri (internal) berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi. Kreativitas dari segi hasil (product) adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh seseorang sebagai hasil dari keunikan pribadinya dalam interaksi dengan lingkungannya. Kreativitas pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri berfikir kreatif maupun berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada (Monty P. Satiadarma, 2006:109). Kreativitas ( creativity = creative + activity ) bermakna aktivitas kreatif. Kata kreatif berasal dari kata creare bahasa latin yang berarti mencipta. Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk memecahkan persoalan yang memungkinkan orang tersebut memecahkan ide yang asli atau menghasilkan suatu yang adaptis (fungsi kegunaan) yang secara penuh berkembang. Kreativitas menurut J.P.Guilford disebut berpikir divergen yaitu aktivitas mental yang asli, murni, dan baru, yang berbeda dari pola pikir sehari-hari dan menghasilkan lebih dari satu pemecahan persoalan. (Abdul Rahman Shaleh, 2004:201). Selanjutnya menurut Rogers dalam bukunya Utami Munandar bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme (Utami Munandar, 2004:18). Dari beberapa pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa kreativitas setiap individu dapat 54

ditingkatkan dengan baik maka individu tersebut dapat mengembangkan dirinya dalam dua aspek yaitu dapat berpikir kreatif dan berpikir afektif dalam memecahkan masalah. a) Definisi Umum Kreatifitas Situs Wikipedia.org memberikan definisi secara umum : creativity is a mental process involving the discovery of new ideas or concepts, or new assocoations of the existing ideas or concepts, fueled by the process of either conscious or unconscious insight. Definisi tersebut menggambarkan bahwa kreatifitas merupakan suatu proses mental yang terjadi dengan melibatkan pemikiran baru (new idea or concept) atau pembaruan kumpulan pemikiran yang sudah ada (exist) sebelumnya, dimana pemikiran tersebut bersumber dari pemahaman yang mendalam. Berfikir kreatif disebut juga sebagai cara berfikir divergen yang visualnya berupa garis dari satu titik memancar ke segala arah. Maksudnya adalah apabila individu berada dalam satu kondisi maka individu tersebut akan berusaha mempersiapkan berbagai alternatif sebagai kelanjutan pengelolaan kondisi yang sedang dialaminya. Misalnya seorang mahasiswa diberi tugas oleh dosennya maka mahasiswa tersebut akan punya berbagai alternatif penyelesaian tugas seperti mengerjakan sendiri hingga tuntas, bekerja sama dengan teman atau menyalin pekerjaan temannya.tergantung sang mahasiswa mau pilih alternatif yang mana namun yang jelas sejatinya kreatifitas yang dimilikinya harus berlandaskan pengakuan atas keaslian (originality) dan kepantasan (appropriateness) hasilkreatifitas. b) Definisi Konsepsional Kreatifitas Pemikiran kreatif kebanyakan muncul melalui proses penelitian (exploration) yang mendalam dari konsep yang sudah ada. Pemikiran kreatif itu bisa saja merubah konsep yang sudah ada sebelumnya. Namun yang jelas penelitian (exploration) membutuhkan usaha yang keras agar kreatifitas bisa muncul secara maksimal. 1.Ciri-ciri orang kreatif Adapun ciri-ciri orang kreatif terdiri atas Menurut Monty P. Satiadarma dalam bukunya mendidik kecerdasan, bahwa ciri orang kreatif adalah : a) Rasa ingin tahu yang mendorong individu lebih banyak mengajukan pertanyaan, selalu memperhatikan orang, objek dan situasi serta membuatkan lebih b) peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti. c) Merasa tertantang oleh kemajuan yang mendorongnya untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit (Monty P. Satiadarma, 2006:110). 1. Utami Munandar berpendapat bahwa ciri orang yang kreatif adalah : a) Memiliki imajinasi yang hidup, yakni kemampuan memperagakan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi. b) Sifat berani mengambil resiko, yang membuat orang kreatif tidak takut atau gagal atau mendapat kritik. c) Sifat menghargai bakat-bakatnya sendiri yang sedang berkembang (Utami Munandar, 2004:35). Adapun tahap-tahap tersebut adalah : a. Tahap Persiapan Yaitu tahap awal dalam memulai suatu kegiatan sebelum peneliti mengadakan penelitian langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data, misalnya membuat draft skripsi, mengurus surat izin untuk mengadakan penelitian kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Tahap persiapan ini juga merupakan tahap awal memulai suatu kegiatan di laboratorium yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. b. Tahap Penyusunan Tahap ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data. Selain itu menyusun instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi aspek psikomotorik, alat dokumentasi. c. Tahap Pelaksanaan Adapun cara yang dilakukan dalam tahap ini yaitu dengan melakukan penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang konkrit dengan menggunakan instrumen penelitian serta 55

dengan jalan membaca referensi/literatur yang berkaitan dengan pembahasan ini, baik dengan menggunakan kutipan langsung ataupun tidak langsung. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi aspek psikomotorik, maka dapat diketahui bahwa ratarata nilai kreativitas Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Hooke pada penentuan konstanta pegas tanpa perlakuan dengan kata lain melakukan eksperimen dengan alat/penuntun yang telah disediakan untuk menentukan konstanta suatu pegas adalah 42,35 dari skor maksimal 100. Berdasarkan (Depdikbud: 2003) nilai rata-rata tersebut menunjukkan kategori kreativitas siswa yang rendah. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa kreativitas eksperimen Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Hooke pada penentuan konstanta pegas tanpa perlakuan menunjukkan kategori kreativitas yang rendah. Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi aspek psikomotorik, maka dapat diketahui bahwa ratarata nilai kreativitas Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Hooke pada penentuan konstanta pegas setelah perlakuan dengan kata lain melakukan eksperimen dengan alat/penuntun yang telah disediakan sebelumnya untuk menentukan konstanta suatu pegas setelah diberi perlakuan/arahan adalah 90,38 dari skor maksimal 100. Berdasarkan (Depdikbud: 2003) nilai rata-rata tersebut menunjukkan kategori kreativitas eksperimen siswa yang sangat tinggi. Artinya ada peningkatan kreativitas siswa dari kreativitas yang rendah menjadi kreativitas yang sangat tinggi. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa kreativitas Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayarmenggunakan alat eksperimen Hukum Hooke pada penentuan konstanta pegas setelah perlakuan menunjukkan kategori kreativitas yang sangat tinggi. Ternyata dalam tabel dijumpai d.b. sebesar 20; karena itu kita pergunakan d.b yaitu d.b. sebesar 20. Dengan d.b. sebesar 20 itu, diperoleh harga kritik t pada tabel atau t t sebesar sebagai berikut: a. Pada taraf signifikansi 5%: t t = 2,09 b. Pada taraf signifikansi 1%: t t = 2,84 Dengan demikian t o jauh lebih besar daripada t t ; yaitu: 2,09< 46,67 > 2,84 Dengan ketentuan bahwa hipotesis ditolak apabila harga t o lebih kecil dari t t, dan hipotesis diterima apabila harga t o lebih besar dari harga t t. Karena itu hipotesis diterima, karena t o jauh lebih besar daripada t t. Ini berarti terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kreativitas siswa melaluipenggunaan alat eksperimen Hukum Hooke pada penentuan konstanta pegas Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar. Daftar Pustaka Abdul Haris Bakri. 2008. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Badan Penerbit UNM Makassar. (Buku) Anas Sudijono. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.(Buku) Ayusari Wahyuni dan Santih Anggereni. 2008. Penentuan Praktikum Fisika Dasar I. Makassar: Laboratorium Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar.(Buku) Bahdin Nur Tanjung dan Ardial. 2008. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan tesis) dan Memepersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Kencana.(Buku) 56