1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antibiotik merupakan pengobatan utama dalam manajemen penyakit infeksi. Namun, akibat penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan standar, terjadi resistensi terhadap antibiotik. Resistensi antibiotik adalah ketidakmampuan antibiotik untuk menghambat pertumbuhan maupun membunuh suatu bakteri. Resistensi terhadap antibiotik terus berkembang dan menyebar luas, sehingga mengurangi keefektifan dalam pengobatan penyakit infeksi. Resistensi terhadap antibiotik sering terjadi pada pasien unit perawatan intensif dan unit transplantasi. Salah satu jenis bakteri yang sering menyerang pasien pada unit perawatan intensif adalah bakteri Serratia sp., termasuk Serratia marcescens (S. marcescens). Bakteri ini merupakan salah satu dari sepuluh besar penyebab umum bakteremia di Amerika utara. (Biedenbach, Moet & Jones, 2004) Bakteri ini juga sering menyerang pasien pada unit perawatan intensif neonatus dan menyebabkan mortalitas sebesar 44%. (Dessi et al.,
2 2009) Infeksi akibat Serratia sp. memerlukan pemilihan antibiotik yang tepat karena bermunculan tipe yang menunjukkan resistensi baru terhadap suatu jenis antibiotik. Bakteri S. marcescens ditemukan menjadi penyebab kejadian luar biasa pada pasien rawat inap yang memperoleh nutrisi parenteral di Amerika Serikat. (Gupta et al., 2014) Bahkan telah ditemukan bakteri S. marcescens yang telah memiliki resistensi terhadap berbagai antibiotik, atau multidrug-resistant S. marcescens, yang mengakibatkan kejadian luar biasa pada unit perawatan intensif neonatus di Amerika Serikat. (Dessi et al., 2009) Di Indonesia sendiri, S. marcescens merupakan salah satu dari tiga besar penyebab sepsis pada pasien anak yang dirawat di unit perawatan intensif anak RSCM. (Dewi, 2011) S. marcescens juga termasuk lima besar bakteri penyebab ventilator-associated pneumonia di RSAB Harapan Kita. (Widyaningsih & Buntaran, 2012) Pasien dengan infeksi yang diakibatkan oleh bakteri yang resisten terhadap suatu antibiotik memiliki resiko akan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan pasien dengan infeksi yang diakibatkan
3 oleh bakteri yang sama yang tidak resisten terhadap antibiotik. Pola kepekaan bakteri antara satu fasilitas kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya dapat berbeda. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh jenis antibiotik yang digunakan pada fasilitas kesehatan. Data pola kepekaan diperlukan agar pemberian antibiotik dapat sesuai dengan pola kepekaan bakteri pada fasilitas kesehatan, sehingga terapi pengobatan dapat menjadi lebih efektif. B. Rumusan Masalah Bagaimanakah pola kepekaan Serratia sp. terhadap beberapa antibiotik di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada September 2012 hingga September 2013? C. Tujuan Penelitian I. Tujuan umum Mengetahui pola kepekaan Serratia sp. terhadap beberapa golongan antibiotik di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten II. Tujuan khusus
4 1. Mengetahui kepekaan Serratia sp. terhadap antibiotik dari kelas aminoglikosida, yaitu amikasin, di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 2. Mengetahui kepekaan Serratia sp. terhadap antibiotik dari kelas beta-laktam, yaitu sefepim dan meropenem, di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 3. Mengetahui kepekaan Serratia sp. terhadap antibiotik dari kelas quinolon, yaitu siprofloksasin dan levofloksasin, di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten D. Keaslian Penelitian Tabel 1. Daftar penelitian yang sudah ada N o Judul Peneliti Tahun Desain Hasil 1 A multicenter Liou, 2013 Retro- Isolat S. surveillance B., Duh, spektif marcescens of R., Lin, yang diuji antimicrobial Y., sensitif resistance in Lauderda terhadap Serratia le, T. imipenem
5 marcescens in Taiwan Y., & Fung, C. (99,3%), seftazidim (93,8%), minosiklin (89,2%), amikasin (87,8%), sefepim (86,8%), aztreonam (82,9%), seftriakson (73,25%), levofloksasi n (72,7%), siprofloksas in (63,8%), TMP/SMX (60,8%), dan gentamisin (59,6%). Penelitian yang dilakukan peneliti berbeda dalam hal pemilihan jenis antibiotik yang digunakan dan
6 lokasi dalam pengambilan data, yaitu di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Peneliti memilih untuk menggunakan antibiotik amikasin, sefepim, meropenem, siprofloksasin, dan levofloksasin. E. Manfaat Penelitian Pasien: Pasien dengan infeksi Serratia sp. di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten akan mendapatkan pengobatan dengan antibiotik yang lebih efektif. Klinisi: Penelitian ini akan menyediakan data mengenai pola kepekaan Serratia sp. terhadap beberapa antibiotik di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sehingga dapat menjadi acuan dalam pemberian pengobatan antibiotik secara empirik pada pasien dan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut. Peneliti: Peneliti dapat memperoleh informasi mengenai pola kepekaan bakteri Serratia sp. terhadap beberapa antibiotik di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada
7 bulan September 2012 hingga September 2013. Peneliti juga memperoleh pengalaman dalam membuat karya tulis dan menambah kemampuan dan keterampilan dalam melakukan penelitian.