BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. (human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan (UUD 1945). Pendidikan

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekolah merupakan tempat terjadinya proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

I. PENDAHULUAN. fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah untuk atau tempat menimba ilmu pengetahuan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

I. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian dan definisi Pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI No.

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. merambah hingga masing-masing mata pelajaran, sehingga hampir semua

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan karakter tersebut adalah melalui Pendidikan, Pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, pemerintah sangat serius dalam menangani bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi

aktifitas fisik,demikian pula halnya dalam belajar passing dengan kaki bagian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat. bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global.

I. PENDAHULUAN. nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Seirama dengan kemajuan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. memberi dampak positif dalam aspek kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. THN 2008) sistem keolahragan nasional. Pengembangan motorik dan. jasmani sekolah, dimana pendidikan jasmani merupakan media untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB I PENDAHULUAN. olahraga permainan dan banyak dikenal oleh semua orang. Salah satu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan UUD 1945. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dan kemajuan suatu negara. Dengan adanya pendidikan bangsa Indonesia akan mengalami kemajuan dan meninggalkan suatu bentuk keterpurukan, seperti sekarang ini. Untuk itu pemerintah harus lebih berkosentrasi terhadap pendidikan di Indonesia dan juga harus membuat suatu kebijakan yang mengarahkan pada perkembangan pendidikan di Indonesia. Pendidikan merupakan cara yang srategis untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dengan kebijakan yang berkelanjutan khususnya dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan menciptakan SDM yang berwawasan luas dan berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan membawa pada kemajuan bangsa terutama dalam menjadikan masyarakat madani. Sehingga dengan adanya pendidikan yang bermutu maka semua hal yang berhubungan dengan masalah pendidikan akan cepat terselesaikan. Salah satu pendidikan yang mengarahkan pada perkembangan keseluruhan aspek manusia adalah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik secara jasmani dan rohani. Sehingga pendidikan jasmani 1

2 merupakan salah satu pendidikan yang sangat penting dan utama untuk kemajuan suatu bangsa. Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus berpusat pada guru, tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan, dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseoarang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan Indonesia berkualitas berdasarkan pancasila. (Cholik Mutohir,1992).

3 Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosionalsportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Dalam dunia pendidikan (sekolah), sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang di ajarkan di sekolah yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain sepak bola para siswa sekolah harus menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepak bola. Kemampuan siswa menguasai teknik dasar bermain sepak bola dapat mendukung penampilannya dalam bermain sepak bola baik secara individu maupun secara kolektif. Pentingnya peranan penguasaan teknik dasar bermain sepak bola, bagi para siswa sekolah. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, sepak bola merupakan pembelajaran yang sangat di gemari oleh siswa khususnya siswa laki-laki. Tetapi permasalahan yang sering timbul adalah bahwa siswa hanya sekedar bermain dalam sepak bola. Mereka kurang memperhatikan penguasaan dalam teknik dasar bermain sepak bola seperti passing, menggiring dan menghentikan bola. Dari hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 4 Tanjung Balai pada tanggal 22 April 2015 menunjukan bahwa masih rendah kemampuan siswa pada saat melakukan passing bagian dalam permainan sepak bola. Contohnya pada saat proses pembelajaran passing bagian dalam permainan sepak bola banyak ditemukan siswa yang belum memahami cara atau teknik passing yang benar sehingga sering sekali

4 bola tidak terarah. Selain itu kurangnya media pembelajaran/prasarana, bola hanya ada 3 buah dan pada saat proses pembelajaran berlangsung sebagian siswa tidak memahami melakukan passing bagian dalam permainan sepak bola sehingga mempengaruhi hasil belajar tersebut. Hasil wawancara dengan guru pendidikan jasmani di SMP Negeri 4 Tanjung Balai mengenai hasil belajar siswa dalam pelajaran permainan sepak bola dengan materi passing bagian dalam, ternyata masih banyak siswa yang memperoleh nilai rendah. Nilai rata-rata hasil belajar siswa keseluruhan 58,81. Dari 35 orang siswa kelas VII ternyata 28 orang siswa (80%) memiliki nilai dibawah rata-rata dan 7 orang siswa (20%) memiliki nilai diatas rata-rata. Sementara KKM yang harus dicapai siswa adalah 75. Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kegagalan dalam pelaksanaan passing bagian dalam permainanan sepak bola ini kurangnya pemahaman siswa dalam melakukan teknik passing bagian dalam yang benar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya variasi gaya mengajar yang mengakibatkan proses pembelajaran hanya diperankan oleh guru itu sendiri, yang membuktikan bahwa strategi belajar yang digunakan guru belum maksimal karena apabila strategi belajar berhasil maka tercipta pembelajaran yang efektif. Selain itu karena jumlah bola yang tidak sebanding dengan jumlah siswa, guru kurang kreatif memodifikasi peralatan dan juga siswa menjadi kurang mendapatkan kesempatan dalam materi yang diajarkan yaitu passing permainan sepak bola sehingga hasil akhir pembelajaran passing bagian dalam yang diperoleh siswa masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal.

5 Menurut peneliti hal ini tidak dianggap sebagai hal yang biasa. Apabila hal ini dibiarkan maka dikhawatirkan akan semakin menurunkan hasil belajar siswa. Perlu dicari solusi yang tepat untuk masalah ini agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, terutama saat melakukan pembelajaran passing bagian dalam permainan sepak bola. Dalam hal ini salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran materi passing bagian dalam permainan sepak bola dengan menerapkan gaya mengajar penemuan terbimbing dengan modifikasi alat/bola. Untuk itu peneliti tertarik untuk memperbaiki hasil belajar passing bagian dalam permainan sepak bola melalui gaya mengajar penemuan terbimbing dan modifikasi alat dalam upaya meningkatkan hasil belajar passing permainan sepak bola pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tanjung Balai Tahun Ajaran 2015/2016. Gaya penemuan terbimbing merupakan alternatif gaya yang dapat dipilih dalam mengajarkan pelajaran penjas, mengingat dalam proses pembelajaran tersebut diperlukan suatu bentuk kegiatan yang dapat mengarahkan siswa untuk dapat menemukan suatu konsep melalui praktek mengusai gerakan yang dipelajari atau penemuan secara langsung. Penerapan gaya penemuan terbimbing pada pokok bahasan tersebut antara lain bertujuan agar siswa mampu memecahkan masalah dan menarik kesimpulan dari permasalahan yang sedang dipelajari. Di dalam penggunaan gaya ini, guru harus berusaha meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

6 Menurut Muska Musston (1992:172) menyatakan bahwa, Gaya penemuan terbimbing adalah versi lain dari pemecahan masalah yang dilakukan secara tertuntun oleh guru, dimana setiap langkahnya guru memberikan bimbingan hingga sampai pada pertemuan yang diinginkan oleh guru. Penemuan terbimbing adalah suatu hasil yang melibatkan adanya kerja sama baik secara emosional merupakan kognitif antara siswa dan guru, keterkaitan antara siswa dengan mata pelajaran dijalin adanya perintah serta contoh-contoh serta rancangan-rancangan yang didesain oleh guru. Keterampilan semacam ini membutuhkan sedikit keterampilan kognitif. Inti sari dari gaya ini adalah sebuah fakta hubungan guru dan siswa yang mana rangkaian pertanyaan guru membawa serangkaian respon siswa yang sesuai. Masing-masing pertanyaan guru menimbulkan respon tunggal yang benar yang ditemukan oleh siswa. Pengaruh komulatif dari rangkaian ini adalah sebuah proses yang memandu siswa untuk menemukan konsep yang dicari, prinsip, atau gagasan. Pada dasarnya pembelajaran penemuan terbimbing menekankan pada siswa untuk bekerja dalam suatu kelompok yang dibentuk sedemikian rupa agar setiap anggotanya dapat berkomunikasi dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan belajar satu dengan yang lainnya. Selain penemuan terbimbing, untuk meningkatkan hasil belajar passing dapat dilakukan dengan modifikasi alat. Modifikasi adalah sebuah pendekatan yang menekankan pada kegembiraan kecakapan jasmani dan pengayaan gerak anak. Pengertian modifikasi pembelajaran olahraga dalam pendidikan jasmani tidak menunjuk kepada salah satu metodologi atau model pembelajaran tertentu, tetapi ia

7 menunjuk kepada berbagai keterampilan mengajar yang diadaptasi secara tepat oleh guru selama proses pembelajaran. Dalam pendidikan jasmani, modifikasi sama sekali tidak mengubah isi kurikulum yang telah ditetapkan. Modifikasi juga diartikan sebagai perubahan dari yang asli ke yang sederhana. Faktor sarana dan prasarana dalam permainan sepak bola yang dapat dimodifikasi, seperti: memperkecil ukuran lapangan, mengganti bola menjadi lebih ringan, mengurangi jumlah pemain, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, diharapkan dengan menerapkan gaya mengajar penemuan terbimbing dan modifikasi alat dapat mempengaruhi hasil belajar passing bagian dalam permainan sepak bola, khususnya pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tanjung Balai Tahun Ajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang terkait dengan pembelajaran sepak bola yang terjadi disekolah dapat di identifikasikan sebagai berikut : 1. Siswa lebih banyak menunggu untuk dapat giliran melakukan passing bagian dalam permainan sepak bola. 2. Siswa pasif dalam melakukan passing bagian dalam permainan sepak bola 3. Perhatian siswa ke materi passing bagian dalam permainan sepak bola kurang.

8 4. Guru belum menerapkan media modifikasi alat dalam permainan sepak bola. 5. Kurangnya kreatifitas guru dalam melakukan variasi gaya mengajar penjas pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tanjung Balai Tahun Ajaran 2015/2016. 6. Hasil belajar passing bagian dalam permainan sepak bola yang kurang baik pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tanjung Balai Tahun Ajaran 2015/2016. Seharusnya siswa berperan aktif dalam setiap langkah dan sampai akhirnya mengetahui dan mencapai tujuan pembelajaran. Dan sarana yang kurang lengkap karena keterbatasan jumlah bola dapat dilakukan dengan variasi pembelajaran juga bisa kita memodifikasi alat sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien. C. Pembatasan masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi hanya dalam upaya meningkatkan hasil belajar passing bagian dalam permainan sepak bola melalui gaya mengajar penemuan terbimbing dengan modifikasi alat pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tanjung Balai Tahun Ajaran 2015/2016.

9 D. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar passing bagian dalam permainan sepak bola melalui gaya mengajar penemuan terbimbing dengan modifikasi alat pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tanjung Balai Tahun Ajaran 2015/2016. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar passing bagian dalam permainan sepak bola melalui gaya mengajar penemuan terbimbing dengan modifikasi alat pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tanjung Balai Tahun Ajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi guru pendidikan jasmani, untuk memperkaya ilmu pengetahuan tentang gaya mengajar dalam mencapai tujuan belajar. 2. Melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat melakukan passing bagian dalam permainan sepak bola dengan benar sehingga hasil belajar dapat dicapai dengan baik.

10 3. Sebagai bahan pertimbangan dan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan jasmani dimasa yang akan datang, khususnya tentang pembelajaran upaya meningkatkan hasil belajar passing bagian dalam permainan sepak bola menggunakan gaya penemuan terbimbing. 4. Bagi siswa, agar lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran yang di berikan oleh guru dalam menerima materi yang diajarkan disekolah dan dapat menyenangi cabang olahraga khususnya olahraga sepak bola pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tanjung Balai.