BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

PELAKSANAAN TINDAKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Maka dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research). Menurut Wardhani (2007: 1.4), penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. III SD Negeri 017 Tampan Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berjumlah

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian yang dipilih adalah SD Negeri 1 Gedong Air,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Di dalam model penelitian ini. singkat dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan deskriptif yaitu metode melukiskan atau menggambarkan sistematika, fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat. 3.2 Alur Penelitian Alur penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan beberapa kegiatan yang terdiri dari siklus I dan Siklus II, dan setiap siklus terdapat kegiatan : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Wardani dkk (2003 : 2.4) menjelaskan bahwa tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dalam bagan 3.1 berikut ini : Bagan Penelitian Tindakan Kelas

(Adopsi dari Wardani, dkk. 2003: 2.5) Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan penelitian tindakan kelas secara rinci meliputi langkah langkah sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan a. Menentukan kelas yang akan digunakan untuk penelitian dan merencanakan untuk penelitian dan merencanakan sikap tindakan (2 siklus masing-masing 2 kali pertemuan) b. Menetapkan waktu penelitian tindakan kelas yaitu semester ganjil tahun Tahun Pelajaran 2012/2013 c. Menetapkan materi pelajaran sesuai dengan kurikulum Tahun Pelajaran 2012/2013 d. Menyusun silabus dan RPP serta alat penelitian e. Menyusun alat pengamatan terhadap aktivitas dalam proses pembelajaran dengan metode kerja kelompok

f. Menetapkan jenis data yang dikumpulkan g. Menetapkan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini pelaksanaan penelitian tindakan kelas dibagi menjadi 2 siklus sesuai dengan yang ditetapkan yaitu siklus I dan siklus II.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 bulan dihitung dari mulai perencanaan sampai dengan penggandaan dokumen dan hasil akhir penelitian dari bulan Juli hingga Oktober 2012. 3. Tahap Pengamatan dan Evaluasi Pada tahap ini secara bersamaan pada waktu aktivitas proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peneliti dan pengamatan oleh guru yang lain dengan menggunakan lembar pengamatan untuk mengetahui aktivitas siswa. Adapun untuk mengetahui peningkatan Hasil belajar siswa dengan mencatat nilai Hasil belajar siswa melalui data yang diperoleh dari evaluasi belajar siklus I dan siklus II. 4. Tahap Refleksi Data hasil pengamatan dan Hasil belajar siswa selanjutnya dilakukan refleksi. Hasil refleksi pada siklus I pertemuan 1 dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari penerapan metode kerja kelompok, selanjutnya sebagai pedoman untuk melaksanakan

tindakan siklus I pertemuan 2 dan siklus selanjutnya. 3.3 Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian 3.3.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Metro Timur, Kota Metro yang beralamat di Jalan AH. Nasution No. 214 Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro. 3.3.2 Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan semester ganjiltahun Pelajaran 2012/2013dalam jangka waktu 4 bulan dari mulai proses observasi awal, penyusunan proposal, seminar proposal, pelaksanaan penelitian hingga laporan hasil. 3.3.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Negeri 4 Metro Timur semester ganjil tahun 2012/2013. Jumlah siswa kelas IVB tersebut adalah 24 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Tes Tes ini bertujuan untuk mengukur motivasi dan kemampuan siswa dalam bidang studi Matematika Tes diberikan kepada siswa dalam bentuk evaluasi belajardengan menggunakan lembar evaluasi. 3.4.2 Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan mencatat data yang sudah ada, seperti data nilai mata pelajaran Matematika sebelum diadakannya Penelitian Tindakan Kelas. 3.4.3 Lembar Observasi a. Lembar Observasi Siswa Lembar pengamatan untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran Matematika dengan aspek yang diamati adalah siswa aktif mengikuti pelajaran, siswa aktif bertanya hal yang belum jelas, siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa aktif dalam melakukan kerja kelompok dan diskusi, siswa aktif dan kreatif dalam membuat tugas kelompok, siswa aktif dalam membuat, laporan hasil diskusi, siswa aktif dalam menanggapi hasil kerja kelompok lain, siswa aktif dalam mengerjakan soal latihan dan tugas dan perhatian siswa terfokus pada pembelajaran. b. Lembar Observasi Guru Lembar pengamatan untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran Matematika yang dilakukan oleh guru dengan aspek yang diamati adalah memulai pelajaran, memotivasi siswa, pengelolaan kelas, menguasai materi, keterlibatan siswa, memanfaatkan lingkungan, pembelajaran sesuai tujuan, urutan pembelajaran yang logis, melaksanakan pembelajaran secara individu, kelompok dan klasikal, pengelolaan waktu dan memberikan umpan balik. 3.5 Teknik Analisis Data

Untuk pengolahan data utama yaitu hasil belajar digunakan teknik persentase. Dimana hasil belajar siswa disetiap pertemuan pada setiap siklus diprosentasekan dan dibandingkan dengan hasil pada pertemuan dan siklus selanjutnya, setelah diprosentasekan lalu dibandingkan apakah terjadi peningkatan dengan rumus: Hasil belajar siswa = Jumlah skor yang diperoleh siswa x 100 = N Skor maksimal Dimisalkan: data utama tentang hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 4 Metro Timur mata pelajaran Matematika setelah tindakan kelas siklus I diperoleh data kuantitas sebagai berikut: 1. Jumlah soal 10 butir, skor tiap soal 2, kalau data dijawab benar, nilainya 1 dan 0 jika dijawab salah, skor maksimal adalah 20. 2. Misalnya skor yang diperoleh siswa B, dari 10 soal adalah 18. Setelah itu dimasukkan dalam rumus di atas maka diperoleh nilai hasil belajar siswa Z adalah : 18 Hasil belajar = x 100 90 20 Sedangkan untuk data pelengkap yaitu perubahan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok, peneliti mendeskripsikan dengan menggunakan analisa sederhana dengan rumus : Aktivitas belajar siswa = Jumlah skor yang diperoleh x 100 = N Skor maksimal Dimisalkan: aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 4 Metro Timur pada tindakan kelas siklus I diperoleh data kuantitas sebagai berikut :

a. Jumlah indikator 5 butir, skor tiap pertanyaan paling tinggi adalah sejumlah siswa yaitu 24, sehingga persentase maksimal per indikator adalah 100%. b. Misalnya skor yang diperoleh indikator 1 siswa yang terlihat aktif berjumlah 18 dari 24 siswa. Setelah itu dimasukkan dalam rumus di atas, maka diperoleh nilai aktivitas per indikator adalah : 18 Aktivitas siswa = x 100 75% 24 Selanjutnya setelah semua indikator diperoleh persentase aktivitasnya barulah diperoleh rata-rata skor dan rata-rata prosentase aktivitas siswa. (Sumber : Adaptasi Purwanto, 2008:12) 3.6 Urutan Pelaksanaan Penelitian 3.6.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam siklus I, peneliti memberikan contoh-contoh soal mengenai operasi hitung bilangan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran dengan metode kerja kelompok, dengan langkah-langkah: 1. Peneliti mengawali pembelajaran dengan menentukan kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakanmetode kerja kelompok. 2. Peneliti menentukan materi pokok yang akan disampaikan kepada siswa sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan, dengan materi pokok oprasi hitung bilangan bulat yaitu perkalian bilangan bulat positif

dengan bilangan bulat positif; perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif; dan gabungan perkalian antara bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. 3. Membuat rencana pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok yang akan dilakukan. 4. Mempersiapkan media yang dibutuhkan untuk memperlancar jalannya pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok yaitu tabel perkalian berwarna dan balok kuisioner. 5. Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok. 6. Peneliti melakukan evaluasi belajar setelah proses pembelajaran selesai dilakukan untuk mengetahui sampai dimana pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. 7. Peneliti dan observer merefleksikan hasil pengamatan aktivitas belajar dan hasil belajar melalui proses pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok. 8. Setelah direfleksikan aktivitas dan Hasil belajar siswa pada siklus I, dapat diketahui kelemahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah direncanakan oleh peneliti. Pada saat awal guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, kemudian tiap-tiap kelompok diminta untuk memperhatikan contoh-contoh soal tentang operasi hitung bilangan yang ditunjukkan oleh guru di depan kelas.

c. Observasi Observasi merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu yang kita amati. Observasi digunakan untuk mengamati seluruh aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa diamati dengan cara jumlah siswa yang terlihat aktif selama proses pembelajaranpada lembar observasi. d. Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas siswa dan hasil kerja siswa berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan. Kegiatan refleksi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis aktivitas siswa meliputi seluruh aktifitas siswa secara aktif yang terjadi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sampai dengan selesai. Kemudian hasil dari análisisdigunakan untuk mengadakan perbaikan terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. 3.6.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Siklus II ini dilakukan sebagai usaha untuk melihat peningkatan hasil belajar yang siswa dengan menggunakan metode kerja kelompok. Hasil belajar pada siklus II ini diharapkan lebih baik dibandingkan pada siklus I. a. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam siklus II, peneliti mengajak siswa untuk membentuk kelompok di dalam kelas,

dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa, kemudian guru melakukan proses pembelajaran dengan langkah-langkah : 1. Pertama diawali dengan melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode kerja kelompok. 2. Melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga untuk mendukung proses pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok agar siswa lebih memahami materi yang akan dan telah disampaikan. 3. Peneliti memberikan lembar kerja kelompok kepada siswa sesuai dengan materi yang akan dibahas dalam kerja kelompok, yaitu Sifat Asosiatif Pada Perkalian. 4. Peneliti mengajak siswa untuk mendiskusikan lembar kerja yang telah dibagikan untuk dikerjakan secara kelompok, kemudian dijelaskan oleh masing-masing kelompok. 5. Peneliti memberikan kuis berupa pertanyaan kepada tiap kelompok untuk dikerjakan secara mandiri dalam kelompok. 6. Peneliti dan observer merefleksikan hasil pengamatan aktivitas belajar dan hasil belajar melalui proses pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok. 7. Setelah direfleksikan aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II, dapat diketahui hasil belajar siswa pada siklus II untuk proses siklus selanjutnya apabila hasil yang diharapkan pada siklus II sudah tercapai, maka berhenti pada siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah direncanakan oleh peneliti. Pada siklus II ini guru mengajak siswa untuk memperhatikan penjelasan guru dan contoh-contoh soal yang diberikan, untuk kemudian siswa mencoba mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan ke dalam buku dan bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum jelas. c. Observasi Observasi merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu yang kita amati. Observasi digunakan untuk mengamati seluruh aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa diamati dengan cara membubuhkan tanda ceklist pada lembar observasi. d. Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas siswa dan hasil kerja siswa berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan. Kegiatan refleksi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis aktivitas siswa meliputi seluruh aktifitas siswa secara aktif yang terjadi dalam dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sampai dengan selesai. Kemudian hasil dari análisisdigunakan untuk mengadakan perbaikan terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Dari hasil siklus II, ternyata hasil belajar siswa telah mencapai hasil yang diharapkan, sehingga proses penelitian berhenti sampai pada siklus II.

3.7 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa pada setiap siklusnya. Untuk peningkatan aktivitas siswa didapat dari persentase hasil observasi terfokus, peneliti menargetkan aktivitas siswa berhasil jika telah mendapatkan predikat sangat tinggi atau > 80% dari kriteria keberhasilan yang digunakan (Aqip (2009: 41). Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari ketercapaian KKM yaitu 70,00 baik secara klasikal maupun individual serta peningkatan rata-rata nilai siswa secara klasikal siswa di setiap siklusnya. Peneliti menargetkan dalam penelitian dinyatakan berhasil apabila >75% dari total jumlah siswa telah lulus KKM. Hal ini sesuai dengan rentang ketuntasan (Arikunto, 1993: 250) bahwa tingkat penguasaan yang dicapai jika menggunakan prinsip belajar tuntas yaitu sekurangkurangnya menguasai >75%, atau jika < 75% maka tergolong belum tuntas.