PEMBUATAN BIOETANOL DARI KULIT NANAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI DURIAN MELALUI HIDROLISIS. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh : Fifi Rahmi Zulkifli

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang industri jasa maupun industri pengolahan bahan baku menjadi

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. Besarnya ketergantungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri semakin berkurang, bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KADAR ETANOL DAN KADAR GLUKOSA HASIL FERMENTASI KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus)

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, terutama di jaman modern dengan mobilitas manusia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

BIOETANOL DARI BONGGOL POHON PISANG BIOETHANOL FROM BANANA TREE WASTE

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI GAPLEK SINGKONG KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU BERBEDA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin

BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISIS SDAN FERMENTASI DENGAN N SACCHAROMYCES CEREVISIAE

Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BARAS (AIR LERI) SKRIPSI. Disusun Oleh : TOMMY

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

ANALISIS KADAR BIOETANOL DAN GLUKOSA PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BUAH SALAK DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang tidak dapat diperbaharui) disebabkan oleh pertambahan penduduk dan

PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM DAN ENZIMATIS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahan bakar. Sumber energi ini tidak dapat diperbarui sehingga

Ari Kurniawan Prasetyo dan Wahyono Hadi Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kebutuhan bahan bakarnya

BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KADAR GLUKOSA DAN KADAR BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissima pohl) DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

ANALISIS KADAR GLUKOSA PADA BIOMASSA BONGGOL PISANG MELALUI PAPARAN RADIASI MATAHARI, GELOMBANG MIKRO, DAN HIDROLISIS ASAM

I. PENDAHULUAN. Pada masa sekarang konsumsi bahan bakar minyak sangat tinggi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. minyak bumi pun menurun. Krisis energi pun terjadi pada saat ini, untuk

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Energi (M BOE) Gambar 1.1 Pertumbuhan Konsumsi Energi [25]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Zy momonas mobilis FERMENTASI SAMPAH BUAH MENJADI ETANOL MENGGUNAKAN BAKTERI TRIA AULIA. DOSEN PEMBIMBING Ir. ATIEK MOESRIATI, MKes

PENGUJIAN MODEL BURNER KOMPOR BIOETANOL DENGAN VARIASI VOLUME BURNER CHAMBER 50 cm 3, 54 cm 3, 60 cm 3, 70 cm 3

I. PENDAHULUAN. energi karena cadangan energi fosil yang terus menurun. Mengantisipasi masalah

PEMANFAATAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrofilia. L) UNTUK PEMBUATAN BIOETANOLSECARA HIDROLISIS ASAM

KUALITAS BIOETANOL LIMBAH PADAT BASAH TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA. Skripsi

TUGAS MIKROBIOLOGI BIOETANOL

OPTIMALISASI LIMBAH SERBUK KAYU MENJADI BIOETANOL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN MENGGUNAKAN DISTILASI GELOMBANG MIKRO

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE TERHADAP TINGKAT PRODUKSI BIOETANOL DENGAN BAHAN BAKU TETES TEBU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. asam ataupun enzimatis untuk menghasilkan glukosa, kemudian gula

BAB I PENDAHULUAN. Ethanol banyak dipergunakan dalam berbagai aspek kehidupan, baik industri

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI GAPLEK GANYONG (Canna edulis Kerr.) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

FERMENTASI ETANOL DARI SAMPAH TPS GEBANG PUTIH SURABAYA

TUGAS AKHIR. PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT NANAS (Ananas comosus L. Merr) DENGAN PROSES ENZIMASI DAN FERMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. itu, diperlukan upaya peningkatan produksi etanol secara besar-besaran

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung. Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg.

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. alternatif penanganan limbah secara efektif karena dapat mengurangi pencemaran

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

BIOETANOL DARI LIGNOSELULOSA: POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH PADAT DARI INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissma, Pohl) VARIETAS MUKIBAT DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger

PEMANFATAAN AMPAS TAHU MENJADI BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN HIDROLISA H 2 SO 4

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah yang digemari, selain rasanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Noor Azizah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BERAS (AIR LERI) SKRIPSI. Oleh : CINTHYA KRISNA MARDIANA SARI NPM

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT NANAS UNTUK PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI

PEMBUATAN BIOETANOL DARI RUMPUT GAJAH

LAPORAN TUGAS AKHIR. Bioetanol dari jerami

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

HASIL DAN PEMBAHASAN

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

Analisa Penggunaan Bahan Bakar Bioethanol Dari Batang Padi Sebagai Campuran Pada Bensin

NURUL FATIMAH A

APLIKASI PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI BERBAHAN DASAR BUAH PISANG

BAB I PENDAHULUAN. fosil (Meivina et al., 2004). Ditinjau secara global, total kebutuhan energi dunia

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari

LIMBAH. Veteran Jatim A Abstrak. sebagai. hidrolisa yang. menggunakan khamir. kurun waktu. beberapa tahun hingga lain seperti pembuatan

I. PENDAHULUAN. menurun. Penurunan produksi BBM ini akibat bahan bakunya yaitu minyak

Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengadaan Alat dan Bahan a. Pengadaan alat b. Pengadaan tetes tebu

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan energi semakin meningkat dengan peningkatan jumlah

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

Transkripsi:

PEMBUATAN BIOETANOL DARI KULIT NANAS Cesar Jacob Pinto dan Fitri Julita Katerina JurusanTeknik Kimia Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta e-mail : Anleypinto@yahoo.co.id INTISARI Bioetanol merupakan salah satu solusi untuk mengurangi eksploitasi energi fosil dihasilkan dari fermentasi biomassa. Pembuatan bioetanol dapat dilakukan terhadap tanaman berpati atau mengandung karbohidrat, glukosa dan selulosa. Salah satunya adalah kulit nanas. Penggunaan kulit nanas dapat menambah ragam bahan dasar pembuatan bioetanol ekonomis dan mudah diperoleh. Kulit nanas diperoleh diperkecil ukurannya kemudian dibersihkan. Kulit nanas dengan perbandingan berat divariasikan (: gram/l, : gram/l, :3 gram/l, :4 gram/l, :5 gram/l), kemudian dimasukkan ke dalam labu leher tiga ditambahkan 00 ml katalis H SO 4. Hidrolisis dilakukan pada suhu divarisikan (80 C, 90 C, 00 C, 0 C,0 C) dengan waktu 90 menit. Selanjutnya hidrolisat didetoksifikasi dengan Ca(OH) dan difermentasi dengan proses anaerob. Fermentasi dilakukan pada suhu ruang dalam waktu 3 hari. Hasil fermentasi disaring dan filtrat didistilasi pada suhu ±00 C sampai distilat tidak menetes lagi. Dari percobaan telah dilakukan diperoleh kondisi optimal pada variabel suhu hidrolisa 00 o C dengan kadar glukosa,44% dan kadar etanol 0,3% dan perbandingan bahan : gram/l dengan kadar glukosa,44% dan kadar etanol 0,989%. Kata kunci : kulit nanas, hidrolisa, bioetanol PENDAHULUAN Kebutuhan energi dari bahan bakar minyak bumi (BBM) di berbagai negara di dunia dalam tahun terakhir ini mengalami peningkatan tajam karena BBM sudah merupakan kebutuhan vital bagi manusia. Sebagian besar teknologi atau bahkan hampir semua alat transportasi menggunakan bahan bakar minyak bumi sebagai sumber energi. Tidak hanya pada negara-negara maju, tetapi juga di negara berkembang seperti Indonesia. Akan tetapi, BBM digunakan saat ini semakin langka. ini dikarenakan kuantitas minyak bumi pada lapisan bumi terus menipis akibat dari eksploitasi terusmenerus dan sifatnya tidak mudah untuk diperbaharui. Proses pembentukan minyak bumi membutuhkan waktu berjuta-juta tahun sehingga mengakibatkan minyak bumi semakin krisis dan harganya juga meningkat(simamora, 008). Untuk mengantisipasi terjadinya krisis tersebut, saat ini telah dikembangkan pembuatan sumber energi terbarukan. Salah satu sumber energi bisa dimanfaatkan sebagai energi terbarukan adalah bioetanol. Selain bisa menjadi pengganti BBM, bioetanol juga mampu sebagai Octane Booster, artinya zat mampu menaikkan nilai oktan dengan dampak positif terhadap efisiensi bahan bakar dan menyelamatkan mesin. Fungsi lain adalah oxigenating agent, yakni mengandung oksigen sehingga menyempurnakan pembakaran dengan efek positif meminimalkan pencemaran udara dan bahkan sebagai fuel extender, dapat menghemat bahan bakar fosil(prihandana, 007). Bioetanol merupakan etanol berasal dari sumber hayati, misalnya tebu, nira, sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar, jagung, jerami, dan kayu. Bahan baku pembuatan bioetanol terdiri dari bahanbahan mengandung karbohidrat, glukosa, dan selulosa. Akan tetapi, disisi lain penggunaan bahan baku tersebut secara besar-besaran dapat menggangu kebutuhan pangan karena bahan mengandung karbohidrat, glukosa, dan selulosa sebagian besar merupakan bahan pangan. Oleh karenanya, diperlukan bahan baku lain lebih efektif dan efisien tidak berfungsi sebagai bahan pangan saja, salah satunya adalah kulit nanas. Teori Dasar Limbah merupakan sisa pembuangan dari suatu proses kegiatan manusia dapat berbentuk padat, cair dan gas. Dari segi estetika sangat kotor, tidak enak dipandang dan juga dari segi bau sangat menggangu. Dengan demikian secara langsung maupun tidak langsung limbah menimbulkan ketidaknyamanan disekitarnya sebab pembuangan limbah ke lingkungan umumnya tidak diikuti dengan upaya penanganan dan pengolahan limbah baik, karena selalu dikaitkan dengan teknologi dan pengolahan relatif mahal. Saat ini, banyak industri memanfaatkan limbah untuk pembuatan produk baru bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya seperti kulit

buah nanas dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol, dimana dengan memanfaatkan kulit buah nanas dapat mengurangi pencemaran terhadap lingkungan. Pembuatan etanol diperlukan bahan baku dengan kadar gula cukup tinggi. Kulit buah nanas diketahui cukup banyak mengandung gula, sehingga bisa digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bioetanol. Kandungan gizi kulit buah nanas dapat dilihat pada Tabel. Tabel. KandunganGiziKulit Nanas Kandungangizi Jumlah (%) Karbohidrat 7,53 Protein 4,4 Gulareduksi 3,65 Kadar air 8,7 Seratkasar 0,87 (Sumber: Wijana, dkk., 99) Proses pembuatan bioetanol terjadi dalam empat tahap. Tahap pertama adalah persiapan bahan baku, berupa proses hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dengan cara enzimatis atau dengan asam encer atau pekat. Tahap kedua adalah proses detoksifikasi dilakukan untuk menekan dan mengurangi terbentuknya senyawa inhibitor. Tahap ketiga berupa proses fermentasi, yaitu mengubah glukosa menjadi etanol. Tahap keempat yaitu pemurnian hasil dengan distilasi. Hidrolisis asam adalah hidrolisis menggunakan asam dapat mengubah polisakarida menjadi glukosa. Hidrolisis asam biasanya menggunakan asam klorida (HCl)atauasamsulfat(H SO 4 ). Asamsebagai katalisator pemecah karbohidrat menjadi gula, dan pada saat fermentasi akan diuraikan dengan menggunakansacharomycescerevisiae (ragi) menjadi alkohol(anonim, 04). Reaksi hidrolisa menjadi glukosa sebagai berikut : (C 6 H 0 O 5 ) n + n H O katalisasam n C 6 H O 6 Faktor-faktor berpengaruh pada hidrolisis antara lain : a. Suhu Dari kinetikareaksi, semakintinggisuhureaksimakincepat pula jalannyareaksi. Akan tetapi,apabila proses berlangsungpadasuhu tinggi, konversiakanmenurun. inidisebabkanadanyaglukosa pecahmenjadiarang. b. Waktu Semakin lama waktuhidrolisis, konversi dicapaisemakinbesardanpadabataswaktutertentuaka ndiperolehkonversi relatifbaikdanapabilawaktutersebutdiperpanjang, pertambahankonversikecilsekali. c. Konsentrasikatalisator Penambahankatalisatorbertujuanmemperbesark ecepatanreaksi. Jadisemakinbanyakjumlahkatalisator dipakaimakincepatreaksihidrolisis. Dalamwaktutertentupati berubahmenjadiglukosajugameningkat. Proses detoksifikasimerupakanusaha dilakukanuntukmenekandanmengurangiterbentukny asenyawa inhibitor, dilakukandenganpenambahankatalisatausenyawa lain denganperlakuantertentupadahidrolisatasamsebelum digunakansebagaisubstratfermentasi. Proses detoksifikasidilakukanuntukmeningkatkankemampu anfermentasidenganmengkonversikanderifatif furan menjadisenyawa lain, danmengurangisenyawasenyawabersifattoksik. Metodedetoksifikasihidrolisatdapatdilakukansecara biologis, fisik, dankimiawi. Detoksifikasisecarakimiawidenganmenambahkanse nyawa alkali merupakanperlakuan umumdikerjakanuntukmenanganimasalahhidrolisata sam. Senyawa alkali ditambahkan (misalnyaca(oh), NaOH, dan KOH) denganmeningkatkan ph hidrolisat (Susmiati, 0). Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktifitas mikroorganisme penyebab fermentasi pada substrat organik sesuai, terjadinya fermentasi ini menyebabkan perubahan sifat pangan sebagai akibat dari pemecahan kandungan-kandungan bahan pangan tersebut (Winarno, 980). Berikut ini merupakan diagram sukrosa oleh ragi (yeast) Saccharomyces carevisiae menghasilkan etanol (Fessenden dan Fessenden, 98). C H O + H O C 6 H O 6 (sukrosa) (glukosa) C 6 H O 6 C H 5 OH + CO (glukosa) (etanol) (karbondioksida) Distilasi adalah suatu proses penguapan dan pengembunan kembali, dimaksudkan untuk memisahkan campuran dua atau lebih zat cair ke dalam fraksi fraksinya berdasarkan perbedaan titik didih. Pada umumnya, pemisahan hasil fermentasi glukosa/dektrosa menggunakan sistem uap-cairan, dan terdiri dari komponen-komponen tertentu mudah tercampur. Umumnya destilasi berlangsung pada tekanan atmosfer, contoh dalam hal ini adalah sistem alkohol air, pada tekanan atmosfer memiliki titik didih sebesar 78 C (Tjokroadikoesoemo, 986).

Kadar Etanol (%) Kadar Glukosa (%) METODE PENELITIAN Percobaandiawalidengankulit nanas telahdihaluskan, bahan divariasikan (: gram/ml, : gram/ml, :3 gram/ml, :4 gram/ml, :5 gram/ml). Kulit nanas telahdihaluskanserta 00 mllarutan H SO 4 0,3 Ndimasukkanke dalam labulehertiga, pemanasdihidupkandanhidrolisisdilakukandenganse langwaktu30 menitpadasuhu divariasikan (80 C, 90 C, 00 C,0 C, 0 C). Setelahproses selesai,pemanasdimatikan, hasil diperolehdidinginkan, dandilakukananalisaglukosa. Hidrolisathasilhidrolisiskemudiandidetoksifikasime nggunakanca(oh).detoksifikasidilakukandengan menambahkanlarutanca(oh) hingga ph mencapai 8-. Setelahdidiamkanbeberapasaat, hidrolisatdisaringdandipanaskansampaisuhu 80 C. Kemudianditambahkan 8 gram tawasdandiadukhinggatawaslarut (suhudijagakonstan 80 C). Pemanasdimatikan, ditambahkan,5 gram arangaktif, dibiarkanselama 4 jam. Larutandisaringdanditambahkan H SO 4 hingga ph 4-5, sehinggahidrolisatsiapdifermentasi. Hasilhidrolisisdiambil 00 ml, dimasukkankedalambotoldanditambahkanyeastatau baker yeast. Fermentasidilakukanpadasuhuruangdalamwaktu 3 hari. Kemudianhasilfermentasididistilasi. Proses distilasidiawalidenganmenyaringlarutanhasilferment asidengankertassaring, kemudianmemasukkanfiltrat dihasilkankedalamlabudistilasidanmendistilasinya. Proses distilasiberlangsungpadasuhu ±00 o C sampaidistilattidakmeneteslagi (habis). Kemudianmenganalisakadaretanolhasildistilasi diperoleh. HASIL DAN PEMBAHASAN Suhuhidrolisa Pengaruhsuhuhidrolisaterhadapkadarglukosa dapatdilihatpadatabel dan Gambar. Kadar glukosadiperolehdarihasilhidrolisadenganmengguna kankatalish SO 4 0,3 N padawaktu 30 menit. Tabel. PengaruhSuhuHisdrolisavs KadarGlukosa Suhuhidrolisa ( C) Kadar glukosa (%) 80, 90,6 00,44 0,459 0,983,6,4,,8,6,4, 60 70 80 90 00 0 0 30 40 Suhu Hidrolisa ( C) Gambar. SuhuHidrolisavs Kadar Glukosa DariTabeldan Gambar diperolehkadarglukosamaksimalpadasuhuhidrolisa 00 C denganpersentase,44% menujukkanbahwasemakintinggisuhuhidrolisamaka kadarglukosa didapatkansemakinbesar. inidisebabkankarenasemakintinggisuhumakageraka nmolekulakancepatsehinggareaksihidrolisisberjalan semakincepat.suhu tinggimenyebabkanpemakaianasam lebihsedikitdanwaktu lebihsingkat, namunsetelahsuhu 00 C kadarglukosamenurun. itudikarenakankecepatan reaksisudahmencapaititikpuncakdanglukosa berekasidengan air semakinberkurang. Namunpadasuhu 0 C kadarglukosa dihasilkannaik, tetapitidakmenunjukkanperubahan signifikan. Pengaruhsuhuhidrolisaterhadapkadaretanold apatdilihatpadatabel 3dan Gambar. Tabel 3. PengaruhSuhuHidrolisavs Kadar Etanol Suhuhidrolisa ( C) Kadar etanol (%) 80 0,9 90 0,69 00 0,3 0 0,095 0 0,80 0,35 0,30 0,5 0,0 0,5 0,0 0,05 60 70 80 90 00 0 0 30 40 Suhu Hidrolisa ( C) 3

Kadar Glukosa (%) Kadar Etanol (%) Gambar. HubunganantaraSuhuHidrolisavs Kadar Etanol Tabel3dan Gambardapatdilihatbahwasuhuhidrolisavskadareta nolhampirsamadengangambar suhuhidrolisavskadarglukosa. inimenujukkanbahwasemakinbanyakkadarglukosam akasemakinbanyak pula kadaretanol diperoleh, dikarenakansemakinbanyaknyaglukosa diubahmenjadietanolmelalui proses fermentasi. Proses fermentasiinimerupakanreaksibiokatalisator dapatmengubahgulasederhanamenjadietanol. Reaksiinidilakukandenganmenambahkan yeast ataubakteri dapatmenggunakangulasederhanasebagaisumberene rgisehinggadihasilkanetanoldankarbondioksida. PerbandinganBahan Pengaruhperbandinganbahanterhadapkadargl ukosadapatdilihatpadatabel 4danGambar 3. Kadar glukosadiperolehdarihasilhidrolisadenganmengguna kanwaktuhidrolisa 30 menitpadasuhu 00 C. Tabel 4. PengaruhPerbandinganBahanvs Kadar Glukosa Perbandinganbahan Kadar glukosa (%) :, :,44 :3,44 :4,40 :5,389,6,5,4,3,, 0 3 4 5 6 Perbandingan Bahan Gambar 3.HubunganantaraPerbandinganBahanvs Kadar Glukosa BerdasarkanTabel 4dan Gambar3 menunjukkanbahwakadarglukosa diperolehhasilpersentase maksimaladalahpadaperbandinganbahan : (kulit nanas : aquadest) yakni,44%. Akan tetapi, padaperbandinganbahanselanjutnyayaitu :3, :4 dan :5 persentasekadarglukosacenderungmenurun. inidisebabkankarenajumlahaquadeslebihbanyakdiba ndingkandengankulit nanas sehinggakatalisator (H SO 4 ) berfungsisebagaipemecahkarbohidratberkurang. Pengaruhperbandinganbahanterhadapkadaret anoldapatdilihatpadatabel 5dan Gambar 4. Tabel 5. PengaruhPerbandinganBahanvsKadar Etanol Perbandinganbahan Kadar etanol (%) : 0,9 : 0,989 :3 0,465 :4 0,333 :5 0,3, 0,8 0,6 0,4 0, 0 0 3 4 5 6 Perbandingan Bahan Gambar 4. HubunganantaraPerbandinganBahanvs Kadar Etanol BerdasarkanTabel5dan Gambar 4 didapatkanpersentasekadaretanol maksimumpadaperbandinganbahan : (kulit nanas : air) yakni 0,989%. Namunsetelahmencapaititik optimum, jumlahkadaretanol didapatkanmengalamipenurunandrastis. Menurut Sugiharto (99), faktor-faktor mempengaruhi fermentasi adalah lama fermentasi, suhu, ph medium, jumlah makro dan mikro nutrien ada dalam media fermentasi, konsentrasi media fermentasi, gula reduksi dan sebagainya. Larutan kulit nanas telah dihidrolisa merupakan gula reduksi. Salah satu berpengaruhterhadapkadaretanol dihasilkandalamfermentasiadalahgulareduksi. Semakinbesarkonsentrasiglukosa dihasilkan, makasemakinbanyak pula glukosaygdapatdiubahmenjadietanol. KESIMPULAN 4

Berdasarkanhasilpenelitiandanpembahasan, makadapatdisimpulkan :. Kulit nanas dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol dengan proses hidrolisa, detoksifikasi, fermentasi dan distilasi.. Suhuhidrolisadanperbandinganbahandapatber pengaruhpadakadarglukosadankadaretanol dihasilkan. 3. Semakin tinggisuhuhidrolisa dan semakinbanyakaquades, maka persentase hasil glukosadanetanol didapatkan semakin besar, akan tetapi setelah tercapai kondisi optimum persentase hasil cenderung menurun. 4. Kondisi optimal diperolehpadasuhuhidrolisa 00 o C dandenganpersentasekadarglukosasebesar,44% dankadaretanolsebesar 0,3%. 5. Kondisi optimal diperolehpadaperbandinganbahan : gram/l dengankadarglukosasebasar,44% dankadaretanolsebasar 0,989%. DAFTAR PUSTAKA Fessenden, J.S dan Fessenden, R.J., 98,Kimia Organik,Edisi 3,Erlangga, Jakarta. Prihandana, R., 007,BioetanolUbiKayuBahanBakarMasa Depan, PT. AgromediaPustaka, Jakarta. Simamora, S., 008,Membuat Biogas penggantibahanbakarminyakdan Gas.PT. AgromediaPustaka, Jakarta. Susmiati, Y., 0,DetoksifikasiHidrolisatAsamdariUbi KayuUntukProduksiBioetanol, AGROINTEK Vol. 5, No., Maret. Tjokroadikoesoemo, S., 986,HFS danindustriubikayulainnya, PT GramediaPustakaUtama, Jakarta. Wijana, S., Kumalaningsih. A., Setyowati. U., dan N. Hidayat, 99,OptimalisasiPenambahanTepungKuli t Nanas dan Proses FermentasipadaPakanTernakterhadapPeni ngkatankualitasnutrisi,universitasbrawija ya, Malang. Winarno, F.G., 980,PengantarTeknologiPangan, PT. GramediaPustakaUtama, Jakarta. 5