BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

II. LANDASAN TEORI. badan perseroan terhadap suatu perusahaan.wujud saham adalah selembar kertas

2.1.2 Net Profit Margin (NPM) Lukman Syamsuddin (2007:62) mendefinisikan NPM sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keputusan investasi dan kredit yang baik (White et al., 2002). Agar dapat

BAB II. beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi

BAB II LANDASAN TEORITIS. asset lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Rasio ini dapat dibuat dalam

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Rinati (2009) melakukan penelitian yang berudul Pengaruh Net Profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan. meningkatkan profit, hal ini daya tarik bagi investor dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berharga seperti saham, sertifikat saham dan obligasi (Pandji dan Piji,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perekonomian yang terus berkembang, perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh dividen per share (DPS), earning per share

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya nilai perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB II URAIAN TEORITIS. Sunarto (2001) yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah. dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri sendiri sulit

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan analisis laporan keuangan, sebenarnya pintu yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Profitabilitas Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing dipasar. Setiap perusahaan mengharapkan profit yang maksimal. Laba merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang oleh perusahaan. Menurut Sutrisno (2009:16) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya. Profitabilitas menurut sofyan Syafri Harahap (2009:304) adalah Menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang perusahaan, dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2009:109) Profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan sumber daya yang ada didalam perusahaan itu sendiri.

B. Rasio Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan digunakan rasio profitabiitas. Menurut Kasmir (2011:196) Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio profitabilitas menurut Brigham dan Houston (2009:107) Sekelompok rasio yang menunjukan gabungan efek efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi.rasio ini meliputi margin laba atas penjualan, rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba, tingkat pengembalian atas total aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas saham biasa. Rasio profitabilitas merupakan J. Fred Weston dan Thomas E.copeland (2010:237) adalah mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas menurut Sutrisno (2009:222) adalah rasio untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Berdasarkan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar sebuah perusahaan mampu menghasilkan laba dengan menggunakan semua faktor perusahaan yang ada didalamnya untuk menghasilkan laba yang maksimal. Rasio profitabilitas ini yang biasanya dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan sahamnya disuatu perusahaan. Bila suatu perusahaan

memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi terhadap pengembalian saham, maka seorang investor akan memiih perusahaan tersebut untuk menanamkan sahamnya. Penjualan dan investasi yang besar sangat diperlukan dan mempengaruhi besarnya rasio profitabilitas semakin besar aktivitas penjualan dan investasi maka akan semakin besar pula rasio profitabilitasnya. Secara umum ada empat jenis analisis utama yang digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas yakni terdiri dari, Menurut Kasmir (2008:199) 1. Net Profit Margin (NPM) Menurut Riyanto (2013:336) Net Profit Margin adalah suatu rasio yang mengukur keuntungan netto per rupiah penjualan. Menurut Riyanto (2013:336) Net Profit Margin adalah perbandingan antara net operating income dengan net sales. Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Rasio ini akan menggambarkan penghasilan bersih perusahaan berdasarkan total penjualan bersih. NPM: laba setelah pajak penjualan 2. Return On Asset (ROA) Return On Asset menurut Kasmir (2012:201) adalah rasio yang menunjukan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Menurut Toto Prihadi (2008) mengemukakan ROA bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendaya gunakan aset untuk memperoleh laba dan mengukur hasil total untuk seluruh kreditor dan pemegang saham selaku penyedia sumber dana. Menurut Toto Prihadi (2008:68) Return On Asset yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat laba terhadap asset yang digunakan dalam menghasilkan laba tersebut. Persentase ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : ROA: laba setelah pajak Total Aktiva 3. Return On Equity (ROE) Menurut Brigham & Houston (2010) Return On Equity yaitu rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham. Sedangkan menurut Tandelin Return On Equity menggambar sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Menurut Sawir (2009 : 20) Return On Equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemiliki modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Persentase ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : ROE: laba setelah pajak Modal Sendiri 4. Earning Per share (EPS) Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Menurut Sofyan Syafri Harahap 2008 : 306 Earning Per Share merupakan rasio yang menunjukan berapa besar kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba. Oleh karena itu pada umumnya perusahaan manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan Earning

Per Share. Earning Per Share merupakan suatu indikator keberhasilan suatu perusahaan. EPS : laba setelah pajak jumlah lembar saham beredar C. Pengertian Saham & Jenis Saham Saham adalah bukti kepemilikian bagian modal atau tanda penyertaan modal pada perseroaan terbatas, yang memberi hak menurut besar kecilnya modal yang disetor Sutrisno (2008:310). Menurut Rusdin (2008) Saham adalah sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aset perusahaan. Menurut Riyanto (2008) Saham merupakan tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas. Jadi dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat bukti kepemilikan aset perusahaan dalam suatu perseroan terbatas yang memiliki hak klaim atas penghasilan dan asset perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik dari suatu perusahaan yang menerbitkan saham tersebut, sesuai dengan porsi kepemilikan yang tertera pada saham. Jika perusahaan tersebut sehat, maka saham akan punya nilai jual yang tinggi karena bisa menghasilkan laba yang besar. Di sinilah daya tarik investasi dalam bentuk saham, baik dalam porsi kepemilikan kecil atau anda memang pendiri sekaligus pemegang saham tertinggi dalam perusahaan tersebut. Menurut Anoraga (2007) Surat berharga saham memiliki bermacam macam bentuk. Macam macam saham terbagi berdasarkan peralihannya,

berdasarkan kemampuan dalam hak tagih dan berdasarkan kinerja itu sendiri. 1. Jenis Saham dari Segi Kemampuan dalam Hak tagih a. Saham Biasa, Saham yang bisa melakukan klaim kepemilikan pada semua penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan. Keuntungannya adalah jika terjadi resiko terburuk. Misalnya perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut. b. Saham Preferen, Gabungan antara obligasi dan saham biasa. Beberapa investor menyukai jenis saham yang bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Pemegang saham ini juga bisa melakukan klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividenya tetap selama masa berlaku dari saham dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa. 2. Jenis Saham dari segi cara peralihannya a. Saham Atas Unjuk, Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya. Hal ini bertujuan agar mudah dipindah tangankan dari satu investor satu ke investor lainnya. Banyak investor yang memiliki saham ini dengan tujuan memang untuk diperjual belikan. Investor tidak perlu khawatir karena secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

b. Saham Atas Nama, Kebalikan dari saham atas unjuk, pada saham atas nama pemegang saham tertulis jelas namanya di dalam kertas saham dan cara peralihannya pun juga harus melalui prosedur tertentu. 3. Jenis Saham dari segi kinerja perdagangan a. Blue Chip Stocks, Jenis saham ini banyak diburu investor karena berasal dari perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai petinggi di industrinya, dan memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b. Income stocks, Jenis saham ini juga mempunyai keunggulan dalam hal kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Kemampuan menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai menjadi daya tarik tersediri bagi investor. c. Growth Stocks, Mirip dengan blue chip, saham jenis ini memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai petinggi di industri sejenis dan dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai reputasi tinggi. d. Speculative stocks, Investor dengan profil resiko high risk, bisa mencoba jenis saham ini. Saham ini berpotensi menghasilkan laba tinggi di masa depan, namun tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun.

e. Counter cyclical stocks, Jenis saham ini paling stabil saat kondisi ekonomi bergejolak karena tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Ilustrasinya jika terjadi resesi ekonomi, maka harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi. Hal ini bisa terjadi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Investor yang memiliki jenis saham biasa akan mendapatkan bagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen. Pembagian dividen oleh perusahaan akan dilakukan apabila kinerja keuangan perusahaan cukup bagus dan sudah mampu membayar kewajiban keuangan lainnya. Sedangkan investor yang memiliki saham preferen dividen dibayar dalam jumlah atau nilai yang tetap. Selain itu saham preferen dapat dikonversikan menjadi jenis saham biasa. Perbedaan yang paling mencolok, saham preferen tidak diperdagangkan dibursa efek seperti halnya saham biasa. Keuntungan yang akan diperoleh para investor saham ketika melakukan investasi pada instrumen saham, antara lain : a. Dividen, merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan per lembar saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan, dimana dividen diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dan RUPS. b. Capital Gain, selisih antara harga beli dengan harga jual, dimana harga jual saham harus lebih tinggi dari pada harga beli saham.

c. Saham Bonus, saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diamil dari agio saham. d. Agio saham, selisih antara harga jual terhadap harga nominal tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum dipasar perdana. Risiko yang akan diperoleh para investor saham ketika melakukan investasi pada instrumen saham, antara lain : a. Risiko Suku Bunga, Risiko yang disebabkan oleh perubahan suku bunga, dimana suku bunga dengan harga sebuah sekuritas memiliki hubungan negatif artinya jika suku bunga pasar meningkat maka mengakibatkan harga suatu sekuritas mengalami penurunan. b. Risiko Pasar, fluktuasi pasar secara keseluruan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. c. Risiko Finansial, risiko yang berhubungan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan aset aset perusahaan. d. Risiko Likuiditas, Resiko kesulitan untuk membeli atau menjual asset pada harga yang wajar dan dalam jangka waktu yang panjang. e. Risiko bisnis, Risiko yang berkaitan dengan karakteristik dari industri dimana perusahaan beroperasi. f. Risiko Nilai Tukar Mata Uang, Risiko yang berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik (tempat perusahaan beroperasi) dengan nilai mata uang negara lainnya. D. Harga Saham

Harga saham menurut Martono (2007:13) adalah sebagai berikut : Harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan aset. Menurut Jogiyanto (2008 : 167 ) Harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi disuatu pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan dipasar modal. Pengertian harga saham menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang terbentuk sesuai permintaan dan penawaran dipasar jual beli saham dan biasanya merupakan harga penutup. Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya. Dalam hal penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan. Pertama, bila harga pasar saham melampaui nilai instrinsik saham, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu tinggi). Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dihindari atau dilakukan penjualan saham karena kondisi seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar. Kedua, apabila harga pasar saham sama dengan nilai instrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan. Kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar tidak melakukan transaksi pembelian maupun penjualan saham yang bersangkutan. Ketiga, apabila harga pasar saham lebih kecil dari nilai instrinsiknya maka saham tersebut dikatakan undervalued (harganya terlalu rendah). Bagi para pelaku

pasar, saham sebaiknya tetap dimiliki, karena besar kemungkinan dimasa yang akan datang akan terjadi lonjakan harga saham. E. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai harga saham telah beberapa saham telah beberapa kali dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Adapun penelitian penelitian sebelumnya dapat dilihat pada table II.1 dibawah: Table II.1 Daftar Penelitian Terdahulu Nama Judul Variable Hasil No Penelitian Penelitian Independen Penelitian 1. Yuda Subrata Pengaruh Earning Per EPS dan DPS (2010) Earning Per Share (DPS) Share Dividen (EPS) Per berpengaruh signifikan baik terhadap Share (DPS) secara parsial harga saham bersama perusahaan manufaktur terhadap harga saham yang terdaftar di BEI 2. Sabrina Elicia Analisis Earning Per Earning Per pengaruh Share (EPS), Share dan

(2011) Earning Per Dividen Per Dividen Per Share, Share (DPS) Share Dividen Per berpengaruh Share, dan secara pertumbuhan penjualan terhadap signifikan terhadap harga saham. Harga Saham Perusahaan Manufaktur 3. Tarani (2009) Pengaruh Earning Per Deviden per dividen per Share (EPS) share dan share dan Dividend Per earning per earning per Share (DPS) share share berpengaruh terhadap signifikan harga terhadap harga sahampadape saham pada rusahaan go perusahaaan go public bursa di efek public Indonesia

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terlihat pada variabel Independen, yaitu pada penelitian terlebih dahulu, variabel independennya adalah DPS (Dividend Per Share) sedangkan pada penelitian ini adalah profitabilitas (Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin, Earning Per Share). F. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas dan sistematis serta dapat menjadi pedoman bagi peniliti secara keseluruhan. Kerangka konseptual merupakan dasar pemikiran peneliti untuk dikomunikasikan dengan orang lain, sehingga hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain. Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan penelitian sebelumnya maka dapat dibentuk kerangka konseptual dalam penelitian ini, yaitu pada gambar II.1 dibawah ini Return On Assets (X1) (ROA) Return On Equity (X2) (ROE) Harga Saham (Y) Earning Per Share (X3) (EPS) Net Profit Margin (X4) (NPM) Gambar II.1

Kerangka Konseptual Peranan kerangka pemikiran dalam penelitian sangat penting untuk menggambarkan secara tepat obyek yang akan diteliti dan untuk memberikan suatu gambaran yang jelas dan sistematis. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis sejauh mana kekuatan variabel-variabel bebas seperti: ROA, ROE, EPS, dan NPM, secara parsial maupun secara bersama-sama mempengaruhi harga saham (variabel dependen) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2011 sampai dengan 2014. Informasi keuangan perusahaan sangat berguna bagi para investor sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Profitabilitas adalah salah satu informasi keuanganguna mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan profit. Sedangkan ROA, ROE, EPS, dan NPM, termasuk dalam rasio-rasio profitabilitas. Dari informasi profitabilitas investor dapat melakukan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan harga saham. Dari sekian banyak rasio keuangan, diambil beberapa rasio yang dinilai berkaitan secara signifikan dengan harga saham menurut Rut Enny (2007), dan Erina Kharisma (2007), yaitu ROA, ROE, EPS, dan NPM. Return On Assets (ROA), dimana rasio ini menggambarkan tingkat laba yang diperoleh perusahaan dengan tingkat investasi yang ditanamkan. Return On Assets digunakan untuk menggambarkan sejauh mana kemampuan aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio profitabilitas.

Return On Equity (ROE) merupakan tingkat hasil pengembalian investasi bagi pemegang saham. ROE yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan semakin efektif dalam menghasilkan laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin mampu perusahaan memberikan kemampuan bagi pemegang saham maka akan menyebabkan harga saham naik. Dengan demikian ROE dapat mempengaruhi harga saham. Earning Per Share (EPS), rasio ini menunjukan laba bersih yang berhasil diperoleh perusahaan untuk setiap lembar saham selama suatu periode tertentu. Semakin besar EPS menyebabkan semakin besar laba yang diterima pemegang saham. Hal tersebut menyebabkan semakin baik kondisi operasional perusahaan. Net Profit Margin (NPM), rasio ini dapat dipergunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari setiap rupiah penjualan perusahaan. NPM semakin meningkat akan menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan meningkat pula. Maka apabila NPM meningkat juga akan berpengaruh terhadap harga saham. Selanjutnya informasi mengenai rasio-rasio keuangan tersebut dapat digunakan oleh investor dalam mengambil keputusan berinvestasi, untuk membeli, mempertahankan, atau menjual saham yang dimiliki. Hal ini akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham, sehingga akan berpengaruh terhadap harga saham.

G. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : Diduga bahwa variabel-variabel ROA, ROE, EPS, dan NPM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. H1 : Diduga bahwa variabel-variabel ROA, ROE, EPS, dan NPM secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap harga saham.