Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor

dokumen-dokumen yang mirip
Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor

TUGAS AKHIR (SG ) ANALISA STABILITAS LERENG BERDASARKAN MIKROZONASI DI KECAMATAN BUMI AJI,BATU- MALANG

Inversi Mikrotremor Spektrum H/V untuk Profilling Kecepatan Gelombang Geser (V s ) Lapisan Bawah Permukaan dan Mikrozonasi Wilayah Surabaya

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMETAAN TINGKAT RESIKO GEMPABUMI BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DI KOTAMADYA DENPASAR, BALI

Profiling Kecepatan Gelombang Geser (V s ) Surabaya Berdasarkan Pengolahan Data Mikrotremor

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. Seismologi adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi dan struktur dalam bumi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan

OUTLINE PENELITIAN PENDAHULUAN. Tinjauan Pustaka METODOLOGI PEMBAHASAN KESIMPULAN PENUTUP

III. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi,

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN : ( Print) C-383

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan hal sebagai

Unnes Physics Journal

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Area Penelitian IV.2. Tahap Pengolahan IV.3. Ketersediaan Data IV.4.

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Analisis Indeks Kerentanan Tanah di Wilayah Kota Padang (Studi Kasus Kecamatan Padang Barat dan Kuranji)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Judul Penelitian. I.2. Latar Belakang

Unnes Physics Journal

Pemetaan Karakteristik Dinamik Tanah Panti

OLEH : REZA AGUS P. HARAHAP ( ) LAILY ENDAH FATMAWATI ( )

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

Penaksiran Resonansi Tanah dan Bangunan Menggunakan Analisis Mikrotremor Wilayah Surabaya Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

RESEARCH ARTICLE. Randi Adzin Murdiantoro 1*, Sismanto 1 dan Marjiyono 2

ANALISIS GSS (GROUND SHEAR STRAIN) DENGAN METODE HVSR MENGGUNAKAN DATA MIKROSEISMIK PADA JALUR SESAROPAK

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar

Gambar 1. Peta Seismisitas Indonesia (Irsyam et al., 2010 dalam Daryono, 2011))

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi Metode HVSR pada Perhitungan Faktor Amplifikasi Tanah di Kota Semarang

Karakteristik mikrotremor dan analisis seismisitas pada jalur sesar Opak, kabupaten Bantul, Yogyakarta

IDENTIFIKASI PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM (PGA) DAN ERENTANAN TANAH MENGGUNAKAN METODE MIKROTREMOR I JALUR SESAR KENDENG

BAB I PENDAHULUAN. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Hindia-Australia yang lazim

RASIO MODEL Vs30 BERDASARKAN DATA MIKROTREMOR DAN USGS DI KECAMATAN JETIS KABUPATEN BANTUL

Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Geser Di Kecamatan Palu Barat

MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN ANALISIS MIKROTREMOR DI KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Penentuan Pergeseran Tanah Kota Palu Menggunakan Data Mikrotremor. Determination Of Ground Shear Strain In Palu City Using Mikrotremor Data

BAB III METODE PENELITIAN. Metode mikrozonasi dengan melakukan polarisasi rasio H/V pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ANALISIS LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN GROUND PROFILES

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

!"#$%&!'()'*+$()$(&,(#%-".#,/($0&#$,(#&1!2,#3&

ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK MIKROZONASI INDEKS KERENTANAN SEISMIK DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA

Jurnal Gradien Vol. 11 No. 2 Juli 2015:

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

IV. METODE PENELITIAN. Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) merupakan metode yang

), DAN TIME FREQUENCY ANALYSIS

PELAYANAN INFORMASI SEISMOLOGI TEKNIK BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN: PENENTUAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE REFRAKSI MIKROTREMOR DI KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO

III. TEORI DASAR. gaya yang bekerja pada batuan melebihi batas kelenturannya. 1. Macam Gempa Bumi Berdasarkan Sumbernya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

RESUME LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PELAKSANAAN KEGIATAN APBD DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI BANTEN T.A 2014

Analisis Mikrotremor untuk Evaluasi Kekuatan Bangunan Studi Kasus Gedung Perpustakaan ITS

PEMETAAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK KOTA PADANG SUMATERA BARAT DAN KORELASINYA DENGAN TITIK KERUSAKAN GEMPABUMI 30 SEPTEMBER 2009

KARAKTERISTIK SEISMIK KAWASAN KULONPROGO BAGIAN UTARA (THE SEISMIC CHARACTERISTICS OF NORTHERN PART OF KULONPROGO)

Zonasi Rawan Bencana Gempa Bumi Kota Malang Berdasarkan Analisis Horizontal Vertical to Spectral Ratio (HVSR)

IV. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU

Karakterisasi Kekuatan Bangunan Wilayah Surabaya Jawa Timur Menggunakan Analisis Mikrotremor

BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan

STUDI KERENTANAN SEISMIK TANAH TERHADAP FREKUENSI ALAMI BANGUNAN DI KOTA PALU BERDASARKAN ANALISIS DATA MIKROTREMOR

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

PEMETAAN KETEBALAN LAPISAN SEDIMEN WILAYAH KLATEN DENGAN ANALISIS DATA MIKROTREMOR

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Intepretasi Lapisan Sedimen berdasarkan Ground Profile Vs dengan Pengukuran Mikrotremor di Kecamatan Pacitan

Pengembangan Peta Klasifikasi Tanah dan Kedalaman Batuan Dasar untuk Menunjang Pembuatan Peta Mikrozonasi Jakarta Dengan Menggunakan Mikrotremor Array

TUGAS AKHIR RF IMAM GAZALI NRP DOSEN PEMBIMBING: M. Singgih Purwanto, S.Si, MT NIP

BAB V ANALISIS 5.1 Penampang Hasil Curve Matching

Wahyuni Sofianti 1, Dr.Eng Idris Mandang, M.Si 2 1 Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Mulawarman

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

INDEK KERENTANAN DAN AMPLIFIKASI TANAH AKIBAT GEMPA DI WILAYAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

RANCANG BANGUN ALAT MONITORING MIKROTREMOR MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM DAN INTENSITAS GEMPABUMI KECAMATAN ARJOSARI PACITAN JAWA TIMUR

STUDI PERBANDINGAN RESPON SPEKTRA PADA PERMUKAAN TANAH MENGGUNAKAN EDUSHAKE DAN PLAXIS DENGAN SNI 2012 UNTUK DAERAH JAKARTA SELATAN

PENGOLAHAN MIKROTREMOR MENGGUNAKAN METODE HORIZONTAL TO VERTICAL SPECTRAL RATIO (HVSR)

PROCEEDINGS PIT HAGI th HAGI Annual Convention & Exhibition Palembang, September 2012

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Aplikasi Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio Pada Perhitungan Frekuensi Natural dan Amplitudo HVSR

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008

KARAKTERISTIK MIKROTREMOR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRUM, ANALISIS TFA (TIME FREQUENCY ANALYSIS) DAN ANALISIS SEISMISITAS PADA KAWASAN JALUR SESAR OPAK

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SEISMIC MENGGUNAKAN PROGRAM SHAKE UNTUK TANAH LUNAK, SEDANG DAN KERAS

Klasifikasi Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

Bab III Pengolahan dan Analisis Data

PEMETAAN PERCEPATAN GETARAN TANAH MAKSIMUM DAN INTENSITAS GEMPABUMI DI KAWASAN JALUR SESAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data seismik 3D PSTM Non

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Cadzow filtering adalah salah satu cara untuk menghilangkan bising dan

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B - 194 Identifikasi Patahan Lokal Menggunakan Metode Mikrotremor Nizar Dwi Riyantiyo, Amien Widodo, dan Ayi Syaeful Bahri Departemen Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: Syaeful_b@geofisika.its.ac.id Abstrak Wilayah penelitian dalam studi ini adalah kota Surabaya sebagai ibu kota provinsi Jawa Timur. Penelitian ini akan difokuskan pada patahan lokal yang melintasi sungai kota surabaya, karena sungai Surabaya dilintasi beberapa jembatan di Surabaya seperti Dinoyo, Jagir, jembatan layang Wonokromo dan bendungan gunung sari. Berdasarkan kondisi geologi kota Surabaya berupa cekungan endapan aluvial dan batu pasir dengan sedimen batu lempung dan gamping, serta dilewati oleh sesar Kendeng yang bergerak 5 milimeter per tahun. Dengan komposisi endapan sedimen yang ada di Surabaya, wilayah yang memiliki kondisi geologi berupa aluvial, tuff, dan batu pasir akan memiliki potensi bahaya yang besar terhadapt intensitas getaran tanah akibat amplifikasi dan intensitas gempa. Sehingga tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah mengetauhui kondisi patahan lokal yang ada di sekitar sungai Surabaya, dimana ketika terkena guncangan gempa bumi dapat berpotensi bergerak dan dapat merusak infrastruktur disekitarnya. Metode yang digunakan dalam studi ini analisa Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) untuk mendapatkan nilai frekuensi dominan kemudian akan diintegrasikan dengan nilai Vs30 untuk mendapatkan nilai kedalaman sedimen dan pada penelitian ini akan digunakan inversi HVSR untuk menggambarkan kondisi patahan lokal sungai Surabaya, sehingga dapat memprediksi zona bahaya disekitar patahan lokal sungai Surabaya. Kata Kunci Patahan Lokal, Mikrotremor, Horizontal to Vertical Spectral Ratio, Vs30, Kedalaman sedimen, Inversi HVSR S I. PENDAHULUAN URABAYA berdasarkan kondisi geologi memilki struktur patahan lokal disekitar sungai Surabaya [7]. Patahan local tersebut melintasi jembatan layang Wonokromo, Dinoyo, Jagir, bendungan Gunung Sari, dan bendungan Jagir. Berdasarkan kondisi geologi kota Surabaya berupa cekungan endapan aluvial dan batu pasir dengan sedimen batu lempung dan gamping [7], serta dilewati oleh sesar Kendeng yang bergerak 5 milimeter per tahun, sesar Lasem berada di utara kota Surabaya ± 70km, sesar Watukosek di selatan Surabaya membentang dari Mojokerto hingga Madura ±30 km, sesar Grindulu berada di pantai selatan Pacitan sampai Mojokerto ±50 km. Dengan komposisi endapan sedimen yang ada di Surabaya, wilayah yang memiliki kondisi geologi berupa aluvial, tuff, dan batu pasir akan memiliki potensi bahaya yang besar terhadapt intensitas getaran tanah akibat amplifikasi dan intensitas gempa. Gambar 1. Peta Geologi Surabaya (Sukardi, 1992) Untuk mengurangi resiko bencana yang ada, maka dilakukan pengukuran mikrotremor dengan metode Horizaontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) di Kota Surabaya untuk memetakan lokasi rawan kerusakan akibat gempa (peta mikrozonasi). Menurut Nakamura [6] mengusulkan metode HVSR untuk mengestimasi frekuensi natural dan amplifikasi geologi setempat dari data microtremor. Amplifikasi merupakan hasil pembesaran gelombang seismik akibat adanya kenaikan gelombang seismik yang diakibatkan kontras densitas yang besar antar lapisan, gelombang sesimik akan mengalami pembesaran ketika melewati medium yang lebih lunak dibandingkan dengan medium sebelumnya. Dengan nilai ρb merupakan densitas batuan dasar (gr/ml), vb cepat rambat gelombang batuan dasar, vs kecepatan rambat gelombang batuan lunak dan ρs densitas batuan lunak. Kemudian penelitian yang mengangkat tema mengenai Mikrozonasi kota Surabaya oleh Bahri, dkk [1] dan [2] memiliki hasil dengan kecenderungan bahwa area yang memiliki tingkat kerentanan tinggi berada di wilayah bagian timur kota Surabaya. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Syaiffudin, dkk [9] tentang penelitian (1)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B - 195 mikrotremor pada mud vulcano Gunung Anyar bahwa wilayah Surabaya timur memiliki kedalaman sedimen relatif dalam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sungkono dan Santosa [8] yang telah melakukan pengolahan inversi kurva HVSR dengan mengestimasikan nilai kecepatan gelombang geser Vs, menunjukan bahwa kurva HVSR merepresentasikan karakteristik dinamik setempat. Nilai Vs yang didapatkan dari hasil inversi digunakan sebagai pengklasifikasian jenis tanah dan dapat digunakan sebagai indikasi zona bahaya akibat gempabumi. II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini digunakan alat mikrotremor jenis MAE terdiri dari Seismograf 3 komponen (2 komponen horizontal: EW-NS dan 1 komponen vertikal). Pengukuran mikrotremor dilakukan memotong patahan lokal dari barat ke timur kota surabaya sebanyak 40 titik. Alur penelitian ini secara lebih lengkap bisa dilihat pada gambar 2. Tabel 1. Klasifikasi Tanah sesuai Eurocode 8 Tipe tanah Uraian Gambaran Stratigrafi Vs30 (m/s) A B C D Batuan atau formasi batuan lainnya Endapan sand atau clay yang sangat padat, gravel, pada ketebalan beberapa puluh meter, ditandai dengan peningkatan sifat fisik mekanik terhadap kedalaman. Endapan sand padat atau setengah padat yang tebal, gravel atau clay padat dengan ketebalan beberapa puluhan hingga ratusan meter endapan tanah kohesi rendah sampai sedang (degan atau tanpa beberapa lapisan kohesi rendah), terutama pada tanah kohesi rendah >800 360-800 180-360 <180 E lapisan tanah terdiri dari aluvium pada permukaan dengan nilai Vs tipe C atau D degan ketebalan bervariasi 5 m hingga 20 meter, dibawah tanah ini berupa material keras dengan Vs > 800 S1 Endapan terdiri dari atau mengandung, ketebalan lapisan 10 m pada tanah lempung lunak atau lempung lanauan dengan indeks plastisitan dan kadar air yang tinggi <100 (indikasi) S2 endapan tanah likuifiable, dari clay sensitif, atau tanah lain yang tidak termasuk dalam tipe A-E atau S1 Gambar 2. Diagram alir Penelitian Penelitian ini dimulai dari proses penghimpunan data sekunder dari PVMBG dan penelitian sebelumnya oleh Bahri, AS [1] dan [2]. Dari data tersebut diolah kembali untuk mendapatkan persebaran frekuensi dominan. Kemudian pada penelitian ini difokuskan kembali dengan adanya patahan lokal yang sejajar dengan sungai Surabaya. A. Pengolahan data mikrotremor Pengolahan data mikrotremor menggunakan analisa HVSR untuk mengestimasi frekuensi natural dan amplifikasi geologi setempat dari data microtremor [8]. Pengolahan data menggunakan software EasyHVSR. Tampak pada (gambar 3a) dilakukan pengolahan data menggunakan window stasioner 20 detik tanpa overlaping, setelah dilakukan windowing data akan melewati proses Fourier Transform untuk mengubah data berdomain durasi waktu menjadi domain frekuensi. Kemudian dilanjutkan dengan analisis HVSR untuk memperoleh nilai HVSR direpresentasikan oleh puncak kurva HVSR (gambar 4b) dan pada posisi tersebut didapatkan juga nilai frekuensi dominan.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B - 196 Gambar 3. Proses analisi data mikrotremor menggunakan metode HVSR, a. Data mikrotremor yang telah dilakukan windowing 20 detik tanpa overlaping, b. kurva HVSR membrikan informasi nilai amplifikasi dan frekuensi dominan. B. Penentuan Parameter Model Sebelum melakukan proses inversi, dibutuhkan sebuah pemodelan kedepan (forward modelling) yang menyatakan proses perhitungan data secara teoritis menggunakan persamaan matematik yang diturunkan dari konsep fisika yang mendasari fenomena yang ditinjau. Dalam pemodelan data geofisika, dicari suatu model yang menghasilkan respon yang cocok atau fit dengan data pengamatan atau data lapangan Grandis, H [4]. Dalam penelitian ini akan digunakan dua jenis data tebakan awal berupa nilai Vp, Vs, ρ, H, Qp dan Qs dimana dalam proses penebakan ini beracuan pada data bor N- SPT (data N-SPT Gunung Anyar dan data N-SPT komplek perumahan Citraland) yang dilakukan di kota Surabaya. Dalam penentuan nilai Vs tebakan awal menggunakan konversi yang telah diajukan oleh Fauzi [3] Untuk penentuan nilai Vp digunakan asumsi Vp = 2Vs, dikarenakan saat dilakukan pendekatan dengan persamaan Brocher [5] terlalu besar untuk kondisi geologi kota Surabaya. Kemudian dalam penentuan densitas tiap lapisannya digunakan teori empiris Bowels, Foundation Analysis [10]. Dalam proses penentuan parameter Qp dan Qs digunakan nilai konstan dikarenakan kedua parameter tidak memiliki pengaruh besar terhadap kurva HVSR, diperkuat oleh Sungkono dan Santosa [8] C. Pengolahan inversi HVSR Setelah didapatkan nilai penebakan awal untuk proses inversi berupa nilai Vp, Vs, ρ, H, Qp dan Qs, dilakukan proses inversi pada 43 titik pengukuran yang terdiri dari 25 data hasil pengukuran dan 18 oleh Bahri, AS [1] dan [2]. Program yang digunakan yaitu OpenHVSR untuk membantu proses inversi HVSR yang dikembangkan oleh Samuel [11]. Gambar 4. Hasil Kurva Inversi titik TA12 dengan nilai RMS 1,18. Garis hitam mewakili kurva HVSR dan garis biru mewakili kurva hasil estimasi kurva HVSR dari model awal yang ditentukan sebelumnya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisa menggunakan metode Horizontal to Vertocal Spectral Ratio (HVSR) dengan tujuan untuk mendapatkan nilai frekuensi dominan di area penelitian dengan jumlah data 40 titik pengukuran, namun data yang memiliki tingkat reliable hanya 25 data sedangkan data pada titik lain tidak dapat di tentukan frekuensi yang reiable ini dapat disebabkan oleh adanya noise pada saat pengukuran (kendaraan bermotor). No Tabel 2. Titik pengukuran dan nilai frekuensi dominan Nama Titik x y frekuensi 1 TA18 687036 9196695 2,62 2 TA17 688765 9195702 3,5 3 TA16 690618 9195022 2,65 4 TA15 690812 9194968 Tidak reliable 5 TA14 690942 9194857 2,9 6 TA13 690955 9194744 2,6 7 TA12 691035 9194646 2,6 8 TA11 691123 9194641 2,3 9 TA05 692813 9193820 Tidak reliable 10 TA33 686059 9195432 3,95 11 TA32 687697 9194469 3,8 12 TA31 689751 9193072 Tidak reliable 13 TA30 689836 9192931 3,35 14 TA29 689974 9192870 3,3 15 TA28 690039 9192841 Tidak reliable

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B - 197 16 TA27 690263 9192697 2,9 17 TA26 690541 9192587 Tidak reliable 18 TA25 691524 9192314 Tidak reliable 19 TA01 695114 9192980 2,9 20 TA02 693946 9193249 Tidak reliable 21 TA03 692943 9193733 Tidak reliable 22 TA04 692898 9193791 3,5 24 TA06 692708 9193824 Tidak reliable 25 TA07 692526 9193913 Tidak reliable 26 TA08 692194 9193947 Tidak reliable 27 TA09 692342 9194037 Tidak reliable 28 TA37 685189 9189640 2,6 29 TA38 682501 9190080 Tidak reliable 30 TA39 688845 9188929 2,28 31 TA40 688743 9189114 2,3 32 TA41 688231 9189115 2,45 33 TA42 688030 9189093 2,75 34 TA43 687627 9189166 Tidak reliable 35 TA44 687319 9189331 4 36 TA19 694428 9190115 2,3 37 TA20 692972 9191014 2,15 38 TA21 692018 9191896 2,9 39 TA22 691859 9192006 3,45 40 TA23 691859 9192006 3,35 Pada penelitian ini dilakukan sayatan 2 dimensi bawah permukaan untuk melihat kondisi bawah permukaan untuk nilai Vs dari tiap lapisan yang didapatkan. Pada semua sayatan 2 dimensi (Gambar 5) dilakukan sayatan berarah barat-timur yang melewati Antiklin Lidah (Gambar 5). Berdasarkan klasifikasi tanah Eurocode 8 pada sayatan 1 ini lapisan yang dekat permukaan merupakan lapisan tipe E sesuai dengan (table. 1) yaitu lapisan aluvial dengan nilai Vs 50 m/s hingga 100 m/s pada rentang kedalaman 5-10 meter berwarna ungu pada (Gambar 5), dimana lapisan ini memiliki trend yang sama dengan kedalaman yang cenderung sama dari wilayah barat hingga timur kota Surabaya. Kemudian lapisan dibawahnya berturut-turut tipe C pada rentang nilai Vs 180 m/s hingga 360 m/s pada rentang kedalaman yang bervariasi 20 m hingga 90 meter dibawah permukaan ditandai kontur berwarna biru tua ke biru muda, kemudian tipe D dengan rentang nilai Vs 360-800 m/s merupakan lapisan keras untuk kedalaman dari lapisan ini bervariasi 40 meter hingga 150 meter (sebagai batas bawah) ditandai dengan kontur berwarna hijau, kuning dan jingga. IV. KESIMPULAN Hasil penelitian patahan lokal sungai Surabaya didapatkan nilai frekuensi dominan 2,1 Hz - 4 Hz, kedalaman sedimen 15 m 80 m, kecepatan geser lapisan 50 m/s 800 m/s. Hasil model bawah permukaan menunjukan bahwa sungai Surabaya terbentuk oleh patahan turun mengarah utara selatan dan terlihat kemenrusannya. DAFTAR PUSTAKA [1] Bahri A, Syaeful, Mochamad abied Lutfi Nashir.2013. Karakterisasi Kerusakan Bangunan Wilayah Jawa Timr Menggunakan Analisis Mikrotremor. Fisika, FMIPA. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya [2] Bahri A., Syaeful, Widya Utama, dan Dian Nur Aini,. 2012. Penaksiran Resonansi Tanah dan Bangunan Menggunakan Analisis Mikrotremor Wilayah Surabaya Jawa Timur. Fisika, FMIPA. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya [3] Fauzi, Ahmad, Masyhur Irsyam, dan Uasama Juniansyah Fauzi. 2014. Empirical Correlation Of Shear Wave Velocity And N-Spt Value For Jakarta. Int. J. Of GEOMATE, Sept 2014, Vol 7, No. 1 (SI. No. 13), pp. 980-984. [4] Grandis, H. 2009. Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika. Jakarta: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI). [5] Mavko, Gary, Tapan Mukerji dan Jack Dvorkin. 2009. The Rock Physics Handbook: Tools For Seismic Analysis of Porous Media. Cambridge University Press [6] Nakamura, Y. 1989. A Method For Dynamic Characteristicsestimation Of Subsurface Using Microtremor On The Ground Surface. Quarterly report of Railway Technical Research Institute. [7] Sukardi. 1992. Geologi Lembar Surabaya & Sapulu, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. [8] Sungkono, B.J Santosa. 2011. Karakterisasi Kurva Horizontal-To- Vertical Spectral Ratio: Kajian Literatur Dan Permodelan. Fisika, FMIPA. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya [9] Syaifuddin, Firman, dkk. 2016. Microtremor Study of Gunung Anyar Mud Volcano, Surabaya, East Java. AIP Conference Proceedings [10] Situs : http://www.soiltest.sienconsultant.com/. Diakses pada 14 Mei 2017 [11] Bignardi, Samuel. 2016. OpenHVSR User Manual (Ver 2.0).

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B - 198 Gambar 5. 0-800 m/s Hasil inversi HVSR pada sayatan pertama dengan kedalaman maksimal 150 meter dan nilai kecepatan geser (Vs)