BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ini dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada 3 periode menopause,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. umur. Pada saat terjadi menopause, indung telur (ovarium) tidak berespon

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tua, tidak sehat, dan tidak cantik lagi.

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) di Bandung (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pre menopause syndrome merupakan masalah yang timbul akibat pre

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BABI PENDAHULUAN. Dalam peri ode kehidupan seorang wanita, setelah melalui peri ode usia

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO meliputi: usia pertengahan (45 59 tahun), lanjut usia (60 74

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

PERUBAHAN FISIK WANITA HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE. Sugiyanto STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang menakutkan. Hal ini mungkin berasal dari suatu

Fase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami masa menopause yang salah satu dampaknya adalah menurunnya. yang belum siap dalam menghadapi masa menopause.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

EFEKTIVITAS PAKET CARING PADA IBU TERHADAP KECEMASAN MENJELANG MENOPAUSE DI KELURAHAN SENGON KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN ABSTRAK

KECEMASAN PADA WANITA MENJELANG MONOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. cantik, tidak lagi bugar dan tidak lagi produktif. Padahal masa tua

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dari pada penduduk berjenis kelamin laki-laki. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

DESAIN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI GEJALA MENOPAUSE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dialaminya. Subjective well-being melibatkan evaluasi pada dua komponen, yaitu

Eni Yulianingsih F

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

ADA APA DENGAN MENOPAUSE?

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

`BAB I PENDAHULUAN. akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN WANITA MENJELANG MENOPAUSE DI DESA BOWAN DELANGGU KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB 1 PENDAHULUAN. usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk,

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU PREMENOPAUSE DI PEDUKUHAN MRICAN CATURTUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Seseorang yang berusia lanjut akan mengalami perubahan-perubahan

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA

I. PENDAHULUAN. perempuan menopause (Rachmawati, 2006). usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya

KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSIAPAN MEMASUKI MASA MENOPAUSE DI DUSUN V DESA SAMBIREJO KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. menopause seorang wanita akan mengalami gejala-gejala, baik gejala fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangannya. Salah satu tugas

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

HUBUNGAN STRESS PASCAMENOPAUSE DENGAN PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL DI MASYARAKAT PADA IBU-IBU DI DESA TANJUNG KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA IBU USIA TAHUN DI DESA DUYUNGAN SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan mencapai 70 tahun

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

GAMBARAN ANTARA PERSEPSI PERUBAHAN FISIK DENGAN KECEMASAN IBU MENOPAUSE DI DESA DERMASANDI KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Menopause merupakan periode peralihan dan fase reproduksi menuju fase

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

Dalam sebuah siklus kehidupan, masa puber merupakan salah satu masa. yang tidak mudah untuk dilalui oleh individu. Masa puber dianggap sebagai masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahapan siklus kehidupan manusia, mulai dari bayi, kanak-kanak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

PENGALAMAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERUBAHAN PSIKOLOGIS IBU MENOPAUSE DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. menopause didahului dengan fase premenopause (AtikahProverawati, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus menerus dimulai dari bayi baru lahir, masa anak-anak, masa dewasa dan masa tua. Dalam pertumbuhannya sebagai seorang perempuan, menopause merupakan hal yang secara alamiah akan dialami tiap perempuan dan merupakan tahap akhir proses biologis yang dialami perempuan berupa penurunan produksi hormon seks perempuan, yakni estrogen dan progesteron dari indung telur (BKKBN, 2006). Untuk sebagian wanita, menjadi tua sering kali menjadi sesuatu yang menakutkan. Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar dan tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Padahal, masa menopause merupakan salah satu fase yang harus di jalani seorang wanita dalam kehidupannya. Seperti halnya fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa anakanak dan masa reproduksi. Namun munculnya kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa itu (Kasdu,2002) Kecemasan merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan tanpa sebab khusus mengenai apa yang akan dihadapi seseorang dan kecemasan dalam menghadapi usia lanjut adalah ke khawatiran atau ketakutan yang kuat dan meluap-luap dalam menghadapi situasi tertentu (Chaplin dalam Sugihartanty, 2009). 18

Kecemasan pada umumnya berhubungan dengan adanya situasi yang mengancam atau membahayakan. Seiring berjalanannya waktu, keadaan cemas tersebut biasanya akan dapat terasa sendiri. Namun, ada keadaan cemas yang berkepanjangan, bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan suatu faktor penyebab atau pencetus tertentu. Hal ini merupakan pertanda gangguan kejiwaan yang dapat menyebabkan hambatan dalam berbagai segi kemampuan dan fungsi sosial (Mulyadi, 2003). Menopause adalah proses alamiah yang dialami setiap wanita di mana ovarium menjadi tidak responsif terhadap genotropin seiring dengan pertambahan usia dan fungsinya menurun sehingga siklus seksual menghilang. Menstruasi biasanya mulai tidak teratur dan terhenti antara usia 45 tahun dan 55 tahun (Ganong, 2002). Sebelum memasuki menopause biasanya wanita akan mengalami masa peralihan atau disebut juga pra menopause, dimana pada masa ini akan timbul gejala-gejala yang berupa perubahan fisik, psikologis dan seksual yang menurun dan merupakan hal yang wajar dialami wanita menjelang menopause. Menurut Carpenito (1998) dengan adanya gejala gejala menopause yang dialami, emosi lebih, gugup dan gelisah. Karakteristik dari cemas terjadi secara fisiologis, emosional dan kognitif. Dari segi fisiologis ditandai dengan peningkatan frekuensi jantung, insomnia, peningkatan tekanan darah, keletihan dan kelemahan, peningkatan pernafasan, kulit kering. Secara emosional ditandai dengan kehilangan kontrol, gelisah, ketidakberdayaan dan keprihatinan. 19

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sibolga pada tahun 2012 untuk wilayah Kecamatan Sibolga Utara jumlah perempuan di Kecamatan Sibolga Utara sebanyak 10.777 jiwa. Hal ini menunjukkan begitu banyak wanita usia madya yang akan memasuki masa menopause. Bagi wanita, usia setengah baya (usia madya) tidak saja berarti menurunnya kemampuan reproduktif dan datangnya menopause, tetapi juga berarti merosotnya daya tarik seksual. Pada umumnya wanita merasa tidak lagi menggiurkan bagi suami mereka. Mereka khawatir dan sangat mendambakan kembalinya perasaan suami seperti ketertarikan suami di masamasa muda mereka. Mereka umumnya, merasa cemburu kepada wanitawanita muda yang bergaul dengan suami mereka. Perasaan-perasaan semacam di atas ini membuat wanita setengah baya banyak bersedih dan kurang gembira dalam hidup (Mappiare, 1983). Menurut Coleman (dalam Devi, 2006) menyebutkan tanda-tanda menopause sebagai berikut : (a). Cemas, depresif, lekas marah, dan lelah, (b). Tidak dapat tidur waktu malam, (c). Gairah seksual menurun dan merasa nyeri pada saat melakukan hubungan seksual, (d). Sering sakit kepala dan sendi, (e). Perubahan rambut dan kulit, (f). Tidak mampu mengingat sesuatu dan memusatkan pikiran, (g). Mulut terasa terbakar, (h). Frekuensi patah tulang meningkat. Dalam kaitan ini, Parker dalam The Seven Ages of Women, pernah mengungkapkan adanya kesalahan konsep yang disebarkan di kalangan wanita. Selengkapnya ditulis bahwa konsep keliru yang tersebar luas tentang menopause (berhentinya bertelur dan menstruasi) adalah pemberian nama 20

terhadapnya sebagai perubahan kehidupan ( the change of life ). Kesemuanya mengandung akibat, dirasakan kejadian tersebut sebagai takdir yang mengancam atau menyedihkan. Itu berarti bahwa hidup yang penuh kebahagiaan telah berakhir dan tidak datang lagi untuk selamanya bagi wanita yang bersangkutan. Dirinya dianggap sebagai tinggal barang bekas yang tiada guna karena akan mandul untuk masa seterusnya. Sesungguhnya tidak ada yang luar biasa yang perlu ditakuti oleh wanita terhadap adanya perubahan-perubahan itu (Mappiare, 1983). Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek yang dilakukan pada 20 November 2015 dan 27 Maret 2016, dapat diketahui bahwa hal-hal yang ditakuti saat menjelang menopause adalah akan sulitnya untuk memperoleh anak lagi dan beberapa tanda-tanda menopause fisik seperti, badan pegalpegal, nyeri pada sendi-sendi, keringat, serta kelelahan yang berlebihan. Mereka mengaku bahwa suami mereka tidak puas dengan mereka lagi, karena akan menganggap istri yang telah menopause tidak berguna lagi. Halhal seperti ini sangat berpengaruh pada kecemasan mereka. Pada kenyataannya masa menopause merupakan salah satu faktor yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Namun, munculnya kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa itu. Kasdu (dalam Ni amah, 2011) juga menyatakan bahwa seseorang yang menjalani masa menopause juga membutuhkan dukungan dalam bentuk informasi, seperti pemahaman dan informasi yang benar tentang menopause, karena dengan pengetahuan dan informasi yang benar akan membantu mereka 21

dalam memahami dan mempersiapkan dirinya untuk menjalani menopause dengan baik. Adanya pemahaman bagaimana menopause dapat mempengaruhi dirinya, dapat membantu seseorang dalam mengatasi perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi. Selain itu pengetahuan yang dimiliki seseorang juga dapat mempengaruhi sikapnya terhadap menopause. Pengertian, penerimaan dan dukungan dari suami sangat besar artinya bagi wanita yang menjalani menopause. Suami yang perduli dan perhatian serta dapat diajak berbagi, akan sangat membantu seseorang dalam menjalani masa menopausenya. Komunikasi dan keterbukaan diantara keduanya dapat membantu seseorang menjalani menopausenya dengan lebih baik. Hal ini dapat terjadi apabila permasalahan yang muncul saat menopause dibicarakan secara bersama-sama dan dicari solusinya (Ni amah, 2011). Menurut Hurlock (dalam Mappiare, 1983), kurangnya pengetahuan tentang usia setengah baya dan kurangnya persiapan menghadapi masa itu merupakan penyebab adanya rasa takut terhadap usia itu. Persis sama dengan ketakutan anak-anak dan orangtua mereka terhadap masa pubertas dengan perubahan-perubahan fisik serta perubahan tingkah laku yang menyertainya, demikian pula orang dewasa wanita takut akan usia setengah baya. Bagi ketakutan yang terdapat dalam kedua keadaan itu, dapat diredakan dengan kelengkapan pengetahuan tentang masa itu dan persiapan-persiapan untuk menghadapinya. Untuk mengurangi kecemasan dan dampak dari kecemasan yang dirasakan oleh sebagian wanita yang menghadapi masa menopause, salah satunya adalah dengan memberikan bimbingan yang berisi konsep dasar saat 22

menjelang menopause (Widuri, 2011). Pengetahuan mengenai menopause sangatlah diperlukan oleh wanita karena banyak wanita merasa takut mencapai masa menopause dan enggan membicarakan fase menopause, karena ada anggapan umum bahwa ini adalah pintu yang harus dilalui menuju usia tua (Notoatmodjo dalam Prabandani, 2009). Penelitian terkait yang mendukung penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anggorowati (2011) tentang efektivitas peket caring pada ibu terhadap kecemasan menjelang menopause di kelurahan Segon kecamatan Prambanan kabupaten Klaten berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang berjumlah 65 orang, diketahui bahwa 50 perempuan premenopause mengalami kecemasan di mana diperoleh hasil bahwa perempuan premenopause yang kurang mengerti seputar tentang menopause karena pengetahuannya masih kurang. Pemberian pendidikan kesehatan diharapkan mampu mengatasi kurangnya pengetahuan perempuan premenopause sehingga kecemasan dapat berkurang. Penelitian Wulandari (2015) di Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam judul pengaruh pemberian penyuluhan tentang menopause terhadap kecemasan ibu menghadapi menopause di Pedukuhan Dagaran Balpapang Bantul Kabupaten Bantul Yogyakarta memaparkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan, sebagian besar ibu mengalami tingkat kecemasan berat (36,4%). Setelah dilakukan penyuluhan sebagian besar ibu mengalami kecemasan ringan dan tidak ada kecemasan (36,4%). Sehingga penyuluhan tentang menopause mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause diharapkan ibu untuk meningkatkan 23

pengetahuan tentang menopause sehingga kecemasan dalam menghadapi menopause dapat berkurang. Berdasarkan fenomena yang peneliti temui di kehidupan masyarakat secara umum, para wanita yang memasuki menopause umumnya merasa cemas karena tidak memiliki pengetahuan yang memadai dalam hal menopause. Mereka berasumsi bahwa ia akan menjadi seorang tua renta yang selalu membutuhkan orang lain, sementara suaminya pasti akan merasa tidak terpenuhi kebutuhan seksnya karena saat beliau tua akan mengalami menopause yang secara otomatis akan mempengaruhi fungsi seksnya dan akan berpaling pada wanita lain yang lebih prima. Pikiran-pikiran seperti ini membuat beliau cemas saat akan menghadapi menopause sehingga pikirannya dipenuhi rasa takut yang pada akhirnya membuat beliau terpacu untuk melakukan hal-hal untuk mempertahankan kewanitaannya, seperti dengan cara suntik hormon dan sebagainya untuk mempertahankan reproduksi tersebut. Berdasarkan uraian di atas dan untuk memperkuat teori tersebut maka peneliti akan mengangkat judul penelitian yang membahas tentang Pengaruh Pemberian Informasi Tentang Menopause terhadap Kecemasan Wanita Usia Madya. B. Identifikasi Masalah Peneliti mengidentifikasikan masalah dari salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan menghadapi menopause adalah dengan kurangnya pengetahuan dalam hal menopause itu sendiri. Dari fenomena yang terjadi, 24

wanita usia madya memiliki kecemasan ketika mereka akan memasuki masa menopause. Mereka beranggapan jika sudah menopause tidak akan dapat menjalani fungsi mereka sebagai seorang istri, sementara suaminya pasti akan merasa tidak terpenuhi kebutuhan seksnya karena saat beliau tua akan mengalami menopause yang secara otomatis akan mempengaruhi fungsi seksnya dan akan berpaling pada wanita lain yang lebih prima. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa wanita usia madya cemas ketika akan memasuki menopause karena tidak adanya pengetahuan dan informasi mengenai menopause itu sendiri. C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti akan membatasi masalah yang akan diteliti agar penelitian menjadi lebih terfokus dan dapat menjadi permasalahan penelitian dengan lebih efektif dan efisien. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu menjelaskan pengaruh pemberian informasi sebelum diberi informasi dan setelah diberi informasi tentang menopause terhadap kecemasan wanita usia madya yang memasuki menopause. D. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas dapat diketahui pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh pemberian informasi tentang menopause terhadap kecemasan wanita usia madya? 25

E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi tentang menopause terhadap kecemasan wanita usia madya. F. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan ada dua manfaat yang dapat diambil, diantaranya yaitu: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan memperkaya khasanah kajian Psikologi, khususnya di bidang Psikologi Perkembangan, Psikologi Klinis, dan Psikologi Kepribadian, sehingga dapat bermanfaat sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan penelitian ini memberikan informasi, masukan ataupun sumbangan informasi kepada wanita yang memasuki menopause untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya secara tepat. 26