MAKALAH Hukum Kepegawaian

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMENSIUNAN. Imam Gunawan

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 8 TAHUN 1974 (8/1974) Tanggal: 6 NOPEMBER 1974 (JAKARTA)

Presiden Republik Indonesia,

Pemberhentian PNS. Pemberhentian terdiri atas : 1. Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan. 2. pemberhentian dari jabatan negeri.

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BAB III. POLIGAMI MENURUT PP No. 45 TAHUN Ketentuan Poligami Bagi Pegawai Negeri Sipil

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 39 TAHUN 2005

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B U P A T I B I M A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

Pemberhentian PNS. Pemberhentian terdiri atas : 1. Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan 2. pemberhentian dari jabatan negeri.

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 21 SERI E

Diatur mengenai Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Serta Kode Etik Dan Dan Kode

BAHAN PANITIA KERJA (PANJA) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN PASAL

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RUU RI TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan daerah diselenggarakan sesuai dengan yang diamanatkan. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

KEPUTUSAN KEPALA BAGIAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188 / 110 / / 2013

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 A TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 47 SERI E

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG TENAGA HARIAN LEPAS PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Administrasi. PNS. Pemberhentian. Pedoman.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SEKRETARIS DESA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 123 TAHUN 2011 TENTANG

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU CUTI PNS

NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2003 TENTANG BADAN PENGAWAS PASAR TENAGA LISTRIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG

Disampaikan oleh : Endang Susilowati, SH. Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sumber:

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENJADI ANGGOTA PARTAI POLITIK

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Nega

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENSIUN PEGAWAI DAN PENSIUN JANDA / DUDA PEGAWAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEPEGAWAIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 42 TAHUN : 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transkripsi:

MAKALAH Hukum Kepegawaian Dosen Pengampu : Aryani Widhiastuti, S.H., M.H/Dr. Penyusun : Dhaniar Pitaloka Sasti Pradasari 15100168 Hukum 04 UNIVERSITAS SLAMET RIYADI Tahun 2017 / 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang semakin penting. Demikian juga halnya dalam suatu organisasi, unsur manusia sangat menentukan sekali karena berjalan tidaknya suatu organisasi kearah pencapaian tujuan yang ditentukan tergantung kepada kemampuan manusia untuk menggerakkan organisasi tersebut ke arah yang telah ditetapkan. Manusia yang terlibat dalam organisasi ini disebut juga pegawai. Pegawai Negeri Sipil (PNS) mempunyai peranan yang sangat strategis dalam penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan mengingat merupakan faktor utama dalam aktifitas pemerintahan dan pembangunan. Oleh karena itu, untuk menunjang efektifitas kegiatan pemerintahan dan pembangunan, maka sangat diperlukan sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang profesional, bermoral dan bermental baik, serta sadar akan tanggung jawabnya sebagai seorang pelayan publik. Sosok tersebut merupakan konsep yang ideal bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tentu sangat tidak mudah untuk mewujudkan hal tersebut, tetapi bukan berarti mustahil untuk diwujudkan karena terbuka peluang untuk itu, setidaknya mendekati konsep ideal. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini ialah : 1. Apa pengertian dari PNS? 2. Apa saja Penghargaan dari PNS? 3. Bagaimana Pelaksanaan Disiplin PNS? 4. Apa jaminan pensiun dan hari tua dari PNS? 5. Apa saja perlindungan untuk PNS?

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian PNS Di dalam Pasal 1 huruf (a) UU No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil adalah mereka atau seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam jabatannegeri atau disertahi tugas-tugas negeri lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundangundangan serta digaji menurut peraturan yang berlaku. Berdasarkan pada ketentuan tersebut di atas, maka unsur-unsur yang harus dipenuhi agar seseorang dapat disebut sebagai pegawai negeri adalah : 1. Memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. 2. Diangkat oleh pejabat yang berwenang. 3. Diserahi tugas dalam jabatan negeri. 4. Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Didalam Penjelasan Pasal 2 dari UU No.43 Tahun 1999 dijelaskan bahwa, Pegawai Negeri adalah pelaksana peraturan perundang-undangan, oleh sebab itu Pegawai Negeri yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah wajib berusaha agar setiap peraturan perundang-undangan ditaati oleh mayarakat. B. Penghargaan 1. Penghargaan Masa Kerja 15 tahun, 20 tahun dan 30 tahun. Ialah penghargaan pegawai yang diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta kepada PNS Pemda DKI Jakarta yang memiliki masa kerja selama 15 tahun, 20 tahun dan 30 tahun

2. Penghargaan Satyalancana Karya Satya. Ialah penghargaan yang diberikan oleh Presiden Republik Indonesia kepada seluruh PNS yang memiliki masa kerja selama 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun. 3. Penghargaan kepada Pensiunan PNS dan Janda/Duda Pensiunan PNS Ialah Penghargaan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang telah memasuki masa pensiun, dan janda/duda pensiunan Pegawai Negeri Sipil sebagai ucapan terima kasih atas pengabdian dan kesetiaan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 4. Penghargaan kepada Pegawai Berprestasi Ialah penghargaan yang diberikan kepada pegawai melalui tahapan uji kompetensi untuk dapat dinobatkan dengan predikat berprestasi. Adapun tahapan uji kompetensi yang harus dilalui oleh calon pegawai berprestasi antara lain, tes psikologi, tes kemampuan, wawancara/presentasi, serta survey yang dilakukan oleh Tim Penilai Pegawai Berprestasi. Bentuk penghargaan yang akan diberikan kepada pegawai berprestasi adalah Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). 5. Penghargaan Jabatan Ialah penghargaan yang diberikan kepada para pejabat yang telah mengakhiri masa bhaktinya di Pemprov DKI Jakarta. 6. Penghargaan PNS, CPNS, dan PTT yang mengalami kecelakaan dalam menjalankan tugas. Ialah penghargaan yang diberikan kepada PNS, CPNS, dan PTT yang cacat atau tewas dalam menjalankan tugas bertujuan untuk memberikan apresiasi kerja dan dedikasi bagi PNS, CPNS, dan PTT. Selain penghargaan ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga dan membantu proses pemulihan PNS, CPNS, dan PTT baik yang mengalami kecelakaan atau tewas.

7. Taperum Ialah bentuk bantuan berupa uang muka pembelian rumah yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan agar dapat memiliki rumah yang layak. 8. Uang Duka Wafat Ialah bentuk penghargaan dan tanda duka cita yang diberikan kepada PNS dan keluarganya yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan dalam menjalankan tugas. 9. Asuransi Ialah bentuk jaminan pembayaran uang asuransi kepada Pegawai Negeri Sipil diakhir masa bhakti, jika pegawai pemegang polis masih hidup, atau kepada ahli waris jika pegawai pemegang polis telah meninggal dunia. C. Disiplin Disiplin mempunyai makna sebagai upaya kesadaran untuk mentaati peraturan organisasi maupun peraturan perundangan yang berlaku, yang tercermin dari sikap dan perilakunya sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh dirinya dan masyarakat. Ditinjau dari segi pembinaan, disiplin dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: Disiplin umum atau disiplin tata laku dan sikap, serta Disiplin kerja. Disiplin umum adalah yang nampak dalam penampilan sikap dan perilaku lahiriah seseorang seperti ketaatan terhadap jam kerja, sikap yang korek terhadap atasan. Disiplin kerja yaitu didisiplin yang memuat tentang metodologi dan teknik penyelesaian pekerjaan yang memerlukan ketaatan mengikuti metode, prosedur dan teknik melaksanakan tugas. Disiplin kerja merupakan konsep yang didefinisikan sebagai sikap dan perilaku layanan yang taat dan tertib terhadap aturan yang telah ditetapkan dalam tugas. Faktor aturan meliputi hal-hal yang penting berkaitan dengan manusia sebagai subyek aturan yaitu :

1. kewenangan artinya si pembuat aturan haruslah memiliki kewenangan untuk itu; 2. Pengetahuan dan pengalaman yakni si pembuat aturan harus memiliki pandangan jauh kedepan, sehingga aturan yang dibuat dapat menjangkau waktu yang panjang; 3. kemampuan bahasa yakni dalam beberapa hal bahasa mampu menterjemahkan secara lengkap kehendak atau pikiran; 4. pemahaman oleh pelaksana yakni petugas pelaksana yang akan terlibat langsung dengan aturan itu; 5. Disiplin dalam pelaksanaan yakni bentuk ketaatan terhadap aturan yang telah ditetapkan. Maksud ditumbuhkannya disiplin juga tumbuhnya ketertiban dan efisiensi mengenai disiplin, ada dua jenis disiplin yang sangat dominan dalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa/pelayanan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi. Kedua jenis disiplin itu ialah disiplin dalam hal waktu (gambaran umum oleh masyarakat terhadap ada tidaknya disiplin dalam hal kerja baik metode, prosedur, target dan mutu yang dibakukan). Kedua-duanya merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan serta saling mempengaruhi. Disiplin waktu tanpa disertai disiplin kerja, tidak akan ada hasilnya. Sebaliknya disiplin kerja tanpa didasari dengan disiplin waktu tidak akan ada manfaatnya. Fungsi tindakan pendisiplinan yang tercantum dalam Buku Peraturan Disiplin Pegawai Bank Rakyat Indonesia (1998) adalah: 1. Menciptakan ketertiban; 2. Menegakan peraturan dan kepastian hukum; 3. Membina pegawai agar dapat berperilaku efektif, efisien, dan profesional; 4. Menjunjung tinggi integritas, kehormatan dan identitas sebagai pegawai. Maksud tindakan pendisiplinan adalah untuk memperbaiki keadaan di waktu yang akan datang. Berbagai sasaran tindakan pendisiplinan, secara ringkas, adalah untuk memperbaiki pelanggar; untuk menghalangi para

pegawai yang lain melakukan tindakan tindakan yang serupa; dan untuk menjaga berbagai standar kelompok tetap konsisten dan efektif. Ada dua kegiatan pendisiplinan, yaitu: 1. Disiplin Preventif, kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para pegawai agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri di antara para pegawai. Dengan cara ini para pegawai menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata karena dipaksa manajemen 2. Disiplin Korektif, kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Pengukuran terhadap disiplin kerja pegawai dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sikap pegawai, tingkah laku pegawai, dan perbuatan pegawai dalam melaksanakan.pekerjaannya, sehingga dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi kepegawaian yang bersangkutan. Penjabarannya berupa ketaatan pegawai terhadap peraturan dan norma pekerjaan, tanggung jawab tanpa paksaan, keyakinan manfaat bagi diri sendiri, kesadaran melaksanakan apa yang telah disepakati, melaksanakan budaya tertib, budaya bersih, dan budaya kerja, serta pelaksanaan apel, absensi, maupun di lingkungan tempat bekerja. D. Pemberhentian Secara umum pemberhentian Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 Tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Jenis-Jenis Pemberhentian a. Pemberhentian atas permintaan sendiri (pasal 2 ayat 1 PP. 32 tahun 1979)

PNS yang diberhentikan atas permintaan sendiri apabila telah mencapai usia 50 tahun dan memiliki masa kerja 20 tahun maka akan diberikan pensiun. b. Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun Batas usia pensiun bagi PNS adalah 56 tahun,bup bagi PNS yang menjabat jabatan tertentu dapat diperpanjang 65 tahun antara lain ahli peneliti,guru Besar, Lektor Kepala, lektor ataupun jabatan lain yang ditetukan Presiden dan 60 tahun bagi PNS yang memangku jabatan Ketua, Waka.Hakim Anggota MA, Jaksa Agung,Sekjen, Aselon I,II jabatan Stuktural ( psl.4 huruf b. PP. 32 tahun 1979) c. Pembehentian karena adanya penyederhanaan organisasi Apabila PNS yang kelebihan karena penyederhanaan satuan organisasi tidak mungkin di salurkan kepada instansi lain, maka PNS yang kelebihan itu diberhentikan dengan hormat sbg PNS dengan mendapatkan hak-hak kepegawaian berdasarkan Peraturan Perundangundangan yang berlaku.( psl.6. PP. 32 tahun 1979) d. Pemberhentian karena melakukan Pelanggaran/Tidak pidana /Penyelewengan PNS dapat diberhentikan karena melanggar Sumpah/Janji atau melakukan pelanggaran PNS,di hukum penjara setinggi tingginya 4 tahun atau di ancam pidana yang lebih berat ( psl.8 s.d psl 10 PP. 32 tahun 1979) e. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani atau rohani PNS dapat diberhentikan dengan hormat karena menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri atau lingkungan kerjanya dan oleh Tim Penguji Kesehatan dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri ( psl.11. PP. 32 tahun 1979) f. Pemberhentian karena meninggalkan tugas PNS yang dalam waktu 6 bulan terus-menerus meninggalkan tugasnya dapat dengan hormat sebagai PNS dan apabila ada

keberatan atas hukuman itu dapat mengajukan keberatan ke PTUN ( psl.12 PP. 32 tahun 1979) g. Pemberhentian karena meninggal Dunia PNS yang meninggal dunia dengan sendirinya dianggap diberhentikan dengan hormat sebagai PNS, juga bagi PNS yang hilang telah di anggap meninggal dunia pada akhir bulan ke 12 sejak ia dinyatakan hilang ( psl.13 PP. 32 tahun 1979). h. Pemberhentian karena hal-hal lain PNS yang tidak melaporkan dirinya kepada instansi indukya setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan negara diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan mendapatkan hak-hak kepegawaian berdasarkan Peraturan perundangan yang berlaku ( psl.15 PP. 32 tahun 1979). E. Jaminan Pensiun Dan Hari Tua 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1969 tantang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pemberian Uang Duka Wafat bagi Keluarga Penerima Pensiun d. Surat Edaran Kepala BKN Nomor 4/SE/1980 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil e. Surat Kepala BKN Nomor K.26-30/V.7-3/99 tentang Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil. f. Surat Kepala BKN Nomor K.26-30N.28-6/99 tentang Penjelasan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang masih bersedia/tidak bersedia lagi melaksanakan tugas.

2. Pengertian Pensiun Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap Pegawai Negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Yang berhak atas pensiun adalah sebagai berikut: a. Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri berhak menerima pensiun pegawai. b. Pegawai negeri yang diberhentikan atau dibebaskan dari pekerjaannya karena penghapusan jabatan, perubahan dalam susunan pegawai, penertiban aparatur negara atau karena alasan-alasan dinas lainnya dan kemudian tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima pensiun pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri itu telah berusia sekurang-kurangnya 50 tahun dan memiliki masa-kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun. c. Pegawai negeri yang setelah menjalankan suatu tugas negara tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima pensiun pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri ia telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan memiliki masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun. d. Apabila pegawai negeri yang dimaksud pada huruf b dan c diatas pada saat ia diberhentikan sebagai pegawai negeri telah memiliki masa-kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun akan tetapi pada saat itu belum mencapai usia 50 tahun, maka pemberian pensiun kepadanya ditetapkan pada saat ia mencapai usia 50 tahun. 3. Masa Persiapan Pensiun (MPP) PNS yang akan mencapai Batas Usia Pensiun (BUP), dapat dibebaskan dari jabatannya untuk paling lama 1 (satu) tahun, dengan mendapat penghasilan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, kecuali tunjangan jabatan. Pembebasan tugas ini dikenal dengan MPP.

MPP dapat diambil penuh 1 tahun atau sebagian sesuai dengan keinginan/kebutuhan PNS. 4. Pengurusan Pensiun PNS PNS yang telah mencapai batas usia pensiun, akan diberhentikan sebagai PNS dan diberikan hak pensiun. BUP tergantung dengan jabatan PNS tersebut. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, bahwa BUP PNS dirubah menjadi: a. 58 tahun bagi Pejabat Administrasi; b. 60 tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi; c. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan bagi Pejabat Fungsional. 5. Pensiun Orang Tua Apabila seorang PNS/CPNS tewas, apabila tidak meninggalkan suami/isteri/anak yang berhak menerima pensiun janda/duda, maka kepada orang tua almarhun diberikan pensiun orang tua yang besarnya 20% dari pensiun janda/duda Jika kedua orang tua telah bercerai, maka kepada mereka masing-masing diberikan separoh dari jumlah dimaksud. F. Perlindungan Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang tertulis. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki konsep bahwa hukum memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian. Dalam menjalankan dan memberikan perlindungan hukum dibutuhkannya suatu tempat atau wadah dalam pelaksanaannya yang sering disebut dengan sarana perlindungan hukum. Sarana perlindungan hukum dibagi menjadi dua macam yang dapat dipahami, sebagai berikut:

1. Sarana Perlindungan Hukum Preventif Pada perlindungan hukum preventif ini, subyek hukum diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif. Tujuannya adalah mencegah terjadinya sengketa. Perlindungan hukum preventif sangat besar artinya bagi tindak pemerintahan yang didasarkan pada kebebasan bertindak karena dengan adanya perlindungan hukum yang preventif pemerintah terdorong untuk bersifat hati-hati dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada diskresi. Di indonesia belum ada pengaturan khusus mengenai perlindungan hukum preventif. 2. Sarana Perlindungan Hukum Represif Perlindungan hukum yang represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Penanganan perlindungan hukum oleh Pengadilan Umum dan Peradilan Administrasi di Indonesia termasuk kategori perlindungan hukum ini. Prinsip perlindungan hukum terhadap tindakan pemerintah bertumpu dan bersumber dari konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia karena menurut sejarah dari barat, lahirnya konsep-konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan kepada pembatasan-pembatasan dan peletakan kewajiban masyarakat dan pemerintah. Prinsip kedua yang mendasari perlindungan hukum terhadap tindak pemerintahan adalah prinsip negara hukum. Dikaitkan dengan pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia mendapat tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari negara hukum.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah salah satu jenis Kepegawaian Negeri di samping anggota TNI dan Anggota POLRI (UU No 43 Th 1999). Pengertian Pegawai Negeri adalah warga negara RI yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 1 ayat 1 UU 43/1999). Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab sebagai pegawai negeri, ada banyak penghargaan yang bisa didapat serta tunjangan pensiun. Sesuai dengan hak yang bisa didapat dengan menjalakan tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil, kewajiban sebagai Pegawai negeri juga banyak sekali, ada aturan aturan yang yang harus dipenuhi dalam menjalankan tugasnya. B. Saran Bagi PNS diharapkan untuk mengimbangkan antara hak dan kewajiban dan mendahulukan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi sebab kelangsungan bangsa ini berada ditangan anda semua dalam menjalakan hak dan kewajiban sebagai PNS Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

DAFTAR PUSTAKA http://www.pelajaran.click/2015/09/peraturan-disiplin-pns-dalamkepegawaian.html http://kesimpulan.com/en/disiplin-pegawai-negeri-sipil-dan http://bkddki.jakarta.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=61:j enis-penghargaan-pegawai&catid=7&itemid=149 https://www.academia.edu/15717108/pemberhentian_pegawai_negeri _SIPIL http://www.gajibaru.com/2015/11/jaminan-pensiun-dan-jaminan-hari-tuapns.html http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum-menurut-para-ahli/ http://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/7442-pengertian-pegawai-negerisipil-pns.html