TUGAS PERENCANAAN JALAN REL Pebriani Safitri 21010113120049 Ridho Fauzan Aziz 210101131200050 Niken Suci Untari 21010113120104 Aryo Bimantoro 21010113120115
BAB I Pendahuluan Latar Belakang Maksud Tujuan dan Manfaat
Latar Belakang Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dengan menggunakan sebuah kendaraan. Transportasi terbagi 3 jenis, yaitu: 1. Transportasi darat 2. Transportasi udara, dan 3. Transportasi laut. Indonesia memiliki beragam moda transportasi, salah satunya adalah kereta api. Kereta api adalah salah satu bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api. Jenis kereta api beragam ditinjau dari segi propulsi, dari segi rel dan dari segi lokasi perlintasannya. Kereta api berkaitan dengan rel. Rel merupakan landasan kereta api untuk mengarahkannya tanpa perlu memerlukan pengendalian. Rel terdiri dari dua batang dengan logam kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagain dasar landasan, rel-rel tersebut diikat dengan menggunakan paku rel/sekrup penambat pada bantalan. Saat ini kereta api merupakan saran transportasi yang sangat diminati di Indonesia.
Maksud dan Tujuan Maksud : Diharapkan setiap mahasiswa mampu merencanakan dan merancang jalan rel. Tujuan : 1.Mengetahui metode perencanaan jalan rel 2.Merencanakan trase jalan rel yang baru dan efisien 3.Merancang design geomerik jalan rel yang sesuai dengan persyaratan 4.Merancang struktur jalan rel dan bangunan pelengkap jalan rel 5.Menganalisis volume material utama jalan rel
BAB II Metode Perencanaan dan Deskripsi Lokasi Metode Perencanaan Deskripsi Lokasi
Metode Perencanaan Kerangka Pikir : Mulai Penggunaan Jenis Penambat Perencanaan Bantalan Studi Literatur Berdasarkan teori, persyaratan dan peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Rel Baru Perencanaan Balas DIAGRAM ALIR KERANGKA PIKIR Pengumpulan Data Melihat Fakta yang ada, sebagai sumber refere Mendapatkan bentuk trase jalan rel baru Analisis volume galian dan timbuna Analisis volume material utama
Metode Perencanaan Standar Perencanaan Design perancangan konstruksi jalan rel berdasarkan PD No.10 tahun 1986 perencanaan konstruksi jalan rel yang disempurnakan dengan PM No.6 tahun 2012 Perencanaan Teknis Jalur Kereta Api. Untuk design persilangan sebidang jalan dapat menggunakan Pedoman Teknik Perlintasan Sebidang Jalan No.008/PW/2004. Dalam hal ini PT.KAI ( Persero ) menggunakan standar perencanaan dan perancangan struktur bagian atas jalan rel sebagai berikut: Kelas Jalan Rel Kapasitas angkut lintas ( Kecepatan Maksimum (km/jam) Tipe Rel Jenis Bantalan/jar ak (mm) Jenis Penambat I >20 120 R.60/R.54 Beton/600 Elastis Ganda
Metode Perencanaan Beberapa tahap perencanaan antara lain : 1. Alinyemen 2. Survey lokasi 3. Penyelidikan geoteknik 4. Studi drainase 5. Gambar teknik perencanaan dan perancangan.
Deskripsi Lokasi Lokasi Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Pembatasan Masalah
BAB III Tinjauan Pustaka Pengertian Rel Logam batang untuk landasan jalan kereta api atau kendaraan sejenis term. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel agar memiliki umur manfaat yang lebih panjang maka perlu rel yang kuat, keras, tahan terhadap aus, tidak getas dan tidak mudah patah. Rel yang digunakan di Indonesia ialah rel WR-A pada klasifikasi UIC (Union Internationale des Chemins de Fer). Jenis Rel Kadar C (%) Kadar Mn (%) WR-A 0,60 0,75 0,80 1,30 WR-B 0,50 0,65 1,30 1,70 WR-C 0,45 0,60 1,70 2,10 Digunakan oleh 0,60 0,80 0,90 1,10
Tinjauan Pustaka Terdapat 3 jenis rel menurut panjangnya, yaitu : a) Rel panjang b) Rel pendek c) Rel standar Jenis Bantalan Tipe rel R.42 R.50 R.54 R.60 Bantalan kayu 325 m 375 m 400 m 450 m Bantalan beton 200 m 225 m 250 m 275 m
Tinjauan Pustaka Perencanaan Geometrik Jalan Rel Geometrik jalan yang dimaksud ialah bentuk dan ukuran rel, baik pada arah memanjang maupun melintang. Kriteria perencanaan alinyemen yang baik mempertimbangkan beberapa factor berikut ini : 1. Fungsi jalan rel 2. Keselamatan 3. Ekonomi 4. Aspek lingkungan Klasifikasi Jalan Rel menurut PD.10 tahun 1986. Penggolongan menurut lebar sepur yang merupakan jarak terkecil diantara kedua sisi kepala rel, diukur pada daerah 0-14 mm dibawah permukaan teratas kepala rel 1. Sepur standar (Standard Gauge) 2. Sepur lebar (Brogel Gauge) 3. Sepur sempit (Narrow Gauge)
Tinjauan Pustaka Penggolongan menurut kecepatan maksimum yang diijinkan 1. Kelas jalan I = 120 km/jam 2. Kelas jalan II = 110 km/jam 3. Kelas jalan III = 100 km/jam 4. Kelas jalan IV = 90 km/jam 5. Kelas jalan V = 80 km/jam Penggolongan menurut Daya Lalu Lintas Kereta Api Kelas jalan Daya angkut lintas ( I >20 >20 II 10-20 III 5-10 IV 2,5-5 V <2,5 <2,5
Tinjauan Pustaka Penggolongan menurut Kelandaian jalan 1. Lintas Datar = kelandaian 0-10% 2. Lintas Pegunungan = kelandaian 10-40% 3. Lintas dengan rel gigi = kelandaian 40-80% 4. Kelandaian di emplasemen = kelandaian 0 s.d 1,5% Penggolongan menurut jumlah jalur 1. Jalur Tunggal 2. Jalur Ganda
Tinjauan Pustaka Rel dan Bantalan Struktur jalan rel terdiri dari rel, bantalan, penambat rel, balas dan tanah dasar. Terdapat tiga macam bentuk rel, yaitu : a) Rel berkepala dua b) Rel alur (grooved rail) dan c) Rel vignota Sambungan Rel Sambungan rel adalah konstruksi yang mengikat dua ujung rel sedemikian rupa sehingga operasi kereta api tetap aman dan nyaman. Macam sambungan berdasarkan atas kedudukan sambungan rel terhadap bantalan, yaitu : a) Sambungan menumpu b) Sambungan menggantung Penempatan sambungan : c) Penempatan secara siku d) Penempatan secara berselang-seling
Tinjauan Pustaka Bantalan berfungsi untuk : 1. Mendukung rel dan meneruskan beban dari rel ke balas dengan sebaran beban lebih luas 2. Mengikat rel sehingga gerakan rel arah horizontal tegak lurus sumbu sepur 3. Memberikan stabilitas kedudukan sepur didalam balas 4. Menghindarkan kontak langsung antara rel deng as tanah Bentuk bantalan : 5. Bantalan arah membujur 6. Bantalan arah melintang Jenis bantalan : 7. Bantalan kayu 8. Bantalan baja 9. Bantalan beton
Tinjauan Pustaka Alat penambat rel Merupakan suatu komponen yang menambahkan rel pada bantalan sehingga kedudukan rel menjadi tetap, kokoh, dan tidak bergeser terhadap hambatannya. Jenis penambat rel terbagi 2, yaitu : 1. Penambat kaku 2. Penambat elastis Tipe penambat rel : 3. Penambat rel dorken 4. Penambat rel D.E Spring Clip 5. Penambat rel pandrol 6. Penambat nabla 7. Penambat rel tipe F 8. Penambat rel tipe KA Clip
Tinjauan Pustaka Balas Merupakan bagian dari badan jalan kereta api tempat penempatan jalan rel. Berfungsi untuk : 1. Meneruskan dan menyebarkan beban yang diterima bantalan ketanah dasar 2. Mencegah/menahan bergesernya bantalan baik arah membujur maupun melintang 3. Meloloskan air sehingga tidak terjadi genangan air disekitar bantalan dan rel 4. Mendukung bantalan dengan dukungan yang kenyal Lapisan balas terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan atas dan bawah
Tinjauan Pustaka Wessel Merupakan penghubung antara dua jalan rel dan berfungsi untuk mengalihkan/mengantarkan kereta api dari suatu sepur ke sepur lainnya. terdapat 3 jenis wessel, yaitu : 1. Wessel biasa 2. Wessel tiga jalan 3. Wesel inggris Komponen wessel : 4. Lidah 5. Jarum dan sayap-sayapnya 6. Rel lantak 7. Rel paksa 8. Sistem penggerak atau pembalik wesel
Tinjauan Pustaka Emplasemen Emplasemen terbagi menjadi 3 tipe, yaitu : 1. Emplasemen stasiun kecil 2. Emplasemen stasiun sedang 3. Emplasemen stasiun besar 4. Emplasemen barang, dan 5. Emplasemen langsir
Perencanaan Trase Jalan Rel Penetapan kriteria pemilihan trase Trase adalah serangkaian garis lurus yang menghubungkan titik-titik rencana jalan. Dalam pembuatan trase ada beberapa faktor yang harus dipertambangkan, seperti : 1. Faktor teknis a) Kelandaian b) Belokan (tikungan) c) Perpotongan sebidang dengan jalan raya 2. Faktor ekonomi a) Volume galian dan timbunan b) Panjang trase c) Jembatan dan/atau terowongan
Perencanaan Trase Jalan Rel Alinyemen Horizontal dua bagian lurus yang perpanjangannya membentuk sudut harus dihubungkan dengan lengkung yang berbentuk lingkaran dengan atau tanpa peralihan. Secara umum, alinyemen horizontal harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Jenis-jenis lengkung horizontal 2. Lengkung peralihan 3. Peninggian rel 4. Lebar sepur 5. Pelebaran sepur
Perencanaan Trase Jalan Rel Alinyemen Vertikal proyeksi sumbu jalan rel pada bidang vertical yang melalui sumbu jalan rel tersebut. Alinyemen vertikal terdiri dari garis lurus dengan atau tanpa kelandaian lengkung vertical yang berupa busur lingkaran. 1. Lengkung vertical 2. Landai 3. Landai penentu
Perencanaan Trase Jalan Rel Kesimpulan Pembanding Trase 1 Nilai Trase 2 Nilai Trase 3 Nilai Panjang trase 6+665 8 6+600 9 6+800 7 Jumlah tikungan 2 9 2 9 2 9 Sudut tikungan 31 7 6 8 4 9 26 8 51 6 67 5 Jari² tikungan 2370 9 2370 9 2370 9 Jenis medan Bukit 8 Bukit 8 Bukit 8 Kelandaian rencana Volume galian : Volume timbunan 3% 9 3% 9 3% 9 1 : 1,51 8 1 : 1,31 9 1 : 1,41 9
Perencanaan Trase Jalan Rel Jumlah gorong² 1 8 2 6 2 6 Jumlah jembatan - 10-10 - 10 Jumlah score 74 73 71