BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

realita dan fiksi. Kita hidup dalam keduanya. Sastra memberikan kesempatan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat lakuan dan dialog (Sudjiman,

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tulisan. Pada semua jenjang pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skill (kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam dunia pendidikan mengalami perubahan konsep. Diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

pilan tersebut saling berhubungan dan menjadi acuan dalam setiap pembelajaran bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang perlu mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

2015 PENERAPAN METODE HYPNO-NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI TEKS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peranan penting dalam hidup kita. Penerapan Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran, dan gagasan lengkap adalah teks. Teks tidak selalu berwujud bahasa tulis. Teks dapat berwujud, baik teks tulis mapun teks lisan. Teks itu sendiri memiliki dua unsur utama. Pertama adalah konteks situasi penggunaan bahasa yang di dalamnya ada register yang melatarbelakangi lahirnya teks, yaitu adanya sesuatu (pesan, pikiran, gagasan, ide) yang hendak disampaikan. Unsur kedua adalah konteks situasi yang di dalamnya ada konteks sosial dan konteks budaya masyarakat tutur bahasa yang menjadi tempat teks tersebut diproduksi. Keterampilan menulis merupakan keterampilan melahirkan pikiran atau gagasan dengan tulisan. Tarigan (2008:21) mengemukakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu aspek penting dalam proses komunikasi dan merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan ekspresi bahasa dengan menulis kita bisa menyampaikan ide-ide atau perasaan ke dalam bentuk tulisan. Tujuan menulis adalah untuk mendorong siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam tulisannya. Sama halnya seperti keterampilan berbahasa yang 1

2 lain, menulis menuntut pula pengalaman, latihan, gagasan-gagasan, yang tersusun secara logis dan diekspresikan dengan jelas. Keterampilan menulis berarti melatih keterampilan berpikir, karena menulis memudahkan para pelajar untuk berpikir. Pembelajaran menulis di sekolah merupakan kemampuan berbahasa yang paling sukar dikuasai untuk itu guru Bahasa Indonesia harus kerja keras dengan menampilkan sesuatu yang menarik, sehingga siswa akan merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang akan diajarkan karena menulis merupakan keterampilan yang memerlukan latihan sesering mungkin. Banyak pokok bahasa yang dapat digunakan sebagai topik menulis baik fiksi maupun nonfiksi. Bahan tersebut dapat ditulis ke dalam berbagai jenis tulisan antara lain memproduksi teks cerita pendek. Namun, memproduksi teks cerita pendek untuk hasil yang menarik tidaklah mudah. Peranan seorang guru untuk dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran memproduksi teks cerita pendek. Maka dari itu penulis ingin mencoba untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut. Penulis ingin menggunakan model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) sebagai pembelajaran memproduksi teks cerita pendek. Pemilihan metode ini dipilih karena metode ini bekerja dapat membantu siswa mempelajari dan melakukan tahap-tahap menulis secara lebih efektif. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa adalah dengan pemilihan metode yang tepat. Dengan metode yang tepat, siswa akan terfokus pada pembelajaran yang disampaikan.

3 Dari manfaat yang didapatkan jika menggunakan metode di dalam pembelajaran. Maka penulis ingin mengaplikasikannya dalam pembelajaran memproduksi teks cerita pendek. Metode yang digunakan adalah model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic). Penggunaan model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) dalam hal ini setiap siswa secara aktif dan kreatif dalam membuat tulisan untuk meraih tujuan yang telah ditentukan. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) sebagai bahan pembelajaran dalam memproduksi teks pendek. Alasan penulis memakai model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) ini karena metode ini akan memberikan kemudahan bagi siswa dalam pembelajaran khususnya memproduksi teks cerita pendek. Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Memproduksi Teks Cerita pendek dengan Menggunakan Model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) pada Siswa Kelas XI SMA Islam Nurul Huda Lembang Tahun Pembelajaran 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikaasi masalah merupakan titik tertentu yang memperlihatkan ditemukannya masalah penelitian oleh peneliti ditinjau dari sisi keilmuan, bentuk, serta banyaknya masalah yang dapat diidentifikasi oleh penulis. Berdasarkan latar

4 belakang tersebut, maka penulis mengidentifikasi masalah penelitian ini sebagai berikut. a. Pembelajaran menulis belum terlaksana dengan baik di sekolah dan kelemahannya kurangnya motivasi siswa dan cara mengajar guru yang kurang bervariasi. b. Pemilihan model pembelajaran menulis yang kurang tepat sehingga mengurangi motivasi siswa dalam pembelajaran. Hal ini sangat bertentangan dengan fungsi model pembelajaran yang seharusnya mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar dan menjadikan suasana kegiatan belajar mengajar menjadi lebih mengasyikan. c. Penerapan Model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) dalam pembelajaran memproduksi teks cerita pendek belum pernah digunakan. d. Sulitnya mengungkapkan gagasan disebabkan oleh kesulitan memilih kata atau membuat kalimat, bahkan kurang mampu mengembangkan ide secara teratur dan sistematis. e. Siswa kurang mendapatkan inspirasi dan imajinasi, sehingga diperlukan ransangan untuk mengeluarkan dan mengolah informasi yang didapatkan. Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan, penulis mencoba menerapkan model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) dalam pembelajaran memproduksi teks cerita pendek. Penerapan model pembelajaran di sekolah belum terlaksana baik, sehingga mengurangi motivasi siswa dalam pembelajaran memproduksi teks cerita pendek. Dengan demikian, dalam

5 menerapkan model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) dalam pembelajaran memproduksi teks cerita pendek dapat membantu siswa agar lebih kreatif untuk mengembangkan imajinasinya dalam memproduksi teks cerita pendek. 1.3 Perumusan dan Pembatasan Masalah 1.3.1 Perumusan Masalah Perumusan mencerminkan moel keterhubungan variabel-variabel yang akan diteliti, dan dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang bersifat gugahan perhatian dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan, berikut rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. a. Mampuhkah penulis merencanakan dan melaksanakan pembelajaran memproduksi teks cerita pendek dengan menggunakan model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) pada siswa kelas XI SMA Islam Nurul Huda Lembang? b.mampukah siswa kelas XI SMA Islam Nurul Huda Lembang memproduksi teks cerita pendek sesuai dengan struktur teks, ciri kalimat, dan kaidah penulisan dengan tepat? c. Tepatkah model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) digunakan dalam pembelajaran memproduksi teks cerita pendek pada siswa kelas XI SMA Islam Nurul Huda Lembang? Berdasarkan rumusan masalah tersebut dimaksudkan agar penulis dapat memfokuskan penelitian kepada pencarian jawaban ilmiah dari rumusan masalah

6 yang telah dijelaskan penulis. Dengan demikian pada akhir penelitian penulis mendapatkan jawaban efektif atau tidakkah model Fleming tipe VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) digunakan dalam pembelajaran memproduksi teks cerita pendek. 1.3.2 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah merupakan proses eliminasi dari masalah-masalah yang ditemukan dalam identifikasi masalah, perumusan masalah. Dalam penelitian ini, penulis membuat batasan masalah sebagai berikut. a. Penulis mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran memproduksi teks cerita pendek dan hasil yang dibuat oleh siswa dengan menggunakan model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) pada siswa kelas XI SMA Islam Nurul Huda Lembang. b. Kemampuan siswa memproduksi teks cerita pendek, yaitu kemampuan yang diukur adalah penulisan teks cerita pendek sesuai dengan struktur teks, ciri kebahasaan, dan kaidah penulisan yang tepat. c. Model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) tepat digunakan dalam pembelajaran memproduksi teks cerita pendek. Pembatasan masalah yang dijelaskan penulis bertujuan untuk membatasi permasalahan yang ada di dalam penelitian ini. Dengan demikian hasil penelitian ini akan lebih terarah dengan adanya pembatasan masalah. 1.4 Tujuan Penelitian

7 Tujuan penelitian berkaitan langsung dengan pernyataan rumusan masalah. Setiap upaya yang dilakukan sudah tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan yang hendak peneliti capai yaitu: a. untuk mengetahui kemampuan penulis dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran memproduksi teks cerita pendek dengan menggunakan model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) pada siswa kelas XI SMA Islam Nurul Huda Lembang; b. untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA Islam Nurul Huda Lembang dalam memproduksi teks cerita pendek sesuai dengan struktur teks, ciri kebahasaan, dan kaidah penulisan yang tepat; dan c. untuk mengetahui keefektifan model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) dalam pembelajaran kegiatan memproduksi teks cerita pendek. Berdasarkan tujuan penelitian yang dipaparkan tersebut dapat memperlihatkan pernyataan hasil yang ingin dicapai penulis setelah melakukan penelitian. Dengan demikian, tujuan penelitian merupakan petunjuk arah bagi penulis untuk mengevaluasi pada akhir penelitian. 1.5 Manfaat Penelitian Setiap upaya yang dilakukan sudah tentu memiliki manfaat berdasarkan tujuan yang telah ditentukan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut.

8 a. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pengalaman dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran kegiatan memproduksi teks cerita pendek. b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menarik minat siswa, agar termotivasi serta menumbuhkan rasa ingin tahu dalam bidang sastra sehingga meningkatkan semangat belajar, dan menambah wawasan. c. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam memperluas wawasan di bidang sastra dan meningkatkan kreativitas pengajaran dan sastra indonesia khususnya pengajaran memproduksi teks cerita pendek dengan menggunakan model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic). Berdasarkan manfaat yang dijelaskan sebagai salah satu pedoman penulis dalam melaksanakan penelitian ini. Hasil akhir penelitian ini sekiranya dapat bermaanfaat bagi penulis, siswa maupun bermanfaat bagi guru yang lainnya. 1.6 Definisi Operasional Definisi operasional adalah penjabaran tafsiran sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam judul dan masalah penelitian memproduksi teks anekdot. Dimaksudkan untuk menyamakan persepsi terhadap istilah yang digunakan dalam judul Pembelajaran Memproduksi Teks Cerita Pendek dengan Menggunakan Model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) pada Siswa Kelas XI SMA Islam Nurul Huda Lembang Tahun Pembelajaran

9 2016/2017. Secara operasional istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini sebagai berikut. a. Pembelajaran merupakan suatu proses, cara yang dilakukan untuk menjadikan siswa mengalami perubahan dan memperoleh kecakapan dari sesuatu yang dipelajari. b. Memproduksi adalah menghasilkan atau mengeluarkan hasil. c. Teks cerita pendek adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. d. Model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) merupakan salah satu kategorisasi yang paling banyak digunakan terkait dengan jenis-jenis gaya belajar. Model Fleming menerapkan gaya belajar VARK yang dipeluas dari model Neuro-linguistic programming. VARK merupakan akronim dari empat kecenderungan utama yaitu Visual, Auditory, Read/Write, and Khinesthetic. Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran memproduksi teks cerita pendek dengan menggunakan model Fleming type VARK (Visual, Auditory, Read/Write, and Kinesthetic) adalah pembelajaran memproduksi teks cerita pendek berupa tulisan yang berusaha mengarahkan siswa untuk mampu, terampil dan kreatif dalam memproduksi teks cerita pendek untuk hasil yang menarik. Adapun pada pelaksanaannya, pembelajaran dengan metode ini menganut konsep mengetahui pemahaman awal siswa dalam membaca dan menulis.