DAMPAK MORATORIUM IKLAN, PROMOSI DAN SPONSOR ROKOK TERHADAP KEPATUHAN PERDA KTR DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terjadi dalam lingkungan kesehatan dunia, termasuk di Indonesia. Tobacco

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan. kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK

HASIL SURVEI PAPARAN ASAP ROKOK KEPADA PEROKOK PASIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I. PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas di negara berkembang. WHO memperkirakan tiap

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

Gambaran Pemahaman, Persepsi, dan Penggunaan Rokok Elektrik pada Siswa SMA di Kota Denpasar

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU ANGGOTA SEKAA TERUNA TERUNI TENTANG PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK DI DESA KESIMAN

INDONESIAN YOUTH AND CIGARETTE SMOKING

BAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)

DAMPAK HARGA ROKOK TERHADAP PREVALENSI MEROKOK DAN PENERIMAAN NEGARA DI ASIA: REVIEW SISTEMATIK AUDRA HENINGTYAS, SKM

ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI KANTOR KELURAHAN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan

SURVEI NASIONAL Penilaian Implementasi Peringatan Kesehatan Bergambar di Indonesia tahun 2015 Kerjasama :

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2030

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. dari TCSC (Tobacco Control Support Center) IAKMI (Ikatan Ahli. penyakit tidak menular antara lain kebiasaan merokok.

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang laki-laki, sehingga proporsi kematian terkait dengan akibat dari rokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa SMP Kelas IX Husni Thamrin Medan tentang Bahaya Rokok terhadap Timbulnya Penyakit Paru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dukungan Masyarakat Terhadap Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

I Gusti Ngurah Edi Putra 1, Ni Nyoman Astri Artini 1, I Wayan Gede Artawan EP 2

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

ANALISIS PENERAPAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI SMA KOTA SEMARANG

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

hari berdampak negatif bagi lingkungan adalah merokok (Palutturi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi seluruh dunia sejak satu dekade yang lalu (Mayasari, 2007). Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

DUKUNGAN PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK TERHADAP KEBIJAKAN PENGENDALIAN TEMBAKAU DI KOTA DENPASAR DAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN MASYARAKAT DIY TERHADAP PERATURAN GUBERNUR NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN DILARANG MEROKOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PETA JALAN PENGENDALIAN DAMPAK KONSUMSI ROKOK BAGI KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok menjadi sesuatu yang sangat umum dan sulit untuk

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN PRIBADI... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif)

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

KAJIAN KEIKUTSERTAAN INDONESIA DALAM TRANS-PACIFIC PARTNERSHIP (TPP) PADA SEKTOR KESEHATAN KHUSUSNYA PRODUKSI TEMBAKAU/ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab gangguan kesehatan dan kematian sebelum waktunya, yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menghisap tembakau merupakan hal kebiasaan telah dikenal sejak lama

BAB 1 PENDAHULUAN.

STUDI TENTANG PENDAPATAN DAERAH DARI ADVERTENSI TEMBAKAU DI SEMARANG, SURABAYA DAN PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan nasional

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: )

BAB II PROFIL PEROKOK DI JAWA BARAT DAN ILM ANTI ROKOK DI INDONESIA. ribu di antaranya adalah perokok pasif (

Upaya Pengendalian Tembakau di Indonesia. Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan analisis data dari Centers of Disease Control and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

Pengaruh Iklan, Promosi, dan Sponsorship Rokok dan Regulasinya. The 4 th Indonesian Conference Tobacco or Health Mei 2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

Deni Wahyudi Kurniawan

PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) PADA 7 KAWASAN YANG DIATUR DI KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA SMP/MTs DI KECAMATAN MOJOAGUNG, KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2014

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA PETUGAS KESEHATAN PUSKESMAS DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Lusia Salmawati, Rasyika Nurul, Febrina D.: 18-26) 18

INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Disampaikan dalam Diskusi Panel Pengendalian Tembakau dan

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

DAMPAK MORATORIUM IKLAN, PROMOSI DAN SPONSOR ROKOK TERHADAP KEPATUHAN PERDA KTR DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA DENPASAR IWG Artawan Eka Putra 1, PAS Astuti 2, IMK Duana 3, IK Suarjana 4, KH Mulyawan 5, TS Bam 6 1Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Email: gedeartawan@unud.ac.id 2Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Email: ayu_swandewi04@yahoo.com 3Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Email: madekerta2na@yahoo.com 4Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Email: ketut_suarjana@rocketmail.com 5Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Email: hari.mulyawan@gmail.com 6The International Union against Tuberculosis and Lung Disease, Office Indonesia, Email: TSBam@theunion.org Abstrak Latar Belakang: Isu penting dalam pengendalian rokok di Indonesia adalah meningkatnya prevalensi perokok dikalangan remaja. Salah satu penyebabnya adalah pajanan iklan rokok yang begitu masif. Sejak tahun 2014 Pemerintah Kota Denpasar memberlakukan moratorium Iklan, promosi dan sponsor rokok atau tobacco advertising and sponsorships (TAPS). Moratorium ini melarang adanya kontrak baru TAPS di Kota Denpasar. Kebijakan ini diharapkan mengurangi pajanan TAPS pada anak dan remaja dan menjadikan Kota Denpasar sebagai kota sehat layak anak. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dampak moratorium TAPS terhadap kepatuhan Perda KTR dan pendapatan asli daerah (PAD) di Kota Denpasar. Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional yang membandingkan kepatuhan Perda KTR dan PAD antara sebelum dengan sesudah pemberlakuan moratorium TAPS. Data kepatuhan didapat dari survei kepatuhan yang diadakan tiap 6 bulan sekali dan data PAD adalah data sekunder dari dinas pendapatan Kota Denpasar. Kepatuhan dinilai berdasarkan 8 kriteria yang diamanatkan pada Perda KTR. Data kepatuhan disampaikan dalam proporsi dan uji statistik digunakan test trend regresi logistik sederhana. Hasil: Periode data kepatuhan yang digunakan sebanyak 6 kali dari akhir 2013 sampai dengan awal 2016. Tiap periode dilakukan observasi terhadap 157 sampai 197 gedung. Sebelum moratorium kepatuhan terhadap Perda KTR sangat rendah hanya berkisar 24,0%-25,3% sedangkan setelah moratorium berkisar 37,2%-75,2%. Terjadi peningkatan yang bermakna dengan rerata meningkat 1,42 kali tiap periode dibandingkan sebelumnya (95%CI: 1,387-1,455; nilai p<0,001). Penelitian ini juga mendapatkan bahwa pemberlakuan moratorium tidak berdampak terhadap PAD. Pada periode sebelum moratorium, PAD 2013 sebesar Rp.658 milyar meningkat 5,7% menjadi Rp.698 milyar pada 2014. Pada periode setelah moratorium, justru 133

134 meningkat lebih besar (10,1%) menjadi Rp.776 milyar pada 2015. Hal ini terjadi karena penghasilan dari iklan rokok hanya 0,18% dari total PAD. Kesimpulan: Pemberlakukan moratorium (pelarangan) TAPS sangat penting untuk mendukung upaya Tobacco Control (TC) termasuk implementasi Perda KTR. Untuk itu aturan pelarangan total TAPS perlu diadopsi dan diberlakukan di kabupaten/kota lainnya bahkan diperkuat dengan pelarangan total TAPS di tingkat provinsi bahkan pusat. Hasil penelitian ini merupakan fakta penting untuk menyampaikan kebenaran dan melawan propaganda industri rokok yang menyatakan bahwa pelarangan iklan akan berdampak terhadap menurunnya PAD. Kata Kunci: Moratorium TAPS, Kepatuhan Perda KTR, Pendapatan Asli Daerah (PAD). 1. PENDAHULUAN Salah satu penyebab dalam meningkatnya prevalensi merokok di Indonesia adalah meningkatnya prevalensi merokok pada remaja. Salah satu penyebabnya adalah pajanan iklan rokok yang begitu masif sehingga menyebabkan pemahaman mereka yang kurang tentang bahaya rokok dan terjebak pada mitos-mitos menyasatkan tentang rokok. Berdasarkan Global Youth Tobacco Survei (GYTS) tahun 2009 30.4% anak sekolah usia 13 15 tahun pernah merokok, 57,8% pada lakilaki dan 6,4% pada perempuan. Selain itu diketahui 20.3% anak sekolah usia 13 15 tahun adalah perokok aktif, 41% pada lakilaki 41% dan 3.5% pada perempuan.[4] Sejak tahun 2014 Pemerintah Kota Denpasar memberlakukan moratorium Iklan, promosi dan sponsor rokok atau tobacco advertising and sponsorships (TAPS). Moratorium ini melarang adanya kontrak baru TAPS di Kota Denpasar. Dengan adanya moratorium ini dalam waktu satu tahun setelah diterapkan tidak adalagi iklan rokok di wilayah Kota Denpasar baik dalam bentuk baliho, spanduk, poster, maupun videotron. Kebijakan ini diharapkan mengurangi pajanan TAPS pada anak dan remaja dan menjadikan Kota Denpasar sebagai kota sehat layak anak. Aturan ini diharapkan dapat menjadi contoh dan diikuti oleh kabupaten/kota lain di Indonesia. Dengan semakin banyak daerah yang menerapkan aturan pelarangan TAPS maka dapat menjadi pesan dan aspirasi ke pemerintah pusat bahwa TAPS penting untuk segera dilarang. Untuk itu data-data berkaitan dengan dampak TAPS terutama terhdapa upaya pengendalian rokok dan pendapatan penting disampaikan secara jujur berdasarkan hasil studi sehingga dapat menjadi naskah akademik yang kuat dalam pengambilan kebijakan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dampak moratorium TAPS terhadap kepatuhan Perda KTR dan pendapatan asli daerah (PAD) di Kota Denpasar. 2. METODE Penelitian ini adalah studi observasional yang membandingkan kepatuhan Perda

KTR dan PAD antara sebelum dengan sesudah pemberlakuan moratorium TAPS. Penelitian dilaksanakan di seluruh wilayah Kota Denpasar Provinsi Bali, Data kepatuhan didapat dari survei yang diadakan tiap 6 bulan sekali dari Agustus 2013 sampai dengan April 2016. Kepatuhan dinilai berdasarkan 8 kriteria yang diamanatkan pada Perda KTR. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi yang telah standar pada tempat dan waktu sesuai dengan pedoman observasi KTR. Data yang telah dikumpulkan kemudian dimasukkan kedalam data base dan dianalisis secara deskriptif. Analisis data kepatuhan disampaikan dalam proporsi dan uji statistik digunakan test trend regresi logistik sederhana. Keseluruhan proses analisis data menggunakan bantuan perangkat lunak komputer statistik Stata SE 12.1. Data PAD adalah data sekunder dari dinas pendapatan Kota Denpasar dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Penyajian data dilakukan dalam bentuk grafik. Gambar 1. Pelaksanaan Moratorium TAPS di Kota Denpasar Dengan Tidak Ada Lagi Iklan Rokok Luar Ruangan Yang Di Perpanjang Periode data kepatuhan dinilai 6 kali dari akhir 2013 sampai dengan awal 2016. Tiap periode diobservasi 157 sampai 197 gedung. Sebelum moratorium kepatuhan berkisar 24,0%-25,3% setelah moratorium berkisar 37,2%-75,2%. Berdasarkan data kepatuhan terakhir mencapai 75,2% tinggal sedikit lagi untuk mencapai target kepatuhan 80%. Terjadi peningkatan yang bermakna dengan rerata meningkat 1,42 kali tiap periode dibandingkan sebelumnya (95%CI: 1,387-1,455; nilai p<0,001). 3. HASIL Moratorium TAPS di Kota Denpasar di mulai tahun 2014 dengan tidak lagi memperpanjang dan tidak ada lagi kontrak baru iklan rokok luar ruangan dalam bentuk apapun. Iklan rokok luar ruangan seperti dalam bentuk baliho, spanduk dan videotron yang sudah habis masa kontrak diganti dan diturunkan seperti terlihat pada gambar 1. Gambar 2. Trend Peningkatan Kepatuhan Terhadap Perda KTR di Kota Denpasar Provinsi Bali antara sebelum dengan sesudah moratorium Berdasarkan hasil analisis data PAD antara sebelum dengan sesudah moratorium didapatkan pada periode sebelum moratorium, PAD 2013 Rp.658 milyar meningkat 5,7% menjadi Rp.698 milyar pada 2014. Sedangkan pada periode setelah moratorium, justru meningkat lebih besar (10,1%) menjadi Rp.776 milyar pada 2015. Fakta ini menunjukkan bahwa pemberlakuan moratorium tidak berdampak terhadap PAD. Hal ini terjadi 135

136 karena penghasilan dari iklan rokok hanya 0,18% dari total PAD. Gambar 3. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Milyar Rupiah di Kota Denpasar, Provinsi Bali dari tahun 2011 sampai dengan 2015 Gambar 4. Proporsi Pemasukan Dari Iklan Rokok Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Denpasar, Provinsi Bali tahun 2011-2013 3. DISKUSI Penerapan moratorium TAPS oleh Pemerintah Kota Denpasar merupakan suatu kebijakan yang sangat positif dalam pengendalian dampak rokok (tobacco control). Kebijakan ini sering dianggap kurang berdampak terhadap upaya tobacco control (TC) karena hanya melarang iklan di wilayah yang terbatas dan tidak bisa melarang iklan rokok di jaringan televisi dan internet. Selain itu kebijakan seperti ini juga dianggap berdampak terhadap menurunnya PAD sehingga hanya sedikit pemmerintah daerah yang mau menerapkan. Melalui penelitian ini terbukti dua hal, pertama bahwa penerapan kebijakan moratorium TAPS tidak hanya berdampak positif terhadap menurunya pajanan iklan rokok ke masyarakat terutama remaja tetapi juga berdampak terhadap program tobacco control (TC) yang lain yaitu KTR. Dampak positif terhadap implementasi Perda KTR dapat dijelaskan bahwa adanya iklan merupakan salah satu bentuk pelanggaran di kawasan tanpa rokok sehingga dengan tidak adanya iklan rokok tingkat pelanggaran terhadap Perda KTR semakin berkurang. Selain itu penerapan moratorium ini merupakan sikap konsisten dari Pemerintah Kota Denpasar dalam menyampaikan pesan bahwa merokok itu berbahaya terhadap kesehatan. Hal ini meningkatkan kredibilitas pemerintah, disegani dan tentu aturan yang dibuat lebih dipatuhi oleh masyarakat. Berbeda halnya jika suatu pemerintah daerah menerapkan kebijakan KTR tetapi dimana-mana masih terlihat iklan rokok, maka akan ada kesan yang kurang konsisten. Fakta kedua dari hasil penelitian ini adalah menyampaikan kebenaran tentang pemasukkan pemerintah daerah pajak iklan rokok ternyata tidak seberapa dibandingkan PAD. Adanya moratorium TAPS sama sekali tidak berdampak terhadap PAD Kota Denpasar. Hal ini disebabkan karena adanya produk atau bentuk usaha lain yang menggantikan iklan rokok seperti perbankkan, provider seluler, produk makanan dan minuman. Hasil penelitian ini menjadi bukti kuat bahwa dampak penurunan PAD hanya mitos dan propaganda industri rokok supaya terus dapat beriklan dan memberikan pemahaman sesat tentang rokok kepada masyarakat khususnya remaja melalui iklan yang mereka buat. Kedua fakta yang didapat dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

naskah akademik sebagai bahan advokasi ke kabupaten/kota lain untuk membuat kebijakan serupa, baik berupa moratorium, peraturan bupati/walikota ataupun Perda. Tidak hanya oleh team TC di Bali tetapi juga oleh kolega team TC di seluruh Indoensia. Salah satu kabupaten yang telah menyusul adalah Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Sejak tahun 2016 telah menetapkan Peraturan Bupati Klungkung No 5 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pemasangan Reklame, dalam aturan tersebut secara tegas dinyatakan pada pelarangan pemasangan iklan rokok luar ruang secara menyeluruh di Kabupaten Klungkung. Ini merupakan awal yang baik, semakin banyak pemerintah daerah menerapkan pelarangan iklan rokok luar ruangan di wilayahnya akan menjadi bentuk pesan atau aspirasi ke pemerintah pusat bahwa kebijakan ini harus didukung dari pusat dengan cara iklan rokok (TAPS) harus dilarang total di seluruh Indonesia apapun bentuknya. 4. SIMPULAN Pemberlakukan moratorium (pelarangan) TAPS sangat penting untuk mendukung upaya Tobacco Control (TC) termasuk implementasi Perda KTR. Untuk itu aturan pelarangan total TAPS perlu diadopsi dan diberlakukan di kabupaten/kota lainnya, bahkan diperkuat dengan pelarangan total TAPS di tingkat provinsi bahkan pusat. Hasil penelitian ini merupakan fakta penting untuk menyampaikan kebenaran dan melawan propaganda industri rokok yang menyatakan bahwa pelarangan iklan akan berdampak terhadap menurunnya PAD. kepada PSKM FK Universitas Udayana dan Pemerintah Kota Denpasar yang senantiasa mendukung kegiatan kami serta semua surveyor yang telah bekerja keras dalam pengumpulan data. Dan terimakasih serta apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pengelola kawasan tanpa rokok di Kota Denpasar yang telah bersedia diobservasi. DAFTAR PUSTAKA [1] International Union Against Tuberculosis and Lung Disease, John Hopkins Bloomberg School of Public Health, 2011, Assessing Compliance with Smoke-Free Laws: A How-to Guide for Conducting Compliance Studies. [2] WHO (World Health Organisation) (2011). WHO Report on the Global Tobacco Epidemic, 2011. Accessed January 28 2015 Available from: http://whqlibdoc.who.int/publications /2011/9789240687813_eng.pdf [3] WHO Report on the Global Epidemic 2013: Enforcing bans on tobacco advertising, sponsorship and promotion. Geneva 2013. World Health Organization. http://www.who.int/tobacco/global_r eport/2013/en/ [4] Kemenkes RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2011, Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2010, Jakarta [5] Kemenkes RI, Pusat Promosi Kesehatan 2013. Peta Jalan Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan, Jakarta. [6] GYTS. (2009). Global Youth Tobacco Survey ( GYTS ) Indonesia 2009. [7] Saffer H, Chaloupka F. The effect of tobacco advertising bans on tobacco consumption. J Health Economics ACKNOWLEDGEMENT Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada The Union Against Tuberculosis And Lung Disease sebagai penyandang dana pelaksanaan penelitian ini. Terimakasih 137

138 2000;19:1117-37. www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11186 847 [8] World Health Organization. Guidelines for implementation of Article 13 of the WHO Framework Convention on Tobacco Control (Tobacco advertising, promotion and sponsorship) 2013. [accessed on Nopember 6, 2016]. Available from: http://www.who.int/fctc/guidelines/a rticle_13.pdf [9] Arora M, Gupta VK, Nazar GP, Stigler MH, Perry CL, Reddy KS. Impact of tobacco advertisements on tobacco use among urban adolescents in India: results from a longitudinal study. Tob Control. 2012;21:318 24. [PMC free article] [PubMed] [10] Shah PB, Pednekar MS, Gupta PC, Sinha DN. The relationship between tobacco advertisements and smoking status of youth in India. Asian Pac J Cancer Prev. 2008;9:637 42. [PubMed]