PEMANFAATAN LIMBAH BUAH- BUAHAN DALAM PEMBUATAN BIOAKTIVATOR SEDERHANA UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PENGOMPOSAN(STUDI PENDAHULUAN)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

DWI SETYO ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

I. PENDAHULUAN. sejak diterapkannya revolusi hijau ( ) menimbulkan dampak negatif yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK CAIR

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015 PENGARUH PENAMBAHAN EM BUATAN DAN KOMERSIL PADA FERMENTASI PUPUK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH KULIT BUAH

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan. Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos.

EFEKTIFITAS DOSIS EM4 (Effective Microorganism) DALAM PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

PENGOLAHAN SAMPAH SUNARYO HADI WARSITO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

Pembuatan Pupuk Organik. Samijan BPTP Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

PENGARUH UKURAN BAHAN TERHADAP KOMPOS PADA PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

Uji Mikrobiologis Kompos Organik dari Sampah Organik dengan Penambahan Limbah Tomat dan EM-4 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI PRODUKSI PUPUK KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN

BAB 4. METODE PENELITIAN

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan perkebunan ataupun pabrik biji kopi yang jika tidak dimanfaatkan akan

PENGGUNAANAK TIVATOR KOMPOS SAMPAH ORGANIK RUMAH. Muchsin Riviwanto dan Andree Aulia Rahmad (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MOL LIMBAH ORGANIK Dini Rohmawati Jurdik Kimia, FMIPA UNY

PENGGUNAAN EM-4 DALAM PENGOMPOSAN LIMBAH TEH PADAT

PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

PENGARUH PENAMBAHAN EM4 DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

EFEKTIFITAS MIKROORGANISME (EM) PADA PERTUMBUHAN TANAMAN GELOMBANG CINTA (Anthurium Plowmanii) DENGAN MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN KOMPOS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus tanpa diikuti upaya pemulihan kesuburannya. Menurut Bekti

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Lampiran 1 TAHAP PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JENIS DAN DOSIS AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KOMPOS BERBAHAN BAKU MAKROALGA

I. PENDAHULUAN. Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL ) terbuat dari bahan-bahan alami,

PEMBERDAYAAN SDM DALAM PEMANFAATAN SAMPAH BASAH SEBAGAI PUPUK CAIR DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

PEMANFAATAN AMPAS TAHU DAN LIMBAH JAMUR DALAM PEMBUATAN KOMPOS ORGANIK UNTUK MEMENUHI UNSUR NITROGEN (N)

BAB I PENDAHULUAN. pertanian seperti wortel, kentang, dan kubis yang merupakan sayur sisa panen

V. GAMBARAN UMUM USAHA

INTRODUKSI TEKNOLOGI KOMPOSTER BERBASIS MOL PADA KELOMPOK WANITA TANI DI DESA SEBAPO KECAMATAN MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

Pupuk Organik Cair AGRITECH

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

I. PENDAHULUAN. sekali limbah khususnya limbah organik. Limbah organik yang berbentuk padat

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan

S U N A R D I A

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Yahumri BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) BENGKULU

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

TINJAUAN PUSTAKA. A. Salak Pondoh. Menurut data dari Badan Pusat Stastistik tahun (2004) populasi tanaman

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH UDANG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

PEMANFAATAN ISI RUMEN SEBAGAI STARTER Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan Kacang Tanah. dalam kehidupan dan perkembangan suatu species. Pertumbuhan dan

PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BAGI KELOMPOK TANI DESA KARTAMA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

TATA CARA PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN TANAMAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA ARANG SEKAM DAN COCOPEAT DENGAN PEMBERIAN STARBIO

Transkripsi:

PEMANFAATAN LIMBAH BUAH- BUAHAN DALAM PEMBUATAN BIOAKTIVATOR SEDERHANA UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PENGOMPOSAN(STUDI PENDAHULUAN) Ilma Wiryanti, SPd, MPd. SMA Negeri 3 Singaraja. Bali. e-mail: ilmaw_bali@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan menemukan teknologi pembuatan bioaktivator untuk mempercepat proses pengomposan dengan memanfaatkan limbah buah-buahan. Limbah buah-buahan yang dimarjinalkan masih banyak mengandung nutrisi yang bisa dimanfaatkan oleh berbagai mikroorganisme yang menguntungkan seperti berbagai bakteri yang berperan dalam proses pengomposan. Metode yang dilakukan adalah deskriptif dengan mendeskripsikan hasil pengamatan terhadap proses pembuatan bioaktivator dan proses pengomposan dengan bioaktivator. Cara pembuatan bioaktivator adalah dengan mencincang limbah buah-buahan dan merendamnya di dalam air sumur yang sudah ditambah dengan 2 sendok gula merah. Setelah 14 hari fermentasi, dihasilkan jumlah mikroorganisme yang cukup padat yang disebut bioaktivator (starter bakteri). Bioaktivator digunakan untuk mempercepat pengomposan. Dari hasil pengomposan dengan menggunakan bioaktivator tersebut bisa mempersingkat waktu pengomposan menjadi 1 bulan, Proses pengomposan ini lebih cepat dibandingkan tanpa menggunakan bioaktivator yang memakan waktu 3-6 bulan. Kata kunci: limbah buah, bioaktivator, pengomposan Abstract This studyaims tofind abio-activatormanufacturing technologyby utilizingthe wastefruit. Wastefruitinmarginalizedstill contains manynutrientsthat can beutilized bya variety ofbeneficial microorganismssuch asbacteriathat play a rolein composting. The method usedisdescriptivetodescribethe observation ofthe process of makingbioactivatorandthecomposting processwith abio-activator. How to manufacturebio-activatorisby choppingthe wastefruitandsoaking itin waterwellsplus2 tablespoonsbrown sugar. After 14days of fermentationproduceda pretty solidamount ofmicroorganismscalled abio-activator(starter bacteria). Thebio-activatoris used tohasten decomposition. From the results ofcompostingby usingbio-activatorthatcanshortenthe composting timeto 1month, the compostingprocessis faster thanwithout the use ofbio-activatorthat takes3-6months. Keywords: fruit waste, bio-activator, composting 1229

PENDAHULUAN Pembuatan kompos secara tradisional memerlukan waktu yang lama (3-6 bulan). Hal ini juga diungkapkan oleh Murbandono (2000) yang menyatakan bahwa di alam terbuka, kompos bisa terjadi dengan sendirinya, lewat proses alamiah. Namun proses tersebut berlangsung lama sekali padahal kebutuhan akan tanah yang subur sudah mendesak. Oleh karenanya, proses tersebut perlu dipercepat dengan bantuan manusia. Dengan cara yang baik, proses mempercepat pembuatan kompos berlangsung wajar sehingga bisa diperoleh kompos yang berkualitas baik. Penggunaan bioaktivator(starter bakteri) dapat mempersingkat waktu pembuatan kompos menjadi 2-4 minggu. Selama ini kita membeli bioaktivator dengan harga yang cukup mahal, sesungguhnya kita bisa membuat sendiri dari limbah buah-buahan dan alatalat yang sederhana yang ada disekitar kita. Kita sering tidak mau memakan lagi buah yang mengalami sedikit pembusukan, apalagi ketika musim buah dimana buah sangat melimpah. Sehingga banyak buah yang terbuang sia-sia menjadi sampah. Begitu juga pada saat hari raya. Orang Hindu Bali bersembahyang dengan menggunakan sarana berupa buahbuahan, bunga, daun, dan lain-lain. Banyak sekali buah yang tidak termakan yang akhirnya dibuang sebagai sampah. Sampah dalam pola pikir kita dianggap sebagai suatu yang menjijikan dan menjadi posisi tersudut atau marginal. Padahal sampah bisa jadi merupakan suatu anugerah bagi kita. Seharusnya posisi marginal dari sampah itu dirubah dalam pemikiran kita untuk menjadi suatu yang berguna. Buah-buah yang sebagian besar merupakan unsur organik yaitu sampah yang bisa terurai dan mudah membusuk. Didalam buah masih banyak terkandung nutrisi yang bisa dimanfaatkan oleh berbagai mikroorganisme yang menguntungkan seperti berbagai bakteri dan jamur yang berperan dalam proses pengomposan. Limbah buah-buahan dapat dibuat menjadi bioaktivator dengan teknologi yang sederhana dan menggunakan peralatan yang telah ada di rumah tangga. Bioaktivator dikenal dengan istilah lain Effective Microorganism (EM) merupakan kumpulan ragam mikroba fermentatif, yang berfungsi dalam fermentasi material organik. Dikenal lima kelompok mikroba fermentatif utama meliputi: Bakteri fotosintetik, Lactobacillus, Streptomyces, ragi (yeast), dan Actinomycetes. Bagaimanakah cara membuat bioaktivator dari limbah buah-buahan dan apakah pengomposan dengan menggunakan biokativator dari limbah buah-buahan dapat mempersingkat waktu pengomposan? METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan pengamatan langsung yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena sebagaimana adanya fenomena tersebut tanpa melakukan manipulasi atau pengontrolan data. Data penelitian diperoleh dengan mengamati langsung hasil pembuatan bioaktivator dari limbah buah-buahan dan proses pengomposan dengan bioaktivator dari limbah buah-buahan kemudian mendeskripsikan kualitas produk secara deskriptif. Prosedur penelitian: A. Pembuatan Bioaktivator Alat dan bahan untuk pembuatan bioaktivator : 1. 1 kg sampah buah (nanas, pisang, salak dll) 2. 200 g gula pasir/ gula aren 3. 3 liter air tanah/ tanah 4. Ember plastik 5. Kain kasa 6. Sarung tangan 7. Pisau Cara Membuatnya: 1. Sampah buah dicincang halus, bagian yang busuk dibuang. 2. cacahan buah dibungkus dengan kain kasa, 3. kemudian dimasukkan ke dalam cairan gula yang didapat dengan melarutkan gula dalam 3 liter air sumur/air tanah, 4. diperam selama 14 hari, setiap tiga hari sekali diaduk. 5. hasil bioaktivator dapat langsung diaplikasikan pada sampah atau membiakkan lagi bioaktivator untuk mendapatkan jumlah yang lebih banyak sebelum diaplikasikan dalam pembuatan kompos. 1230

B. Pembiakan Bioaktivator Sebelum Diaplikasikan : 1. Dibuat larutan dengan komposisi: 60 liter air tanah/ sumur ditambah 1 liter bioaktivator dan 1 kg molase. 2. Larutan yang dihasilkan ditampung di dalam ember tertutup. 3. Sampah dapur cincang diwadahi dalam karung tembus air, kemudian dimasukkan ke dalam larutan sampai semua bagian karung terendam. 4. Karung sampah dapur ditindih batu supaya tetap terendam. 5. Ember ditutup rapat, ditempatkan di tempat sejuk, terlindung dari penyinaran matahari langsung, diperam selama tujuh hari. 6. Bioaktivator yang sudah terbentuk dalam jumlah banyak dapat diaplikasikan pada sampah organik. C. Pembuatan Kompos dengan Bioaktivator 1. Cincang sampah organik dengan mencacahnya secara manual atau dengan mesin pencacah. 2. Campur dengan campuran bioaktivator secara merata dengan cara mengaduknya. 3. Masukkan dalam ember komposter atau karung. 4. Fermentasi selama 2-4 minggu, setiap 3 hari di aduk-aduk agar panas dan proses fermentasinya merata. 5. Bila sudah lapuk dan berwarna kehitam-hitaman pupuk sudah bisa dipanen untuk diaplikasikan pada tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pembuatan Bioaktivator Berdasarkan hasil pengamatan langsung setelah dilakukan fermentasi didapat larutan yang berwarna coklat muda bening dan pada permukaannya terlihat seperti lapisan nata tipis dalam media juga tercium aroma yang khas seperti wine (gambar 1). Gambar 1: Hasil Fermentasi Limbah Buah (Bioaktivator) Setelah dilakukan pengamatan dengan mikroskop dengan pembesaran 400 kali pada media air tanah didapatkan koloni bakteri yang telah tumbuh padat (gambar 2). Gambar 2. Hasil Pengamatan Mikroskop pada Bioaktivator (400x) B. Hasil Pembuatan Kompos dengan Bioaktivator Setelah dilakukan pengomposan sampah dengan menggunakan bioaktivator dari limbah buah-buahan yang difermentasi selama sebulan. Pada hari ke 30 terlihat sampah organik telah berubah warna menjadi coklat kehitaman dengan tekstur yang remah (lapuk) sehingga sudah bisa di panen (gambar 3), sedangkan sampah yang difermentasi tanpa bioaktivator teksturnya masih keras seperti daun. 1231

membentuk koloni. Sehingga akan mudah Proses pengomposan Hasil pengomposan setelah 30 hari Gambar 3. Proses Pengomposan dan Hasil Kompos Setelah 30 Hari Teknologi pembuat bioaktivator dari limbah buah-buahan sangat mudah dilakukan dan bisa menggunakan alat-alat yang sederhana, yaitu dengan cara merendam limbah buah yang sudah dicincang di dalam air tanah yang mengandung mikroorganisme. Nutrisi yang ada dalam buah-buahan akan keluar dan larut dalam air tanah sehingga bisa menjadi nutrisi bagi mikroorganisme. Berdasarkan hasil kajian BPTP Jakarta tahun 2007 secara laboratoris, bahan organik cair yang berasal dari saripati limbah sayuran dan buahan memenuhi syarat sebagai pupuk, baik sebagai sumber unsur makro maupun mikro. Kandungan unsur makro yang meliputi N, P, K, Ca, Mg sedangkan unsur hara mikro meliputi Fe, Mn, Cu, dan Zn. Kandungan nutrient yang berlimpah pada buah-buahan dan air gula yang ada dalam media akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme. Dengan demikian diperoleh larutan bioaktivator yang berisi mikroorganisme dengan jumlah yang padat. Namun dalam penelitian ini belum dapat diidentifikasi mikroorganisme apa saja yang berkembang. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi jenis bakteri pengomposan yang diperoleh dengan mengisolasi bakteri yang diperoleh. Salah satu cara untuk melakukan isolasi adalah dengan menggoreskan suspensi campuran sel pada permukaan media padat dalam cawan petri, kemudian menginkubasinya. Dengan cara ini setiap sel akan tumbuh untuk memisahkannya. Setelah dihasilkan bioaktivator dari buah-buahan kemudian digunakan untuk membuat kompos. Jumlah mikroorganisme pengurai yang sangat padat, bila digunakan untuk pengomposan akan mempercepat proses pengomposan. Fenomena ini didukung oleh pendapat Rosmarkam dan Yuwono (2002) yang menyatakan bahwa pada dasarnya pengomposan merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikroba agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik dan mikroba tersebut diantaranya bakteri, fungi, dan jasad renik lainnya. Pembuatan kompos secara tradisional memerlukan waktu yang lama (3-6 bulan), dengan menggunakan bioaktivator (starter bakteri) yang dibuat dari limbah buah-buahan dan bahan-bahan yang sederhana, waktu pembuatan kompos menjadi lebih singkat menjadi 1 bulan. Hasil ini sesuai dengan hasil yang ditemukan oleh Zuremi (2011) yang menyatakan pengomposan akan berlangsung lama jika jumlah mikroorganisme pada awalnya sedikit. Populasi mikroorganisme selama berlangsungnya perombakan bahan organik terus berubah. Mikroorganisme ini dapat diperbanyak dengan menambahkan starter atau aktivator. Pada proses pengomposan dikenal adanya inokulan (starter atau activator) yaitu bahan yang terdiri dari enzim, asam humat bahan dan mikroorganisme seperti kultur bakteri. Kompos menjadi solusi bagi pencemaran yang disebabkan menumpuknya sampah, dari pada membakar sampah yang bisa mencemarkan lingkungan. Kompos akan membuat lingkungan semakin bersih. Kompos akan menghemat biaya dan 1232

tenaga untuk mengangkut sampah. Kompos bahkan mengubah sampah menjadi lebih bernilai. Bila selama ini para petani berharap banyak pada pupuk kimia, maka kompos bisa diharapkan dalam meningkatkan hasil panen. Kompos yang diberikan akan mengembalikan kualitas tanah kembali ke asalnya. Kompos menambah unsur hara pada tanah, yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman dan hasil panen nantinya. Kompos juga akan memangkas penggunaan pupuk kimia yang digunakan petani dalam meningkatkan hasil panennya. Dengan demikian akan ada penghematan yang signifikan pada penggunaan pupuk kimia, sehingga efisiensi dalam pertanian semakin baik. Ini akan meningkatkan keuntungan bagi para petani. Dengan mudahnya teknologi pembuatan bioaktivator untuk mempercepat pembuatan kompos tentu akan bermanfaat sekali bagi lingkungan dan usaha pertanian. Sehingga petani terlepas dari ketergantungan pada pupuk kimia. Dengan bioaktivator ini akan diperoleh pupuk kompos dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat untuk memenuhi kebutuhan petani. Apalagi bahan mentah untuk pembuatan bioaktivator dan pupuk kompos sangat melimpah di areal pertanian. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Setelah melakukan langkah kerja di atas didapat sebuah kesimpulan bahwa pemberian nutrisi dari limbah buah-buahan yang cukup pada air tanah yang sudah terdapat mikroorganisme pengurai akan memacu pertumbuhan mikroorganisme. Bakteri yang tumbuh dalam jumlah yang banyak tersebut disebut bioaktivator yang dapat mempercepat proses pengomposan. Secara alami lama pengomposan bisa mencapai 6 bulan sedangkan dengan pemberian bioaktivator dari limbah buahbuahan hanya memerlukan waktu 1 bulan. Apabila sampah organik yang bersumber dari limbah buah-buahan seperti sisa upakara yadnya bisa dimanfaatkan untuk bioaktivator, maka akan bermanfaat ganda yaitu mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus berguna untuk proses mempercepat pengoposan. SARAN Masih diperlukan upaya penelitian lebih lanjut untuk mengindentifikasi jenisjenis mikroorganisme yang terdapat dalam bioaktivator yang dihasilkan. Bagi masyarakat hendaknya memperhatikan lingkungan dengan turut mengolah limbah organiknya menjadi kompos. Untuk mempercepat proses pengomposan gunakan bioaktivator dari limbah-buah-buahan yang mudah dibuat. Bagi petani hendaknya teknologi pembuatan bioaktivator ini dapat dilakukan untuk mendapatkan pupuk kompos dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat untuk memenuhi kebutuhan petani sehingga bisa menjaga kualitas tanah dan terbebas dari ketergantungan pada pupuk kimia. DAFTAR PUSTAKA Murbandono, 2000. Manfaat Bahan Organik bagi tanaman. Puslit Biologi, LIPI, Bogor. BPTP Jakarta. 2007. Pemanfaatan Limbah Sayuran dan Buah-buahan sebagai Pupuk Organik Cair dan Pakan Ternak. Pada Website http://jakarta.litbang.pertanian.go.id. Diakses tanggal 30 Januari 2014 Putrawan. 2010. Permasalahan Sampah Sisa Upacara. Pada Website http://majalahhinduraditya.blogspot.com/ diakses tanggal 12 Januari 2014 Rosmarkam, Afandhie & Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Zuremi. 2011. Kompos dan Proses Pembuatannya. Terdapat ada http://pertanianzuremi.blogspot.com. Diakses tanggal 12 Januari 2014 1233