PEMANFAATAN LIMBAH BUAH- BUAHAN DALAM PEMBUATAN BIOAKTIVATOR SEDERHANA UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PENGOMPOSAN(STUDI PENDAHULUAN) Ilma Wiryanti, SPd, MPd. SMA Negeri 3 Singaraja. Bali. e-mail: ilmaw_bali@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan menemukan teknologi pembuatan bioaktivator untuk mempercepat proses pengomposan dengan memanfaatkan limbah buah-buahan. Limbah buah-buahan yang dimarjinalkan masih banyak mengandung nutrisi yang bisa dimanfaatkan oleh berbagai mikroorganisme yang menguntungkan seperti berbagai bakteri yang berperan dalam proses pengomposan. Metode yang dilakukan adalah deskriptif dengan mendeskripsikan hasil pengamatan terhadap proses pembuatan bioaktivator dan proses pengomposan dengan bioaktivator. Cara pembuatan bioaktivator adalah dengan mencincang limbah buah-buahan dan merendamnya di dalam air sumur yang sudah ditambah dengan 2 sendok gula merah. Setelah 14 hari fermentasi, dihasilkan jumlah mikroorganisme yang cukup padat yang disebut bioaktivator (starter bakteri). Bioaktivator digunakan untuk mempercepat pengomposan. Dari hasil pengomposan dengan menggunakan bioaktivator tersebut bisa mempersingkat waktu pengomposan menjadi 1 bulan, Proses pengomposan ini lebih cepat dibandingkan tanpa menggunakan bioaktivator yang memakan waktu 3-6 bulan. Kata kunci: limbah buah, bioaktivator, pengomposan Abstract This studyaims tofind abio-activatormanufacturing technologyby utilizingthe wastefruit. Wastefruitinmarginalizedstill contains manynutrientsthat can beutilized bya variety ofbeneficial microorganismssuch asbacteriathat play a rolein composting. The method usedisdescriptivetodescribethe observation ofthe process of makingbioactivatorandthecomposting processwith abio-activator. How to manufacturebio-activatorisby choppingthe wastefruitandsoaking itin waterwellsplus2 tablespoonsbrown sugar. After 14days of fermentationproduceda pretty solidamount ofmicroorganismscalled abio-activator(starter bacteria). Thebio-activatoris used tohasten decomposition. From the results ofcompostingby usingbio-activatorthatcanshortenthe composting timeto 1month, the compostingprocessis faster thanwithout the use ofbio-activatorthat takes3-6months. Keywords: fruit waste, bio-activator, composting 1229
PENDAHULUAN Pembuatan kompos secara tradisional memerlukan waktu yang lama (3-6 bulan). Hal ini juga diungkapkan oleh Murbandono (2000) yang menyatakan bahwa di alam terbuka, kompos bisa terjadi dengan sendirinya, lewat proses alamiah. Namun proses tersebut berlangsung lama sekali padahal kebutuhan akan tanah yang subur sudah mendesak. Oleh karenanya, proses tersebut perlu dipercepat dengan bantuan manusia. Dengan cara yang baik, proses mempercepat pembuatan kompos berlangsung wajar sehingga bisa diperoleh kompos yang berkualitas baik. Penggunaan bioaktivator(starter bakteri) dapat mempersingkat waktu pembuatan kompos menjadi 2-4 minggu. Selama ini kita membeli bioaktivator dengan harga yang cukup mahal, sesungguhnya kita bisa membuat sendiri dari limbah buah-buahan dan alatalat yang sederhana yang ada disekitar kita. Kita sering tidak mau memakan lagi buah yang mengalami sedikit pembusukan, apalagi ketika musim buah dimana buah sangat melimpah. Sehingga banyak buah yang terbuang sia-sia menjadi sampah. Begitu juga pada saat hari raya. Orang Hindu Bali bersembahyang dengan menggunakan sarana berupa buahbuahan, bunga, daun, dan lain-lain. Banyak sekali buah yang tidak termakan yang akhirnya dibuang sebagai sampah. Sampah dalam pola pikir kita dianggap sebagai suatu yang menjijikan dan menjadi posisi tersudut atau marginal. Padahal sampah bisa jadi merupakan suatu anugerah bagi kita. Seharusnya posisi marginal dari sampah itu dirubah dalam pemikiran kita untuk menjadi suatu yang berguna. Buah-buah yang sebagian besar merupakan unsur organik yaitu sampah yang bisa terurai dan mudah membusuk. Didalam buah masih banyak terkandung nutrisi yang bisa dimanfaatkan oleh berbagai mikroorganisme yang menguntungkan seperti berbagai bakteri dan jamur yang berperan dalam proses pengomposan. Limbah buah-buahan dapat dibuat menjadi bioaktivator dengan teknologi yang sederhana dan menggunakan peralatan yang telah ada di rumah tangga. Bioaktivator dikenal dengan istilah lain Effective Microorganism (EM) merupakan kumpulan ragam mikroba fermentatif, yang berfungsi dalam fermentasi material organik. Dikenal lima kelompok mikroba fermentatif utama meliputi: Bakteri fotosintetik, Lactobacillus, Streptomyces, ragi (yeast), dan Actinomycetes. Bagaimanakah cara membuat bioaktivator dari limbah buah-buahan dan apakah pengomposan dengan menggunakan biokativator dari limbah buah-buahan dapat mempersingkat waktu pengomposan? METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan pengamatan langsung yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena sebagaimana adanya fenomena tersebut tanpa melakukan manipulasi atau pengontrolan data. Data penelitian diperoleh dengan mengamati langsung hasil pembuatan bioaktivator dari limbah buah-buahan dan proses pengomposan dengan bioaktivator dari limbah buah-buahan kemudian mendeskripsikan kualitas produk secara deskriptif. Prosedur penelitian: A. Pembuatan Bioaktivator Alat dan bahan untuk pembuatan bioaktivator : 1. 1 kg sampah buah (nanas, pisang, salak dll) 2. 200 g gula pasir/ gula aren 3. 3 liter air tanah/ tanah 4. Ember plastik 5. Kain kasa 6. Sarung tangan 7. Pisau Cara Membuatnya: 1. Sampah buah dicincang halus, bagian yang busuk dibuang. 2. cacahan buah dibungkus dengan kain kasa, 3. kemudian dimasukkan ke dalam cairan gula yang didapat dengan melarutkan gula dalam 3 liter air sumur/air tanah, 4. diperam selama 14 hari, setiap tiga hari sekali diaduk. 5. hasil bioaktivator dapat langsung diaplikasikan pada sampah atau membiakkan lagi bioaktivator untuk mendapatkan jumlah yang lebih banyak sebelum diaplikasikan dalam pembuatan kompos. 1230
B. Pembiakan Bioaktivator Sebelum Diaplikasikan : 1. Dibuat larutan dengan komposisi: 60 liter air tanah/ sumur ditambah 1 liter bioaktivator dan 1 kg molase. 2. Larutan yang dihasilkan ditampung di dalam ember tertutup. 3. Sampah dapur cincang diwadahi dalam karung tembus air, kemudian dimasukkan ke dalam larutan sampai semua bagian karung terendam. 4. Karung sampah dapur ditindih batu supaya tetap terendam. 5. Ember ditutup rapat, ditempatkan di tempat sejuk, terlindung dari penyinaran matahari langsung, diperam selama tujuh hari. 6. Bioaktivator yang sudah terbentuk dalam jumlah banyak dapat diaplikasikan pada sampah organik. C. Pembuatan Kompos dengan Bioaktivator 1. Cincang sampah organik dengan mencacahnya secara manual atau dengan mesin pencacah. 2. Campur dengan campuran bioaktivator secara merata dengan cara mengaduknya. 3. Masukkan dalam ember komposter atau karung. 4. Fermentasi selama 2-4 minggu, setiap 3 hari di aduk-aduk agar panas dan proses fermentasinya merata. 5. Bila sudah lapuk dan berwarna kehitam-hitaman pupuk sudah bisa dipanen untuk diaplikasikan pada tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pembuatan Bioaktivator Berdasarkan hasil pengamatan langsung setelah dilakukan fermentasi didapat larutan yang berwarna coklat muda bening dan pada permukaannya terlihat seperti lapisan nata tipis dalam media juga tercium aroma yang khas seperti wine (gambar 1). Gambar 1: Hasil Fermentasi Limbah Buah (Bioaktivator) Setelah dilakukan pengamatan dengan mikroskop dengan pembesaran 400 kali pada media air tanah didapatkan koloni bakteri yang telah tumbuh padat (gambar 2). Gambar 2. Hasil Pengamatan Mikroskop pada Bioaktivator (400x) B. Hasil Pembuatan Kompos dengan Bioaktivator Setelah dilakukan pengomposan sampah dengan menggunakan bioaktivator dari limbah buah-buahan yang difermentasi selama sebulan. Pada hari ke 30 terlihat sampah organik telah berubah warna menjadi coklat kehitaman dengan tekstur yang remah (lapuk) sehingga sudah bisa di panen (gambar 3), sedangkan sampah yang difermentasi tanpa bioaktivator teksturnya masih keras seperti daun. 1231
membentuk koloni. Sehingga akan mudah Proses pengomposan Hasil pengomposan setelah 30 hari Gambar 3. Proses Pengomposan dan Hasil Kompos Setelah 30 Hari Teknologi pembuat bioaktivator dari limbah buah-buahan sangat mudah dilakukan dan bisa menggunakan alat-alat yang sederhana, yaitu dengan cara merendam limbah buah yang sudah dicincang di dalam air tanah yang mengandung mikroorganisme. Nutrisi yang ada dalam buah-buahan akan keluar dan larut dalam air tanah sehingga bisa menjadi nutrisi bagi mikroorganisme. Berdasarkan hasil kajian BPTP Jakarta tahun 2007 secara laboratoris, bahan organik cair yang berasal dari saripati limbah sayuran dan buahan memenuhi syarat sebagai pupuk, baik sebagai sumber unsur makro maupun mikro. Kandungan unsur makro yang meliputi N, P, K, Ca, Mg sedangkan unsur hara mikro meliputi Fe, Mn, Cu, dan Zn. Kandungan nutrient yang berlimpah pada buah-buahan dan air gula yang ada dalam media akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme. Dengan demikian diperoleh larutan bioaktivator yang berisi mikroorganisme dengan jumlah yang padat. Namun dalam penelitian ini belum dapat diidentifikasi mikroorganisme apa saja yang berkembang. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi jenis bakteri pengomposan yang diperoleh dengan mengisolasi bakteri yang diperoleh. Salah satu cara untuk melakukan isolasi adalah dengan menggoreskan suspensi campuran sel pada permukaan media padat dalam cawan petri, kemudian menginkubasinya. Dengan cara ini setiap sel akan tumbuh untuk memisahkannya. Setelah dihasilkan bioaktivator dari buah-buahan kemudian digunakan untuk membuat kompos. Jumlah mikroorganisme pengurai yang sangat padat, bila digunakan untuk pengomposan akan mempercepat proses pengomposan. Fenomena ini didukung oleh pendapat Rosmarkam dan Yuwono (2002) yang menyatakan bahwa pada dasarnya pengomposan merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikroba agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik dan mikroba tersebut diantaranya bakteri, fungi, dan jasad renik lainnya. Pembuatan kompos secara tradisional memerlukan waktu yang lama (3-6 bulan), dengan menggunakan bioaktivator (starter bakteri) yang dibuat dari limbah buah-buahan dan bahan-bahan yang sederhana, waktu pembuatan kompos menjadi lebih singkat menjadi 1 bulan. Hasil ini sesuai dengan hasil yang ditemukan oleh Zuremi (2011) yang menyatakan pengomposan akan berlangsung lama jika jumlah mikroorganisme pada awalnya sedikit. Populasi mikroorganisme selama berlangsungnya perombakan bahan organik terus berubah. Mikroorganisme ini dapat diperbanyak dengan menambahkan starter atau aktivator. Pada proses pengomposan dikenal adanya inokulan (starter atau activator) yaitu bahan yang terdiri dari enzim, asam humat bahan dan mikroorganisme seperti kultur bakteri. Kompos menjadi solusi bagi pencemaran yang disebabkan menumpuknya sampah, dari pada membakar sampah yang bisa mencemarkan lingkungan. Kompos akan membuat lingkungan semakin bersih. Kompos akan menghemat biaya dan 1232
tenaga untuk mengangkut sampah. Kompos bahkan mengubah sampah menjadi lebih bernilai. Bila selama ini para petani berharap banyak pada pupuk kimia, maka kompos bisa diharapkan dalam meningkatkan hasil panen. Kompos yang diberikan akan mengembalikan kualitas tanah kembali ke asalnya. Kompos menambah unsur hara pada tanah, yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman dan hasil panen nantinya. Kompos juga akan memangkas penggunaan pupuk kimia yang digunakan petani dalam meningkatkan hasil panennya. Dengan demikian akan ada penghematan yang signifikan pada penggunaan pupuk kimia, sehingga efisiensi dalam pertanian semakin baik. Ini akan meningkatkan keuntungan bagi para petani. Dengan mudahnya teknologi pembuatan bioaktivator untuk mempercepat pembuatan kompos tentu akan bermanfaat sekali bagi lingkungan dan usaha pertanian. Sehingga petani terlepas dari ketergantungan pada pupuk kimia. Dengan bioaktivator ini akan diperoleh pupuk kompos dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat untuk memenuhi kebutuhan petani. Apalagi bahan mentah untuk pembuatan bioaktivator dan pupuk kompos sangat melimpah di areal pertanian. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Setelah melakukan langkah kerja di atas didapat sebuah kesimpulan bahwa pemberian nutrisi dari limbah buah-buahan yang cukup pada air tanah yang sudah terdapat mikroorganisme pengurai akan memacu pertumbuhan mikroorganisme. Bakteri yang tumbuh dalam jumlah yang banyak tersebut disebut bioaktivator yang dapat mempercepat proses pengomposan. Secara alami lama pengomposan bisa mencapai 6 bulan sedangkan dengan pemberian bioaktivator dari limbah buahbuahan hanya memerlukan waktu 1 bulan. Apabila sampah organik yang bersumber dari limbah buah-buahan seperti sisa upakara yadnya bisa dimanfaatkan untuk bioaktivator, maka akan bermanfaat ganda yaitu mengurangi pencemaran lingkungan sekaligus berguna untuk proses mempercepat pengoposan. SARAN Masih diperlukan upaya penelitian lebih lanjut untuk mengindentifikasi jenisjenis mikroorganisme yang terdapat dalam bioaktivator yang dihasilkan. Bagi masyarakat hendaknya memperhatikan lingkungan dengan turut mengolah limbah organiknya menjadi kompos. Untuk mempercepat proses pengomposan gunakan bioaktivator dari limbah-buah-buahan yang mudah dibuat. Bagi petani hendaknya teknologi pembuatan bioaktivator ini dapat dilakukan untuk mendapatkan pupuk kompos dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat untuk memenuhi kebutuhan petani sehingga bisa menjaga kualitas tanah dan terbebas dari ketergantungan pada pupuk kimia. DAFTAR PUSTAKA Murbandono, 2000. Manfaat Bahan Organik bagi tanaman. Puslit Biologi, LIPI, Bogor. BPTP Jakarta. 2007. Pemanfaatan Limbah Sayuran dan Buah-buahan sebagai Pupuk Organik Cair dan Pakan Ternak. Pada Website http://jakarta.litbang.pertanian.go.id. Diakses tanggal 30 Januari 2014 Putrawan. 2010. Permasalahan Sampah Sisa Upacara. Pada Website http://majalahhinduraditya.blogspot.com/ diakses tanggal 12 Januari 2014 Rosmarkam, Afandhie & Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Zuremi. 2011. Kompos dan Proses Pembuatannya. Terdapat ada http://pertanianzuremi.blogspot.com. Diakses tanggal 12 Januari 2014 1233