BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. jaminan demi keamanan pemberian kredit tersebut. 1

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan suatu perikatan. Perikatan lahir dari sebuah perjanjian, tetapi ada juga

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pengertian kredit menurutundang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga atau industri yang bergerak di bidang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan ini dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara hukum. Hal ini tertera pada Undang-Undang Dasar 1945

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering dijumpai perbuatan hukum peminjaman uang antara dua orang atau lebih. Perjanjian yang terjalin antara dua orang atau disebut dengan istilah perjanjian hutang piutang. Istilah perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata (yang selanjutnya disebut KUH Perdata) masuk pada perjanjian pinjam meminjam sebagaimana yang ditentukan dalam ketentuan Pasal 1754 KUH Perdata yang berbunyi Pinjam-meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang menghabis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang terakhir ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari jenis dan mutu yang sama pula. Utang atau pinjaman uang merupakan perbuatan normal dalam masyarakat Indonesia baik pinjaman yang adanya bunga pinjaman maupun yang tidak memakai bunga pinjaman. Pelaksanaan perjanjian utang piutang dalam dunia perbankan disebut dengan istilah kredit. 1 Pengertian kredit menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perbankkan adalah sebagai berikut: 1 R. Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Cet.1 (Bandung : PT. Citra Adita Bakti), 1999, hlm. 1. 1

2 Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah beda. Mengingat pentingnya kedudukan dana perkreditan tersebut, sudah semestinya jika pemberi dan penerima kredit serta pihak lain yang terkait mendapat perlindungan melalui suatu lembaga hak jaminan yang kuat dan dapat pula memberikan kepastian hukum. 2 Perbuatan perjanjian kredit secara tertulis atau secara kontrak dan penyerahan barang jaminan atau agunan oleh pihak debitur kepada kreditur sangat diperlukan karena keduanya memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi para pihak, sehingga apabila terjadi perselisihan, maka para pihak yang berkepentingan dapat mengajukan perjanjian kredit yang telah dibuat sebagai dasar hukum untuk menuntut pihak yang telah merugikan. Penyerahan barang jaminan atau agunan merupakan syarat mutlak dalam pemberian kredit oleh pihak kreditur. Penggunaan hak atas tanah sebagai jaminan dalam pemberian kredit dianggap paling aman oleh pihak kreditur karena pada umumnya mudah dijual, harganya terus meningkat, tidak mudah musnah, mempunyai tanda bukti hak, serta dapat dibebani hak tanggungan yang memberikan kedudukan istimewa kepada kreditur sebagai kreditur preferen. 2 Usman Rachmadi, Pasal-Pasal Tentang Hak Tanggungan atas Tanah, (Jakarta: Djembatan), 1999, hal. 22.

3 Penggunaan hak atas tanah sebagai jaminan diatur dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah adalah sebagai berikut: Hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan, adalah jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain. Kedudukan kreditur yang diutamakan inilah yang dapat membuat seorang kreditur melakukan eksekusi terhadap barang jaminan atau agunan milik debitur. Hal tersebut diatur didalam Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan, yang mejelaskan jika seorang debitur melakukan cidera janji atau wanprestasi, maka pemegang hak tanggungan pertama mempunyai hak untuk menjual objek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan. Praktek pelaksanaan utang piutang atau kredit yang terjadi pada warga di kabupaten Karanganyar, dimana pihak kreditur dapat memberikan pinjaman kredit tanpa jaminan atau agunan dan tidak melakukan perjanjian kredit sesuai dengan ketentuan serta berlandaskan kepercayaan terhadap calon debiturnya. Perjanjian kredit non kontraktual sering terjadi dimasyarakat secara umum, dimana pihak kreditur dalam memberikan pinjaman hutang kepada debitur tidak dibuat secara tertulis, tetapi hanya berdasarkan unsur

4 kepercayaan saja. Berkaitan dengan perjanjian kredit non kontraktual yang sering terjadi di masyarakat, hal tersebut sesuai dengan pandangan Stewart Macalaw, yang mengatakan bahwa pelaku bisnis sering lebih cenderung mempercayai kata-kata kecap, surat pendek, jabatan tangan, atau kejujuran dan kesopanan yang sudah lumrah, kendati transaksi itu mengandung resiko yang besar. 3 Fakta yang terjadi pada perjanjian kredit non kontraktual, kedudukan kreditur (pemberi hutang) sangat lemah, begitu pula dengan kedudukan debitur sebab apabila terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh debitur, pihak kreditur tidak dapat melakukan eksekusi barang jaminan, sebab barang jaminan yang diserahkan oleh debitur tidak didaftarkan secara hak tanggungan, sehingga ketika kreditur akan melakukan penjualan barang jaminan harus meminta persetujuan dari pihak debitur. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN KREDIT KONTRAKTUAL DAN NON KONTRAKTUAL DENGAN JAMINAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR. B. Pembatasan Masalah Agar penelitian dapat berjalan secara terarah dalam hubungannya dengan pembahasan permasalahan, maka diperlukan pembatasan masalah 3 Stewart Macalaw, Non-Contractual Relations in Business, American Sociological Review, Hal. 55-57.

5 yang diteliti. Pembatasan ini setidaknya memberikan gambaran kemana arah penelitian dan memudahkan penelitian dalam menganalisis permasalahan yang sedang diteliti. Penelitian ini dibatasi pada perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian kredit kontraktual dan non kontraktual dengan jaminan sertifikat hak milik di Kabupaten Karanganyar. C. Rumusan Masalah Di dalam penelitian skripsi ini diperlukan adanya penelitian yang dapat memberikan arah yang menuju pada tujuan yang ingin dicapai, sehingga dalam hal ini diperlukan adanya perumusan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan di dalam penulisan skripsi ini agar dapat terhindar dari kesimpangsiuran dan ketidakkonsistenan di dalam penulisan. Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah praktik pelaksanaan perjanjian kredit kontraktual dan non kontraktual dengan jaminan sertifikat hak milik di Kabupaten Karanganyar? 2. Permasalahan apa saja yang muncul dalam perjanjian kredit kontraktual dan non kontraktual dengan jaminan sertifikat hak milik di kabupaten Karanganyar? 3. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian kredit kontraktual dan non kontraktual dengan jaminan sertifikat hak milik di Kabupaten Karanganyar?

6 D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui praktik pelaksanaan perjanjian kredit kontraktual dan non kontraktual dengan jaminan sertifikat hak milik di Kabupaten Karanganyar. 2. Mengetahui permasalahan yang muncul dalam perjanjian kredit kontraktual dan non kontraktual dengan jaminan sertifikat hak milik di kabupaten Karanganyar. 3. Mengetahui perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian kredit kontraktual dan non kontraktual dengan jaminan sertifikat hak milik di Kabupaten Karanganyar. E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini, kegunaan utama dari penelitian ini diharapkan tercapai, yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara umum dan Ilmu Hukum pada khususnya terutama Hukum Perdata; b. Untuk memperoleh masukan yang dapat digunakan almamater dalam mengembangkan bahan-bahan perkuliahan yang telah ada; c. Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam kaitannya dengan pelaksanaan perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian

7 kredit kontraktual dan non kontraktual dengan jaminan sertifikat hak milik di Kabupaten Karanganyar 2. Manfaat Praktis a. Dapat memberikan sumbangan jawaban masalah yang sedang diteliti oleh penulis; b. Untuk lebih mengembangkan daya pikir dan analisa yang akan membentuk pola pikir dinamis, sekaligus mengukur sejauh mana kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.; c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memberi masukan serta tambahan pengetahuan bagi para pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. F. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Masalah Untuk memperoleh suatu pembahasan sesuai dengan apa yang terdapat di dalam tujuan penyusunan bahan analisis, maka dalam penulisan skripsi ini menggunakan suatu metode pendekatan secara Yuridis Empiris, yaitu suatu pendekatan yang dilakukan untuk menganalisis tentang sejauh manakah suatu peraturan / perundangundangan atau hukum yang sedang berlaku secara efektif. 4 Dalam hal ini pendekatan tersebut digunakan untuk menganalisis secara kualitatif tentang pelaksanaan perlindungan hukum bagi para pihak dalam 4 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press), Hal. 10.

8 perjanjian kredit kontraktual dan non kontraktual dengan jaminan sertifikat hak milik di Kabupaten Karanganyar. 2. Sifat Penelitian Spesifikasi di dalam penulisan hukum ini bersifat deskriptif analitis. Suatu penulisan deskriptif analitis berusaha menggambarkan masalah hukum, sistem hukum dan mengkajinya atau menganalisisnya sesuai dengan kebutuhan dari penelitian bersangkutan. 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan sumber data, karena melalui pengumpulan data ini akan diperoleh data yang diperlukan untuk selanjutnya dianalisis sesuai dengan yang diharapkan. Berkaitan dengan hal tersebut penulis memperoleh data primer melalui wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berwenang dan mengetahui serta terkait dengan pelaksanaan perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian kredit kontraktual dan non kontraktual dengan jaminan sertifikat hak milik di kabupaten Karanganyar. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan, dalam hal ini diperoleh dengan wawancara, yaitu cara

9 memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada pihak-pihak yang diwawancarai, yaitu: 1) Kreditur atau pihak yang memberikan hutang 2) Debitur atau pihak yang menerima hutang Sistem wawancara yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, artinya terlebih dahulu dipersiapkan daftar pertanyaan sebagai pedoman tetapi masih dimungkinkan adanya variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi pada saat wawancara dilakukan. 5 b. Data Sekunder Data yang mendukung keterangan atau menunjang kelengkapan data primer, yang terdiri dari : 1) Peraturan Perundang-undangan. a) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan b) Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan 2) Buku-buku yang terkait dengan penelitian. 4. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh baik dari studi lapangan maupun studi dokumen pada dasarnya merupakan data tataran yang dianalisis secara deskriptif-kualitatif, yaitu setelah data terkumpul kemudian dituangkan dalam bentuk uraian logis dan sistematis, selanjutnya dianalisis untuk 5 Soetrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Hukum Psikologi UGM), 1986, Hal. 26.

10 memperoleh kejelasan penyelesaian masalah, kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif, yaitu dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat khusus. 6 Dalam penarikan kesimpulan, penulis menggunakan metode deduktif. Metode deduktif adalah suatu metode penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju penulisan yang bersifat khusus. G. Sistematika Skripsi Untuk memudahkan pemahaman dalam pembahasan dan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai keseluruhan penulisan penelitian ini, maka penulis akan menguraikan sistematika skripsi yang terdiri dari 4 (empat) bab dan tiap-tiap bab dibagi dalam sub-sub bab yang disesuaikan dengan lingkup pembahasannya, adapun sistematika penulisan penelitian ini yaitu sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Skripsi. Bab II Tinjauan Pustaka. Pada bab kedua ini memuat tentang Tinjauan Umum tentang Perjanjian yang terdiri dari: Pengertian Perjanjian atau Kontrak Pada Umumnya, Asas-asas Perjanjian atau Kontrak, Jenis-Jenis Perjanjian atau Kontrak, Syarat-Syarat Perjanjian atau Kontrak, Wanprestasi, Berakhirnya Perjanjian atau Kontrak, dan Perjanjian Kontraktual. sedangkan 6 Soerjono Soekanto, Op. Cit, Hal. 10.

11 Sub Bab Kedua yaitu Tinjauan Umum tentang Perjanjian Kredit, terdiri dari: Pengertian Perjanjian Kredit, Pengertian Kredit, Unsur-Unsur Kredit, Jaminan dalam Perjanjian Kredit, Kredit Macet, Hak Tanggungan, Proses Pemberian Hak Tanggungan, dan Eksekusi Hak Tanggungan. Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang memuat Hasil Penelitian Praktik Pelaksanaan Perjanjian Kredit Kontraktual dan non kontraktual dengan jaminan sertifikat hak milik di Kabupaten Karanganyar. Sub Bab berikutnya memuat Hasil Penelitian Permasalahan Yang Muncul Dalam Perjanjian Kredit Kontraktual Dan Non Kontraktual Dengan Jaminan Sertifikat Hak Milik Di Kabupaten Karanganyar, Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kontraktual dan Non Kontraktual Dengan Jaminan Sertifikat Hak Milik di Kabupaten Karanganyar. Dilanjutkan Dengan Pembahasan tentang Praktik Pelaksanaan Perjanjian Kredit Kontraktual dan Non Kontraktual Dengan Jaminan Sertifikat Hak Milik Di Kabupaten Karanganyar, Permasalahan Yang Muncul Dalam Perjanjian Kredit Kontraktual Dan Non Kontraktual Dengan Jaminan Sertifikat Hak Milik Di Kabupaten Karanganyar, serta Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kontraktual dan Non Kontraktual Dengan Jaminan Sertifikat Hak Milik di Kabupaten Karanganyar. Bab IV Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.