BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Malang 1. Kondisi Geografis Kota Malang terletak di Provinsi Jawa Timur, Kota ini terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur. Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisonal yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern.gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06 -- 112,07 kbujur Timur dan 7,06-8,02 klintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : KecamatandSingosari dan Kec.kKarangploso Kabupaten Malang b. Sebelah Timur : Kecamatan Pakiskdan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malanghhh c. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang d. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang 42
Gambar 3.1 Peta Wilayah Administratif Kota Malang Sumber: http://malangkota.go.id Kota Malang sebagai Kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya mempunyai fungsi dan peran yang regional. Fungsi dan peran Kota Malang berdasarkan potensi wilayah dan fungsi perannya dengan wilayah sekitarnya terdiri atas : pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pelayanan umum, pusat pendidikan, pusat pengelolaan bahan baku dan kegiatan industri, pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya, pusat pelayanan kesehatan, pusat transportasi, dan pusat pelayanan sarana wisata. Selanjutnya ditetapkan rencana fungsional kegiatan primer Kota Malang adalah industri, perdagangan, pergudangan dan transportasi. Selanjutnya Kota Malang dalam menjalankan pemerintahan mengarah pada motto Kota Malang sebagai Kota Pendidikan, Kota 43
Industri, dan Kota Pariwisata, yang kemudian dikenal dengan istilah Tri Bina Cita. Sejalan perkembangan tersebut urbanisasi terus berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat di luar kemampuan pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang selanjutnya akan berakibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang dianggap tidak bertuan. Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya. Gejala-gejala itu cenderung terus meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang terjadi seandainya masalah itu diabaikan. Grafik Luas Wilayah per Kecamatan di Kota Malang (km2) 8% 21% 19% 16% 36% Kedungkandang (36%) Blimbing (16%) Sukun (19%) Klojen (8%) Lowokwaru (21%) Gambar 3.2 Grafik Luas Wilayah per Kecamatan di Kota Malang Sumber: RPJMD kota Malang 2014-2018 44
2. Aspek Demografi Tabel 3.1 Data Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun 2009-2013 Data Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun 2009 2013 2009 820.857 Jiwa 2010 820.243 Jiwa 2011 827.297 Jiwa 2012 845.252 Jiwa 2013 845.683 Jiwa Sumber : Dispenduk Capil Kota Malang Berdasarkan Tabel diatas jumlah penduduk Kota Malang terus meningkat setiap tahunnya. Ditinjau dari sebaran jumlah penduduk pada 5 Kecamatan, Kecamatan Lowokwaru memiliki jumlah penduduk terbanyak. Kemudian diikuti dengan Kecamatan Sukun, Kedungkandang, Blimbing, dan Klojen. Dilihat dari data yang ada Kecamatan Lowokwaru jumlah penduduknya paling tinggi, sehingga interaksi penduduk di Kecamatan Lowokwaru sangat tinggi. Hal ini di manfaatkan pengedar narkoba untuk memperluas jaringannya di wilayah Kecamatan Lowokwaru. Hal didukung oleh data penelitian yang dimana peredaran narkoba tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan Lowokwaru. 45
Tabel 3.2 Jumlah Pengangguran di Kota Malang Pengangguran Laki - Laki Perempuan 19.443 Jiwa 10,162 Jiwa Jumlah 29.606 Jiwa Sumber : Badan Statistilk Kota Malang Hal tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat pengangguran di Kota Pendidikan ini yang masih sangat tinggi. Angka pengangguran di Kota Malang mencapai 29.606 jiwa pada tahun 2015. 1 Pengangguran ini didominasi oleh laki laki sebanyak 19.443 jiwa. Sedangkan perempuan sebanyak 10.162 jiwa. Pengangguran di Kota Malang dipengaruhi oleh mobilitas penduduk yang tidak bisa mengembangkan potensi sumber daya masyarakat (SDM) serta potensi wilayah Kota Malang yang sangat menarik dari sektor ekonomi dari sisi wisata. Dari data pengangguran tersebut bisa disimpulkan bahwa angka pengangguran yang tinggi dapat mempengaruhi pula tingkat kriminalitas yang terjadi. Hal tersebut dikaitkan dengan penggunaan narkoba pada kalangan pengangguran. Narkoba juga menyebar luas dikalangan mahasiswa yang merupakan pendatang di Kota Malang, seperti halnya di Kecamatan Lowokwaru yang menurut letak geografisnya dikelilingi oleh banyak kampus seperti; Universitas Brawijata, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas islam Malang. 1 Data Badan Pusat Statistik Kota Malang 46
Sesuai dengan data setiap tahunya mahasiswa mengalami jumlah yang meningkat pada tahun 2016 peningkatan mahasiswa dari keseluruhan universitas sebesar 35.944 mahasiswa seperti data tabel dibawah ini. Tabel 3.3 Jumlah Mahasiswa di Kecamatan Lowokwaru NO UNIVERSITAS JUMLAH MAHASISWA 1 Universitas Brawijaya 12.050 Mahasiswa 2 UMM 6.900 Mahasiswa 3 Universitas Negeri Malang 11.194 Mahasiswa 4 Universitas Islam Malang 2.500 Mahasiswa 5 UIN Malang 3.300 Mahasiswa Sumber: Data diolah oleh penulis Banyaknya kampus di Kecamatan Lowokwaru berarti banyaknya pula mahasiswa pendatang dari luar kota yang berada di Kota Malang, hal ini dimanfaatkan oleh pengedar narkoba untuk mengedarkan narkoba pada kalangan mahasiswa. Oleh sebab itu banyak dari pihak kampus yang melakukan kerjasama dengan BNN Kota Malang utnuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba kepada mahasiswanya. BNN Kota Malang menyadari bahwa upaya P4GN akan lebih cepat terlaksana dengan adanya peran serta dari seluruh masyarakat. 47
Grafik 3.1 Jumlah Penduduk Tahun 2009-2013 Jumlah Penduduk Tahun 2009-2013 850000 845000 840000 835000 830000 825000 820000 815000 810000 805000 800000 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: RPJMD Kota Malang Tahun 2014-2018 3. Visi Misi Kota Malang a. Visi Pemerintah Kota Malang mempunyai visi sebagai berikut : Terwujudnya Kota Malang Sebagai Kota Pendidikan Yang Berkualitas, Kota Sehat dan Ramah Lingkungan, Kota Pariwisata Yang Berbudaya, Menuju Masyarakat Yang Maju dan Mandiri Visi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a) Kota Pendidikan Yang Berkualitas, artinya bahwa pembangunan Kota Malang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam arti yang luas. b) Kota Sehat dan Ramah Lingkungan, artinya bahwa pembangunan di Kota Malang diarahkan untuk mewujudkan Kota yang sehat dan berwawasan lingkungan. c) Kota Pariwisata Yang Berbudaya, artinya bahwa pembangunan di Kota Malang diarahkan untuk 48
mewujudkan Kota Malang sebagai kota tujuan wisata dengan tetap melestarikan budaya khas Malangan. d) Menuju Masyarakat Yang Maju dan Mandiri, artinya bahwa tujuan pembangunan yang akan dilakukan adalah untuk mewujudkan masyarakat Kota Malang yang maju dan mandiri. b. Misi Untuk mewujudkan visi diatas, penjabaran misi Kota Malang, adalah : a) Mewujudkan dan mengembangkan pendidikan yang berkualitas. b) Mewujudkan peningkatan kesehatan masyarakat. c) Mewujudkan penyelenggaraan pembangunan yang ramah lingkungan. d) Mewujudkan pemerataan perekonomian dan pusat pertumbuhan wilayah sekitarnya. e) Mewujudkan dan mengembangkan pariwisata yang berbudaya. f) Mewujudkan pelayanan publik yang prima. 4. Pembagian Administratif Secara administratif, Kota Malang terbagi menjadi 5 wilayah Kecamatan yaitu : Kecamatan Blimbing, Kecamatan Klojen, Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Sukun, dan Kecamatan Kedungkandang dengan wilayah 57 Kelurahan, dengan perincian sebagai berikut : Tabel 3.4 Pembagian Administratif Kota Malang a. Kecamatan Kedungkandang, terdiri dari 12 Kelurahan yaitu: 1. Kelurahan Wonokoyo 7. Kelurahan Kotalama 2. Kelurahan Kedungkandang 8. Kelurahan Lesanpuro 3. Kelurahan Madyopuro 9. Kelurahan Sawojajar 4. Kelurahan Tlogowaru 10. Kelurahan Bumiayu 5. Kelurahan Buring 11.Kelurahan Cemorokandang 6. Kelurahan Mergosono b. Kecamatan Sukun, terdiri dari 11 Kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Ciptomulyo 7.Kelurahan Pisangcandi 2. Kelurahan Gadang 8.Kelurahan Karangbesuki 3. Kelurahan Kebonsari 9. Kelurahan Bandulan 4. Kelurahan Bandungrejosari 10. Kelurahan Mulyorejo 5. Kelurahan Sukun 11.Kelurahan Bakalan Krajan 49
6. Kelurahan Tanjungrejo c. Kecamatan Blimbing, terdiri dari 11 kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Balearjosari 7. Kelurahan Purwantoro 2. Kelurahan Arjosari 8. Kelurahan Bunulrejo 3. Kelurahan Polowijen 9. Kelurahan Kesatrian 4. Kelurahan Purwodadi 10. Kelurahan Polehan 5. Kelurahan Blimbing 11. Kelurahan Jodipan 6.Kelurahan Pandanwangi d. Kecamatan Klojen, terdiri dari 11 Kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Klojen 7. Kelurahan Oro-oro Dowo 2. Kelurahan Rampal Claket 8. Kelurahan Bareng 3. Kelurahan Samaan 9. Kelurahan Gading Kasri 4. Kelurahan Kidul Dalam 10.Kelurahan Penanggungan 5. Kelurahan Sukoharjo 11. Kelurahan Kauman 6. Kelurahan Kasin e. Kecamatan Lowokwaru, terdiri dari 12 Kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Tasik Madu 7. Kelurahan Ketawanggede 2. Kelurahan Tunggul Wulung 8. Kelurahan Jatimulyo 3. Kelurahan Tlogomas 9. Kelurahan Tunjungsekar 4. Kelurahan Merjosari 10. Kelurahan Mojolangu 5. Kelurahan Dinoyo 11. Kelurahan Tulusrejo 6. Kelurahan Sumbersari 12. Kelurahan Lowokwaru B. Perkembangan Narkoba di Kota Malang 1. Sejarah BNN Kota Malang Badan Narkotika Nasional Kota Malang adalah lembaga Pemerintah vertikal yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Badan Narkotika Nasional Provinsi. Badan Narkotika Nasional Kota Malang merupakan lembaga yang bertujuan untuk melakukan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dengan kegiatan melalui Bidang Pencegahan, Bidang Pemberdayaan Masyarakat, dan Bidang Pemberantasan. Sebelum vertikalisasi, Badan Narkotika Nasional Kota Malang merupakan sebuah badan atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) 50
yang berada dibawah pemerintah Kota Malang dikepalai oleh Kepala Badan Narkotika Kota Malang yang dijabat oleh Hennry Budiman, S.Sos., MM. Pembaharuan surat keputusan tersebut antara lain adalah adanya jabatan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) yang dijabat oleh Komisaris Polisi Drs. Bambang Andjar Soepeno, S.H., M.Si. adapun tugas sehari-hari adalah melaksanakan fungsi pelaksana harian Ketua Harian Badan Narkotika Nasional Kota Malang. Sedangkan anggota dari BNN Kota Malang adalah dari berbagai unsur Pemerintahan, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Lapas, dan Militer yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan Narkoba. BNN Kota Malang mengemban tugas sebagai Badan Koordinasi antar Lembaga dalam melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba di Kota Malang, selain itu BNN Kota Malang sebagai ujung tombak pelaksanaan upaya Pencegahan agar masyarakat mempunyai daya cegah tangkal dan imun terhadap penyalahgunaan narkoba, tugas tersebut meliputi upaya promotif dan sosialisasi tentang Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). 2 Kegiatan-kegiatan yang menonjol BNN Kota Malang adalah : a. Melaksanakan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kota Malang melalui sosialisasi dikalangan Pelajar, Mahasiswa, Pekerja (baik PNS maupun Swasta, PKK, dan segala golongan masyarakat) di Kota Malang b. Kaderisasi penyuluh anti Narkoba c. Demonstrasi yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat dimana pelaksanaannya dipimpin oleh Walikota Malang untuk menolak 2 BNN-kotamalang.blogspot.com. diakses tanggal 28 desember 2014 jam 21:24 WIB 51
Penyalahgunaan Narkoba yang melibatkan sebanyak 7000 orang didepan Balai Kota Malang d. Sarana promotif lainnya melalui talkshow di radio dan media televisi lokal e. Menciptakan gerakan masyarakat yang peduli terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dengan mengakomodir aspirasi masyarakat dalam pendirian POSKO GESANK (Pos Komunitas Gerakan Sadar Anti Narkoba) sebagai program andalan BNN Kota Malang yang pernah mendapatkan penghargaan dari BNN Pusat. f. Kegitan-kegiatan lain yang memfokuskan kepada Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) Pada tahun 2009 Pemerintah Republik Indonesia mengesahkan Undangundang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dimana dalam UU tersebut mengamanatkan pembentukan Institusi Badan Narkotika Nasional yang vertical dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 juga mengamanatkan pembentukan Badan Narkotika Nasional di Daerah tingkat II dan Daerah tingkat III secara Vertikalisasi, operasional BNN ditunjang dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang masing-masing dikepalai oleh seorang kepala. Badan Narkotika Nasional di daerah pada pembentukan awal yang diresmikan pada bulan april 2011 oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Bapak Gories Mere adalah sebagai berikut: a. Badan Narkotika Nasional Provinsi yang disingkat BNNP sebanyak 33 Provinsi termasuk BNN Provinsi Jawa Timur 52
b. Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota sebanyak 25 Kab/Kota termasuk BNN Kota Malang Menyusul kemudian pada bulan oktober 2011 menyusul pembentukan BNN Kota/Kabupaten diresmikan oleh Kepala BNN Bapak Gories Mere sebanyak 50 Kota/Kabupaten sehingga saat ini sudah 75 Kota/Kabupaten yang sudah terbentuk Badan Narkotika Nasional. Badan Narkotika Nasional Kota Malang sudah melaksanakan Anggaran APBN sejak dikeluarkannya DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) tahun 2011. Pada tahun 2012 dibangunlah gedung kantor BNN Kota Malang yang dipinjam pakaikan yang berlokasi di Jalan Mayjend Sungkono No. 55 Kelurahan Buring, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang. Gedung kantor BNN Kota Malang dengan ukuran luas 242 m2, memiliki 2 lantai yang dibangun untuk menunjang operasional BNN Kota Malang. Badan Narkotika Nasional Kota Malang merupakan kepanjangan tangan dari Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia yang melaksanakan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di daerah sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Kebijakan Strategi Nasional tentang P4GN. Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkanna Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1971. Menghadapi permasalahan narkoba yang berkecenderungan terus meningkat. Pemerintah DPR-RI mengesahkan Undang-undang nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropia dan Undang-undang nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika. Presiden Abdurrahman Wahid 53
membentuk Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN), dengan keputusan Presiden nomor 116 tahun 1999. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional, BKNN diganti namanya menjadi Badan Narkotika Nasional (BNN) yang mempunyai tugas dan fungsi: a. Mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait perumusan dan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba. BNN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia melalui kordinasi Kepala Kepolisian Republik Indonesia. BNN memiliki tujuan utama yaitu menjadikan Negara Indonesia pada umunya, dan Kota Malang pada khususnya bebas NARKOBA pada tahun 2015. Untuk mencapai tujuannya tersebut, BNN tentu memiliki tugas-tugas ataupun langkah- langkah strategis yang tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2010 Badan Narkotika Nasional Kota Malang adalah Lembaga Pemerintah Vertikal yang berkedudukan di bawah dan di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional. Sebelum vertikalisasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang merupakan sebuah Badan atau SKPD yang berada dibawah Pemerintahan Kota Malang. Kemudian pada bulan April 2011 dibentuk BNN Kota/Kabupaten yang diresmikan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Bapak Gories Mere sebanyak 50 Kota/Kabupaten, hingga saat ini sudah 75 Kota/Kabupaten se Indonesia yang 54
sudah membentuk BNN. BNN Kota Malang merupakan kepanjangan tangan dari Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia yang melaksanakan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba (PG4N) di daerah sesuai dengan amanat Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan Instruksi Presiden nomor 12 tahun 2011 tentang Kebijakan Strategi Nasional tentang PG4N. 2. Visi Misi BNN Kota Malang a. Visi Menjadi perwakilan BNN di kota Malang yang profesional dan mampu menyatukan dan menggerakkan seluruh komponen masyarakat kota Malang dalam melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. b. Misi Bersama instansi pemerintah, swasta dan komponen masyarakat dikota Malang dalam melaksanakan pencegahan, pemberdayaan masyarakat, penjangkauan dan pendampingan serta pemberantasan dalam rangka P4GN. 3. Struktur Organisasi BNN Kota Malang Dalam pelaksanaan P4GN, BNN Kota Malang memiliki struktur organisasi yang melaksanakan tugas di bidang Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Rehabilitasi dan Pemberantasan, struktur organisasi BNN Kota Malang adalah sebagai berikut: 55
Struktur Organisasi BNN Kota Malang Kepala BNN Kepala BNNP Kepala BNN Kota KASUBBAG TATA - Perencana Program dan Anggaran - Penata Usaha Barang Milik / Kekayaan Negara - Pengolah Data - Pengadministrasi Umum - Bendahara Pengeluaran Penata Usaha Barang Kepala Seksi Pencegahan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kepala Seksi Pemberantasan - Penyuluh Gamb - Pengolah Data - Pengadministrasi Umum - Penyuluh - Pengolah Data - Pengadministrasi Umum - Analisis Intelejen Taktis - Analisis Intelejen Produk - Petugas Pemetaan Jaringan Gambar 3.3. Struktur Organisasi BNN Kota Malang Sumber: Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang, 2016 Program kerja BNN Kota Malang meliputi : 1. Membuat masyarakat tahu, paham dan mengerti serta memiliki daya tangkal terhadap Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika 2. Program advokasi terhadap pelaksanaan Inpres No. 12 tahun 2011 tentang Kebijakan Strategi Nasional tentang P4GN 56
3. Program pembentukan lingkungan bebas narkoba yang berbasis pada lingkungan pendidikan, kampus, dan pekerja 4. Program wajib lapor 5. Program pendampingan dan pengantaran para pecandu yang telah wajib lapor untuk mendapatkan rehabilitasi gratis 6. Program pemetaan dan pemberantasan jaringan Narkoba di Kota Malang 7. Program ketata usahaan dan administrasi umum sebagai penunjang program P4GN BNN Kota Malang memiliki fungsi yaitu sebagai berikut. a. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait di Kota Malang dalam penyiapan dan penyusunan kebijakan di bidang ketersediaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, prekursor narkotika dan zat adiktif lainnya. b. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait di Kota Malang dalam pelaksanaan kebijakan dibidang ketersediaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya serta pencegahan permasalahan dalam pelaksanaan tugas. c. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait di Kota Malang dalam kegiatan pengadaan, pengendalian dan pengawasan di bidang narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya. d. Pemutusan jaringan gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya. 57
e. Pelaksanaan kerjasama nasional antar daerah dan wilayah Kota Malang dalam rangka penanggulangan masalah narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya. f. Pembangunan dan pengembangan sistem informasi narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat adiktif lainnya bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional. 58