BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Kota Malang terletak di Provinsi Jawa Timur, Kota ini terletak 90 km

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DAFTAR KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya.

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN BESARAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

S A L I N A N NOMOR 4/D, 2008 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

JADWAL INSTANSI YANG MELAKSANAKAN SHALAT TARAWEH DI MASJID BAITURROHIM BALAIKOTA MALANG TAHUN 1436 H / 2016 M

RANKING NILAI RATA-RATA TAHUN 2011/2012 KOTA MALANG

RANKING NILAI TERTINGGI TAHUN 2011/2012 KOTA MALANG

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten

Jumlah RW RT. Luas Area (Km²) %Terhadap Luas Kota. Kecamatan. Kelurahan

PPWK KONSEP PRASARANA & SARANA PERMUKIMAN ARIS SUBAGIYO/PPWK/2016

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE JALUR WILAYAH

Daftar Lokasi Taman Kota

Sekolah Dasar (SD) Di Kecamatan Blimbing 1. SDN Purwodadi 1 Jl. Ahmad Yani 165A Malang 2. SDN Purwodadi 2 Jl. Plaosan Barat 57 Malang 3.

1. Pendahuluan PEMANFAATAN ARCGIS ONLINE SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN INFORMASI SPASIAL KOTA MALANG

BAB III DESKRIPSI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG. No. 0905/Pdt.G/2013/PA.Mlg. Batas wilayah Kota Malang, adalah:

KEPALADINAS PENDIDIKANKOTAMALANG,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM MALANG

DAFTAR ALAMAT PEJABAT, PERANGKAT DAERAH DAN UNIT KERJA NO. PEJABAT LOKASI KETERANGAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN GEDUNG DAN RUANGAN KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)

BAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

SALINAN NOMOR 26/E, 2009

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

LAPORAN KINERJA TAHUNAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA

BAB III PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG TENTANG CERAI GUGAT KARENA ISTRI SELINGKUH

PENGUMUMAN. Salam Pramuka!

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulu, bahwa. keberadaan dokumen RPJMD bukan hanya untuk memenuhi

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN NARKOTIKA KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 02 TAHUN 2009 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA PAYAKUMBUH

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN)

P E M E R I N T A H K O T A D U M A I

BAB III. DESKRIPSI KASUS PENGAJUAN PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 69/Pdt.P/2013/PA.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G

sekolah, diperuntukkan calon peserta didik penduduk Kota Malang b. Jalur online reguler, untuk semua calon peserta didik dengan

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BADAN NARKOTIKA KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN LAMONGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

2 2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 3. Peraturan Ke

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG

2 Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGARUH GAJI, LINGKUNGAN KERJA DAN INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI KPP PRATAMA MALANG UTARA DAN MALANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB III. PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG TENTANG PERMOHONAN IWA<D} PERKARA KHULU DALAM GUGATAN REKONVENSI (Nomor : 1274/Pdt.G/2010/PA.

DAFTAR PUSTAKA. Abd Rahman Ghazaly, Fiqih Munakahat, Bogor, kencana, Aibak Kutbuddin, Kajian Fiqh Kontemporer, Yogyakarta,Penerbit Teras, 2009.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TAPIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN NARKOTIKA KABUPATEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

Nomor: 04/SKB/M.PAN/12/2003. Nomor : 127 Tahun 2003 Nomor : Ol/SKB/XII/2003/BNN.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III. PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG TENTANG PEMBERIAN IZIN POLIGAMI (STUDI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KOTA MALANG No. 913/Pdt.P/2003/PA.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

KEPPRES 116/1999, BADAN KOORDINASI NARKOTIKA NASIONAL

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Malang 1. Kondisi Geografis Kota Malang terletak di Provinsi Jawa Timur, Kota ini terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur. Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisonal yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern.gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada ditengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06 -- 112,07 kbujur Timur dan 7,06-8,02 klintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : KecamatandSingosari dan Kec.kKarangploso Kabupaten Malang b. Sebelah Timur : Kecamatan Pakiskdan Kecamatan Tumpang Kabupaten Malanghhh c. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang d. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang 42

Gambar 3.1 Peta Wilayah Administratif Kota Malang Sumber: http://malangkota.go.id Kota Malang sebagai Kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya mempunyai fungsi dan peran yang regional. Fungsi dan peran Kota Malang berdasarkan potensi wilayah dan fungsi perannya dengan wilayah sekitarnya terdiri atas : pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pelayanan umum, pusat pendidikan, pusat pengelolaan bahan baku dan kegiatan industri, pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya, pusat pelayanan kesehatan, pusat transportasi, dan pusat pelayanan sarana wisata. Selanjutnya ditetapkan rencana fungsional kegiatan primer Kota Malang adalah industri, perdagangan, pergudangan dan transportasi. Selanjutnya Kota Malang dalam menjalankan pemerintahan mengarah pada motto Kota Malang sebagai Kota Pendidikan, Kota 43

Industri, dan Kota Pariwisata, yang kemudian dikenal dengan istilah Tri Bina Cita. Sejalan perkembangan tersebut urbanisasi terus berlangsung dan kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat di luar kemampuan pemerintah, sementara tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang selanjutnya akan berakibat timbulnya perumahan-perumahan liar yang pada umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur hijau, sekitar sungai, rel kereta api dan lahan-lahan yang dianggap tidak bertuan. Selang beberapa lama kemudian daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala dampak bawaannya. Gejala-gejala itu cenderung terus meningkat, dan sulit dibayangkan apa yang terjadi seandainya masalah itu diabaikan. Grafik Luas Wilayah per Kecamatan di Kota Malang (km2) 8% 21% 19% 16% 36% Kedungkandang (36%) Blimbing (16%) Sukun (19%) Klojen (8%) Lowokwaru (21%) Gambar 3.2 Grafik Luas Wilayah per Kecamatan di Kota Malang Sumber: RPJMD kota Malang 2014-2018 44

2. Aspek Demografi Tabel 3.1 Data Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun 2009-2013 Data Jumlah Penduduk Kota Malang Tahun 2009 2013 2009 820.857 Jiwa 2010 820.243 Jiwa 2011 827.297 Jiwa 2012 845.252 Jiwa 2013 845.683 Jiwa Sumber : Dispenduk Capil Kota Malang Berdasarkan Tabel diatas jumlah penduduk Kota Malang terus meningkat setiap tahunnya. Ditinjau dari sebaran jumlah penduduk pada 5 Kecamatan, Kecamatan Lowokwaru memiliki jumlah penduduk terbanyak. Kemudian diikuti dengan Kecamatan Sukun, Kedungkandang, Blimbing, dan Klojen. Dilihat dari data yang ada Kecamatan Lowokwaru jumlah penduduknya paling tinggi, sehingga interaksi penduduk di Kecamatan Lowokwaru sangat tinggi. Hal ini di manfaatkan pengedar narkoba untuk memperluas jaringannya di wilayah Kecamatan Lowokwaru. Hal didukung oleh data penelitian yang dimana peredaran narkoba tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan Lowokwaru. 45

Tabel 3.2 Jumlah Pengangguran di Kota Malang Pengangguran Laki - Laki Perempuan 19.443 Jiwa 10,162 Jiwa Jumlah 29.606 Jiwa Sumber : Badan Statistilk Kota Malang Hal tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat pengangguran di Kota Pendidikan ini yang masih sangat tinggi. Angka pengangguran di Kota Malang mencapai 29.606 jiwa pada tahun 2015. 1 Pengangguran ini didominasi oleh laki laki sebanyak 19.443 jiwa. Sedangkan perempuan sebanyak 10.162 jiwa. Pengangguran di Kota Malang dipengaruhi oleh mobilitas penduduk yang tidak bisa mengembangkan potensi sumber daya masyarakat (SDM) serta potensi wilayah Kota Malang yang sangat menarik dari sektor ekonomi dari sisi wisata. Dari data pengangguran tersebut bisa disimpulkan bahwa angka pengangguran yang tinggi dapat mempengaruhi pula tingkat kriminalitas yang terjadi. Hal tersebut dikaitkan dengan penggunaan narkoba pada kalangan pengangguran. Narkoba juga menyebar luas dikalangan mahasiswa yang merupakan pendatang di Kota Malang, seperti halnya di Kecamatan Lowokwaru yang menurut letak geografisnya dikelilingi oleh banyak kampus seperti; Universitas Brawijata, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas islam Malang. 1 Data Badan Pusat Statistik Kota Malang 46

Sesuai dengan data setiap tahunya mahasiswa mengalami jumlah yang meningkat pada tahun 2016 peningkatan mahasiswa dari keseluruhan universitas sebesar 35.944 mahasiswa seperti data tabel dibawah ini. Tabel 3.3 Jumlah Mahasiswa di Kecamatan Lowokwaru NO UNIVERSITAS JUMLAH MAHASISWA 1 Universitas Brawijaya 12.050 Mahasiswa 2 UMM 6.900 Mahasiswa 3 Universitas Negeri Malang 11.194 Mahasiswa 4 Universitas Islam Malang 2.500 Mahasiswa 5 UIN Malang 3.300 Mahasiswa Sumber: Data diolah oleh penulis Banyaknya kampus di Kecamatan Lowokwaru berarti banyaknya pula mahasiswa pendatang dari luar kota yang berada di Kota Malang, hal ini dimanfaatkan oleh pengedar narkoba untuk mengedarkan narkoba pada kalangan mahasiswa. Oleh sebab itu banyak dari pihak kampus yang melakukan kerjasama dengan BNN Kota Malang utnuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba kepada mahasiswanya. BNN Kota Malang menyadari bahwa upaya P4GN akan lebih cepat terlaksana dengan adanya peran serta dari seluruh masyarakat. 47

Grafik 3.1 Jumlah Penduduk Tahun 2009-2013 Jumlah Penduduk Tahun 2009-2013 850000 845000 840000 835000 830000 825000 820000 815000 810000 805000 800000 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber: RPJMD Kota Malang Tahun 2014-2018 3. Visi Misi Kota Malang a. Visi Pemerintah Kota Malang mempunyai visi sebagai berikut : Terwujudnya Kota Malang Sebagai Kota Pendidikan Yang Berkualitas, Kota Sehat dan Ramah Lingkungan, Kota Pariwisata Yang Berbudaya, Menuju Masyarakat Yang Maju dan Mandiri Visi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a) Kota Pendidikan Yang Berkualitas, artinya bahwa pembangunan Kota Malang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam arti yang luas. b) Kota Sehat dan Ramah Lingkungan, artinya bahwa pembangunan di Kota Malang diarahkan untuk mewujudkan Kota yang sehat dan berwawasan lingkungan. c) Kota Pariwisata Yang Berbudaya, artinya bahwa pembangunan di Kota Malang diarahkan untuk 48

mewujudkan Kota Malang sebagai kota tujuan wisata dengan tetap melestarikan budaya khas Malangan. d) Menuju Masyarakat Yang Maju dan Mandiri, artinya bahwa tujuan pembangunan yang akan dilakukan adalah untuk mewujudkan masyarakat Kota Malang yang maju dan mandiri. b. Misi Untuk mewujudkan visi diatas, penjabaran misi Kota Malang, adalah : a) Mewujudkan dan mengembangkan pendidikan yang berkualitas. b) Mewujudkan peningkatan kesehatan masyarakat. c) Mewujudkan penyelenggaraan pembangunan yang ramah lingkungan. d) Mewujudkan pemerataan perekonomian dan pusat pertumbuhan wilayah sekitarnya. e) Mewujudkan dan mengembangkan pariwisata yang berbudaya. f) Mewujudkan pelayanan publik yang prima. 4. Pembagian Administratif Secara administratif, Kota Malang terbagi menjadi 5 wilayah Kecamatan yaitu : Kecamatan Blimbing, Kecamatan Klojen, Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Sukun, dan Kecamatan Kedungkandang dengan wilayah 57 Kelurahan, dengan perincian sebagai berikut : Tabel 3.4 Pembagian Administratif Kota Malang a. Kecamatan Kedungkandang, terdiri dari 12 Kelurahan yaitu: 1. Kelurahan Wonokoyo 7. Kelurahan Kotalama 2. Kelurahan Kedungkandang 8. Kelurahan Lesanpuro 3. Kelurahan Madyopuro 9. Kelurahan Sawojajar 4. Kelurahan Tlogowaru 10. Kelurahan Bumiayu 5. Kelurahan Buring 11.Kelurahan Cemorokandang 6. Kelurahan Mergosono b. Kecamatan Sukun, terdiri dari 11 Kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Ciptomulyo 7.Kelurahan Pisangcandi 2. Kelurahan Gadang 8.Kelurahan Karangbesuki 3. Kelurahan Kebonsari 9. Kelurahan Bandulan 4. Kelurahan Bandungrejosari 10. Kelurahan Mulyorejo 5. Kelurahan Sukun 11.Kelurahan Bakalan Krajan 49

6. Kelurahan Tanjungrejo c. Kecamatan Blimbing, terdiri dari 11 kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Balearjosari 7. Kelurahan Purwantoro 2. Kelurahan Arjosari 8. Kelurahan Bunulrejo 3. Kelurahan Polowijen 9. Kelurahan Kesatrian 4. Kelurahan Purwodadi 10. Kelurahan Polehan 5. Kelurahan Blimbing 11. Kelurahan Jodipan 6.Kelurahan Pandanwangi d. Kecamatan Klojen, terdiri dari 11 Kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Klojen 7. Kelurahan Oro-oro Dowo 2. Kelurahan Rampal Claket 8. Kelurahan Bareng 3. Kelurahan Samaan 9. Kelurahan Gading Kasri 4. Kelurahan Kidul Dalam 10.Kelurahan Penanggungan 5. Kelurahan Sukoharjo 11. Kelurahan Kauman 6. Kelurahan Kasin e. Kecamatan Lowokwaru, terdiri dari 12 Kelurahan yaitu : 1. Kelurahan Tasik Madu 7. Kelurahan Ketawanggede 2. Kelurahan Tunggul Wulung 8. Kelurahan Jatimulyo 3. Kelurahan Tlogomas 9. Kelurahan Tunjungsekar 4. Kelurahan Merjosari 10. Kelurahan Mojolangu 5. Kelurahan Dinoyo 11. Kelurahan Tulusrejo 6. Kelurahan Sumbersari 12. Kelurahan Lowokwaru B. Perkembangan Narkoba di Kota Malang 1. Sejarah BNN Kota Malang Badan Narkotika Nasional Kota Malang adalah lembaga Pemerintah vertikal yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Badan Narkotika Nasional Provinsi. Badan Narkotika Nasional Kota Malang merupakan lembaga yang bertujuan untuk melakukan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dengan kegiatan melalui Bidang Pencegahan, Bidang Pemberdayaan Masyarakat, dan Bidang Pemberantasan. Sebelum vertikalisasi, Badan Narkotika Nasional Kota Malang merupakan sebuah badan atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) 50

yang berada dibawah pemerintah Kota Malang dikepalai oleh Kepala Badan Narkotika Kota Malang yang dijabat oleh Hennry Budiman, S.Sos., MM. Pembaharuan surat keputusan tersebut antara lain adalah adanya jabatan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) yang dijabat oleh Komisaris Polisi Drs. Bambang Andjar Soepeno, S.H., M.Si. adapun tugas sehari-hari adalah melaksanakan fungsi pelaksana harian Ketua Harian Badan Narkotika Nasional Kota Malang. Sedangkan anggota dari BNN Kota Malang adalah dari berbagai unsur Pemerintahan, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Lapas, dan Militer yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan Narkoba. BNN Kota Malang mengemban tugas sebagai Badan Koordinasi antar Lembaga dalam melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba di Kota Malang, selain itu BNN Kota Malang sebagai ujung tombak pelaksanaan upaya Pencegahan agar masyarakat mempunyai daya cegah tangkal dan imun terhadap penyalahgunaan narkoba, tugas tersebut meliputi upaya promotif dan sosialisasi tentang Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). 2 Kegiatan-kegiatan yang menonjol BNN Kota Malang adalah : a. Melaksanakan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kota Malang melalui sosialisasi dikalangan Pelajar, Mahasiswa, Pekerja (baik PNS maupun Swasta, PKK, dan segala golongan masyarakat) di Kota Malang b. Kaderisasi penyuluh anti Narkoba c. Demonstrasi yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat dimana pelaksanaannya dipimpin oleh Walikota Malang untuk menolak 2 BNN-kotamalang.blogspot.com. diakses tanggal 28 desember 2014 jam 21:24 WIB 51

Penyalahgunaan Narkoba yang melibatkan sebanyak 7000 orang didepan Balai Kota Malang d. Sarana promotif lainnya melalui talkshow di radio dan media televisi lokal e. Menciptakan gerakan masyarakat yang peduli terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dengan mengakomodir aspirasi masyarakat dalam pendirian POSKO GESANK (Pos Komunitas Gerakan Sadar Anti Narkoba) sebagai program andalan BNN Kota Malang yang pernah mendapatkan penghargaan dari BNN Pusat. f. Kegitan-kegiatan lain yang memfokuskan kepada Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) Pada tahun 2009 Pemerintah Republik Indonesia mengesahkan Undangundang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dimana dalam UU tersebut mengamanatkan pembentukan Institusi Badan Narkotika Nasional yang vertical dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 juga mengamanatkan pembentukan Badan Narkotika Nasional di Daerah tingkat II dan Daerah tingkat III secara Vertikalisasi, operasional BNN ditunjang dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang masing-masing dikepalai oleh seorang kepala. Badan Narkotika Nasional di daerah pada pembentukan awal yang diresmikan pada bulan april 2011 oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Bapak Gories Mere adalah sebagai berikut: a. Badan Narkotika Nasional Provinsi yang disingkat BNNP sebanyak 33 Provinsi termasuk BNN Provinsi Jawa Timur 52

b. Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota sebanyak 25 Kab/Kota termasuk BNN Kota Malang Menyusul kemudian pada bulan oktober 2011 menyusul pembentukan BNN Kota/Kabupaten diresmikan oleh Kepala BNN Bapak Gories Mere sebanyak 50 Kota/Kabupaten sehingga saat ini sudah 75 Kota/Kabupaten yang sudah terbentuk Badan Narkotika Nasional. Badan Narkotika Nasional Kota Malang sudah melaksanakan Anggaran APBN sejak dikeluarkannya DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) tahun 2011. Pada tahun 2012 dibangunlah gedung kantor BNN Kota Malang yang dipinjam pakaikan yang berlokasi di Jalan Mayjend Sungkono No. 55 Kelurahan Buring, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang. Gedung kantor BNN Kota Malang dengan ukuran luas 242 m2, memiliki 2 lantai yang dibangun untuk menunjang operasional BNN Kota Malang. Badan Narkotika Nasional Kota Malang merupakan kepanjangan tangan dari Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia yang melaksanakan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di daerah sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Kebijakan Strategi Nasional tentang P4GN. Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkanna Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1971. Menghadapi permasalahan narkoba yang berkecenderungan terus meningkat. Pemerintah DPR-RI mengesahkan Undang-undang nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropia dan Undang-undang nomor 22 Tahun 1997 tentang narkotika. Presiden Abdurrahman Wahid 53

membentuk Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN), dengan keputusan Presiden nomor 116 tahun 1999. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika Nasional, BKNN diganti namanya menjadi Badan Narkotika Nasional (BNN) yang mempunyai tugas dan fungsi: a. Mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait perumusan dan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba. BNN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia melalui kordinasi Kepala Kepolisian Republik Indonesia. BNN memiliki tujuan utama yaitu menjadikan Negara Indonesia pada umunya, dan Kota Malang pada khususnya bebas NARKOBA pada tahun 2015. Untuk mencapai tujuannya tersebut, BNN tentu memiliki tugas-tugas ataupun langkah- langkah strategis yang tercantum dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 23 Tahun 2010 Badan Narkotika Nasional Kota Malang adalah Lembaga Pemerintah Vertikal yang berkedudukan di bawah dan di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional. Sebelum vertikalisasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang merupakan sebuah Badan atau SKPD yang berada dibawah Pemerintahan Kota Malang. Kemudian pada bulan April 2011 dibentuk BNN Kota/Kabupaten yang diresmikan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Bapak Gories Mere sebanyak 50 Kota/Kabupaten, hingga saat ini sudah 75 Kota/Kabupaten se Indonesia yang 54

sudah membentuk BNN. BNN Kota Malang merupakan kepanjangan tangan dari Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia yang melaksanakan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba (PG4N) di daerah sesuai dengan amanat Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan Instruksi Presiden nomor 12 tahun 2011 tentang Kebijakan Strategi Nasional tentang PG4N. 2. Visi Misi BNN Kota Malang a. Visi Menjadi perwakilan BNN di kota Malang yang profesional dan mampu menyatukan dan menggerakkan seluruh komponen masyarakat kota Malang dalam melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. b. Misi Bersama instansi pemerintah, swasta dan komponen masyarakat dikota Malang dalam melaksanakan pencegahan, pemberdayaan masyarakat, penjangkauan dan pendampingan serta pemberantasan dalam rangka P4GN. 3. Struktur Organisasi BNN Kota Malang Dalam pelaksanaan P4GN, BNN Kota Malang memiliki struktur organisasi yang melaksanakan tugas di bidang Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Rehabilitasi dan Pemberantasan, struktur organisasi BNN Kota Malang adalah sebagai berikut: 55

Struktur Organisasi BNN Kota Malang Kepala BNN Kepala BNNP Kepala BNN Kota KASUBBAG TATA - Perencana Program dan Anggaran - Penata Usaha Barang Milik / Kekayaan Negara - Pengolah Data - Pengadministrasi Umum - Bendahara Pengeluaran Penata Usaha Barang Kepala Seksi Pencegahan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Kepala Seksi Pemberantasan - Penyuluh Gamb - Pengolah Data - Pengadministrasi Umum - Penyuluh - Pengolah Data - Pengadministrasi Umum - Analisis Intelejen Taktis - Analisis Intelejen Produk - Petugas Pemetaan Jaringan Gambar 3.3. Struktur Organisasi BNN Kota Malang Sumber: Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang, 2016 Program kerja BNN Kota Malang meliputi : 1. Membuat masyarakat tahu, paham dan mengerti serta memiliki daya tangkal terhadap Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika 2. Program advokasi terhadap pelaksanaan Inpres No. 12 tahun 2011 tentang Kebijakan Strategi Nasional tentang P4GN 56

3. Program pembentukan lingkungan bebas narkoba yang berbasis pada lingkungan pendidikan, kampus, dan pekerja 4. Program wajib lapor 5. Program pendampingan dan pengantaran para pecandu yang telah wajib lapor untuk mendapatkan rehabilitasi gratis 6. Program pemetaan dan pemberantasan jaringan Narkoba di Kota Malang 7. Program ketata usahaan dan administrasi umum sebagai penunjang program P4GN BNN Kota Malang memiliki fungsi yaitu sebagai berikut. a. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait di Kota Malang dalam penyiapan dan penyusunan kebijakan di bidang ketersediaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, prekursor narkotika dan zat adiktif lainnya. b. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait di Kota Malang dalam pelaksanaan kebijakan dibidang ketersediaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya serta pencegahan permasalahan dalam pelaksanaan tugas. c. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait di Kota Malang dalam kegiatan pengadaan, pengendalian dan pengawasan di bidang narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya. d. Pemutusan jaringan gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya. 57

e. Pelaksanaan kerjasama nasional antar daerah dan wilayah Kota Malang dalam rangka penanggulangan masalah narkotika, psikotropika, prekursor dan zat adiktif lainnya. f. Pembangunan dan pengembangan sistem informasi narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat adiktif lainnya bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional. 58