BAB I PENDAHULUAN. Makna dari mahar pernikahan yang kadang kala disebut dengan belis oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Besarnya jumlah mahar sangat mempengaruhi faktor hamil di luar nikah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG MAHAR DENGAN SYARAT

BAB IV. A. Analisis Tentang Kriteria Memilih Calon Menantu di Kalangan Warga. Muhammadiyah Kelurahan Semolowaru Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pemahaman Masyarakat Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Mengenai Mahar

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan, sebuah tindakan yang telah disyari atkan oleh Allah SWT

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB I PENDAHULUAN. besar.segala hal yang menyangkut tentang perkawinan haruslah dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB IV ANALISIS PENETAPAN JUMLAH MAHAR BAGI MASYARAKAT ISLAM SARAWAK, MALAYSIA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

BAB V PEMBAHASAN. A. Praktek Dan Pemahaman Masyarakat Desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru tentang Kafa ah Dalam Perkawinan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui walinya, pertunangan sudah sah antara keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam, pernikahan yang dipahami dari tujuan, hikmah

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

Apakah Kawin Kontrak Itu?

Khutbah Jum'at. Keutamaan Bulan Sya'ban. Bersama Dakwah 1

SKRIPSI. BATAS KEMAMPUAN MENIKAH DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Telaah Analitis Terhadap Pasal 7 Undang-undang No. 1 Tahun 1974)

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN. beberapa model kerangka berfikir yang kontradiksi antara Adat dan Hukum Islam.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar FIQIH, (Jakarta:KENCANA. 2003), Hal-141. Totok Jumantoro, Kamus Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: AMZAH.

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Di antara jalan untuk mencapai ketenangan jiwa dan hati yang dituntukan oleh syariat adalah menikah. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

BAB I PENDAHULUAN. Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

PEMBERIAN MAHAR DENGAN CARA MEMINJAM DARI PIHAK CALON ISTRI (Studi Kasus di Desa Tlogorejo Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak)

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan nikah yang mengandung banyak kemashlahatan yang. dianjurkan, maka perceraian hukumnya makruh. 1

BAB I PENDAHULUAN. Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti. yang lebih tinggi dalam arti mental. 1

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera, tuntutan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. boleh diadakan persetujuan untuk meniadakannya 1. Diakui secara ijma

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu di perhatikan agar perkawinan itu benar-benar berarti dalam hidup

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

PROSESI PRANIKAH DAN NIKAH HERVI FIRDAUS

BAB V PENUTUP. hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari mempunyai keperluan yang bermacam-macam untuk mempertahankan

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kebutuhan jasmaniyah dengan cara yang sebaik-baiknya. 1. yang bersifat universal dan komprehensif. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB IV ISTINBATH HUKUM DAN NATIJAH. nash yang menerangkan tentang pembagian waris seorang transseksual yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Motivasi Agar Segera Menikah dan Mempermudah Pernikahan

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86)

BAB IV KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS ADAT ACEH (MAA) DAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA (MPU) KOTA LANGSA TERHADAP PENETAPAN EMAS SEBAGAI MAHAR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perempuan pastilah yang terbaik untuk mendampingi lelaki, sebagaimana

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Spirit Keadilan Dalam Warisan :Dirasah Hadis Edisi 37

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

Rukun wakalah ada tiga: pertama, dua pihak yang berakad yaitu pihak yang mewakilkan (al-mu wakkil ) dan pihak yang mewakili ( alwakîl

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya. Ikatan suci ini adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makna dari mahar pernikahan yang kadang kala disebut dengan belis oleh masyarakat Ende Nusa Tenggara Timur adalah suatu pemberian dari pihak calon mempelai laki-laki kepada pihak calon mempelai wanita, yang mana pemberian ini dimaksud untuk menjunjung atau menghargai pihak wanita. Didalam ajaran agama Islam sendiri, hal ini ditujukan untuk menghormati derajat wanita dengan pemberian mahar ini. 1 Pengertian mahar itu sendiri adalah suatu benda berharga, yg dijadikan sebagai cinderamata dari pengantin lelaki kepada pengantin wanita, mahar juga 1 Abdul Majid Khon, Fiqh Munakahat, Amzah, Jakarta, 2009. Hlm. 174

2 merupakan salah satu kewajiban yang harus ada dalam pernikahan. Penyebutan kata mahar dalam akad nikah tidaklah wajib, melainkan sunnah saja, namun keberadaannya merupakan suatu kewajiban. 2 Mahar adalah tanda kesungguhan seorang laki-laki untuk menikahi seorang wanita. Allah SWT berfirman dalam Q.S. An-Nisa Ayat : 4 sebagai berikut; Artinya : berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. Pemberian itu ialah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua pihak, karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas. (Q.S. An-Nisa Ayat : 4) Mahar boleh berupa apa saja asalkan masih ada nilai tukarnya, seperti perangkat shalat, Al-Qur'an, bahkan atau apa saja yg masih ada nilai tukarnya walau sekecil mungkin, maka itu bisa dijadikan mahar atau belis, dan yang terbaik adalah merujuk Hadist Rasulullah Muhammad SAW yang bersabda; 3 Artinya : dari Uqbah bin Amir ra. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, sebaik-baik mas kawin adalah yang paling mudah (tidak menyulitkan dan memberatkan bagi si pemberi maskawin). (Hadits dikeluarkan oleh Abu Dawud dan disahkan oleh Hakim) 2 Slamet Abidin dan H. Aminudin, Fiqh Munakahat, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1999, Hlm. 110 3 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, Terj. Abu Mujaddidul Islam Mafa, Gitamedia Press, Surabaya, 2006, Hlm. 505

3 Hikmah di balik anjuran untuk meringankan mahar adalah mempermudah proses pernikahan. Berapa banyak laki-laki yang mundur teratur akibat adanya permintaan mahar yang tinggi, Bahkan ada sebagian daerah yang mensyaratkan pemberian mahar yang tergolong tinggi. Menghadapi hal semacam ini, hendaknya pihak wanita bersikap bijak. Tidak masalah jika pihak laki-laki memiliki kemampuan untuk membayar mahar tersebut, namun jika ternyata yang datang adalah laki-laki yang memiliki kemampuan materi yang biasa saja, maka tidaklah layak menolaknya hanya karena ketidakmampuannya membayar mahar. Terutama jika yang datang adalah laki-laki yang sudah tidak diragukan lagi keshalihannya. Diluar itu semua, boleh-boleh saja memberikan hadiah mobil misalnya, rumah atau barang-barang berharga, namun itu bukanlah pada mahar, namun pada hadiah-hadiah pernikahan dari calon suami yang hukumnya sunnah dan dalam hadist Rasulullah SAW juga disebutkan bahwa ; Artinya: Rasulullah SAW bersabda: "Wanita yang paling banyak berkahnya adalah yang paling ringan mas kawinnya" (HR. Hakim dan Baihaki). Apabila si calon suami berada dalam kelapangan rizki, dan kaya, maka sebaiknya ia memperbanyak mas kawinnya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Shahih riwayat Imam Abu Daud dan Nasai bahwa Raja Najasyi pernah menikahkan Rasulullah SAW dengan Ummu Habibah dengan mas kawin empat ribu dirham, padahal mas kawin Rasulullah SAW dengan isteriisterinya yang lain tidak lebih dari 400 dirham. Ini menunjukkan bahwa apabila calon suaminya memang orang yang kaya, maka sebaiknya memberikan mahar

4 yang besar, namun apabila tidak mampu dan miskin, maka tidak boleh memberatkan dan tidak boleh terlalu memaksakan diri. Di Ende Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mahar atau mereka sebut dengan belis diberlakukan sangat tinggi sekali. Belis dihitung begitu mahal, dan kebanyakan pemuda di Ende pun merasa keberatan dengan besar dan mahalnya beban belis ini. Hal ini menyebabkan banyaknya terjadi perkawinan diluar pernikahan. 4 Antara mahar atau biasa mereka sebut belis sangat berkaitan dengan sistematis kehidupan bermasyarakat. Artinya bila tanpa belis berarti tak ada pernikahan. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Ende Flores, Nusa Tenggara Timur. Belis, atau lumrahnya dikenal sebagai mahar pada pernikahan pernikahan di wilayah lain di Indonesia lazimnya diberikan alakadarnya namun tidak demikian dalam masyarakat Ende Flores, Nusa Tenggara Timur. Belis, yang juga dinyatakan sebagai mahar, besarannya melebihi mahar pada umumnya. Pada masyrakat Ende Flores, mahar atau belis bahkan kadang bisa berupa ternak ternak mereka seperti kuda atau kerbau. Gading perak gajah pun dapat dijadikan belis bagi masyarakat di Ende Flores karena dianggap sangat berharga. 5 Di Ende juga dikenal slogan, tidak ada pernikahan tanpa belis. Hal ini dirasakan sebagai beban bagi sebagian kalangan pemuda masyarakat Ende Flores untuk melakukan perkawinan. Berdasarkan fenomena di atas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang variasi jumlah belis dalam perkawinan pada masyarakat Ende, yang 4 Abdulah, wawancara, 23 Agustus 2011 5 Josef Ilmoe, wawancara, 23 Agustus 2011

5 dalam hal ini secara komperenship penulis akan menuangkannya ke dalam karya ilmiah dengan judul: FENOMENA MENINGKATNYA KEHAMILAN DILUAR NIKAH AKIBAT BELIS DI KOTA ENDE NUSA TENGGARA TIMUR. B. Batasan Masalah Batasan masalah digunakan untuk memberi batasan tersendiri dalam penelitian penulis, supaya dalam penelitian ini dapat fokus sesuai dengan keinginan penulis. Adapun batasan penelitian dalam skripsi ini yaitu terkait masalah pengaruh belis terhadap meningkatnya kehamilan diluar nikah pada masyarakat Ende Nusa Tenggara Timur dan cara menentukan belis di Ende Nusa Tenggara Timur. C. Rumusan Masalah 1. Apakah belis mempengaruhi meningkatnya kehamilan di luar nikah pada masyarakat Ende Flores Nusa Tenggara Timur? 2. Mengapa belis mempengaruhi meningkatnya kehamilan diluar nikah pada masyarakat Ende Flores? 3. Bagaimana cara menentukan jumlah belis dalam perkawinan masyarakat Ende Flores Nusa Tenggara Timur? D. Tujuan Penelitian

6 Dari rumusan masalah diatas, maka peneliti ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh belis terhadap meningkatnya kehamilan diluar nikah pada masyarakat Ende Flores 2. Untuk mengetahui sebab belis berpengaruh meningkatnya kehamilan diluar nikah pada masyarakat Ende Flores Nusa Tenggara Timur 3. Untuk mengetahui cara menentukan besarnya jumlah belis di Kota Ende Flores E. Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan hasil yang diperoleh nantinya dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya. Dan disini ada dua manfaat yaitu teoritis dan praktis. Secara teoritis : a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau pertimbangan dalam melakukan kajian atau penelitian selanjutnya, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Syari ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. b. Agar dijadikan bahan refrensi bagi penelitian yang sejenis dimasa datang. Secara Praktis : a. Peneliti

7 Penelitian ini berguna sebagai wawasan ilmu pengetahuan yang pada akhirnya dapat berguna ketika peneliti sudah berperan aktif dalam kehidupan masyarakat. b. Masyarakat. Hasil Penelitian ini akan sangat bermanfaat sebagai pengetahuan bagi masyarakat untuk pemahaman yang jelas, agar mengetahui berapa jumlah variasi belis dalam perkawinan pada masyarakat Ende Nusa Tenggara Timur yang menyebabkan banyaknya perkawinan di luar pernikahan. F. Definisi operasional 1. Fenomena adalah suatu fakta dan gejala-gejala, peristiwa-peristiwa adat serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat kacamata ilmiah 6 2. Belis adalah harta yang diberikan mempelai laki-laki kepada wanita sebelum menikah 7 3. Hamil diluar nikah adalah Seorang wanita hamil sebelum adanya pernikahan yang sah, dimana hamil diluar nikah sendiri adalah suatu perbuatan zina. G. Sistematika Pembahasan. 6 Tim Prima Pena, kamus Ilmiah populer, 2006, (Surabaya:Gitamedia Press). hal:130 7 Josef Ilmoe, wawancara, 23 Agustus 2011

8 BAB I : PENDAHULUAN, bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, sistematika pembahasan BAB II : KAJIAN PUSTAKA, pada bab ini berisikan penelitian terdahulu, mahar dalam hukum Islam, perkawinan menurut hukum adat, sistem perkawinan dan belis adat Ende, pokok permasalahan perkawinan, perubahan sosial masyarakat, variasi jumlah mahar dalam masyarakat kota Ende, epistemologi mahar. BAB III : METODE PENELITIAN Pada Bab ini berisi tentang lokasi penelitian, paradigma dan jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, metode pengolahan dan analisi data, menghindari bias penelitian BAB IV : : PAPARAN DAN ANALISIS DATA di dalamnya berisi tentang kondisi objek penelitian, apakah besarnya jumlah mahar mempengaruhi terjadinya hamil di luar nikah pada masyarakat Ende Flores Nusa Tenggara Timur, bagaimana cara menentukan jumlah belis atau mahar dalam perkawinan masyarakat Ende Flores Nusa Tenggara Timur. BAB V : PENUTUP di dalamnya berisikan tentang kesimpulan, saran bagi aparat desa dan peneliti lain