BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat beberapa tahun terakhir di dunia. Kegagalan audit mengisyaratkan bahwa jaringan internasional kantor-kantor akuntan tidak secara konsisten memberikan jasa audit berkualitas tinggi di seluruh dunia. Setelah gagal audit ini mencuat, jaringan-jaringan kantor akuntan mengambil inisiatif untuk menanggapinya dengan melahirkan Forum of Firm (FoF) pada bulan januari 2001.FoF mewajibkan kepada anggotanya antara lain untuk mempertahankan standar pengendalian mutu yang tepat sesuai International Standards on Auditing and International Standard on Quality Control(Tuanakotta, 2013:7). Pemberian jasa berkualitas tinggi adalah kunci utama suksesnya Kantor Akuntan Publik. Pemberian jasa berkualitas harus senantiasa menjadi tujuan utama dalam strategi bisnis Kantor Akuntan Publik. Tujuan ini perlu dikomunikasikan kepada semua staf di Kantor Akuntan Publik, secara teratur dan hasilnya dimonitor dengan baik. Pengendalian kualitas yang buruk menimbulkan kesan tidak professional, yang nantinya akan berpotensi menimbulkan tuntutan hukum dan kehilangan reputasi dalam pekerjaannya (Tuanakotta, 2013:113). Agar bisa disebut competent, bukti-bukti harus valid dan relevan. Bukti yang valid harus dipercaya (reliable) dan meyakinkan (convincing); validity dihasilkan dari system informasi yang efektif. Relevan berarti bukti tersebut berkaitan dengan tujuan pemeriksaan (audit objectives)(sukrisno, 2012). Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum yang melibatkan manilpulasi akuntansi. Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, seperti kasus IM2 yang melibatkan mantan Direktur Utama PT Indosat Mega Media (IM2) dan PT Indosat Tbk. Dalam kasus ini, saksi ahli dari BPKP, Dani Sudarsono menyatakan bahwa hasil audit dari BPKP kali ini sub standard atau di bawah standard. Dalam persidangan Mulia selaku pensiunan 1
2 auditor BPKP menjabarkan kriteria tentu bukti yang sah untuk diaudit. Mulia menjelaskan, bukti yang kompeten adalah bukti yang didukung secara formal, baik dari segi sumber bukti tersebut maupun cara untuk mengumpulkan bukti. Menurut hakim, subyektivitas ini tidak jelas karena tidak ada standar yang menjadi acuan sehingga hasil audit menjadi tidak jelas. Proses auditnya tidak obyektif lagi juga tidak independen kata Erik selaku kuasa hukum penggugat. Dalam Kasus IM2 ini, seharusnya auditor meminta keterangan kepada Kemenkominfo. Tapi itu juga tidak mereka lakukan. Dari sini bisa diketahui, auditor telah melanggar standar audit dan kriteria pihak yang wajib diaudit.(tribun,2014) Kemudian ditemukan kasus Seorang Akuntan Publik yang membuat laporan keuangan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dan BRI Cabang Jambi Pada 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet. Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut pada kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut. Setelah diperiksa dan di konfrontir keterangannya dengan para saksi, Effendi Syam, selaku pegawai BRI yang terlibat kasus tersebut mengungkapkan adanya dugaan kuat keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus ini (Kompas.com, 2010) Kualitas audit yang dihasilkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga tengah mendapat sorotan dari masyarakat banyak yakni seperti kasus yang menimpa auditor BPK Bagindo Quirono. Dalam kasus ini diindikasikan bahwa auditor BPK Bagindo Quirono melanggar rekonstruksi dugaan terkait penyuapan auditor Badan Pemeriksa Keuangan Negara (BPK) sebagai tersangka karena diduga tekah menerima suap dari mantan pejabat Depnakertrans Bahrun Effendi sebesar Rp 650.000.000.(Kompas, 2009) Fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini diantaranya, Ketua Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Tarkosunaryo meminta Akuntan Publik (AP) yang mengaudit Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meningkatkan kualitas auditnya. Permintaan tersebut, karena hasil evaluasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas
3 audit AP masih menunjukan kelemahan AP dalam menerapkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara SPKN yang sebenarnya sebagian mengacu pada Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Temuan BPK atas evaluasi pemeriksaan AP yang mengaudit BUMN ternyata dari tahun ke tahun angkanya tidak menunjukan penurunan signifikan (AkuntanOnline,2013). Penelitian yang dilakukan Singgih, Muliani, dan Bawono (2010) menyimpulkan: Independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit.independensi, due professional care dan akuntanbilitas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lauw Tjun Tjun dkk (2012), menjelaskan bahwa auditor memerlukan kompetensi dan independensi guna meningkatkan relevansi dari laporan keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi dan independensi pada kualitas audit. Subyek penelitan ini adalah kantor akuntan publik. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi memiliki pengaruh terhadap kualitas audit dan independensi tidak berpengaruh terhadap audit kualitas parsial. Tapi kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit secara bersamaan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Nur Samsi dkk (2013) mengenai pengaruh pengalaman kerja, independensi, dan kompetensi terhadap kualitas audit dikatakan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan, interaksi antara pengalaman kerja dan kepatuhan etika auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan, interaksi antara independensi dan kepatuhan etika auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan, dan interaksi antara kompetensi dan kepatuhan etika auditor terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penentuan sampel menggunakan purposive/judgement sampling dan untuk menguji hipotesis menggunakan metode statistic regresi berganda (Multiple Regression). Hasil analisis
4 menunjukan bahwa variable pengalaman kerja, independensi, interaksi pengalaman kerja dan kaptuhan etika auditor, dan interaksi independensi dan kepatuhan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan variabel kompetensi dan interaksi kompetensi dan kepatuhan etika auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi kasus pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit? 2. Seberapa besar pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit? 3. Seberapa besar pengaruh independensi dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan data, mengolah, dan menganalisa, dan menyajikan data yang berkaitan dengan masalah independensi auditor dan kompetensi auditor sehingga dapat dilakukan analisis dan gambaran yang jelas mengenai seberapa besar pengaruh independensi auditor dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit, dan selanjutnya akan peneliti tuangkan dalam bentuk skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian adalah untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang telah diidentifikasi, yaitu : 1. Untuk mengatehaui pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit. 2. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit.
5 3. Untuk mengetahui pengaruh independensi dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit. 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti berharap agar hasil penelitian yang dilakukan dapat berguna bagi pihak berikut ini : 1. Pihak Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan informasi dalam pengambilan keputusan dan kebijakan dalam pengauditan oleh auditor pada masa yang akan datang, serta dapat menjadi masukan bagi pihak perusahaan sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan itu sendiri. 2. Lembaga Pendidikan Dengan adanya penelitian yang dilakukan dapat menambah sumber bacaan untuk dijadikan bahan penelitian tentang independensi dan kompetensi serta pengaruhnya terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan implementasi ilmu pengetahuan, pengembangan wawasan dan penerapan ilmu pengetahuan yang selama ini telah dipelajari dalam mata kuliah di jurusan akuntansi sehingga dapat melakukan perbandingan terhadapa ilmu yang dipelajari di bangku kuliah dengan kenyataan dilapangan yang diperoleh dari penelitian langsung. 4. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca juga dapat dijadikan bahan referensi atau bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.
6 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, maka peneliti akan melakukan penelitian pada kantor akuntan publik di kota Bandung. Waktu penelitaian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 sampai dengan Maret 2016.