PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN Oleh : Upun Karolina pendidikan bahasa dan sastra jawa ipolienz@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Peningkatan aktivitas siswa serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jawa melalui metode bermain peran pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan yaitu lembar obsevasi,angket dan Dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Hasil analisis data yang telah dikemukakan, (1) hasil pengamatan aktivitas siswa pada tahap prasiklus ke siklus I nilai rata-rata meningkat dari 42,1 menjadi 65,1 terjadi peningkatan sebesar 23, dan pada siklus II meningkat menjadi 76,9 mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 11,8. Sedangkan dari pra siklus ke siklus II meningkat sebesar 34,8, sehingga pada siklus II 76,9; (2) hasil belajar siswa pada prasiklus memiliki ketuntasan 47,7% dengan nilai rata-rata 65,1. Pada siklus II memiliki ketuntasan 100%, dengan nilai rata-rata 76,9. Dengan begitu antar pra siklus dengan siklus I dengan siklus II mengalami peningkatan ketuntasan 47,7%. Ketuntasan siklus I dengan II yaitu 52,3%. Hal ini menunjukan bahwa melalui metode bermain peran dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa. Kata kunci : Keterampilan, Berbicara Bahasa Jawa, Bermain Peran Manusia sepanjang hidupnya tidak lepas dari komunikasi. dalam berkomunikasi, manusia memerlukan sarana dalam mengungkapkan ide, gagasan, maksud, isi pikiran, perasaan dan sebagainya. Sarana utama dalam memenuhi keperluan-keperluan tersebut adalah bahasa. Menurut Tarigan (2008:2) keterampilan berbahasa (language arts, language skills) mencangkup empat segi yaitu menyimak (listening skill), berbicara (speking skill), membaca (reading skill) dan menulis (writing skiil). Penggunaan bahasa Jawa di kalangan pelajar di Jawa Tengah dan daerah lainnya saat ini banyak yang kurang memperhatikan unggah-ungguh. Mereka berbicara dengan rekan seusianya maupun kepada yang lebih tua umurnya tidak membedakan, yaitu penggunaan ragam ngoko. Kurangnya pendidikan berbahasa Jawa dengan baik di lingkungan keluarga, apalagi keluarga yang berpendidikan Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 7
tinggi dalam berkomunikasi lebih senang menggunakan bahasa Indonesia, karena dianggap lebih mudah tanpa terikat oleh unggah ungguh tingkat tutur Bahasa Jawa (ngoko, dan krama). Orang tua lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu di rumah dari pada menggunakan bahasa Jawa. Yang akan menimbulkan sebuah kerugian bagi perkembangan kemampuan intelegensi anak, baik dari sisi intelektual maupun kemampuan sosial. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 18 mei 2013 sebagian besar siswa mendapatkan penilaian yang kurang memuaskan dalam aspek kemampuan berbicara/micara Jawa. 75% siswa belum mampu berbicara bahasa Jawa sesuai dengan standar ketuntasan belajar yaitu 68. Yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan unggah-ungguh bahasa Jawa secara tepat baik kepada orang yang lebih tua maupun kepada rekan sejawatnya. Mereka mengakui berbicara dengan menggunakan unggahungguh masih mengalami kesulitan, hal ini dapat diketahui dari hasil belajar siswa yang tergolong rendah. Serta bahasa yang digunakan oleh siswa dalam berinteraksi dengan siswa lain, guru, kepala sekolah, serta warga sekolah mereka lakukan tanpa menggunakan bahasa Jawa sesuai dengan unggah-ungguhing basa, setiap ditanya dengan berbahasa Jawa banyak siswa yang menjawab dengan menggunakan bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Jawa SMK Muhammadiyah Kutowiwnangun bahwa pembelajaran bahasa Jawa pada aspek keterampilan berbicara bahasa Jawa sesuai dengan unggah ungguh belum optimal karena guru menggunakan metode ceramah, sehingga membuat siswa kurang aktif,cepat merasa bosan dan kurang berkosentrasi. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan bahasa Jawa siswa terutama dalam pembelajaran bahasa Jawa di SMK Muhammadiyah Kutowinangun, salah satunya adalah meningkatkan kemampuan berbahasa Jawa siswa melalui metode bermain peran. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah eks post facto, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 8
kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut (Sugiyono, 2012: 7). Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dilakukan di SMK Muhammadiyah Kutowinangun, sedangkan waktu penelitian diadakan pada bulan Maret sampai Agustus dilaksanakan selama ± 6 bulan. Subjek dan Objek penelitian ini adalah siswa kelas XI AKB SMK Muhammadiyah Kutowinangun yang terdiri 38 siswa dan guru bahasa Jawa. Sedangkan objek penelitiannya adalah kemampuan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dengan menggunakan Metode bermain peran. Instrumen penelitian menggunakan dua instrumen yaitu Instrumen tes yang berupa tes lisan dan perbuatan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara baik sebelum maupun sesudah implentasi tindakan adalah tes berbicara dan Instrumen non tes yaitu berupa lembar observasi, angket dan dokumentasi foto. Sumber data dan data pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Kutowinangun, guru SMK Muhammadiyah Kutowinangun, dokumen berupa kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK berupa pemahaman materi, metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran, dan sistem penilaian yang digunakan dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa karma, hasil tes, dan hasil nontes. Setelah itu dilakukan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes yang berupa observasi, angket dan dokumentasi foto. Teknis analisis data menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif. Uji validitas dan rehabilitas, dalam Dalam menguji validitas item menggunakan rumus: r xy = N XY ( X)( Y) N X 2 ( X) 2 N Y 2 ( Y) 2 Sedangkan Uji Rehabilitas dapat diketahui dengan menggunan rumus: r xy = k k 1 v t pq v t Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 9
Hasil penelitian dan pembahasan yaitu (1) langkah-langkah pembelajaran bahasa Jawa krama dengan metode bermain peran pada siswa kelas XI Akutansi SMK Muhammadiyah Kutowinangun, melalui 3 siklus yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Setiap siklus dilakukan tindakan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi untuk mengetahui keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa kelas XI Akutansi B SMK Muhammadiyah Kutowinangun. Setiap siklus dilakukan tindakan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi untuk mengetahui keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa kelas XI Akutansi B SMK Muhammadiyah Kutowinangun. Adanya peningkatan pada hasil observasi pada prasiklus sebesar 56,3 dengan kriteria kurang, pada siklus I sebesar 83,5 dengan kriteria baik dan pada siklus II sebesar 92,6 dengan kriteria sangat baik.; (2) pengaruh pembelajaran bahasa Jawa ragam krama dengan metode bermain peran, dari hasil pra silkus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan dari segi aktivitas belajar siswa dan perilaku siswa selama proses pembelajaran. Sebagian besar siswa sudah aktif untuk mengikuti semua kegiatan proses pembelajaran berbicara bahasa Jawa ragam krama dengan metode bermain peran. Semangat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat. Siswa sudah berani bertanya maupun memberikan tanggapan atas penjelasan peneliti atau saat siswa lain bermain peran. Prilaku positif selama proses pembelajaran sangat mempengaruhi keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa, hal ini membuktikan keefektifan metode bermain peran dalam peningkatan berbicara bahasa Jawa krama siswa; (3) peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI Akutansi SMK Muhammadiyah Kutowinangun setelah pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan metode bermain peran. Hasil analisis data yang telah dikemukakan, (1) hasil pengamatan aktivitas siswa pada tahap prasiklus ke siklus I nilai rata-rata meningkat dari 42,1 menjadi 65,1 terjadi peningkatan sebesar 23, dan pada siklus II meningkat menjadi 76,9 mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 11,8. Sedangkan dari pra siklus ke siklus II meningkat sebesar 34,8, sehingga pada siklus II 76,9; (2) hasil belajar siswa pada prasiklus memiliki ketuntasan 47,7% dengan nilai rata-rata Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 10
65,1. Pada siklus II memiliki ketuntasan 100%, dengan nilai rata-rata 76,9. Dengan begitu antar pra siklus dengan siklus I dengan siklus II mengalami peningkatan ketuntasan 47,7%. Ketuntasan siklus I dengan II yaitu 52,3%. Hal ini menunjukan bahwa melalui metode bermain peran dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran berbicara bahasa Jawa. Dari pembehasan dan peneli hasil peneliti serta pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat membuat simpulan sebagai berikut: (1) Langkah- langkah pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama dengan metode bermain peran (role playing) pada siswa kelas XI Akutansi SMK Muhammadiyah Kutowinangun melalui 3 siklus yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Setiap siklus dilakukan tindakan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi untuk mengetahui keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa kelas XI Akutansi B SMK Muhammadiyah Kutowinangun. Adanya peningkatan pada hasil observasi pada prasiklus sebesar 56,3 dengan kriteria kurang, pada siklus I sebesar 83,5 dengan kriteria baik dan pada siklus II sebesar 92,6 dengan kriteria sangat baik. (2) Pembelajaran berbicara bahasa Jawa dengan menggunakan metode bermain peran (role playing), dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Jawa yang ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar yaitu pada pra siklus sebesar 42,1, pada siklus I sebesar 65,1, dan siklua II sebesar 76,9. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Saran bagi pihak guru sebagai masukan, guru dapat melatih siswa untuk gemar berbicara bahasa Jawa krama yang baik dan benar menggunakan metode bermain peran. (2) Bagi siswa hendaknya siswa harus selalu mengikuti pembelajaran bahasa Jawa dengan baik, dan selalu berlatih berbicara bahasa Jawa khususnya ragam krama. (3) Bagi peneliti Para peneliti di bidang pendidikan dan bahasa dapat melakukan penelitian serupa dengan teknik pembelajaran yang berada sehingga didapatkan berbagai alternatif teknik pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 11
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Berbicara. Bandung : Angkasa Suryana. 2009. Winataputra, Udin S, Drs. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 12