RETRIBUSI JASA USAHA 2011 PERDA PROV NO.1,LD.2011/NO.1 SETDA PROV KALIMANTAN BARAT : 21 HLM PERATURAN DAERAH PROV KALIMANTAN BARAT TENTANG RETRIBUSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI KALIMANTAN BARAT 2010 PERDA PROV NO.2,LD.2010/NO

CATATAN : - Peraturan Daerah ini memiliki 4 halaman penjelasan. - Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan 1 April 2016.

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BREBES TAHUN ANGGARAN 2010 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 1 TAHUN 2010

PERUBAHAN KEDUA PERDA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG KETERTIBAN UMUM 2010 PERDA KOTA PONTIANAK NO.1,LD.2010/NO

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Tahun 2013 Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 1 Tahun 2013

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 5 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN ANGGARAN

QANUN KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

RETRIBUSI JASA USAHA 2011 PERDA KOTA PONTIANAK NO.1,LD.2011/NO

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3833); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154 Tambahan

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 2 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 10 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PONTIANAK

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA TAHUN 2008 NOMOR 31 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 31 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT Rancangan PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK

BUPATI BUTON PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

GUBERNUR PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 15 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN PONTIANAK

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

PERDA KABUPATEN KAYONG UTARA NO.1, LD.2011/NO.1 SETDA KABUPATEN KAYONG UTARA : 22 HLM

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN RPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH 2012 PERDA PROV NO.2,LD.2012/NO

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

RETRIBUSI PELAYANAN PASAR

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

B U P A T I B A L A N G A N

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DI KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

WALIKOTA SURABAYA TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

RETRIBUSI JASA USAHA PERDA PROV NO.1,LD./NO.1 SETDA PROV KALIMANTAN BARAT : 21 HLM PERATURAN DAERAH PROV KALIMANTAN BARAT TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA ABSTRAK : Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, maka semua Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat tentang Retribusi Jasa Usaha perlu dilakukan penyesuaian; No.8 Th 1981; UU No.5 Th 1984; UU No.12 Th 1992; UU No.16 Th 1992; UU No.29 Th 2000; UU No.17 Th 2003; UU No.1 Th 2004; UU No.10 Th 2004; UU No.32 Th 2004; UU No. 17 Th 2008; UU No.18 Th 2009; UU No. 22 Th 2009; UU No.25 Th 2009; UU No.28 Th 2009; PP No.69 Th 2010; PP No.44 Th 2005; PP No.58 Th 2005; PP No.38 Th 2007; PP No.20 Th 2010; PP No.20 Th 2010; PP No.69 Th 2010; PP No.1 Th 2007; Perda No.4 Th 1986; Perda No.3 Th 2006; Perda No.4 Th 2008; Perda No.9 Th 2008. Dalam Peraturan Daerah ini diatur tentang retribusi jasa usaha, dengan menetapkan batasan istilah yang dipergunakan dalam pengaturannya. Jenis Retribusi Jasa Usaha terdiri Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah, Retribusi Penyeberangan di Air, Retribusi Terminal, dan Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan. Atas kelima jenis retribusi tersebut diatur mengenai Nama, Objek dan subjek, Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa, Prinsip Penetapan Tarif Retribusi, Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah, Retribusi Penyeberangan di Air, Retribusi Terminal dan Retribusi Pelayanan Kepelabuhan digolongkan dalam jenis Retribusi Jasa Usaha. Tarif retribusi ditinjau paling lama 3 (tiga) tahun sekali. Seluruh penerimaan retribusi disetorkan ke Kas Daerah. Retribusi terutang terjadi pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar, dan ditagih dengan menggunakan STRD. Apabila Wajib Retribusi tidak membayar, atau kurang membayar retribusi terutang sampai saat jatuh tempo pembayaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) Gubernur atau pejabat yang ditunjuk dapat melaksanakan penagihan atas retribusi yang terutang dengan menggunakan STRD atau surat lain yang sejenis. Gubernur dapat memberikan pengurangan, keringan dan pembebasan retribusi. Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Gubernur. Hak untuk melakukan penagihan retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutanngnya retribusi, kecuali jika wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi. Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi daerah dapat diberi insentif

atas dasar pencapaian kinerja tertentu. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Hukum Acara Pidana. Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar. Catatan : Perda ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, 22 Februari Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka : a. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005 tentang Retribusi Pengujian Mutu Kontruksi Lingkungan; b. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Retribusi Pemeriksaan Laboratorium Kesehatan; c. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2006 tentang Retribusi Pengujian Mutu Hasil Perikanan; d. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2006 tentang Retribusi Jasa Pemakaian Kekayaan Daerah Di Lokasi Jembatan Timbang; e. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tentang Angkutan Laut, Sungai dan Penyeberangan; f. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan daerah; g. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; Penjelasan 6 hlm, lampiran 38 hlm

PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERDA PROV NO.2,LD./NO.2 SETDA PROV KALIMANTAN BARAT : 13 HLM PERATURAN DAERAH PROV KALIMANTAN BARAT TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT ABSTRAK : dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mempunyai kewenangan di bidang penanaman modal daerah; No.5 Th 1960; UU No.9 Th 1992; UU No.8 Th 1995; UU No.5 Th 1999; UU No.13 Th 2003; UU No.32 Th 2004; UU No. 25 Th 2007; UU No.26 Th 2007; UU No.40 Th 2007; UU No.11 Th 2008; UU No.14 Th 2008; uu No.20 Th 2008; UU No.25 Th 2009; UU No.28 Th 2009; UU No.32 Th 2009; UU No.12 Th ; PP No.24 Th 1986; PP No.20 Th 1994; PP No.44 Th 1997; PP No.38 Th 2007; PP No.1 Th 2008; PP No.45 Th 2008; Perpres No.76 Th 2007; Perpres No.27 Th 2009; Perpres No.36 Th 2010; Perda No.9 Th 2008. Dalam Peraturan Daerah ini diatur tentang penanaman modal di Provinsi Kalimantan Barat, dengan menetapkan batasan istilah yang dipergunakan dalam pengaturannya. Penanaman Modal diselenggarakan berdasarkan asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, dan keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi daerah dan nasional. Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan oleh setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan di wilayah hukum Negara Republik Indonesia. Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemerintah Daerah memberikan perlakuan yang sama kepada semua penanam modal yang melakukan kegiatan penanaman modal di wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Menetapkan hak, kewajiban, tanggung jawab dan larangan bagi penanam modal. Penanam modal yang melakukan penanaman modal di daerah wajib melakukan pendaftaran penanaman modal. Seluruh pelayanan perizinan dan nonperizinan di bidang penanaman modal kewenangan daerah dilakukan melalui PTSP BPMD. Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif daerah dan kemudahan penanaman modal. Penerbitan perizinan dan nonperizinan penanaman modal dilaksanakan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja, dihitung sejak diterimanya permohonan yang lengkap dan benar. Kegiatan promosi dan kerjasama penanaman modal diselenggarakan secara terintegrasi. Pengendalian pelaksanaan penanaman modal dilakukan melalui pemantauan,

pembinaan dan pengawasan secara berkala. Dalam hal terjadi sengketa antara penanam modal dengan masyarakat yang berada di lokasi penanaman modal, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan sengketa tersebut melalui musyawarah mufakat. Setiap penanam modal yang melanggar ketentuan Pasal 8 dan Pasal 9, dikenakan sanksi administrasi. Catatan : Perda ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka : a. semua persetujuan perizinan dan nonperizinan penanaman modal yang telah diterbitkan b. sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku sampai masa berlakunya perizinan dan nonperizinan berakhir. c. satuan kerja perangkat daerah yang memberikan pelayanan perizinan yang terkait dengan penanaman modal sesuai dengan kewenangan daerah tetap memberikan pelayanan perizinan dan nonperizinan atas nama Gubernur sampai ditetapkannya Keputusan Gubernur tentang pelimpahan kewenangan daerah di bidang penanaman modal kepada BPMD. Penjelasan 9 hlm,

TAMBAHAN SETORAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERDA PROV NO.3,LD./NO.3 SETDA PROV KALIMANTAN BARAT : 5 HLM PERATURAN DAERAH PROV KALIMANTAN BARAT TENTANG TAMBAHAN SETORAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA PROVINSI KALIMANTAN BARAT ABSTRAK : Dalam rangka mengembangkan kegiatan usaha dan memperkuat struktur permodalan, dipandang perlu melakukan tambahan setoran modal kepada Perusahaan Daerah Aneka Usaha Provinsi Kalimantan Barat. No.5 Th 1962; UU No.17 Th 2003; UU No.1 Th 2004; UU No.32 Th 2004; UU No. 33 Th 2004; UU No.12 Th ; PP No.58 Th 2005; PP No.38 Th 2007; Perpres No.1 Th 2007; Perda No.4 Th 2008; Perda No.4 Th 2010. Dalam Peraturan Daerah ini diatur tentang tambahan setoran modal pemerintah provinsi kalimantan barat pada perusahaan daerah aneka usaha provinsi kalimantan barat, dengan menetapkan batasan istilah yang dipergunakan dalam pengaturannya. Maksud dilakukan tambahan setoran modal pada PD. Aneka Usaha adalah untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan daerah dimaksud dalam upaya mendorong pertumbuhan perekonomian daerah. Tujuan dilakukan tambahan setoran modal pada PD. Aneka Usaha adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha perusahaan daerah dimaksud dalam upaya menambah Pendapatan Asli Daerah. Modal dasar PD. Aneka Usaha seluruhnya merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan sebesar Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Pelaksanaan tambahan setoran modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) dianggarkan dalam APBD Provinsi Kalimantan Barat. PD. Aneka Usaha setiap tahun wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Gubernur berupa ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan. Gubernur melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini. Bagian keuntungan dari setoran modal Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang dibagikan setiap akhir tahun buku PD. Aneka Usaha menjadi hak daerah. Catatan : Perda ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, Penjelasan 2 hlm,

TAMBAHAN SETORAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN BARAT PERDA PROV NO.4,LD./NO.4 SETDA PROV KALIMANTAN BARAT : 6 HLM PERATURAN DAERAH PROV KALIMANTAN BARAT TENTANG TAMBAHAN SETORAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN BARAT ABSTRAK : Dalam rangka melaksanakan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 900/4622/SJ tanggal 21 Desember 2009 perihal penjelasan Pasal 71 ayat (7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan dijelaskan, bahwa Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal merupakan landasan hukum yang memuat kebijakan awal/ induk yang mengatur tentang kebijakan dan jumlah modal yang ditempatkan pada badan usaha milik negara/daerah dan/atau badan usaha lainnya. No.7 Th 1992; UU No.9 Th 1995; UU No.17 Th 2003; UU No.1 Th 2004; UU No.32 Th 2004; UU No.40 Th 2007; UU No.12 Th ; PP No.58 Th 2005; PP No.38 Th 2007; Perda No.1 Th 2009; Perda No.4 Th 2008. Dalam Peraturan Daerah ini diatur tentang tambahan setoran modal Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat, dengan menetapkan batasan istilah yang dipergunakan dalam pengaturannya. Maksud dilakukan tambahan setoran modal Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat kepada PT. Bank Kalbar adalah untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan dimaksud dalam upaya mendorong pertumbuhan perekonomian daerah serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Tujuan dilakukan tambahan setoran modal Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat kepada PT. Bank Kalbar adalah untuk memberikan dukungan pada PT. Bank Kalbar guna meningkatkan peranannya menjadi Bank Pembangunan Daerah regional champion. Modal disetor Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada PT. Bank Kalbar sampai dengan 31 Desember 2010 sebesar Rp. 131.327.000.000,00 (seratus tiga puluh satu milyar tiga ratus dua puluh tujuh juta rupiah). Seluruh modal disetor dan tambahan setoran modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pelaksanaan tambahan setoran modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dianggarkan dalam APBD Provinsi Kalimantan Barat. PT. Bank Kalbar setiap tahun wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Gubernur berupa ikhtisar realisasi kinerja dan laporan keuangan dan ditembuskan kepada DPRD. Gubernur melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini. Deviden dari Penyertaan Modal Daerah yang dibagikan setiap akhir tahun buku PT. Bank Kalbar menjadi hak daerah dan disetorkan ke Kas Umum Daerah.

Catatan : Perda ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, Penjelasan 3 hlm PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH PERDA PROV NO.5,LD./NO.5 SETDA PROV KALIMANTAN BARAT : 12 HLM PERATURAN DAERAH PROV KALIMANTAN BARAT TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH ABSTRAK : Dalam rangka melaksanakan Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan maka perlu disusun peraturan daerah terkait perencanaan penyusunan peraturan daerah yang dilaksanakan dalam suatu Program Legislasi Daerah. No.10 Th 2004; UU No.25 Th 2004; UU No.32 Th 2004; UU No.17 Th 2007; UU No.18 Th 2008; UU No.27 Th 2009; UU No.12 Th ; PP No.38 Th 2007; PP No.16 Th 2010; Kepmendagri No.169 Th 2004; Perda No.4 Th 2005; Perda No.7 Th 2008; Perda No.9 Th 2008; Perda No.10 Th 2008. Dalam Peraturan Daerah ini diatur tentang penyusunan dan pengelolaan program legislasi daerah, dengan menetapkan batasan istilah yang dipergunakan dalam pengaturannya. Menetapkan asas, maksud, dan tujuan penyusunan dan pengelolaan program legislasi daerah. Menetapkan visi dan misi penyusunan dan pengelolaan program legislasi daerah. Kebijakan Program Legislasi Daerah diarahkan untuk menciptakan produk hukum daerah dalam rangka mengoptimalkn pelaksanaan otonomi daerah dan urusan pemerintahan lainnya, serta dinamis dalam upaya menjawab tantangan zaman dengan menyusun rencana program legislasi daerah yang sesuai dengan APBD. Penyusunan Program Legislasi Daerah dilaksanakan oleh DPRD dan Pemerintah Daerah secara terencana, terpadu, dan sistematis, yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh DPRD melalui Badan Legislasi. Program Legislasi Daerah disusun dalam bentuk RPLT sesuai dengan tahun APBD dan disusun berdasarkan skala prioritas. Pengelolaan program legislasi daerah dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. Penyusunan Program Legislasi Daerah yang merupakan hak prakarsa DPRD, dikoordinasikan oleh Badan Legislasi. Masyarakat berhak berperan serta dalam pelaksanaan program pembentukan Peraturan Daerah. Pembiayaan pelaksanaan Program Legislasi Daerah dibebankan pada APBD

Catatan : Perda ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini harus sudah ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak berlakunya Peraturan Daerah ini Penjelasan 4 hlm PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH PERDA PROV NO.5,LD./NO.5 SETDA PROV KALIMANTAN BARAT : 12 HLM PERATURAN DAERAH PROV KALIMANTAN BARAT TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH ABSTRAK : Dalam rangka melaksanakan Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan maka perlu disusun peraturan daerah terkait perencanaan penyusunan peraturan daerah yang dilaksanakan dalam suatu Program Legislasi Daerah. No.10 Th 2004; UU No.25 Th 2004; UU No.32 Th 2004; UU No.17 Th 2007; UU No.18 Th 2008; UU No.27 Th 2009; UU No.12 Th ; PP No.38 Th 2007; PP No.16 Th 2010; Kepmendagri No.169 Th 2004; Perda No.4 Th 2005; Perda No.7 Th 2008; Perda No.9 Th 2008; Perda No.10 Th 2008. Dalam Peraturan Daerah ini diatur tentang penyusunan dan pengelolaan program legislasi daerah, dengan menetapkan batasan istilah yang dipergunakan dalam pengaturannya. Menetapkan asas, maksud, dan tujuan penyusunan dan pengelolaan program legislasi daerah. Menetapkan visi dan misi penyusunan dan pengelolaan program legislasi daerah. Kebijakan Program Legislasi Daerah diarahkan untuk menciptakan produk hukum daerah dalam rangka mengoptimalkn pelaksanaan otonomi daerah dan urusan pemerintahan lainnya, serta dinamis dalam upaya menjawab tantangan zaman dengan menyusun rencana program legislasi daerah yang sesuai dengan APBD. Penyusunan Program Legislasi Daerah dilaksanakan oleh DPRD dan Pemerintah Daerah secara terencana, terpadu, dan sistematis, yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh DPRD melalui Badan Legislasi. Program Legislasi Daerah disusun dalam bentuk RPLT sesuai dengan tahun APBD dan disusun berdasarkan skala prioritas. Pengelolaan program legislasi daerah dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. Penyusunan Program Legislasi Daerah yang merupakan hak prakarsa DPRD, dikoordinasikan oleh Badan Legislasi. Masyarakat berhak berperan serta dalam pelaksanaan program pembentukan Peraturan Daerah. Pembiayaan pelaksanaan Program Legislasi Daerah dibebankan pada APBD

Catatan : Perda ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini harus sudah ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak berlakunya Peraturan Daerah ini Penjelasan 4 hlm PEMBENTUKAN DANA CADANGAN UNTUK PEMBIAYAAN PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2012 PERDA PROV NO.8,LD./NO.8 SETDA PROV KALIMANTAN BARAT : 6 HLM PERATURAN DAERAH PROV KALIMANTAN BARAT TENTANG PEMBENTUKAN DANA CADANGAN UNTUK PEMBIAYAAN PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2012 ABSTRAK : berdasarkan Pasal 172 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dinyatakan bahwa Pemerintah Daerah dapat membentuk Dana Cadangan guna membiayai kebutuhan tertentu yang dananya tidak dapat disediakan dalam satu tahun anggaran dan berdasarkan Pasal 122 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dinyatakan bahwa Pembentukan Dana Cadangan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. No.28 Th 1999; UU No.17 Th 2003; UU No.1 Th 2004; UU No.15 Th 2004; UU No.32 Th 2004; UU No.12 Th ; PP No.6 Th 2005; PP No.58 Th 2005; Kepmendagri No.79 Th 2005; PP No.38 Th 2007; Permendagri No.44 Th 2007; Permendagri No.13 Th 2006; Perda No.4 Th 2008; Perda No.7 Th. Dalam Peraturan Daerah ini diatur tentang pembentukan dana cadangan untuk pembiayaan pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah Provinsi Kalimantan Barat tahun 2012, dengan menetapkan batasan istilah yang dipergunakan dalam pengaturannya. Menetapkan asas, maksud, dan tujuan penyusunan dan pengelolaan program legislasi daerah. Menetapkan prinsip dana cadangan dan tujuan pembentukan dana cadangan. Menetapkan Besaran Dana Cadangan untuk penyelenggaraan Pemilukada Tahun 2012 sebesar Rp. 150.000.000.000,00. Dana Cadangan bersumber dari penyisihan atas penerimaan daerah, kecuali dari Dana Alokasi Khusus, Pinjaman Daerah dan penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu. Dana Cadangan ditempatkan dalam rekening tersendiri, terpisah dari rekening Kas Umum Daerah, ditempatkan dalam bentuk deposito pada Bank Pemerintah. Dana Cadangan

dipergunakan pada belanja tidak langsung dan Belanja Langsung untuk membiayai program dan kegiatan Pemilukada Tahun 2012. Penatausahaan pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai dari Dana Cadangan diperlakukan sama dengan penatausahaan pelaksanaan APBD. Dalam hal terjadi Pemilukada Putaran Kedua dan/atau Pemilukada ulang dan/atau pemungutan/penghitungan suara ulang, maka pendanaannya akan dianggarkan dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2012. Catatan : Perda ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, 7 Desember Dalam hal terjadi Pemilukada Putaran Kedua dan/atau Pemilukada ulang dan/atau pemungutan/penghitungan suara ulang, maka pendanaannya akan dianggarkan dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2012. Penjelasan 2 hlm