BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan dalam bab I ini akan membahas latar belakang yang melatar belakangi semua isi skripsi dengan masalah hubungan kebiasaan belajar siswa dengan hasil belajar untuk SD Kelas V. Dalam pendahuluan ini selain membahas latar belakang, akan menjelaskan mengenai rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian dan penegasan istilah. A. Latar Belakang Belajar merupakan sebuah kewajiban atau keharusan bagi semua orang. Karena belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari (Dimyati dan Mudjiono, 2009:34). Belajar bisa dimana saja dan kapan saja bukan pada saat di sekolah saja, sejak dilahirkan sampai tua akan mengalami proses belajar. Menurut Afida, (2007:34) keadaan manusia yang baru lahir dan tidak memiliki pengetahuan atau tidak memiliki potensi, akan tetapi ia memiliki potensi-potensi yang harus dikembangkan melalui proses belajar. Belajar itu membawa perubahan dalam arti aktual maupun potensial, perubahan itu didapatkannya kecakapan baru dan perubahan itu terjadi karena usaha yang sengaja (Suryabrata, 2011:232). Jadi kesimpulan di atas bahwa pada saat belajar seseorang tersebut akan terdapat perubahan perilaku pada dirinya, perubahan tersebut berasal dari pengalaman yaitu dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar yang berlangsung dari dirinya sendiri akan mengakibatkan perubahan tingkah laku pada dirinya karena adanya interaksi dengan lingkungan, guru dan teman. 1
2 Menurut Suyono dan Hariyanto, (2012:11) belajar adalah suatu aktivitas atau sesuatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian. Keberhasilan seseorang dalam belajar merupakan keinginan setiap siswa melakukan berbagai cara untuk mendapatkan hal tersebut. Cara yang ditempuh oleh setiap siswa akan menentukan keberhasilan belajarnya, karena keberhasilan belajarnya berkaitan dengan kebiasaan belajar siswa. Menurut Nana Sudjana, (2013:165) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses belajar yaitu cara mengikuti pelajaran, cara belajar mandiri di rumah, kebiasaan belajar kelompok, cara mempelajari buku teks dan cara menghadapi ujian. Cara belajar tersebut sering siswa lakukan secara berulang-ulang. Setiap siswa mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda-beda. Menurut Djaali, (2011:128) kebiasaan adalah cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Sedangkan menurut Vidia, (2012:4) kebiasaan belajar merupakan aktifitas-aktifitas belajar siswa yang bersifat seragam yang dilakukannya secara otomatis dan relatif menetap seperti kebiasaan membuat tugas dan kebiasaan mengerjakan ujian Kebiasaan belajar berhubungan positif dengan hasil belajar siswa, karena semakin baik kebiasaan belajar siswa maka semakin baik pula hasil belajar siswa. Kebiasaan belajar terbagi menjadi dua yaitu kebiasaan belajar yang baik dan buruk. Kebisaan baik dalam belajar adalah perilaku atau perbuatan belajar siswa yang mempunyai dampak positif dan sesuai dengan yang seharusnya, seperti membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentari dan
3 mengerjakan tugas, sedangkan kebiasaan buruk dalam belajar adalah perilaku atau perbuatan belajar siswa berlawanan tidak sesuai dengan yang seharusnya, seperti belajar pada saat ujian saja, mengerjakan pekerjaaan rumah (PR) di sekolah. Mengenali kebiasaan belajar siswa sangat penting karena jika siswa mempunyai kebiasaan belajar yang buruk seorang guru atau orangtua dapat mengarahkan kebisaan belajar yang baik. Kebiasaan belajar yang baik menurut Slameto, (2010:82) membuat jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas. Kebiasaan yang tepat akan membawa hasil yang memuaskan, sedangkan kebiasaan belajar yang tidak sesuai akan menyebabkan belajar itu kurang memuaskan. Kebiasaan berhubungan dengan kesenangan yang bersifat individual yang artinya apa yang disenangi belum tentu orang lain menyukai juga. Cara yang disenangi akan selalu diulangi lagi dan akhirnya siswa tersebut sering melakukannya dan akan menjadi satu pada dirinya. Jadi kebiasaan belajar adalah cara belajar siswa yang sengaja dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang lama sehingga menjadi tetap untuk membantu dirinya dalam memperoleh ilmu dan pemahaman konsep dari kebiasaan tersebut dapat memberikan hasil. Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk dan perlu dikembangkan karena dengan terbentuknya kebiasaan belajar yang baik dapat memperoleh hasil belajar yang ingin dicapai. Menurut The Liang Gie dalam Afida, (2007:47) kebiasan belajar bukan bakat alamiah atau bawaan, akan tetapi merupakan perilaku yang dipelajari secara sengaja, karena selalu diulang-ulang maka perilaku tersebut terbiasakan dan pada akhirnya terlaksana secara sepontan. Sama halnya yang
4 disampaikan oleh Arifin, (2012:03) kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah atau bawaan sejak lahir tetapi perilaku yang dipelajari secara sengaja maupun tidak sadar, yang kemudian kebiasaan belajar tersebut telah tertanam dalam diri siswa dan akhirnya akan timbul yang namanya siswa sukses dan siswa yang gagal dalam belajar. Pembiasaan untuk anak yang masih kecil sangat penting, karena dengan pembiasaan itulah akan menjadi milik anak dikemudian hari. Pembiasaan belajar baik akan membentuk sosok manusia berkepribadian yang baik pula dan sebaliknya yaitu pembiasaan belajar yang buruk akan membentuk sosok manusia kepribadian yang buruk pula (Djamarah dan Zain, 2010:62-63). Jadi kebiasaan yang baik bukan bawaan dari lahir, tetapi dapat dibentuk dan ditanamkan pada siswa sejak sedini mungkin. Peran orangtua sangat mendukung dalam pembentukan kebiasaan belajar yang baik, karena orangtua harus menekankan kebiasaan belajar yang baik. Akan tetapi tidak semua orangtua peduli terhadap kebiasaan belajar anaknya saat di rumah. Peran orangtua harus memantau perkembangan anaknya dan tidak menyerahkan semua kepada pihak sekolah. Orang tua dan pihak sekolah bisa bekerja sama dalam memantau dan mengajarkan hal hal yang baik pada anak untuk perkembangan dan hasil belajarnya. Siswa dibesarkan oleh keluarga yang mempunyai kebiasaan belajar yang baik cenderung akan memiliki kebiasaan belajar yang baik pula begitu pula dengan lingkungan sekolah yang kondusif akan berpengaruh terhadap kebiasaan belajar siswa. Belajar bersungguh-sungguh dan mempunyai kebiasaan belajar yang baik, maka menghasilkan hasil belajar yang memuaskan. Didalam proses belajar mengajar tugas seorang siswa hanya belajar, belajar dan belajar sedangkan tugas
5 seorang guru menurut Dimyati dan Mudjiono, (2009:17) sebagai fasilitator belajar atau mendampingi siswa pada saat belajar. Siswa tidak selalu bergantung kepada guru, siswa dapat mendapatkan hasil belajar yang tinggi yaitu berkat kemampuan diriya sendiri bukan dari orang tua atau guru. Seorang guru hanya bertugas mendampingi saja dan membantu siswa dengan cara memberi kemudahan dalam belajar. Jika siswa ingin mendapatkan hasil belajar yang tinggi maka perlu berusaha sendiri dengan keras dan tidak bergantung kepada orang lain. Tanpa usaha yang keras tidak akan mencapai sesuatu yang diharapkan, seperti yang disampaikan (Slameto, 2010:73) yaitu kesuksesan siswa dalam belajar merupakan berkat usaha keras, tanpa usaha tak akan tercapai sesuatu. Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran (lucy, 2012:9). Hasil Belajar merupakan pencapain tujuan dari proses belajar yang dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi dan memberikan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orangtua dan lembaga pendidikan pada umumnya laporan tersebut menggunakan rapot setiap semesternya (Djamarah, 2010:50-51). Sedangkan menurut Menurut Sudjana, (2005:75), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar di dalam penelitian ini yaitu hasil yang diperoleh siswa dari usaha belajar dalam bentuk raport tengah semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Dalam raport tengah semester ganjil siswa kelas V dapat diketahui
6 sejauh mana hasil belajar siswa, apakah siswa tersebut berhasil atau gagal dalam suatu mata pelajaran. Menurut Sudjana, (2013:39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor dari internal terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa sangat besar sekali kaitannya terhadap hasil belajar yang dicapai. Hal yang sama disampaikan oleh Sudjana, (2013:39) yaitu selain faktor kemampuan yang dimiliki siswa, ada juga faktor lain seperti, motivasi, kebiasaan belajar, minat dan perhatian, ketekunan dan faktor fisik. Jadi kebiasaan belajar adalah faktor yang mempunyai keterkaitan dengan hasil belajar siswa. Faktor-faktor yang berkaitan dengan hasil belajar siswa sangat penting sekali karena dapat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengungkapkan masalah ini dengan alasan kebiasaan belajar yang siswa lakukan tidak efektif dan efisien sehingga berakibatkan hasil belajar siswa tidak maksimal atau menurunya hasil belajar yang diperoleh. Kebiasaan belajar berkaitan dengan hasil belajar siswa karena, kebiasaan belajar yang digunakan turut menentukan hasil belajar siswa dan kebiasaan belajar merupakan faktor yang berkaitan dengan hasil belajar siswa, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di SD Negeri Patokan I Kraksaan Kabupaten Probolinggo yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa Kelas V di SD Negeri Patokan I Kraksaan Kabupaten Probolinggo, yang akan dibahas dalam sebuah skripsi dengan judul: HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI PATOKAN I KRAKSAAN
7 KABUPATEN PROBOLINGGO. Untuk itu perlu diteliti bagaimana kebiasaan belajar siswa, bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa kelas V. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kebiasaan belajar siswa kelas V SD Negeri Patokan I Kraksaan? 2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Patokan I Kraksaan? 3. Bagaimana hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Patokan I Kraksaan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan dari rumusan masalah yang diuraikan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan kebiasaan belajar siswa kelas V SD Negeri Patokan I Kraksaan. 2. Mendiskripsikan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Patokan I Kraksaan. 3. Mendiskripsikan hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Patokan I Kraksaan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya. Manfaat dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
8 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoretis pada penelitian ini adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang kebiasaan belajar dan hasil belajar pada penelitian lanjutan yang terkait kebiasaan belajar dan hasil belajar. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain: a. Bagi Guru Hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa kelas V dapat membantu guru untuk mengenali kebiasaan belajar siswa karena guru dapat mengarahkan kebiasaan yang baik pada siswa yang mempunyai kebiasaan buruk. b. Bagi siswa Melalui penelitian ini diharapkan akan terungkap sisi positif dalam kebiasan belajar belajar siswa sehingga dapat dimaksimalkan bagi upaya peningkatan hasil belajar siswa dan memberi motivasi kepada siswa dalam meningkatkan kebiasaan belajar dalam meraih hasil belajar yang tinggi. c. Bagi Sekolah Melalui penelitian ini diharapkan akan sebagai masukan kepada kepala sekolah untuk bahan pengembangan program pembelajaran pada tahap berikutnya. d. Bagi peneliti Bagi peneliti memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan tentang kebiasaan belajar yang baik.
9 E. Asumsi Penelitian Asumsi-asumsi dalam penelitian ini di antaranya adalah: 1. Setiap siswa mempunyai kebiasan belajar yang berbeda-beda. 2. Hasil belajar siswa diambil dari nilai raport tengah semester ganjil dianggap cukup objektif sebagai gambaran dari hasil belajar siswa. F. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul Arikunto, (2013:110). Teori yang melandasi ada tidaknya hubungan kebiasaan belajar dengan hasil belajar adalah menurut pendapat Vidia, (2012:4) kebiasaan belajar merupakan aktifitas-aktifitas belajar siswa yang bersifat seragam yang dilakukannya secara otomatis dan relatif menetap seperti kebiasaan membuat tugas dan kebiasaan mengerjakan ujian. Selanjutnya menurut Sudjana, (2013:39) kebiasaan belajaran merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran (lucy, 2012:9). Berdasarkan teori-teori tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua hipotesis yaitu hipotesis alternative (Ha), dan hipotesis nol (Ho). Hipotesis tersebut adalah: Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antaran kebiasaan belajar dengan hasi belajar siswa kelas V SD Negeri Patokan I Kraksaan Kabupaten Probolinggo.
10 Ho: Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Patokan I Kraksaan Kabupaten Probolinggo. G. Istilah atau Penegasan Istilah Guna menghindari kesalahpahaman antara yang dimaksud peneliti dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan definisi katakata kunci sebagai berikut: 1. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian (Suyono dan Hariyanto, 2012:11). 2. Kebiasaan adalah cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis (Djaali, 2011:128). 3. Kebiasaan belajar merupakan aktifitas-aktifitas belajar siswa yang bersifat seragam yang dilakukannya secara otomatis dan relatif menetap seperti kebiasaan membuat tugas dan kebiasaan mengerjakan ujian Kebiasaan baik dalam belajar yaitu perilaku atau perbuatan belajar siswa yang mempunyai dampak positif dan sesuai dengan yang seharusnya, seperti membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentari dan mengerjakan tugas (Vidia, 2012:4). 4. Kebiasaan buruk dalam belajar yaitu perilaku atau perbuatan belajar siswa berlawanan tidak sesuai dengan yang seharusnya, seperti belajar pada saat ujian saja, mengerjakan pekerjaaan rumah (PR) di sekolah.
11 5. Hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh oleh siswa dalam proses pembelajaran yang dituangkan dengan angka maupun dalam pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari atas ilmu yang didapat. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran (lucy, 2012:9).