BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang begitu pesat menyebabkan banyaknya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang lainnya. Persaingan tersebut akan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi,

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan penggabungan usaha. Bentuk penggabungan usaha yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan pencapaian target atau tujuan perusahaan di masa depan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memasuki pasar bebas dan adanya globalisasi menuntut perusahaan untuk

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pemimpin dalam sebuah perusashaan atau manajemen untuk

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEBAHASAN. akan menganalisis kinerja keuangan PETROSEA Tbk, RESOURCE ALAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu dengan melakukan penggabungan usaha (merger) dan akuisisi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. jalur alternatif yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan (Internal Growth) dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja atau pertanggung jawaban manajemen perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan di periode sebelumnya. Perubahan laba menjadi ukuran keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipulihkan atau diperbaharui (non renewable resources). Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham (Maximization shareholder wealth) dalam bentuk peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. : Wulandari NPM : Dosen Pembimbing : Anne Dahliawati, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau

BAB 1 PENDAHULUAN. terus mencari strategi terbaru agar mampu mempertahankan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB IV KESIMPULAN. Tabel 4.1 PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK. Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan produk. Perusahaan manufaktur terdiri dari tiga sektor yaitu: industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di era globalisasi yang dinamis saat ini dituntut untuk lebih kreatif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kinerja dari perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki globalisasi dan perdagangan bebas persaingan usaha diantara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu pihak yang berkepentingan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai penilaian kinerja keuangan PT. Alam Sutera Realty yang diukur. penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satunya dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu pesat menyebabkan banyaknya persaingan usaha. Hal ini mendorong pihak manajemen perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya dengan mengembangkan usahanya melalui strategi bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan strategi bisnis jangka panjang yaitu melalui penggabungan usaha. Penggabungan usaha merupakan bentuk penggabungan satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam rangka mendapatkan pengendalian atas aktiva maupun operasional. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi, dan konsolidasi. Bentuk penggabungan usaha yang paling popular yaitu merger dan akuisisi. Merger dan akuisisi dipandang sebagai salah satu cara untuk mencapai beberapa tujuan yang lebih bersifat ekonomis dan jangka panjang. Akuisisi merupakan cara pengembangan dan pertumbuhan perusahaan atau alternatif investasi modal pertumbuhan secara internal. Akuisisi merupakan pembelian mayoritas saham sebuah perusahaan oleh individu ataupun organisasi. Akuisisi dimaksudkan agar perusahaan yang diakuisisi dapat dimaksimalkan sumber dayanya untuk kepentingan perusahaan utama dan kepentingan perusahaan yang diakuisisi tersebut. 1

2 Aktivitas akuisisi semakin meningkat seiring dengan intensnya perkembangan ekonomi yang semakin mengglobal. Di Indonesia akuisisi menunjukkan skala peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Sementara itu di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa Barat fenomena akuisisi sudah menjadi hal yang popular, seperti contoh terbaru di Indonesia yaitu akuisisi Unilever atas Sara Lee Company, Aqua diakuisisi Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain (Novi: 2011: 1). Kontroversi muncul dibalik peristiwa akuisisi, berbagai bentuk rekayasa dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi misalnya untuk menghindari pajak, menggelembungkan nilai aset perusahaan, dan mengurus manajemen perusahaan yang dikuasai. Dalam pelaksanaan akuisisi terdapat satu tindakan yang mendukung adanya manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi. Manajemen laba merupakan campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri. Pencapaian laba tersebut muncul karena metode akuntansi memberikan peluang bagi manajemen untuk mencatat suatu fakta tertentu dengan cara yang berbeda dan peluang bagi manajemen untuk melibatkan subyektivitas dalam menyusun estimasi (Hadri dan Udiana: 2004: 3). Alasan mendasar manajer perusahaan melakukan manajemen laba adalah karena harga pasar saham suatu perusahaan secara signifikan dipengaruhi oleh laba, risiko, dan spekulasi. Oleh sebab itu, perusahaan yang labanya selalu

3 mengalami peningkatan dari periode ke periode secara konsisten akan mengakibatkan risiko perusahaan menurun dibandingkan dengan prosentase kenaikan laba. Hal inilah yang mendorong banyak perusahaan untuk mengatur dan mengelola labanya sebagai salah satu cara untuk mengurangi risiko perusahaan tersebut. Alasan perusahaan lebih tertarik memilih merger dan akuisisi sebagai salah satu strateginya adalah karena merger dan akuisisi dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Merger dan akuisisi juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi (Hitt: 2002: 64). Selain itu, keuntungan lainnya adalah peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi. Dari tindakan manajemen laba tersebut, dapat diketahui pula kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi, apakah kinerja keuangan perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan. Kinerja keuangan merupakan kemampuan dari suatu perusahaan dalam menggunakan modal yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mendapatkan hasil yang maksimal. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

4 Banyak penelitian yang membahas tentang adanya manajemen laba dalam proses akuisisi. Penelitian Rahmad dan Bakar (2002) yang dikutip oleh Udiana Sari telah membuktikan adanya manajemen laba melalui discrectionary accrual pada perusahaan pengakuisisi sebelum merger dan akuisisi di Malaysia pada tahun sebelum akuisisi. Penelitian yang dilakukan Novi (2011), pada periode penelitian 2006-2008 dengan objek penelitian perusahaan di Bursa Efek Indonesia yang melakukan akuisisi menunjukkan bahwa perusahaan pengakuisisi menjelang akuisisi tidak terbukti melakukan manajemen laba dengan income increasing accruals. Sedangkan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi sebelum dan setelah melakukan akuisisi ada perbedaan, namun kondisi perusahaan berada pada kondisi yang sehat. Penelitian tentang kinerja keuangan dilakukan Payamta (2000) periode akuisisi 1990-1996 dengan periode pengamatan empat tahun (dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah akuisisi). Rasio keuangan yang digunakan adalah Current Ratio, Quick Ratio, DR, Network to Debt Ratio, Total Asset Turnover, ROI, dan NPM. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan kinerja keuangan setelah perusahaan melakukan akuisisi. Hayati (2004) meneliti kasus akuisisi dengan memproksikan kinerja perusahaan melalui 10 rasio keuangan selama dua tahun sebelum dan dua tahun setelah akuisisi, hasilnya seluruh sampel menunjukkan penurunan kinerja keuangan setiap akhir tahun setelah merger dan akuisisi. Penelitian ini dikonfirmasi oleh Dewi (2004) dengan rasio keuangan yang berbeda.

5 Penelitian ini membahas mengenai fenomena manajemen laba pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan akuisisi tahun 2009-2012 serta kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah akuisisi. Didalam penelitian ini diperoleh lima perusahaan yang melakukan akuisisi dengan rincian sebagai berikut: Pada bulan Juli 2009, PT. Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mengakuisisi PT. Cibaliung Sumberdaya. Kedua perusahaan ini sama-sama bergerak di sektor pertambangan. Pada bulan November 2009, PT. Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) mengakuisisi Masela PSC (Inpex Masela Ltd) yang juga sama-sama bergerak di sektor pertambangan. Dan pada bulan Juni 2010, PT. Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mengakuisisi PT. Triguna Internusa Pratama. Dimana kedua perusahaan tersebut sama-sama bergerak di sektor pertambangan. Pada bulan Agustus 2011, PT. United Tractors Tbk. (UNTR) yang merupakan distributor tunggal alat berat Komatsu di Indonesia mengakuisisi PT. Agung Bara Prima yang bergerak pada sektor pertambangan batu bara. Pada bulan November 2012, PT. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk. (SMGR) yang merupakan perusahaan manufaktur pembuatan semen dan produsen semen di Indonesia mengakuisisi Thanglong Cement Joint Stock Company yang juga bergerak di bidang yang sama di Vietnam. Kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi sebelum melakukan akuisisi menunjukkan prestasi kerja perusahaan sesungguhnya sebelum mereka bergabung dengan perusahaan lain. Dari kelima perusahaan pengakuisisi diatas kinerja

6 perusahaan yang dinilai menggunakan analisis rasio keuangan secara time series dari tahun ke tahun dapat dilihat dalam Tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Akuisisi No Perusahaan Tahun NPM ROA TATO DER 1 ANTM 2007 0.42 42% 0.99 0.37 2 ENRG 3 RAJA 4 UNTR 5 SMGR 2008 2007 2008 2008 2009 2009 2010 2010 0.14 13% 0.93 0.26 0.1 1% 0.12 1.79-0.01-1% 0.14 2.39 0.01 1% 0.21 0.01-0.01 1% 0.21 0.01 0.13 15% 1.19 0.75 0.1 13% 1.25 0.83 0.25 23% 0.92 0.28 2011 0.24 20% 0.83 0.34 Sumber: Data Olahan Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih ANTM dua tahun sebelum akuisisi mengalami penurunan sebesar 0.28. Besarnya tingakat pengembalian dari asset yang dimiliki ANTM turun sebesar 29%. Perputaran aktiva ANTM untuk berubah menjadi kas atau piutang turun sebesar 0.06 kali. Besarnya hutang ANTM dibandingkan dengan modal perusahaan adalah turun sebesar 0.11. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih ENRG dua tahun sebelum akuisisi turun sebesar 0.11. Besarnya tingakat pengembalian dari asset yang dimiliki ENRG turun sebesar 2%. Perputaran aktiva ENRG untuk berubah menjadi kas atau piutang naik sebesar 0.02 kali. Besarnya hutang ENRG dibandingkan dengan modal perusahaan naik sebesar 0.6.

7 Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih RAJA dua tahun sebelum akuisisi turun menjadi 0.02. Besarnya tingakat pengembalian dari asset yang dimiliki RAJA adalah tetap yaitu sebesar 1%. Perputaran aktiva RAJA untuk berubah menjadi kas atau piutang adalah tetap sebesar 0.21 kali. Besarnya hutang RAJA dibandingkan dengan modal perusahaan adalah tetap sebesar 0.01. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih UNTR dua tahun sebelum akuisisi turun sebesar 0.03. Besarnya tingakat pengembalian dari asset yang dimiliki UNTR turun sebesar 2%. Perputaran aktiva UNTR untuk berubah menjadi kas atau piutang naik sebesar 0.06 kali. Besarnya hutang UNTR dibandingkan dengan modal perusahaan turun menjadi 0.08. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih SMGR dua tahun sebelum akuisisi turun sebesar 0.01. Besarnya tingakat pengembalian dari asset yang dimiliki SMGR turun sebesar 3%. Perputaran aktiva SMGR untuk berubah menjadi kas atau piutang turun sebesar 0.09 kali. Besarnya hutang SMGR dibandingkan dengan modal perusahaan turun sebesar 0.06. Dari kelima perusahaan pengakuisisi tersebut, empat perusahaan memiliki kinerja keuangan yang buruk dan satu perusahaan mempunyai kinerja keuangan yang stabil. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelima perusahaan tersebut cenderung memiliki kinerja keuangan yang buruk sehingga hal ini mendorong perusahaan tersebut untuk melakukan akuisisi agar dapat menaikkan kinerja keuangannya ditahun yang akan datang.

8 Peneliti memilih lima perusahaan tersebut sebagai obyek penelitian karena kelima perusahaan tersebut telah melakukan akuisisi pada tahun pengamatan peneliti yaitu tahun 2009 sampai 2012. Dimana ketika perusahaan akan melakukan akuisisi, perusahaan tersebut pasti melakukan manajemen laba terlebih dahulu untuk menarik perusahaan yang akan mereka akuisisi dengan menaikkan laba, menurunkan laba, atau meratakan laba sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dari usaha manajemen laba tersebut, kinerja keuangan perusahaan pun akan terlihat semakin baik dimata perusahaan yang akan diakuisisi. Sehingga perusahaan yang akan diakuisisi pun akan bersedia untuk diakuisisi oleh perusahaan tersebut. Manajemen laba sendiri diukur dengan menggunakan Discretionary Acrruals. DA merupakan komponen akrual yang dapat dipermainkan besar kecilnya oleh manajer. DA didapat dengan mencari nilai Total Accruals terlebih dahulu lalu mencari nilai Non Discretionary Accruals. NDA merupakan komponen accruals yang tidak bisa dipermainkan besar kecilnya meliputi kondisi yang ada didalam perusahaan. Jika nilai DA bernilai nol menunjukkan manajemen laba dilakukan dengan pola perataan laba (income smoothing). Sedangkan nilai positif menunjukkan adanya manajemen laba dengan pola peningkatan laba (income increasing), dan nilai negatif menunjukkan manajemen laba dengan pola penurunan laba (income decreasing), (Sulistyanto: 2008: 229). Yang melatarbelakangi penelitian ini adalah bagaimana manajemen laba perusahaan pengakuisisi sebelum akuisisi dilakukan serta untuk mengetahui

9 bagaimana kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah akuisisi. Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh perbedaan hasil (research gap) yang dilakukan oleh para peneliti. Research gap diatas dijadikan permasalahan dalam penelitian ini dengan memperbarui periode penelitian dan dengan sampel yang berbeda dari penelitian sebelumnya sehingga penelitian ini diberi judul Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Akuisisi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana manajemen laba dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi sebelum perusahaan melakukan akuisisi? 2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah akuisisi? C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu fokus pada manajemen laba yang dilakukan oleh lima perusahaan pengakuisisi mulai dari tahun 2009-2012 dan membandingkan kinerja keuangan tahunan perusahaan pengakuisisi dengan analisis rasio time series dari tahun ke tahun yaitu dua tahun sebelum akuisisi dan dua tahun sesudah akuisisi. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

10 1. Menganalisis manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan pengakuisisi sebelum perusahaan melakukan akuisisi. 2. Mengetahui perbedaan kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi sebelum dan sesudah akuisisi. Peneliti berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain: 1. Bagi Perusahaan Pengakuisisi Hasil penelitian ini digunakan sebagai informasi dan kajian tentang pengaruh ekonomis atas keputusan akuisisi, sehingga dapat dijadikan dasar sebelum perusahaan melakukan akuisisi. 2. Bagi Investor Hasil dari penelitian ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh investor sebelum mereka mengambil keputusan untuk membeli sejumlah saham perusahaan dengan melihat dampak akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan ilmu serta referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.