BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat (1) yang menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kesehatan tersebut diselenggarakan dengan berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Salah satu sistem dimaksud yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). JKN merupakan aset untuk menyelamatkan financial risk dari penduduk Indonesia akibat sakit sehingga tidak ada lagi istilah orang miskin karena sakit. Sifat dari JKN ini adalah wajib sehingga seluruh penduduk Indonesia harus menjadi peserta BPJS Kesehatan dalam rentang waktu 2014 hingga 2019. Jaminan ini terwujud dalam rangka mengimplementasikan amanat UUD 1945 pasal 25 H ayat 1, Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, dan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Kemenkes RI, 2013).
JKN harus diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelalaian dalam meliput dan atau melayani jaminan kesehatan bagi penduduk miskin, termasuk warga tak mampu, merupakan pelanggaran terhadap asas kemanusiaan. Kemudian, asas manfaat jaminan sosial yang didesain harus memberikan manfaat yang berarti bagi peserta, paling tidak memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar bagi peserta termasuk layanan kesehatan secara komprehensif, sedangkan asas keadilan dalam penyelenggaraan SJSN berlaku untuk seluruh lapisan masyarakat baik kaya, menengah atau miskin agar tercipta prinsip kegotong-royongan (Purwoko, 2012). Dalam JKN ini, fasilitas pelayanan kesehatan terbagi atas 3 tingkatan: Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) 1, 2 dan 3. Puskesmas, Klinik swasta dan Dokter Layanan Primer tergolong PPK 1. Rumah sakit terbagi atas PPK 2 (rujukan tingkat pertama) dan PPK 3 (rujukan tingkat lanjut). Kualifikasinya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing rumah sakit. Dalam kondisi gawat darurat, semua pasien bisa langsung dilayani di PPK 2 maupun PPK 3. Tetapi dalam kondisi lain, pelayanan dilakukan dengan rujukan berjenjang dari PPK 1 ke PPK2 kemudian ke PPK 3 (Perpres 12/2013 dan Permenkes 71/2013). Rumah Sakit sebagai PPK 2 dan 3 yang sudah menjalin kerjasama dengan BPJS harus benar-benar siap dalam memberikan pelayanan kepada seluruh pasien JKN. Menurut Ady (2014), dengan disosialisasikannya JKN melalui BPJS kepada manajemen, dokter dan karyawan merupakan salah satu bentuk kesiapan rumah sakit di era baru layanan kesehatan di Indonesia. Seluruh jajaran Rumah Sakit perlu
menyiapkan diri dalam menyongsong era JKN ini. Rumah sakit merupakan unsur paling utama pada sistem pembagunan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting, sekaligus sebagai kunci dari pembangunan kesehatan itu sendiri. Untuk menuju kepada peningkatan efektivitas, produktivitas dan mutu pelayanan khususnya di era JKN, rumah sakit harus meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan termasuk fasilitas peralatan (sarana) dan infrastruktur gedung (prasarana) yang memadai dan sesuai perkembangan jaman, teknologi dan ilmu kesehatan. Menurut Djatmiko (2014) JKN adalah wadah yang tepat untuk memulai pembangunan manusia Indonesia. Namun harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, melibatkan semua elemen dan dengan spirit membangun manusia seutuhnya. Integrated, komprehensif dan membawa manfaat bagi semua pemangku kepentingan. Bukan sekedar reaktif dan populis saja tanpa disain yang baik dan persiapan yang matang. Penelitian Fajrin tahun 2013 tentang implementasi Kebijakan Pelayanan Jaminan Kesehatan Kota (Jamkesko), yang merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dengan hasil penelitian bahwa implementasi kebijaksan program pelayanan Jaminan Kesehatan Kota (Jamkesko) di Kecamatan Pontianak Selatan belum berlangsung efektif dan cenderung lambat. Belum efektif dan lambatnya implementasi kebijakan program pelayanan jaminan kesehatan Kota tersebut, tercermin dari aspek isi kebijakan yang menyangkut dengan aspek perubahan yang diinginkan, minimnya jumlah pelaksana yang terlibat, serta sumber daya yang kurang berkomitmen.
Penelitian Geswar tahun 2014 tentang kesiapan stakeholder dalam pelaksanaan program JKN di Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data dengan teknik indepth interview, observasi, dan telaah dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan JKN belum optimal. Salah satu provider pelayanan kesehatan program JKN di Kabupaten Pidie yaitu Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum (RSUD) Tgk Chik Ditiro yang merupakan Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B. Berdasarkan survey awal bahwa rumah sakit ini berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang semaksimal mungkin sesuai dengan fasilitas dan sarana yang tersedia terhadap pasien JKN. Rumah sakit ini memiliki 239 tempat tidur dengan jumlah tenaga kerja 347 orang (dokter umum 15 orang, dokter spesialis 26 orang, dokter gigi 4 orang, tenaga keperawatan 281 orang, teknisi medis 27 orang, pegawai khusus bidan 26 orang, pegawai khusus gizi 6 orang, petugas farmasi 31 orang, petugas kesehatan masyarakat 25 orang dan non kesehatan 110 orang). Pelayanan medis meliputi pelayanan spesialis rawat jalan, rawat inap dan pelayanan unit gawat darurat (UGD). Berdasarkan survey awal di BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli dari data rekam medik diketahui nilai Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit ini pada tahun 2014 sebesar 96,54% (standar nasional 60%-85%). Kondisi ini menunjukkan bahwa animo masyarakat untuk datang berobat ke BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli sudah tinggi termasuk pasien JKN. Namun dilihat dari aspek kesiapan rumah sakit dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien JKN masih ditemui permasalahan di
antaranya infrastruktur yaitu kamar rawat inap bagi pasien JKN yang masih kurang. Hal ini diindikasikan dari pasien JKN terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk menempati kamar lain yang bukan jatah pasien JKN. Juga belum maksimalnya pelayanan medis spesialis serta pelayanan asuhan keperawatan karena ketersediaan tenaga kesehatan belum mencukupi terutama tenaga keperawatan masih kurang dibandingkan dengan jumlah tempat tidur. Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan fenomena di rumah sakit tempat penelitian, maka penelitian ini dilakukan dengan judul: Ketersediaan Tenaga Kesehatan dan Kecukupan Infrastruktur untuk Kesiapan dalam Menghadapi Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di BLUD Rumah Sakit Umum (RSU) Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie. 1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka permasalahan yang akan dianalisis adalah: 1. Bagaimana ketersediaan tenaga kesehatan untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie? 2. Bagaimana kecukupan infrastruktur untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ditetapkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis ketersediaan tenaga kesehatan untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis kecukupan infrastruktur untuk kesiapan dalam menghadapi era JKN di BLUD Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak yang terkait baik secara teoritis maupun praktis, di antaranya: 1. Manfaat Teoritis a. Menjadi sumber informasi bagi BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie tentang ketersediaan tenaga medis dan kecukupan infrastruktur rumah sakit ini di era JKN. b. Sebagai tambahan referensi di perpustakaan USU Medan dan di perpustakaan FKM USU Medan mengenai kesiapan rumah sakit di era JKN. c. Menjadi bahan acuan bagi mahasiswa yang melakukan pengkajian berkaitan dengan kesiapan rumah sakit di era JKN. 2. Manfaat Praktis a. Menjadi bahan masukan bagi BLUD RSU Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie dalam upaya peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan dan peningkatan infrastruktur rumah sakit untuk kesiapan di era JKN.
b. Menjadi bahan masukan bagi tenaga kesehatan dalam peningkatan pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi pasien di tempat tugas. c. Menambah pengetahuan dan wawasan ilmiah peneliti tentang kesiapan rumah sakit di Era JKN untuk dipraktikkan di tempat tugas.