BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan matematika dalam pembelajaran mampu meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan sebagaimana hadist Rasulullah S.AW yang berbunyi: Artinya : Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. simbolik dan sulit untuk dipelajari. Pandangan tersebut muncul dikarenakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh perkembangan pendidikan bangsa itu. Firman Allah Swt. Dalam surah Al-Mujadillah ayat 11 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat dihilangkan rasa perbedaan kelas dan kasta, karena di mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusian Indonesia. pengetahuan, kesehatn, keterampilan dan seni.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. moral sebagai pendalaman dan penghayatan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. cermin kepribadian masyarakat. Sebagaimana dalam Undang-Undang Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan pendidikan dalam islam adalah sesuatu yang tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, dimana pendidikan memegang peranan penting dalam. pengembangan potensi dalam diri peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus

ط ل ب ا لع ل م ف ر ی ض ة ع ل ى ك ل م س ل م و ا لم س ل م ة

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Dalam ajaran Islam, pendidikan adalah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Menurut Langeveld pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa. 1 Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (citacita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. h. 1-2 1 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), 1

2 bersabda: Terdapat Hadits Riwayat Ibnu Majah tentang pendidikan, Rasulullah ط ل ب ا لع ل م ف ر ي ض ة ع ل ى ك ل م س ل م Maksud hadits di atas, di dalam kehidupan setiap muslim, baik itu laki-laki maupun perempuan wajib dalam hal menuntut ilmu. Karena, tidak adanya ilmu di diri seseorang maka bagaimana caranya dia menuntun dirinya sendiri dalam segala aktivitas dan perbuatan. Terkait dalam hal pendidikan, di Indonesia terdapat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 yang menyebutkan : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. 2 Suatu pendidikan terdapat yang namanya belajar dan pembelajaran. Belajar itu sendiri adalah proses mendapatkan pengetahuan. 3 Sedangkan Pembelajaran pada hakikatnya merupakan usaha agar peserta didik mengalami proses belajar. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan peserta 3-4 2 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), h. 3 Agus Suprijono, Cooperative Learning (Teori & Aplikasi PAIKEM), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 3

3 didik yang berisi berbagai kegiatan yang bertujuan agar terjadi proses belajar (perubahan tingkah laku) pada diri peserta didik. 4 Terdapat model pembelajaran agar proses pembelajaran lebih berbeda. Model pembelajaran ada berbagai macam, diantaranya model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran berbasis masalah. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas. Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. 5 Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahanbahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. 6 Salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh 4 Zainal Arifin Ahmad, Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai Implementasi, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), h. 11 5 Op.,Cit, h. 46 6 Rusman, Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru), (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), h. 144-145

4 guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. 7 Firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 2:... Ayat tersebut menganjurkan kita untuk tolong-menolong dalam hal kebajikan dan takwa. Dalam ayat ini pula Allah memerintahkan hamba-nya yang beriman untuk saling-membantu dalam perbuatan baik dan meninggalkan kemungkaran yang merupakan ketakwaan dari seorang hamba. Namun, Allah melarang saling mendukung kebatilan dan bekerjasama dalam perbuatan dosa dan perkara haram. Tentunya dalam pembelajaran kooperatif ini dianjurkan untuk saling tolong-menolong yakni dalam hal proses pembelajaran kooperatif itu sendiri. Hubungan seseorang dalam proses pembelajaran nanti akan terjalin sikap saling tolong-menolong dan persahabatan. Hubungan ini terjalin dalam rangka meraih ridha Allah dalam menuntut ilmu dan sebagai puncak kebahagiaan seorang hamba dalam meraih kebaikan serta ketakwaan yang merupakan inti agama Islam. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang 7 Agus Suprijono, Op.,Cit, h. 54

5 dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. 8 Dari model pembelajaran tersebut maka nantinya ada implementasi dari belajar yakni hasil belajar. Adapun pengertian dari hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 9 Setiap siswa pasti mampu memahami pelajaran dengan baik apabila mendapat bimbingan dan arahan dari secara tepat. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, diharapkan siswa mampu memahami pelajaran dengan menggunakan langkah-langkah kegiatan yang ada pada model pembelajaran tersebut. Dengan demikian, diharapkan siswa lebih bisa memahami pelajaran dengan cepat dan bisa membuat pelajaran melekat diingatan siswa serta lebih berkesan dan bermakna bagi siswa tersebut. Hasil penjajakan awal di SDN-SN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin pelaksanaan model pembelajaran kooperatif pernah dilaksanakan di sekolah tersebut namun tidak sering dilaksanakan, maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut terkait model pembelajaran kooperatif dan melihat seberapa signifikan pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV. Berdasarkan jabaran latar belakang diatas peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN-SN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin. 8 Rusman, Op.,Cit, h. 202 2012), h. 14 9 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Multi Pressindo,

6 B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dari judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN-SN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin adalah: 1. Proses pembelajaran biasanya hanya dijalankan dengan metode konvensional. 2. Tidak sering melibatkan interaksi siswa untuk memahami karena hanya sekedar penjelasan dari guru. C. Rumusan Masalah Berdasarkan deskripsi latar belakang penelitian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif siswa kelas IV SDN-SN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin? 2. Bagaimana hasil belajar matematika dengan tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif siswa kelas IV SDN-SN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin? 3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN-SN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin?

7 D. Batasan Masalah Dari latar belakang masalah dapat dilihat batasan masalah sebagai berikut: 1. Masih kurangnya dilaksanakan model pembelajaran kooperatif. 2. Belum adanya model pembelajaran yang tepat terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV. E. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan menginterpretasikan judul diatas, maka peneliti merasa perlu untuk memberikan beberapa batasan istilah dengan definisi operasional sebagai berikut: 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. 10 Jadi, pengaruh yang dimaksud peneliti adalah sebagai perubahan yang terjadi pada suatu kegiatan pembelajaran, dari sebelum pembelajaran dimulai sampai pembelajaran selesai dilaksanakan. 2. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan model pengajaran di mana siswa belajar dalam kelompok kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. 11 Jadi, model pembelajaran kooperatif yang dimaksud peneliti adalah 10 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 849 11 Sofan Amri dan Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas (Metode, Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya), (Jakarta: PT.Prestasi Pustakaraya, 2010), h. 67

8 kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya siswa dilibatkan aktif dan bekerja sama terhadap sesama anggota kelompok dari kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. 3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 12 Jadi, hasil belajar yang dimaksud peneliti juga dapat diartikan sebagai kemampuan akhir siswa setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif. 4. Matematika Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berfikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika. 13 Jadi, dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti mengambil materi uang dalam keseharian yang meliputi mengenal penulisan nilai uang rupiah dan menaksir jumlah harga sekumpulan barang untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN-SN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin. 12 Asep Jihad dan Abdul Haris, Op.,Cit, h. 14 13 Tim MKPBM, Strategi Belajar Mengajar Kontemporer, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), 2001), h. 21

9 F. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif siswa kelas IV SDN-SN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin. 2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika dengan tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif siswa kelas IV SDN-SN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin. 3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN-SN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin. G. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait, secara khusus manfaat penelitian ini yaitu: 1. Bagi siswa a. Adanya kebebasan dalam diri siswa untuk menemukan hal baru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif ini. b. Dapat menghilangkan rasa jenuh pada saat proses pembelajaran. c. Menumbuhkan sikaf positif dan percaya diri dalam proses pembelajaran terhadap sesama anggota kelompok.

10 d. Siswa mampu menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung. e. Memberikan pengalaman nyata dan menumbuhkan minat belajar serta meningkatkan hasil belajar matematika. 2. Bagi guru a. Memberikan masukan dalam proses belajar mengajar agar lebih menyenangkan. b. Memberikan pengalaman bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar matematika terhadap materi yang disampaikan. 3. Bagi sekolah a. Memberikan masukan positif terhadap kemajuan sekolah dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam pendidikan sekolah. b. Memberikan masukan dalam pengelolaan kelas ke depannya agar bervariasi pada proses belajar mengajar dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. 4. Bagi peneliti, memberikan gambaran tentang model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar matematika.

11 H. Alasan Memilih Judul 1. Terkait dengan sudah pernah dilaksanakan pembelajaran kooperatif ini, peneliti ingin mengetahui lebih dalam terkait model pembelajaran tersebut. 2. Dengan model pembelajaran kooperatif, pusat pembelajaran berfokus terhadap siswa. 3. Memberikan masukan agar dalam proses pembelajaran lebih bervariasi, tidak hanya sekedar menjelaskan namun juga ada kegiatankegiatan yang lebih menyenangkan untuk siswa pada saat proses pembelajaran. I. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhaadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 14 Dalam hal ini penulis mengambil hipotesis: 1. Hipotesi alternatif (H a ); Ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV tahun pelajaran 2015/2016 di SDN-SN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin. 2. Hipotesis nol (H o ); Tidak ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 71

12 IV tahun pelajaran 2015/2016 di SDN-SN Pemurus Dalam 5 Banjarmasin. J. Sistematika Penulisan Dengan penelitian ini peneliti membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, manfaat penelitian, alasan memilih judul, hipotesis penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teoritis yang terdiri dari model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, hasil belajar, dan matematika. Bab III Metode Penelitian yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, data dan sumber data, teknik dan instrumen pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, desain pengukuran, teknik pengolahan data dan analisis data, dan prosedur penelitian. Bab IV Laporan Hasil Penelitian yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Kesimpulan yang terdiri dari kesimpulan dan saran.