Oleh : Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Surya Dharma 2 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

BAB IV PEMODELAN DAN PENGHITUNGAN CADANGAN ENDAPAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Artikel Pendidikan 23

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Univarian

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

3.1 KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar.

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUBARA DI BLOK SELATAN PT. DIZAMATRA POWERINDO LAHAT SUMATERA SELATAN

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE CIRCULAR USGS 1983 DI PT. PACIFIC PRIMA COAL SITE LAMIN KAB. BERAU PROVINSI KALIMATAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN MINEABLE COAL RESERVE PADA PIT JUPITER AREA SEAM 16 PT. ENERGI CAHAYA INDUSTRITAMA, BUKUAN SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 14 PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA TERBUKTI DENGAN METODE CROSS SECTION. Oleh Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Riyanto 2

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

Agar pelatihan efektif, buku petunjuk ini dibuat dengan asumsi sebagai berikut:

Oleh. Narendra Saputra 2) Dr.Ir.Eddy Winarno, S.Si., MT, Ir. R. Hariyanto, MT 1) Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta 2)

Oleh : Triono 1 dan Mitra Wardhana 2 SARI. Kata Kunci : Cadangan Batubara Metode Cross Section dan Blok Model

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember 2016 Penulis. (Farah Diba) vii

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Oleh : Sujiman 1 dan Nuryanto 2 ABSTRAK

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung

Desain Pit untuk Penambangan Batubara di CV Putra Parahyangan Mandri, Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami kondisi geologi daerah penelitian.

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 50

Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi

PENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE

PEMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN PROGRAM MINESCAPE 4.115C, DI PIT-IV, PT. KALIMANTAN PRIMA PERSADA, TANJUNG ALAM, KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tambang Terbuka (013)

BAB I TAHAPAN EKSPLORASI BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Energi Nasional (KEN) melalui PP No.5 Tahun 2006 yang memiliki tujuan utama

ANALISIS KEMAJUAN PENAMBANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE DAN PRISMOIDAL DI KALIMANTAN TIMUR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN STUDI KELAYAKAN, EKSPLOITASI DAN PRODUKSI

KONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN. Oleh : Tim Penyusun

DESAIN PIT PENAMBANGAN BATUBARA BLOK C PADA PT. INTIBUANA INDAH SELARAS KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Perencanaan Tambang Kuari Batugamping Di Gunung Sudo Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Penambangan (mining) dapat dilakukan dengan menguntungkan bila sudah jelas

KAJIAN POTENSI TAMBANG DALAM PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG DI DAERAH SUNGAI MERDEKA, KAB. KUTAI KARTANEGARA, PROV. KALIMANTAN TIMUR

Oleh: Uyu Saismana 1 ABSTRAK. Kata Kunci : Cadangan Terbukti, Batugamping, Blok Model, Olistolit, Formasi.

METODA-METODA DALAM PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan

RENCANA TEKNIS PENIMBUNAN MINE OUT PIT C PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE LAHAT SUMATERA SELATAN

PEMODELAN GEOLOGI BATUBARA DAERAH MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MENGGUNAKAN COAL RESOURCES AND RESERVES EVALUATION SYSTEM

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

RANCANGAN BUKAAN TAMBANG BATUBARA PADA PIT JKG PT. BBE SITE KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, MENGGUNAKAN APLIKASI MINESCAPE 4.118

PENAKSIRAN CADANGAN PASIR BATU DI PT. MEGA BUMI KARSA KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

RANCANGAN TEKNIS DESAIN PUSH BACK PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT 10 DAN PIT 13 PT. KAYAN PUTRA UTAMA COAL KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

MOHAMAD ISHLAHUL AZIZ

ABSTRAK. Kata Kunci : Cadangan, Perancangan dan Geometri Penambangan.

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM CEKUNGAN TARAKAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE BLOCK MODEL

BAB II TINJAUAN UMUM

KCMI ( Kode Cadangan Mineral Indonesia )

STUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI

PEMODELAN SEAM BATUBARA BLOK 13 BERDASARKAN DATA BAWAH PERMUKAAN PT. RIMAU ENERGY MINING PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BAGIAN UTARA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB III LANDASAN TEORI

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Oleh : Sundek Hariyadi 1 dan Rahman 2 ABSTRACT SARI. Dosen Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara 2.

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Penyusunan Basis Data Assay

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Transkripsi:

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 26 PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA TERBUKTI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MINESCAPE 4.118 PADA PIT 2 DI CV. BINTANG SURYA UTAMA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Diyah Ayu Purwaningsih 1 dan Surya Dharma 2 ABSTRAK In the research location, there are three seams coal, based from the stratigraphy sequence which is, seam 3 (average thickness 0,44 meters with calories 5.456 cal/g), seam 2 (average thickness 3,07 meters with calories 5.850 cal/g) and seam 1 (average thickness 0,97 meters with calories 5.521 cal/g). Based on calorific value and quantitative condition of the coal thickness and dirty layer (SNI 2011), therefore seam coal that proper to be counted as proved coal reserve that only 2 seam coal, which is seam 2 and seam 1 with separate open pit. 2 could be called pit 2 that has coal deposit 126.410,35 tons and the volume of overburden 1.168.664,09 bcm with stripping ratio 9,24 and wide of pit 60.458,37 m 2. 1 could be called pit 2A that has coal deposit 9.528,64 tons and the volume of overburden 97.980,89 bcm with stripping ratio 10,28 and wide of pit 15.952,39 m 2. Therefore total of proved coal reserve in the research location for seam 2 and seam 1 is 135.938,99 tons and volume of overburden 1.266.644,98 bcm with stripping ratio 9,32 and overall wide of pit 76.410,76 m 2. Mean while seam 3 is not feasible and will be as proved coal reserve with marginal value 4.222,99 tons. From the calculation results of proved coal reserve in this research location, we need to know there are few factors that could be affect coal deposit, such as geological condition, exploration, geotechnical, heavy equipment and also plan of hauling road in the pit. Keywords : Proved coal reserves, Stripping Ratio,. 1) Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara, Tenggarong, Kalimantan Timur. 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara, Tenggarong, Kalimantan Timur

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 27 PENDAHULUAN Investasi dibidang pertambangan memerlukan jumlah dana yang sangat besar. Agar investasi yang akan dikeluarkan tersebut menguntungkan, maka komoditas endapan bahan galian yang keterdapatannya masih insitu tersebut harus mempunyai kualitas maupun kuantitas yang cukup untuk dapat mempengaruhi keputusan investasi. Perhitungan cadangan merupakan proses kuantifikasi formal suatu endapan bahan galian (bijih dan batubara). Perhitungan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang didasarkan pada pertimbangan empiris maupun teoritis. Volume, tonase, kadar, dan kuantitas mineral merupakan atribut-atribut (variabel/parameter) yang umum diperhitungkan. Perhitungan atribut tersebut harus optimal dalam arti tak bias dan tingkat kesalahan yang tidak melebihi kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka metode perhitungan cadangan telah sangat berkembang secara komputerisasi dengan menggunakan software yang sudah ada sekarang ini tanpa mengubah filosofi perhitungannya. Berdasarkan dari data yang diperoleh pada penelitian ini, menunjukan bahwa pada lokasi pit 2 di CV. Bintang Surya Utama ini yang berdasarkan dari keyakinan geologi bahwa sudah dilakukannya kegiatan eksplorasi rinci, dengan jarak titik informasi sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas dan cirri-ciri lain dari endapan batubara tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Sedangkan dari faktor ekonomi dan teknis pihak perusahaan sudah menentukan kelayakan tambang pada pit 2 ini dengan batasan penambangan stripping ratio 1 : 10. Oleh karena itu penulis akan melakukan perhitungan cadangan batubara terbukti pada lokasi pit 2 di CV. Bintang Surya Utama. Maksud Dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah Melakukan perhitungan cadangan batubara terbukti (Proved Coal Reserve) dengan program minescape 4.118. Dengan tujuannya yaitu membuat model geologi endapan batubara, menghitung cadangan batubara terbukti beserta volume overburden di daerah penelitian dan mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) dalam pembuatan rancangan desain pit. Perumusan Masalah Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi perhitungan cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) pada pit 2 yang ada di lokasi kerja CV. Bintang Surya Utama, agar bisa mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) dalam pembuatan rancangan desain pit.

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 28 Metodologi Penelitian Di dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggabungkan studi pustaka dengan data-data atau observasi lapangan. Sehingga dari keduanya didapat pendekatan penyelesaian masalah, adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu : 1. Studi literatur Tahap awal dari kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap ini meliputi kegiatan studi pustaka atau mencari referensi berupa buku-buku, jurnal-jurnal, informasi-informasi, serta laporan-laporan sebagai bahan pendukung kegiatan penelitian yang bersifat teoritis. 2. Observasi lapangan Cara peninjauan dan pengamatan langsung ke lapangan terhadap situasi di lokasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan yaitu mengenai perhitungan cadangan batubara terbukti. 3. Pengambilan data : - Data Primer, yaitu pengambilan data secara langsung di lapangan seperti : pengambilan data singkapan batubara dan photo lokasi penelitian. - Data Skunder, yaitu pengambilan data yang dilakukan tanpa ke lapangan, seperti : data batas konsesi pertambangan PT. Insanai Bara Perkasa dan lokasi kerja CV. Bintang Surya Utama, data geologi regional, data original topografi, data singkapan batubara dan data pemboran, data geometri penambangan, data batasan stripping ratio yang sudah ditentukan oleh perusahaan, data standar yang digunakan perusahaan untuk pembuatan rencana jalan di dalam Pit, dan data status lahan rencana Pit 2 di CV. Bintang Surya Utama. 4. Akuisisi data Pengelompokan data dari lapangan beserta data yang sudah ada disesuaikan dengan obyek yang mewakili permasalahan dan pengecekan keakuratan data agar kerja lebih efisien. 5. Pengolahan data Analisa statistik univarian rekapitulasi data singkapan batubara dan lubang bor, pemodelan endapan batubara dan menghitung cadangan batubara terbukti dan volume overburden. 6. Hasil pengolahan data Hasil dari pengolahan data akan digunakan sebagai bahan untuk pembahasan. Hasil pengolahan data yaitu berupa peta kontur struktur batubara yang terdiri dari roof dan floor, peta isopak ketebalan batubara, peta iso overburden, peta kontur stripping ratio ketebalan, peta desain Pit untuk cadangan batubara terbukti, dan tabel rekapitulasi cadangan batubara terbukti. 7. Kesimpulan Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan permasalahan yang diteliti.

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 29 PEMBAHASAN 1. Analisis statistik univarian rekapitulasi data singkapan batubara dan lubang bor Tujuan dilakukannya analisa statistik adalah untuk mengetahui parameter-parameter atau karakteristik populasi endapan dari sampel yang diambil, yaitu dari data singkapan batubara dan data lubang bor. Analisis statistik yang dilakukan yaitu statistik univarian untuk ketebalan seam batubara. Pada daerah penelitian, berdasarkan tabel rekapitulasi data singkapan batubara diperoleh 8 buah singkapan batubara dan 1 buah singkapan batulanau, sedangkan untuk data lubang bor yang digunakan yaitu berjumlah 53 titik bor (data pemboran periode oktober s/d november tahun 2012, dan data pemboran periode januari s/d maret tahun 2013). Apabila data singkapan batubara dan data litologi lubang bor digabungkan maka terdapat 3 seam batubara seperti terlihat pada Tabel 1 dibawah ini yang sudah diurutkan bedasarkan stratigrafi. Tabel 1. Daftar seam batubara rencana Pit 2 No Name 1 3 2 2 3 1 Hasil analisa statistik univarian terhadap data ketebalan seam batubara di daerah penelitian (rencana Pit 2) tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Analisa statistik univarian data ketebalan seam batubara dari data singkapan batubara dan data lubang bor. Jumlah Data (n) Maximum (nilai tertinggi) m Minimum (nilai terendah) m Range (Max Min) m Median (nilai tengah) m Mean (ratarata) m Modus (frekuensi) m 3 15 0,71 0,17 0,54 0,40 0,44 0,62 2 24 4,46 1,34 3,12 3,18 3,07 3,18 1 20 1,30 0,78 0,52 0,95 0,97 0,80

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 30 Gambar 1. Diagram ketebalan batubara seam 3, seam 2 dan seam 1 Selanjutnya menurut persyaratan kuantitatif lapisan batubara dan lapisan pengotor SNI, 2011, maka agar dapat ditentukan seam batubara yang potensial untuk dimodelkan dan untuk selanjutnya dihitung cadangannya. Tabel 3. Persyaratan kuantitatif ketebalan lapisan batubara dan lapisan pengotor (SNI, 2011) Peringkat Batubara Ketebalan (m) Batubara coklat (brown coal) Batubara keras (hard coal) Lapisan batubara minimal (m) 1,00 m 0,40 m Lapisan batubara pengotor (m) 0,30 m 0,30 m Sumber : Pedoman pelaporan, sumberdaya, dan cadangan batubara, SNI 2011 Pada tabel SNI 2011 di atas, kualitas batubara dibagi menjadi 2 (dua) tingkatan, yaitu kualitas batubara energi rendah (brown coal : lignit dengan nilai kalori 6.300 s/d 8.300 Btu/lb dan subbituminus dengan nilai kalori 9.500 s/d 11.500 Btu/lb ) dan kualitas batubara energi tinggi (hard coal : bituminous s/d Antrasit). Tabel 4. Data kalori batubara di lokasi penelitian yang sudah di konversi satuannya. N o 1 3 Sampel SEAM 2 UPPER Ketebalan (M) Gross Calorific Value (cal/g) air dried basis cal/btu g/lb Gross Calorific Value (Btu/Lb) 0,50 5.456,000 251,996 453,592 9.820,720 Group Subbitu - minous B coal Class Subbitu -minous

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 31 2 3 2 1 SEAM 2 LOWER BSU/MB A 08/P1 EXT 2,60 5.850,000 251,996 453,592 10.529,68 4 1,00 5.521,000 251,996 453,592 9.937,747 Subbitu -minous A coal Subbitu -minous B coal Subbitu -minous Subbitu -minous No Tabel 5. Data statistik univarian ketebalan batubara dan pengelompokan kelas batubara yang berdasarkan dari nilai kalori (SNI, 2011 dan berhubungan dengan ASTM). Ketebalan rata-rata (M) SNI 1998 Gross Calorific Value (Btu/Lb) air dried basis 1 3 0,44 9.820,720 Tingkatan Batubara Btu/Lb (SNI, 2011 dan ASTM) Energi Rendah 2 2 3,07 10.529,684 Energi Rendah 3 1 0,97 9.937,747 Energi Rendah Pada tabel diatas sudah jelas bahwa pada seam 3 tidak akan dimasukan kedalam perhitungan cadangan batubara pada rencana desain Pit 2, karena seam 3 merupakan kelas batubara dengan energi rendah, dan ketebalan minimum pada batubara energi rendah yaitu setebal 1,00 meter (SNI, 2011), sedangkan pada seam 3 hanya memiliki ketebalan dari 0,17 meter s/d 0,71 meter dengan ketebalan rata-rata 0,44 meter. Maka seam batubara yang akan dihitung cadangannya adalah seam 2 dan seam 1, karena kedua seam tersebut telah memenuhi persyaratan kuantitatif ketebalan lapisan batubara menurut SNI, 2011. Yaitu pada seam 2 memiliki ketebalan dari 1,34 meter s/d 4,46 meter dengan ketebalan rata-rata 3,07 yang termasuk dalam kelas batubara energi rendah, dan pada seam 1 memiliki ketebalan dari 0,78 meter s/d 1,30 meter dengan ketebalan rata-rata 0,97 meter yang termasuk dalam kelas batubara energi rendah. 2. Pemodelan endapan batubara Pemodelan endapan batubara bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran lapisan batubara, baik geometri secara umum, letak/posisi lapisan, kedalaman, kemiringan, serta penyebaran dari tanah penutup. Konstruksi model endapan batubara disajikan dalam bentuk peta-peta, yang dilakukan dengan menggunakan Software Minescape. Data-data dasar yang diperlukan berupa data original topografi, data singkapan batubar dan data lubang bor. Dari data-data tersebut dapat dibuat data turunan untuk perhitungan cadangan yaitu peta kontur struktur atap (roof) dan lantai (floor) batubara, peta isopak ketebalan (isopach thickness), peta iso overburden (ketebalan over burden), dan peta kontur stripping ratio (SR) ketebalan. a. Korelasi antar lubang bor Korelasi antar lubang bor bertujuan untuk mengelompokan seam yang sama pada lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya, agar bisa dibentuk pola triangles-nya. Pembuatan korelasi antar lubang bor yang dikerjakan dengan Software Minescape yaitu melalui menu Draw pilih Drill Connect.

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 32 Legenda : : Titik bor : Triangle seam 2 Gambar 2. Korelasi bor dan triangle seam 2 b. Pembuatan peta kontur struktur batubara Kontur struktur merupakan suatu garis pada bagian bidang batubara (roof ataupun floor) yang memiliki nilai elevasi yang sama. Di dalam Software Minescape, Contour merupakan tampilan garis kontur dari setiap interval yang didefinisikan dalam schema. Di dalam pembuatan kontur struktur batubara, setiap seam akan dibuat 2 (dua) kontur struktur, yaitu kontur struktur bagian atap (roof) dan kontur struktur bagian lantai (bottom) batubara. Di dalam penelitian ini akan dibuat 6 (enam) buah kontur struktur, yaitu pada seam 3, seam 2 dan seam 1. Legenda : : Titik bor : Titik singkapan batubara : Kontur struktur Roof seam 2 : Boudary original topografi Gambar 3. Kontur struktur roof seam 2 c. Pembuatan peta isopak ketebalan batubara (isopach thickness). Isopak ketebalan (isopach thickness) merupakan suatu garis kontur yang memiliki nilai interval ketebalan seam batubara. Ketebalan yang ditampilkan pada peta Isopak adalah merupakan ketebalan semu dari bidang batubara (seperti ketebalan hasil bor).

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 33 Legenda : Gambar 4. Peta isopak ketebalan seam 2 d. Pembuatan peta iso overburden (ketebalan overburden) Peta iso overbuerden merupakan suatu garis interval yang memiliki nilai ketebalan overburden (lapisan penutup), ketebalan yang ditampilkan pada peta iso overburden ini adalah merupakan ketebalan yang tegak lurus dengan bidang datar (90 dari bidang datar), yang berawal dari permukaan topografi (surface topografi) sampai dengan atap (roof) batubara. Peta iso overburden ini berfungsi untuk peninjauan posisi terdalam dan terdangkalnya seam batubara pada saat pembuatan desain pit. Legenda : : Boudary original topografi : Kontur overburden (interval kontur 5 m) Gambar 5. Peta iso overburden seam 2 e. Pembuatan peta perkiraan stripping ratio ketebalan. Pembuatan peta perkiraan stripping ratio ketebalan yaitu dengan cara membagi ketebalan overburden (tegak lurus dengan bidang datar / dari surface topografi s/d top batubara) dengan ketebalan rata-rata batubara. Nilai perkiraan stripping ratio ketebalan yang dikeluarkan sangat dipengaruhi oleh bentuk topografi, kemiringan lapisan batubara dan ketebalan batubara, karena ketebalan batubara yang digunakan adalah ketebalan rata-rata batubara. yang akan dibuat peta perkiraan stripping ratio ketebalan adalah seam 1 dan seam 2, karena pada seam 3 merupakan seam yang tidak ekonomis untuk ditambang.

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 34 Legenda : : Boudary original topografi : Kontur original topografi (interval kontur 1 m) : Kontur perkiraan SR (interval kontur 5 m) Gambar 6. Peta perkiraan SR ketebalan seam 2 3. Menghitung cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) dan volume overburden. Di dalam perhitungan cadangan batubara terbukti (proved coal reserve), data yang sangat dibutuhkan adalah sebagai berikut : - Original topografi - Kontur struktur batubara yang akan dihitung cadangannya. - Garis perkiraan SR <10 yang sudah dibuat pada peta perkiraan stripping ratio ketebalan. - Data hasil geoteknik (data geometri lereng rencana penambangan) - Geometri ramp. - Data status lahan rencana Pit 2 CV. BSU. Sesuai data-data yang ada maka dalam perhitungan cadangan batubara terbukti pada rencana pit 2, akan di buat dengan batasan tambang stripping ratio ± 10 ( SR 9 s/d SR 11). Pada rencana pembuatan desain Pit 2 ini terdapat 2 (dua) bukaan terpisah, yaitu bukaan untuk seam 1 dan bukaan untuk seam 2. Karena ditinjau dari ketebalan rata-rata interburden antara seam 2 dan seam 1 yaitu setebal ± 20 M. Diketahui bahwa ketebalan rata-rata seam 1 yaitu 0,97 M yang berada di bawah lapisan seam 2, maka apabila seam 1 akan dihitung bersamaan dengan seam 2 (maksudnya dalam 1 bukaan) maka stripping ratio akan besar (> SR 10), karena apabila diperhitungkan dari perbandingan antara ketebalan rata-rata seam 1 dengan interburden maka akan menjadi 1 : 20,61. Karena rencana bukaannya terpisah maka untuk penamaan pit di lokasi penelitian ini akan menjadi 2 (dua) yaitu; pit 2 (untuk bukaan seam 2) dan pit 2A (untuk bukaan seam 1). Pada perhitungan cadangan batubara terbukti ini, untuk batas boundary pitnya akan dibatasi oleh jarak rata-rata dari titik informasi terjauh (singkapan batubara dan titik bor). Yaitu untuk jarak titik informasi terjauh ke boundary pit sejauh 50 M, karena apabila jarak boundary ke titik informasi terjauh > 50 M, maka disarankan untuk menambahkan titik informasi lagi (titik bor atau puritan/test pit), hal tersebut dilakukan karena untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam perhitungan cadangan, terutama pada penyimpangan kesalahan baik kuantitas maupun kualitas.

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 35 Berikut di bawah ini merupakan peta dan tabel hasil dari perhitungan cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) untuk keseluruhan pit dan tabel cadangan batubara yang bernilai marjinal. Legenda : : Blok Kerja CV. Bintang Surya Utama : Baundary original Topografi : Garis kontur topografi : Titik bor : Cropline batubara : Desain pit : Batas lahan sudah bebas : Batas lahan belum bebas Gambar 7. Peta Cadangan Batubara Terbukti Pada Pit 2 dan 2A

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 36 Tabel 6. Cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) untuk keseluruhan pit Nama Pit Name Volume Burden (Overburden + Coal) (BCM) Area Surface topografi (M²) Volume Coal (BCM) Volume Coal Fresh (loss 0,2 M) (BCM) Area Surface floor seam (M²) Volume Overburden (Overburden - Coal) (BCM) Dencity Coal (M³/Ton) Loss Factor (M) Volume Coal (Ton) Stripping Ratio A B C D E F = (A - D) G H I = (D x G) J = (F / I) Pit 2 2 1.265.902,82 60.458,37 102.615,72 97.238,73 29.062,77 1.168.664,09 1,30 0,20 126.410,35 9,25 Pit 2A 1 105.310,61 15.952,39 9.638,87 7.329,72 8.609,54 97.980,89 1,30 0,20 9.528,64 10,28 Total 1.371.213,43 76.410,76 112.254,59 104.568,45 37.672,31 1.266.644,98 1,30 0,40 135.938,99 9,32 Tabel 7. Cadangan batubara yang bernilai marjinal Nama Pit Name Volume Coal (BCM) Volume Coal Fresh (loss 0,2 M) (BCM) Area Surface floor seam (M²) Dencity Coal (M³/Ton) Loss Factor (M) Volume Coal (Ton) A B C D E F = (B x D) Pit 2 3 7.483,43 3.248,45 17.338,81 1,30 0,20 4.222,99

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 37 5. Rencana pengolahan / penanganan bahan galian bernilai marjinal (bernilai rendah). Berdasarkan dari urutan stratigrafinya, bahwa lapisan batubara seam 3 yang benilai marjinal tersebut berada di atas dari lapisan batubara seam 2 dan seam 1. Berikut dibawah ini gambar dari urutan stratigrafi lapisan batubara di lokasi penelitian : 1 2 3 (bahan galian bernilai marjinal) Gambar 8. Urutan stratigrafi lapisan batubara di lokasi penelitian Apabila rencana dari kegiatan penambangan akan dilakukan pada Pit 2 (seam 2), maka lapisan bahan galian yang bernilai marjinal (seam 3) tersebut akan tertambang juga. Maka dari itu penanganan terhadap cadangan yang bernilai marjinal tersebut harus direncanakan untuk menghasilkan nilai tambah. Berikut di bawah ini ada beberapa dari rencana penanganan bahan galian yang bernilai marjinal : a. Akan dijadikan sebagai volume tambahan untuk cadangan pit 2. Apabila seam 3 akan dijadikan volume tambahan untuk pit 2, maka harus diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cadangan pit 2, yaitu seperti faktor kalori batubara, faktor loss pada roof dan floor batubara dan faktor dilusi pada saat penambangan. b. Dapat digunakan sebagai lapisan dasar stock room atau stock pile. 6. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) dalam membuat rancangan desain pit. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah cadangan batubara terbukti di lokasi penelitian ini, yaitu sebagai berikut : a. Faktor kondisi geologi Dari faktor kondisi geologi ada 4 (empat) aspek yang bisa mempengaruhi dari jumlah cadangan yaitu ; Aspek sedimentasi, aspek tektonik, variasi kualitas dan zona pelapukan.

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 38 b. Faktor eksplorasi Dari faktor eksplorasi aspek yang bisa mempengaruhi yaitu seperti original topografi (point survey) dan jarak titik bor. c. Faktor geoteknik - Sifat fisik geoteknik batuan / tanah yang terdiri dari berat isi batuan, kohesi, dan sudut geser dalam. - Struktur geologi seperti kekar dan sesar. d. Faktor rencana penggunaan alat mekanis dan rencana pembuatan jalan angkut didalam pit. KESIMPULAN 1. Dari hasil pemodelan lapisan batubara di lokasi penelitian, maka didapat 3 (tiga) seam, yaitu seam 3, seam 2 dan seam 1, dengan jarak bor rata-rata 20 M s/d 50 M, dengan kondisi geologi sederhana. Berdasarkan dari urutan stratigrafinya, yaitu sebagai berikut : - 3 dengan tebal rata-rata 0,44 m dan nilai kalorinya 5.456 cal/g (adb) - 2 dengan tebal rata-rata 3,07 m dan nilai kalorinya 5.850 cal/g (adb) - 1 dengan tebal rata-rata 0,97 m dan nilai kalorinya 5.521 cal/g (adb) 2. Cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) keseluruhan pit. - Pada Pit 2, dengan volume overburden 1.168.664,09 BCM dan batubara seam 2 sebanyak 126.410,35 Ton dengan SR 9,25. Dengan luas rencana pit 60.458,37 M 2 atau 6,04 Ha - Pada Pit 2A, dengan volume overburden 97.980,89 BCM dan batubara seam 1 sebanyak 9.528,64 Ton dengan SR 10,28. Dengan luas rencana pit 15.952,39 M 2 atau 1,59 Ha. Maka total cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) keseluruhan pit yaitu : volume overburden 1.266.644,98 BCM dan total batubara seam 2 dan 1 sebanyak 135.938,99 Ton dengan total SR 9,32, dan untuk cadangan batubara yang benilai marjinal (seam 3) yaitu sebanyak 4.222,99 ton. Dengan total luas rencana pit 2 dan 2A seluas 76.410,76 M 2 atau 7,64 Ha. 3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) dalam pembuatan rancangan desain pit, yaitu : faktor kondisi geologi, faktor eksplorasi, faktor geoteknik dan faktor rencana penggunaan alat mekanis dan rencana pembuatan jalan angkut didalam pit. DAFTAR PUSTAKA Bowles, J. E., (1984), Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknik Tanah, Erlangga, Jakarta. Keputusan Menteri Energi Dan Sumberdaya Mineral Nomo 1453 K/29/MEM/2000, (2000), Tentang Pedoman Pengawasan Konservasi Bahan Galian Pertambangan Umum. Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995, (1995), Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pertambangan

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 39 Umum, Direktorat Teknik Pertambangan Umum, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, 1995. Mincom., (2003), Pengenalan Minescape, PT. Mitrais, Denpasar.., (2003), Petunjuk Menggunakan Stratmodel, PT. Mitrais, Denpasar.., (2003), Petunjuk Menggunakan Open Cut Coal, PT. Mitrais, Denpasar. Peter, W. C., (1978 & 1987), Exploration And Mining Geologi, John Wiley and Sons, Canada. Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung. Suwandhi A., (2004), Perencanaan Jalan Tambang, Diklat Perencanaan Tambang Terbuka, Unisba, Bandung. Syafrizal., (2013), Materi Perkuliahan Pemodelan Dan Evaluasi Cadangan, Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumber Daya Bumi, Fakultas Teknik Pertambangan Dan Perminyakan, Insitut Teknologi Bandung, Bandung. SNI 13-4726 (1998), Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara, Badan Standardisasi Nasional. SNI 13-5014 (1998), Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara, Badan Standardisasi Nasional. SNI 5015 (2011), Pedoman Pelaporan, Sumberdaya Dan Cadangan Batubara, Badan Standardisasi Nasional.