BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Progressif, 1997), hlm Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Edukatif (Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis), (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm Cemerlang, 2009), hlm.

DAFTAR KEPUSTAKAAN. A. Halim, dkk, Manajemen Pesantren, (Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang, 2009)

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

PENGARUH PENERAPAN TA ZIR TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI PUTRI DALAM MENAATI PERATURAN DI PONPES AL-IMAN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Hidup tenteram, damai, tertib serta berkeadilan merupakan dambaan setiap

Negeri Gresik Nomor 04/Pen Pid Sus Anak/2014/PN Gsk. sebelum memutuskan suatu perkara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar

MODEL PELAKSANAAN TA ZIR PADA SANTRI PONDOK PESANTREN FUTUHIYYAH SUBURAN BARAT MRANGGEN DEMAK

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Dalam ajaran Islam, pendidikan adalah merupakan

BAB IV. A. Analisis Ta zir di Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS TAKZIR DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI ROUDLOTUT THOLIBIN REMBANG TAHUN 2010 SKRIPSI

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB IV. Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Pengadilan Negeri. Pidana Hacker. Negeri Purwokerto No: 133/Pid.B/2012/PN.

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini,

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan pusat pendidikan Islam di Indonesia, tempat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu kegagalan dalam memperjuangkan kepentingannya sendiri,

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB III PEMAAFAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM KEADAAN MABUK. A. Alasan Obyektif Pemaafan bagi Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN

BAB I PENDAHULUAN. akhlak, pendidikan dan sebagainya. Lembaga pondok pesantren memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Rukun Islam adalah pokok-pokok utama ajaran islam. Kita semua sebagai

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PASAL 55 KUHP TERHADAP MENYURUH LAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. baik di dunia maupun di Akhirat. Islam mendorong umatnya untuk berilmu dan

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang, terutama menjadi guru maupun lingkungan masyarakat. Karena

PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN (TA ZIR) TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-RIZQI BABAKAN LEBAKSIU TEGAL

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

b. Sering d. Tidak sama sekali 3. Apakah pengasuh selalu berkomunikasi atau berkoordinasi dengan pengurus pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin?

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

4. Dalam pemilihan ketua pondok apakah santri akan mendukung calon yang dekat dengannya? 5. Jika dalam ujian santri tidak bisa mengerjakan soal, apa

A. Analisis Terhadap Tinjauan Aborsi Menurut PP. Nomor 61 Tahun Menurut ketentuan yang ada dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana

SKRIPSI. Oleh: BUSTOMI RAMIN NIM:

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesantren adalah tempat para santri (Dhofier, 2011). Pesantren sendiri berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. secara dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan-kegiatan dan peraturan yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keluarga, suku dan masyarakat. untuk menjunjung tinggi norma-norma kehidupan mencapai masyarakat

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

A. Analisis Tentang Fenomena Pemasangan Identitas KH. Abdurraman Wahid (Gus Dur) pada Alat Peraga Kampanye PKB di Surabaya

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat

Tindak pidana perampasan kemerdekaan orang lain atas dasar. keduanya, diantaranya persamaan-persamaan itu adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB VI PENUTUP. tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. 1. Kebijakan kiai dalam penyusunan agenda pengembangan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan siswi di SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen sangat tertib. melihat rata-rata siswa SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen

BAB I PENDAHULUAN. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional 1982), h. 45

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mengganggu ketenangan pemilik barang. Perbuatan merusak barang milik. sebagai orang yang dirugikan dalam tindak pidana tersebut.

BAB IV PENUTUP. hukum, baik itu dari bahan hukum Islam dan bahan-bahan hukum Positif. Maka

BAB 1V ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI MEULABOH DALAM PUTUSAN NO.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan ta zir dalam meningkatkan kedisiplinan santri di Pondok. Pesantren Ma hadul Ilmi wal Amal (MIA) Tulungagung.

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENGEDARAN SEDIAAN FARMASI TANPA IZIN EDAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB IV ANALISIS SANKSI PIDANA TERHADAPPUTUSAN PENGADILAN. NEGERI SEMARANG NO.162/Pid.B/2011/PN. Smg TENTANG SEDIAAN FARMASI YANG TIDAK BERIZIN

UNDANG-UNDANG PONDOK PESANTREN ROUDLOTUSSOLIHIN

COMMUNITY OF SANTRI SCHOLARS OF MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIRS. (CSSMoRA)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB II TA ZIR DAN KEDISIPLINAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan hukum Islam sangat menjunjung tinggi nilai keadilan. Hukuman yang telah lama ada dan bersumber langsung dari Allah SWT merupakan hukuman yang seadil-adilnya. Islam juga dikenakan macam-macam hukuman untuk hukuman ta zir. Semisal hukuman mati, hukuman jilid, dan lain-lain sesuai tingkat ringan maupun berat atas sesuatu kesalahan atau kejahatan. ع ز ر - ي ع ز ر - ت ع ز ي ر Lafadz ta zir berasal dari bahasa arab azzara yu azziru ta zir yang berarti menghukum atau melatih disiplin. 1 Sedangkan dalam fiqih, ta zir secara harfiah berarti mencegah pelaku kriminal tindak pidana yang memalukan. Menurut ketentuan ta zir, hukuman itu diterapkan dengan ketentuan hukum, dan hakim diperkenankan mempertimbangkan baik bentuk ataupun hukuman yang akan dikenakan. Ta zir diartikan mencegah dan menolak, karena ia dapat mencegah pelaku agar tidak mengulangi perbuatannya. Ta zir diartikan mendidik, karena ta zir dimaksudkan untuk mendidik 1 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), hlm. 925. 1

dan memperbaiki pelaku agar ia menyadari perbuatan jarimahnya kemudian meninggalkan dan menghentikannya. 2 Bentuk hukuman dengan kebijaksanaan ini diberikan dengan pertimbangan khusus tentang berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dalam peradaban manusia dan bervariasi berdasarkan metode yang digunakan pengadilan ataupun jenis tindak pidana yang dapat ditunjukkan dalam undang-undang. Pelanggaran yang dapat dihukum dengan metode ini adalah yang mengganggu kehidupan, harta, serta kedamaian dan ketentraman masyarakat. Berdasarkan pengertian di atas bahwa ta zir diartikan mencegah dan menolak dikarenakan agar anak yang sudah melakukan kesalahan diharapkan tidak mengulangi kesalahan tersebut. Dan anak harus mengetahui mengapa ia dihukum. Selanjutnya, hukuman itu harus membawa anak kepada kesadaran akan kesalahannya. Pondok pesantren sebagai agen pengembangan masyarakat sangat diharapkan dapat mempersiapkan sejumlah konsep pengembangan sumber daya manusia baik untuk peningkatan kualitas pondok pesantren itu sendiri maupun untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Salah satu upaya tersebut diantaranya memperbaiki sistem pendidikan yang ada didalam pondok pesantren. 2 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 248. 2

Salah satu misi berdirinya pesantren adalah menanamkan kedisiplinan sejak dini. Dalam menanamkan kedisiplinan, banyak hal yang dilakukan oleh pondok pesantren agar santri-santrinya dapat menjalankan tata tertib dengan baik, meskipun awalnya harus melalui paksaan. Strategi untuk mencapai tujuan mengembangkan pesantren antara lain melalui keteladanan pengasuhnya melalui nasehat-nasehat bimbingan dan pemberian ta zir (hukuman). Didalam dunia pesantren sering dijumpai istilah ta zir (hukuman) atau dalam dunia pendidikan lebih dikenal dengan sebutan punishment. Ta zir (hukuman) yang terberat adalah dikeluarkan dari Pondok Pesantren. Hukuman ini diberikan kepada santri yang telah berulang kali melakukan pelanggaran, seolah sudah tidak bisa diperbaiki. Hukuman atau sanksi yang diberikan kepada santri yang telah melanggar peraturan pondok bertujuan untuk mendisiplinkan santri agar tidak mengulangi perbuatan yang melanggar peraturan Pondok. Hukuman atau sanksi yang diberikan kepada santri yang telah melanggar peraturan pondok bertujuan untuk mendisiplinkan santri agar tidak mengulangi perbuatan yang melanggar peraturan pondok. 3 Disiplin merupakan kesadaran untuk melakukan sesuatu 3 Departemen Agama R.I, Sinergi Madrasah Dan Pondok Pesantren (Suatu Konsep Pengembangan Madrasah), (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004), hlm. 70-71. 3

pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturanperaturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab. Disiplin bertujuan untuk mengendalikan diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Oleh sebab itu disiplin merupakan hal yang sangat prnting dalam pelaksanaan tata tertib. Disiplin adalah untuk mengajar atau seseorang yang mengikuti ajaran dari seorang pemimpin. Tujuan dekat dari arti disiplin adalah untuk penertiban dan pengawasan diri, penyesuaian diri terhadap aturan, kepatuhan terhadap perintah pemimpin. 4 Menanamkan disiplin merupakan proses mengajar bagi diri guru atau ustadz, orang tua dan suatu proses belajar bagi anak atau santri. 5 Dalam mendisiplinkan santri, Pondok Pesantren membuat peraturan dan sanksi-sanksi yang disesuaikan dengan keadaan pondok. Karena sebagian besar santrinya menempuh pendidikan di sekolah umum (formal). Dari peraturan yang telah diterapkan Pondok Pesantren masih terdapat pelangggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh santri dari pelanggaran-pelanggaran yang ringan antara lain seperti: tidak mengikuti sholat jama ah dan pengajian, terlambat sampai di pondok serta pelanggaran-pelanggaran yang lainnya. 4 Ali Qaimi, Menggapai Langit Masa Depan Anak, terj. Muhammad Jawad Bafaqih, (Bogor: Cahaya, 2002), hlm. 234. 5 Mahfud Junaedi, Kiai Bisri Musthafa (Pendidikan Keluarga Berbasis Pesantren, (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 20-21. 4

Di Pondok Pesantren Al-Iman Bulus Purworejo, meskipun telah tertera dengan jelas tata tertib dan sanksi-sanksi, bahkan peraturan diberlakukan sedemikian ketatnya oleh para pengurus pondok karena para pengurus bisa dikatakan sebagai tangan kanan pengasuh Pondok Pesantren. Namun masih ada beberapa santri yang melakukan pelanggaran berat meskipun hal ini tidak kerap dijumpai, seperti tidak mengikuti kegiatan pondok dan pulang tanpa izin. Sebagai institusi keagamaan pondok pesantren bertanggung jawab untuk ikut andil dalam mendidik generasi muda, pesantren berusaha seoptimal mungkin memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Termasuk di dalamnya, hukuman yang membuat santri berkembang menjadi lebih baik. Pondok Pesantren Al-Iman Bulus Purworejo merupakan salah satu lembaga pendidikan yang penulis pandang sebagai pondok pesantren yang masih menerapkan ta zir untuk mengembangkan kedisiplinan para santri. Dari uraian tersebut timbul keinginan penulis untuk mengkaji lebih dalam tentang Pengaruh Ta zir Terhadap Kedisiplinan Santri Putri di Pondok Pesantren Al-Iman Bulus Purworejo. Dalam rangka usaha untuk memberikan informasi tentang bagaimana ta zir agar dapat menjadikan kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Bulus Al-Iman Purworejo. 5

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, sehingga timbul adanya masalah sejauh mana pengaruh penerapan Ta zir terhadap kedisiplinan Santri Putri dalam menaati peraturan di Pondok Pesantren Al-Iman Purworejo? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui adakah hubungan penerapan Ta zir terhadap kedisiplinan santri putri dalam menaati peraturan di Pondok Pesantren Al-Iman Bulus Purworejo. b. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan Ta zir terhadap kedisiplinan Santri Putri dalam menaati peraturan di Pondok Pesantren Al-Iman Purworejo. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Ta zir yang dilaksanakan di Pondok Pesantren dan pengaruhnya terhadap kedisiplinan santri. b. Secara Praktis 1) Bagi Pondok Pesantren Sebagai bahan masukan dalam mengatasi dan menanggulangi permasalahan dalam pelaksanaan 6

kegiatan di Pondok Pesantren.Al-Iman Bulus Purworejo. 2) Bagi Pengasuh dan Dewan Asatidzah Sebagai masukan untuk senantiasa memperhatikan hak dan tanggung jawab dalam memberikan arahan untuk para santri. 3) Bagi Santri Sebagai motivasi untuk tidak melakukan pelanggaran dan selalu tertib dalam menaati peraturan yang telah ditetapkan di Pondok Pesantren Al-Iman Bulus Purworejo. 7