BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODE MUQARIN DAN TEORI TAFSIR

BAB I PENDAHULUAN. dan membacanya bernilai ibadah. Oleh karena itu, al-qur an adalah kitab suci umat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Manusia membutuhkan rambu-rambu lalu lintas yang memberinya

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

1. Mata Kuliah. 2. Kode Mata Kuliah. 3. Komponen. 4. Jurusan. 5. Program Studi. 6. Program. 7. Bobot. : Tafsir II. Tafsir II. Written by Administrator

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

UMMI> DALAM AL-QUR AN

I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Tidak diragukan lagi bahwa al-qur`an merupakan kitab suci dan. pedoman bagi manusia dan orang-orang yang bertaqwa kapanpun dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya telah ditegaskan dalam al-qur an maupun hadis Nabi. SAW, bahwa Allah SWT mencintai keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman:

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

BAB I PENDAHULUAN. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al-quran karena

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB II METODOLOGI TAFSIR, TEORI ASBABUN NUZUL, DAN TEORI MUNASABAH

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB I PENDAHULUAN. dan kandungan nya, hal ini tidak terlepas oleh banyaknya umat islam dari zaman

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

Tauhid Yang Pertama dan Utama

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

Kehidupan Seorang Pembelajar

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada.

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali macam-macam shalat yang diperintakan oleh Allah SWT melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AL-QUR AN SURAH AL-ISRA AYAT DAN AKTUALISASINYA DALAM DUNIA MODERN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Setelah satu masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

BAB I PENDAHULUAN. Allah, karena ajarannya yang penuh dengan kemas}lahatan umat. Agama Islam

1. Kewajiban mandi Jumaat atas setiap lelaki dewasa dan keterangan tentang beberapa hal yang dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

Pengaruh Shalat dan Maksiat Terhadap Rezeki

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN. kebathilan. Untuk mengungkap petunjuk dan penjelasan dari al-qur a>n, telah

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB I PENDAHULUAN. perilakunya terhadap Tuhan dan implikasinya dalam interaksi sosial. 1

Takwa dan Keutamaannya

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) ", 25

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya:

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERESMIAN PANTI ASUHAN PUTRA DAN MASJID AL-MA UN BANYUBIRU

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2009), hlm. 1. Rosdakary a, 2008), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. muslimin di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

Bab 1 PENDAHULUAN. Membicarakan sebuah kehidupan tak lain pula membahas makhluk

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali Al-Salibiy, Pengantar Studi al-qur an, Terj. Moch. Mukhdlori dkk, al-ma arif, Bandung, 1987, hlm. 18.

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan hadis Nabi yang menerangkan betapa pentingnya mendirikan ibadah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB IV ANALISIS. A. Batasan Usia dan Hukuman Penjara Bagi Anak Menurut Ulama NU. Khairuddin Tahmid., Moh Bahruddin, Yusuf Baihaqi, Ihya Ulumuddin,

Menyambut Keagungan Ramadhan. Written by Friday, 06 August :30

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat universal memberikan motivasi kepada manusia untuk berpikir,

Cinta yang tak mungkin terbalas

Furqan Salam Dalam Perspektif Islam tentang menebarkan dan menjawab salam, keutamaan menebarkan dan menjawab salam, kemudian makna dan cara memeberika

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Bahasa, shalat berarti do a. Dengan pengertian ini, shalat adalah ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban peribadatan (formal) yang paling penting dalam system keagamaan islam. AlQur an banyak memuat perintah agar kita menegakkan shalat (iqamat al-shalat, yakni menjalankanya dengan penuh kesungguhan), dan menggambarkan bahwa kebahagiaan bagi kaum beriman adalah pertama-tama karena shalatnya yang dilakukan yang dilakukan dengan penuh kekhusu an.2 Shalat yang dapat dijadikan obat mujarab adalah shalat yang dilakukan dengan penuh kekhusuan. Shalat yang khusu artinya dilakukan dengan penuh konsentrasi, ikhlas, pasrah, dan tawadlu. Kekhusuan dalam shalat akan berpengaruh pula pada khusu nya dalam kehidupan insan yang melakukannya. Yang dimaksud khusu pada kehidupan adalah mampu menjaga diri dari perbuatan keji dan munkar dengan mewujudkan perilaku perilaku-perilaku terpuji sebagai bukti nyata dan pernyataan-pernyataan yang dibaca sewaktu shalat.3 Ada hubungan kuat antara jasmani dan ruhani, jasmani dan akal, serta ruhani dan akal. Kehidupan sendiri merupakan hasil pertumbuhan kekuatan ruhani, kekuatan jasmani, dan kekuatan akal. Kekacuan apa saja yang terdapat 1 Ali Aziz, 60 menit terapi shalat bahagia (Surabaya: IAIN Sunan Ampel press, 2012), 75. 2 Moh Sholeh, Bertobat sambil berobat (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2008), 189. Hembing w, Hikma shalat untuk pengobatan dan kesehatan (Jakarta: Pustaka Kartin, 1997), 181. 3 1

2 didalam salah satu unsur ini akan mempengaruhi kedua unsur lainya. Pada gilirannya, hal itu akan berpengaruh terhadapa kehidupan terhadap kehidupan manusia.4 Shalat memiliki tiga unsur pokok yang biasa menumbuhkan rasa percaya diri, yakni percaya kepada allah, perhatian terhadap hal-hal yang bersifat fisik, mencegah keterasingan social, serta membangun hubungan sosial yang sehat. Percaya kepada Allah merupakan unsur yang dapat menguatkan rasa percaya diri. Adapun shalat adalah adalah ikatan yang yang menguatkan kepercayaan makhluk terhadap penciptanya. Sebab, dengan kontinuitas pelaksanaan shalat yang merupakan ibadah paling pokok dalam islam, manusia bias sampai kepada keyakinan. Karena itu shalat merupakan hal penting yang dapat menumbuhkan kepercayaan manusia terhadap dirinya sendiri.5 Shalat juga dapat diartikan sebagai bentuk perhatian terhadap hal-hal yang zahir. Allah Swt. Berfirman wahai anak adam, ambilah perhiasan kalian setiap kali masuk ke masjid. Makanlah, minumlah, dan janganlah kalian berlebihlebihan sesungguhnya Allah Swt tidak menyukai orang-orang yang berlebihan. Hal ini tidak berarti berlebihan dalam memerhatikan penampilan fisik, tetapi memerhatikan kebersihan baju dan penampilan yang bagus.6 Jabir ibn Abdullah meriwayatkan bahwa Rasululloh Saw. Di datangi seorang laki-laki yang yang mengenakan pakaian kotor. Lalu Rasul bersabda, tidakkah dia menemukan sesuatu yang dapat mencuci bajunya (HR Abu 4 Muhammad Bahnasi, Shalat sebagai terapi psikologi (Bandung: Mizan Pustaka, 2004), 46. 5 Ibid., 51. Ibid., 52. 6

3 dawud). Rasululloh Saw, menginginkan agar kaum muslim memperindah penampilannya. Oleh karena itu, beliau bersabda, barang siapa yang memiliki rambut, maka hendaklah dia memuliakannya.7 Penampilan fisik merupakan bagian penting dalam potret social. Apabila penampilan fisik ini bagus tanpa berlebihan, Ia akan memberikan rasa pecaya diri. Memerhatikan penampilan fisik pada setiap sholat pun membuat orang yang shalat menjadi tekun dalam hal ini, sedangkan penampilan fisik yang pantas juga menjadi salah satu sifatnya yang tetap. Dia tidak lagi merisaukan perawakan dan penampilannya (kepribadiannya tidak guncang). Rasululloh Saw. Bersabda, sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan).8 Secara umum sholat terlihat sempurna jika dijalankan dengan khusyu, pengertian khusyu sendiri belum banyak yang tau makna sesungguhnya, para muslimin masih meragukan penerapan khusyu dalam sholat. Dalil yang sudah adapun hanya dijelaskan balasan-balasan bagi orang yang khusyu dalam sholat, bukan penjelasan khusyu itu sendiri. Maka dari itu penelitian ini akan membahas tentang pendapat-pendapat tentang makna khusyu dalam sholat. Sehingga menjadikan pemahaman baru yang diambil dari beberapa penafsir. Adapun ayat yang menjelaskan tentang sholat khusyu sebagaimana dalam surat al-mu minun ayat 1-2 7 Bahnasi, Shalat sebagai terapi..., 52. Ibid., 53. 8

4 Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam sholatnya. Penelitian ini menfokuskan pada surat Al-Mu minun ayat 1-2 dari tafsir Ibnu Kathi>r dan Ru>h} al-ma a>ni dengan menggunakan metode komparatif. Karena dalam penafsiran keduanya berbeda dalam mengartikan khusyu. Menurut Ibnu Kathi>r khusyu dalam shalat adalah tuma ninah dalam gerakan shalat, sedangkan menurut Ruh} al-ma ani adalah fokusnya hati terhadap Allah SWT. Oleh sebab itu penelitian ini dianggap penting untuk mengetahui beberapa makna berbeda tentang khusyu dalam sholat dan persamaan makna yang digunakan oleh kedua tafsir tersebut. B. Identifikasi Masalah Adapun masalah-masalah yang dapat di identifikasi dari latar belakang di atas adalah: 1. Apa saja manfaat dari sholat? 2. Bagaimana definisi sholat secara luas? 3. Bagaimana definisi khusyu secara luas? 4. Mengapa muslimin dianjurkan mengerjakan sholat dengan khusyu? 5. Apakah hubungan dari sholat dengan kehidupan sehari-hari? 6. Bagaimana bunyi ayat yang menjelaskan tentang sholat khusyu?

5 C. Rumusan Masalah Untuk memberikan arahan yang jelas terhadap permasalahan yang akan diteliti, maka perlu kiranya ada perumusan masalah. Rumusan masalah yang dimaksud, di antaranya: 1. Bagaimana perbedaan dan persamaan penafsiran tentang sholat khusyu dalam surat al-mu minun ayat 1-2 menurut Ibn Kathi>r karya ibn kathi>r dan Ru>h} al-ma a>ni karya al-alu>si>? 2. Bagaimana metode penafsiran dari tafsir Kathi>r karya ibn kathi>r dan Ru>h} al-ma a>ni karya al-alu>si dalam menafsirkan tentang sholat khusyu dalam surat al-mu minun ayat 1-2? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan penafsiran tentang sholat khusyu dalam surat al-mu minun ayat 1-2 menurut Ibn Kathi>r karya ibn kathi>r dan Ru>h} al-ma a>ni karya al-alu>si>. 2. Untuk mengetahui metode penafsiran dari tafsir Kathi>r karya ibn kathi>r dan Ru>h} al-ma a>ni karya al-alu>si dalam menafsirkan tentang sholat khusyu dalam surat al-mu minun ayat 1-2.

6 E. Kajian Pustaka Setelah dilakukan tinjauan pustaka ditemukan beberapa penelitian yang bersangkutan dengan tema penelitian ini, diantaranya yaitu; 1. Sholat khusyu dalam Alquran karya M.Sauqi Th UIN Sunan Ampel Surabaya. 2. Khusyu dalam sholat perspektif psokologi islam : studi atas pemikiran AlQusyairi dan Al-Ghazali karya Tajuddin. 3. Manfaat sholat secara fisik dan psikis karya Alfi Laila Af Dari beberapa penelitian tersebut tidak ditemukan penelitian yang sama seperti judul penelitian ini yaitu Konsep Sholat Khusyu dalam Alquran (Studi Komparatif Ibnu Kathi>r dan Ru>h} al-ma a>ni) F. Metode Penelitian 1. Model Penelitian Dalam penelitian ini digunakan model penelitian kualitatif dengan memakai jenis library research (kajian kepustakaan) dengan mengumpulkan penafsiran atau buku yang relevan dengan penelitian selanjutnya menampilkan penafsiran Ibnu Kathi>r dan Ru>h} al-ma a>ni. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Muqorin dari kata qarana yuqarinu-qornan yang artinya membandingkan, kalau dalam bentuk masdar artinya perbandingan. Sedangkan menurut istilah, metode muqarin adalah mengemukakan penafsiran ayat-ayat Alquran yang ditulis oleh sejumlah

7 para mufassir. Metode ini mencoba untuk membandingkan ayat ayat Alquran antara yang satu dengan yang lain atau membandingkan ayat Alquran dengan hadis Nabi serta membandingkan pendapat ulama menyangkut penafsiran ayat-ayat Alquran.9 Dalam konteks ini peneliti akan membandingkan dua mufassir yaitu antara pendapat Ibnu Kathi>r dan Ru>h} al-ma a>ni dalam menafsirkan surat almu minun ayat 1-2 tentang sholat khusyu. Sehingga akan di bahas apa persamaan dan perbedaan penafsiran mereka terhadap ayat tersebut. Adapun langkah-langkahnya untuk membandingkan antara lain yaitu: a) Menghimpun sejumlah ayat yang dijadikan obyek studi tanpa menoleh terhadap redaksinya, mempunyai kemiripan atau tidak. b) Melacak berbagai pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut. c) Membandingkan pendapat antara penafsiran pendapat Ibnu Kathi>r dan Ru>h} al-ma a>ni untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan identitas dan pola berpikir dari masing-masing mufassir, serta kecendrungankecendrungan dan aliran-aliran yang mereka anut. Ruang lingkup atau wilayah kajian dari masing-masing aspek itu berbeda-beda. Ada yang berhubungan dengan kajian redaksi dan kaitannya dengan konotasi kata atau kalimat yang dikandungannya. Ini wilayah bahasan aspek pertama dan kedua, sebagaimana dijelaskan M. Quraish shihab: dalam metode ini khususnya yang membandingkan antara ayat 9 Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 381.

8 dengan ayat, juga ayat dengan hadis biasanya mufasinya menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan perbedaan kandungan yang dimaksud oleh masingmasing ayat atau perbedaan kasus/masalah itu sendiri.10 Dari definisi tersebut, dapat terlihat jelas bahwasannya tafsir dengan menggunakan metode komparatif mempunyai cakupan yang sangat luas, tidak hanya membandingkan ayat dengan ayat, melainkan juga membandingkan ayat dengan hadis serta membandingkan pendapat para mufasir dalam menafsirkan ayat al-quran.11 Adapun manfaat yang dapat diambil dari metode ini ada manfaat umum dan manfaat khusus, manfaat umum dari metode ini adalah memperoleh pengertian yang paling tepat dan lengkap mengenai masalah yang dibahas, dengan melihat perbedaan-perbedaan di antara berbagai unsur yang diperbandingkan.12 Perbandingan adalah ciri utama bagi metode komparatif. Di sinilah letak salah satu perbedaan yang prinsipal antara metode ini dengan metodemetode yang lainnya. Hal itu disebabkan karena yang dijadikan bahan dalam memperbandingkan ayat dengan ayat atau ayat dengan hadis adalah pendapat para ulama tersebut.13 10 M. Quraish Shihab, Tafsir al-qur an dengan metode maudhui Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Quran (Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 11 1998), 65. 12 M. Yudhie Haryono, Nalar Al-Quran (PT Cipta Nusantara, Jakarta: 2002), 166-167. Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Quran.., 82. 13

9 a) Ciri-ciri metode komperatif Perbandingan adalah ciri utama bagi metode komperatif. Di sinilah letak salah satu perbedaan yang prinsipal antara metode ini dengan metodemetode yang lain. Hal itu disebabkan karena yang dijadikan bahan dalam memperbandingkan ayat dengan ayat atau ayat dengan hadis adalah pendapat para ulama tersebut, bahkan pada aspek yang ketiga, sebagaimana telah disebutkan di atas, pendapat para ulama itulah yang menjadi sasaran perbandingan. Oleh karena itu, jika suatu penafsiran dilakukan tanpa memperbandingkan berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tafsir, maka pola semacam itu tak dapat disebut metode komperatif. Dalam konteks inilah al-farma>wi> menyatakan bahwa yang dimaksud dengan metode komperatif ialah: menjelaskan ayat-ayat al-qur an yang berdasarkan pada apa yang telah ditulis oleh sejumlah mufassir. Selanjutnya, langkah-langkah yang harus diterapkan untuk mencapai tujuan itu adalah dengan memusatkan perhatian pada sejumlah ayat tertentu, lalu melacak berbagai pendapat para mufasir tentang ayat tersebut, baik yang klasik (salaf) maupun yang ditulis maupun yang ditulis oleh ulamakhalaf, serta membandingkan pendapatpendapat yang mereka kemukakan itu mengetahui kecendrungan- kecendrungan mereka, aliran-aliran yang mempengaruhi mereka, keahlian yang mereka kuasai dan lain sebagainya. Dari uraian yang dikemukakan itu diperoleh gambaran bahwa dari segi sasaran (objek) bahasan ada tiga aspek yang dikaji didalam tafsir perbandingan yaitu perbandingan ayat dengan ayat,

10 ayat dengan hadis, dan pendapat para ulama tafsir dalam menafsirkan AlQur an. b) Ruang lingkup metode komperatif Untuk lebih jelasnya, berikut akan diuraikan ruang lingkup dan langkah-langkah penerapan metode ini pada masing-masing aspek. 1. Perbandingan ayat dengan ayat Perbandingan dalam aspek ini dapat dilakukan pada semua ayat, baik pemakaian mufradat, urutan kata, maupun kemiripan redaksi. Semua itu dapat dibandingkan jika yang akan dibandingkan itu kemiripan redaksi, misalnya, maka langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi dan menghimpun ayat-ayat al-qur an yang redaksinya bermiripan sehingga diketahui mana yang mirip dan mana yang tidak. 2) Menperbandingkan antara ayat-ayat yang redaksinya bermiripan itu, yang membicarakan suatu kasus yang sama, atau dua kasus yang berbeda dalam satu redaksi yang sama. 3) Menganalisi perbedaan yang terkandung di dalam berbagai redaksi yang mirip, baik perbedaan tersebut mengenai konotasi ayat, maupun redaksinya seperti berbeda dalam menggunakan kata dan susunannya dalam ayat, dan sebagainya. 4) Memperbandingkan anatara berbagai pendapat para mufasir tentang ayat yang dijadikan objek bahasan.

11 Adapun sumber data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu sumber data primer (sumber data pokok) dan sumber data sekunder (sumber data pendukung). a. Sumber data primer. Sumber primer yang dimaksud adalah rujukan utama yang dipakai yaitu Ibnu Kathi>r karya Isma il bin Umar bin Kathir dan Ru>h} al-ma a>ni karya Mahmud al-alusi. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder yang dimaksud di sini adalah sumber-sumber lainnya yang berfungsi untuk melengkapi sumber data primer yaitu karyakarya yang berhubungan dengan Ilmu Tafsir dan Al-Qur an karya Abdul Mustaqim dan Wawasan Baru Tafsir karya Nasruddin Baidan serta kitab Tafsir Manna al-qattan dan Kitab-Kitab Tafsir lainnya. G. Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan laporan ini tersusun menjadi empat bagian. Masingmasing bagian akan menjelaskan deskripsi singkat mengenai isi tulisan. Dengan demikian diharapkan dapat mempermudah dalam penyajian dan pembahsan serta pemahaman terhadap apa yang akan di teliti. Berikut merupakan sistematika laporan penelitian: Bab Pertama, merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

12 Bab Dua, memaparkan tentang kaidah analisis tafsir yang digunakan dalam menafsirkan surat Al-Mu minun ayat 1-2 dengan menggunakan teori kebahasaan, kaidah munasabah ayat, kaidah asbab al-nuzul dan fungsi hadith dalam tafsir al-qur an. Bab Tiga, memaparkan ayat tentang sholat khusyu dalam surat almu minun ayat 1-2 menurut tafsir Ibnu Kathi>r dan Ru>h} al-ma a>ni. Bab Empat, memaparkan tentang analisa dari penafsiran sholat khusyu dalam surat al-mu minun ayat 1-2 menurut tafsir Ibnu Kathi>r dan Ru>h} al-ma a>ni. Bab Lima, yakni penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini.