BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN OBJEK WISATA ALAM PEMANDIAN AIR PANAS DI DESA GUCI KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut The Liong Gie dalam Sumaatmadja (1988:75), Metode yaitu

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Putih yang terletak di Kecamatan Ranca Bali Desa Alam Endah. Wana Wisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DANAU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di objek Wisata Pantai Pondok Bali yang terletak

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT BANAMA DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA. Dedy Norsandi

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) adalah cara -cara yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk

III. METODE PENELITIAN. sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain.

Variable penelitian Variabel Penelitian. Pengembangan d. Penggunaan lahan. Objek Geowisata Di Kabupaten 2. Kondisi Sosial

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata sebagai suatu aspek pembangunan telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kawasan wisata yang dikelola dibawah Perum Perhutani, dan memiliki luas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif. Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian Daya Dukung Cihampelas Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian... 29

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA

DATA POTENSI PARIWISATA GUNUNG BERUK DAYA TARIK WISATA ADA/ TIDAK ADA KETERANGAN

BAB V STRATEGI DAN REKOMENDASI. 5.1 Strategi Pengembangan Pariwisata di Kecamatan Badau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rekreasi dan Wisata 2.2 Perencanaan Kawasan Wisata

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, yaitu Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas. Penelitian ini akan dilakukan selama tiga (3) bulan dengan waktu penelitian dimulai pada Bulan April Juni 2012. B. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian di Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas ini adalah melalui Angket, Observasi dan Dokumentasi sebagai instrumen penelitian. 2. Bahan yang digunakan dalam penelitian di Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas ini adalah berupa data melalui : a. Peta Administrasi Kecamatan Bumijawa b. Peta Geologi Lembar Purwokerto dan Tegal - Jawa c. Peta Zoning Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas d. Peta Pengembangan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas e. Peta Administrasi Kabupaten Tegal C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Suharsimi Arikunto,1998:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah administrasi Desa Guci, sedangkan untuk 18

melengkapi data di lapangan tentang faktor-faktor geografi dan daya tarik Objek Wisata Pemandian Air Panas di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, peneliti menggunakan responden yang terdiri dari: a. Pengunjung Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. b. Pengelola Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas Kabupaten Tegal. c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tegal. d. Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Tegal. e. Dinas P dan K Kecamatan Bumijawa. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan. (DR.Nursid Sumaatmadja,1988:112). Sampel dalam penelitian ini adalah kawasan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik area probability sample (sampel wilayah) yaitu teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari wilayah dalam populasi. (Arikunto,1998: 126). Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik area probability sample. Dengan teknik ini diambil sampel 20 orang pengunjung Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal D. Definisi Operasional Variabel Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1998:99). Dalam hal ini penulis mencoba mengungkapkan variabel

penelitian faktor-faktor geografi yang berkaitan dengan pengembangan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, sebagai berikut: 1. Faktor Alam a. Lokasi Lokasi dalam penelitian ini menyangkut jarak, berapa jarak Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas dari pusat kota (Kota Tegal), berapa biaya yang dikeluarkan untuk sampai ke objek wisata tersebut dari pusat Kota Tegal. Lokasi ini juga dapat diartikan sebagai lokasi relatif artinya bagaimana hubungan antara Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas dengan objek wisata lainnya. b. Iklim Tipe iklim juga sangat menentukan kegiatan pariwisata, iklim akan menyebabkan perbedaan jenis kegiatan wisata yang dilakukan. Faktor iklim dalam penelitian ini yaitu tentang suhu dan curah hujan. c. Hidrologi Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, kondisi air menentukan ada tidaknya suatu wilayah dapat dihuni dengan baik. Air berperan penting dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata terutama untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Air merupakan salah satu potensi sumber daya yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan mahkluk hidup dan proses pembangunan. Kondisi air dipengaruhi juga oleh keadaan iklim, vegetasi dan kondisi tanah. Air dalam pembangunan pariwisata berperan untuk menciptakan ketertarikan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang bersangkutan, baik digunakan untuk keperluaan fasilitas wisata maupun sebagai sarana prasarana pendukung objek wisata

d. Topografi Wilayah Kabupaten Tegal secara topografis terdiri dari 3 (tiga) kategori daerah, antara lain : Daerah Pantai, Daerah Dataran Rendah dan Daerah Dataran Tinggi atau Pegunungan. Kecamatan Bumijawa merupakan daerah dengan topografi kasar yaitu berupa pegunungan. Sifat-sifat dan kesesuaian lahan ini cocok untuk areal rekreasi, tempat peristirahatan, daerah buffer tanaman dan hutan. e. Tanah Tanah yang dimaksud disini adalah kondisi dan jenis tanah yang ada di Kecamatan Bumijawa ini adalah jenis tanah aluvial. Kondisi tanah akan menentukan kesuburan suatu wilayah, disamping itu tanah juga menentukan struktur geologinya dan batuannya. Pengetahuan tentang tanah seperti jenis tanah dan tingkat kesuburan tanah akan berpengaruh terhadap aktifitas penduduk di daerah tersebut seperti perbedaan pola pertanian dan cara bercocok tanam. f. Geologi Geologi yang dimaksud disini adalah formasi batuan, jenis batuan, struktur geologi. Stuktur geologi yang dimaksud disini adalah adanya lipatan dan patahan. Suatu wilayah sangat berperan sebagai bahan pertimbangan untuk mendirikan bangunan di atasnya, apakah kondisi batuan tersebut mampu menopang sebuah bangunan atau tidak karena hal ini terkait dengan faktor keselamatan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung. g. Flora fauna

Jenis flora fauna juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata, dengan adanya flora fauna akan dapat mempengaruhi kegiatan manusia serta dapat menjadi daya tarik bagi keberadaan objek wisata tersebut. 2. Faktor Sosial a. Daya Tarik Atraksi atau daya tarik dalam hal ini terkait dengan apa yang menjadi ciri khas Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas, baik ciri khas dari objek wisata itu sendiri ataupun kondisi disekitar objek wisata tersebut. b. Infrastruktur Infrastruktur merupakan sarana pendukung aktifitas kepariwisataan. Infrastruktur dapat meliputi pembangunan jalan serta memperbanyak sarana transportasi, sarana jaringan listrik, sarana jaringan air bersih dari mata air, sarana jaringan telekomunikasi, sarana sistem drainase, fasilitas pembuangan sampah. c. Fasilitas pelayanan Fasilitas pelayanan juga sangat diperlukan dalam menunjang pengembangan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas, fasilitas pelayanan tersebut meliputi pertokoan, jasa-jasa perdagangan, fasilitas keamanan dan kenyamanan dan lain sebagainya. d. Akomodasi Tersedianya tempat untuk menginap (rumah makan, warung, losmen, hotel, tempat parkir, tempat penginapan, tempat untuk bermain, tempat untuk olahraga, tempat untuk berenang, tempat untuk pembelian cindera mata sebagai pusat oleh-oleh

khas Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas) bagi wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas. e. Pengelolaan Pengelolaan dalam hal ini terkait dengan pihak yang kompeten dibidang pariwisata dalam hal ini adalah Dinas Pariwisata dan juga Pengelola Objek Wisata tersebut. Sedangkan agen pengembang dalam hal ini berperan untuk memperkenalkan objek wisata kepada masyarakat (wisatawan). Untuk memperkenalkan suatu objek wisata pihak pengelola maupun instansi yang terkait dapat melakukannya melalui promosi baik lewat media cetak maupun media elektronik. f. Permodalan Sebuah pembangunan memerlukan biaya yang tidak sedikit, begitu juga untuk mengembangkan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas tersebut diperlukan modal baik dari pemerintah maupun dari pihak swasta. Modal mutlak diperlukan untuk membangun sarana dan prasarana di dalam objek wisata agar dapat menambah daya tarik objek wisata tersebut. g. Kondisi Penduduk Kondisi penduduk daerah objek wisata juga ikut berpengaruh terhadap pengembangan objek wisata, sebagai contoh bagaimana peran penduduk dalam pengembangan pariwisata, bagaimana tangggapan penduduk terhadap keberadaan objek wisata serta bagaimana sikap penduduk terhadap wisatawan yang datang ke objek wisata tersebut. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat kunjungan wisatawan.

h. Perekonomian Perekonomian bagi pariwisata merupakan proses dimana Pemerintah Daerah dan masyarakat yang mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara Pemerintah Daerah dengan Sektor Pariwisata untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan meningkatkan perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas. i. Sosial Budaya Kebudayaan merupakan segala hal yang berlangsung dan terjadi di sekitar lingkungan. Kebudayaan juga merupakan ciri khas masyarakat satu dengan yang lain, yang terbentuk dari rangkaian proses adaptasi lingkungan dan evolusi budaya. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data, khususnya data sekunder dilakukan dengan teknik dokumentasi, sedangkan data primer dilakukan dengan teknik angket dan teknik observasi lapangan. a. Data Sekunder Teknik dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, gambar-gambar, agenda dan lain-lain. untuk melengkapi data dalam rangka analisa masalah yang sedang diteliti, memerlukan informasi dari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan objek yang dipelajari. Untuk keperluan ini harus melakukan studi dokumentasi. Pendekatan historis yang berkenaan dengan gejala sosial, ekonomi, budaya dan kependudukan lebih banyak berhubungan dengan sumbersumber dokumentasi. b. Data Primer, yang dimaksud data primer dalam penelitian ini antara lain :

1. Teknik Angket Teknik angket sebagai suatu teknik pengumpulan data. Jika data yang berupa pendapat atau sikap orang atau penduduk itu diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak, dapat dikatakan tidak efektif bila menggunakan teknik wawancara. Oleh karena itu, harus menggunakan teknik angket. Item yang digunakan dalam pertanyaan ini berupa isian dan pilihan ganda untuk mendapatkan data tentang identitas responden, pengetahuan masyarakat, penerimaan informasi, pengolahan lahan, manfaat, sarana dan prasarana serta kondisi sosial mayarakat sekitar kawasan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas. 2. Teknik Observasi Lapangan Pada dasarnya, pengetahuan geografi merupakan pengetahuan hasil pengumpulan data, fakta dan kenyataan di lapangan. Secara praktis, gejala dan masalah geografi ada dan terjadi secara langsung di lapangan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data geografi yang aktual dan langsung harus melakukan observasi lapangan. Observasi lapangan merupakan teknik pengumpulan data yang terutama pada penelitian geografi. Teknik ini digunakan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap objek untuk memperoleh gambaran nyata sebagai bahan perbandingan hasil metode angket terutama mengenai kondisi infrastruktur kepariwisataan dan fasilitas pelayanan yang tersedia di objek wisata serta hasil teknik dokumentasi. Teknik ini juga digunakan untuk pengukuran mengenai kondisi iklim, kondisi geomorfologi, kondisi tanah, hidrologi, geologi.

F. Pengolahan Data Teknik-teknik pengumpulan data yang dapat digunakan pada penelitian geografi yaitu dokumentasi, angket dan observasi lapangan. Penerapan teknik-teknik tadi bergantung pada kebutuhan data yang harus dikumpulkan. Pada suatu penelitian geografi mungkin cukup dengan satu teknik, tetapi pada penelitian lain, mungkin seluruh teknik harus diterapkan. Masalah, tujuan dan hipotesa penelitian untuk sampai kepada suatu kesimpulannya, harus didukung oleh data yang relevan. Relevansi data dengan variabel-variabel penelitian, didasari oleh metode pendekatan masalah yang relevan. Disinilah letak dan kedudukan berbagai metode pendekatan. Sebelum menyusun dan menentukan teknik mana dan alat apa yang akan digunakan terlebih dulu maka harus memilih metode pendekatan yang paling serasi. Metode pendekatan yang dijadikan kerangka kerja kemudian dituangkan ke dalam teknik dan alat pengumpul data. G. Analisis Data Metode analisa kualitatif pada penelitian geografi, mengolah dan menginterpretasikan data dan informasi verbal. Data yang di analisis adalah jenis gejala dan masalah yang bersifat kualitatif. Ketentuan analisanya harus didasarkan atas logika dan kesimpulan penelitian geografi harus berbentuk keputusan yang logis, eksak dan obyektif. Informasi yang dituangkan dalam bentuk gambar, bagan, potret dan peta yang sangat membantu analisa kualitatif penelitian geografi. Telah kita ketahui, bahwa gejala, fakta dan kenyataan geografi hakekatnya merupakan kenyataan kualitatif. Dalam analisis data penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis kelingkungan (analisis ekologi). 1. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis deskriptif kualitatif yaitu pengolahan data dengan melakukan proses mengatur, mengurutkan data yang terkumpul yang terdiri dari catatan-catatan lapangan, baik melalui dokumentasi, angket dan observasi lapangan. Data tersebut diatur dan diurutkan sesuai kebutuhan peneliti, sehingga informasi kualitatif tersebut disusun atas pikiran, intuisi, pendapat dan kriteria tertentu. Dalam melakukan proses analisis tersebut di atas, maka data yang diperoleh akan memberikan gambaran secara deskriptif tentang aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian yang kemudian akan memberikan jawaban atas masalah yang sedang diteliti sehingga data tersebut dapat dianalisis dengan menginterpretasikan ke dalam suatu urutan dasar berupa suatu kesimpulan dan saran 2. Analisis Kelingkungan (analisis ekologi) Analisis kelingkungan merupakan suatu analisis yang digunakan dalam kajian geografi, yaitu suatu analisis yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme hidup dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Perilaku manusia untuk memahami tata alam dan lingkungan perlu dimasyarakatkan agar mampu memanfaatkan tanpa menimbulkan dampak negatif. Sebab manusia dengan berbagai ipteknya, dapat mengubah tata alam menjadi tata binaan sesuai dengan hajat hidupnya, baik untuk kepentingan sosial, ekonomi maupun budaya. Seandainya pemenuhan keinginan tersebut hanya mengacu untuk kepentingan sosial, ekonomi atau budaya saja, kemungkinan terjadinya dampak negatif cukup besar. Hal ini mudah dipahami karena kepentingan hidup setiap manusia atau kelompok manusia, pada umumnya hanya dititik beratkan pada keuntungan besar yang dapat diperoleh dengan mudah, cepat dan murah. Unsur sosial tata alam seringkali diabaikan atau salah dalam

menerapkannya. Karena itu untuk mengendalikannya, perlu sekali mempelajari permasalahan ekologi baik secara teknik, hukum maupun adati (tradisonal). Permasalahan ekologi memang perlu sekali dipelajari, sebab berbagai macam kegiatan hidup manusia tidak akan terlepas dari masalah ekologi. Mengingat bahwa kegiatan hidup manusia dimanapun juga tidak akan terlepas dengan tata alam dan binaannya di bumi, sifat dan hubungannya dengan kegiatan hidup manusia perlu dipelajari. Kegiatan tersebut antara lain kegiatan pariwisata yang mengubah atau tidak mengubah tata alam, kemungkinan timbulnya dampak selalu ada. Analisis ekologi ini menitik beratkan pada keterkaitan antara lingkungan fisik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan manusia (dalam hal ini kawasan Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas) dengan lingkungan (kondisi geografi).