PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN CAHAYA

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GELOMBANG DAN BUNYI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

PENGARUH METODE EKSPERIMEN DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA, LINGKUNGAN, DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, KECERDASAN EMOSI DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

PRESTASI BELAJAR IPA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS IX SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, LINGKUNGAN SOSIAL DAN INTENSITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN mulai dari tanggal 18 Mei sampai tanggal 8 Juni 2013 di SMP. Muhammadiyah Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen akan diterapkan Model Creative Problem Solving dengan Metode

III. METODELOGI PENELITIAN. Sugiyono (2012:3) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dengan bentuk Nonquivalent Control Group Design karena pada luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Pada desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bentuk penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian quasi eksperimen

HUBUNGAN ANTARA MINAT, LINGKUNGAN, DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Januari s/d 24 Januari 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru yang

BAB III METODE PENELITIAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Experimental Design dengan desainnya Nonequivalent Group Design. Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penuh. Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Desain. TABEL III.1 PRETEST-POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ),

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU BERBASIS MODEL CONNECTED TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs N YOGYAKARTA II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. semester genap tahun ajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 20

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH DALAM MEMBACA TEKS PROSEDUR KOMPLEKS PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 SEWON

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 1 Febuari 3 Maret 2014, pada semester

III. METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2013, pada tanggal

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, KECERDASAN EMOSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang. mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA Purwaningsih 1) Widodo Budhi 2) 1)2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta. Abstrak Penelitian ini secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui kecenderungan prestasi belajar fisika konstruktivisme yang dibandingkan dengan konvensional. Secara komparatif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar fisika antara yang diajar konstruktivisme dengan konvensional. Teknik analisis data uji-t, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas sebaran dan uji homogenitas varian. Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa kecenderungan prestasi belajar fisika pada konstruktivisme termasuk dalam kategori sangat tinggi dan pada konvensional termasuk dalam kategori sedang. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar fisika yang sangat signifikan antara konstruktivisme dengan konvensional. Rerata prestasi belajar fisika konstruktivisme lebih tinggi dari konvensional, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh penggunaan konstruktivisme terhadap prestasi belajar fisika. Kata Kunci: Konstruktivisme, Prestasi, Fisika. PENDAHULUAN Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses untuk memperoleh perubahan tingkah laku, berupa penambahan pengetahuan hasil interaksi dengan lingkungan sekitar. Selama ini proses yang ditemui di sekolah masih yang berpusat pada guru. Proses tersebut hanya menekankan pencapaian secara kognitif, dan kurang mengembangkan kemampuan belajar dan kemampuan individu dari masingmasing siswa. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima dan memahami konsep yang disampaikan oleh guru karena siswa hanya memperoleh materi secara abstrak dan menyebabkan nilai yang didapat tidak maksimal, terutama mata pelajaran Fisika. Prestasi belajar khususnya mata pelajaran IPA di SMP Negeri 15 Yogyakarta tergolong rendah, karena berdasarkan data nilai UAS semester ganjil tahun 2015/2016 Pengaruh Model Pembelajaran Konstruktivisme...(Purwaningsih) 54

dimana 55,6% siswa belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa mata pelajaran IPA kurang begitu dikuasai dan prestasi belajar siswa kurang baik atau kurang optimal. Hal itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bersumber dari guru, siswa atau metode dan media yang digunakan selama proses. Siswa menganggap materi pelajaran IPA khususnya Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sulit dan susah dipahami. Berdasarkan hasil observasi masih ditemukan guru yang mengajar konvensional dengan metode ceramah yang berpusat pada guru. Siswa hanya mendengarkan, mencatat dan menghafalkan yang diterima dari guru, dan kemudian melatihnya melalui soal-soal latihan. Siswa juga hanya memiliki sedikit peluang untuk bertanya. Pembelajaran yang seperti ini dapat membuat siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan menyebabkan siswa malas dan bosan mengikuti proses. Dari permasalahan di atas maka diajukan rumusan masalah pada penelitian ini secara deskriptif dan komparatif. Secara deskriptif rumusan masalah yang diajukan adalah 1) Sejauhmana kecenderungan prestasi belajar kelas VIII semester genap SMP Negeri Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 pada konstruktivisme? 2) Sejauhmana kecenderungan prestasi belajar pokok bahasan indera penglihatan dan alat optik siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 pada konvensional?. Secara komparatif rumusan masalah yang diajukan adalah adakah perbedaan prestasi belajar kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 antara konstruktivisme dan konvensional? Adapun konstruktivisme dikembangkan berdasarkan teori-teori nyata dan pengalaman nyata, sehingga mempu mengembangkan keaktifan dan kemampuan berfikir siswa untuk menemukan dan membangun konsep melalui percobaan sendiri. Menurut Muijs dan Reynold (2008:95), Model konstruktivisme adalah yang didalamnya terdapat proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasakan pengalaman. Menurut Nurhadi (2004:47), Model konstruktivis mememuat delapan komponen utama, yaitu: melakukan hubungan yang bermakna, melakukan kegiatan yang signifikan, belajar yang diatur sendiri, bekerja sama, berfikir kritis dan kreatif, mengasuh dan memelihara pribadi siswa, Volume 3, Nomor 1 Juni 2016 55

mencapai standar yang dicapai, penilaian otentik. Menurut Suparno (1997:73), Prinsip dalam konstruktivisme adalah sebagai berikut: pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, tekanan pada proses belajar terletak pada siswa, mengajar adalah proses membantu siswa, tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir, kurikulum menekankan pada partisipasi siswa, guru sebagai fasilitator. Menurut Samatowa (2006:55), Langkah-langkah konstruktivisme dibagi menjadi 3 fase sebagai berikut: 1) fase eksplorasi yaitu guru memancing pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari dengan memberikan soal tanya jawab dan mengenalkan berbagai macam contoh, 2) fase klarifikasi yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian membimbing masingmasing kelompok dalam melakukan kegiatan praktik dan diskusi, 3) fase aplikasi yaitu guru mengevaluasi kegiatan. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2012:47) menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan prestasi belajar fisika pada pokok bahasan elastisitas dan hukum hooke siswa kelas XI semester ganjil Madrasah Aliyah Mu Alimin Muhammadiyah Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 antara konstruktivistik dan konvensional. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mampule (2012:71) yang menyimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar fisika siswa yang nya pendekatan konstruktivisme pokok bahasan besaran dan satuan pada siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 6 Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian quasi experiment atau eksperimen semu. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas ( konstruktivisme dan konvensional) dan variabel terikat (prestasi belajar fisika). Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 15 Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 10 kelas yang berjumlah 334 siswa. Sampel penelitian diambil dengan teknik random sampling. Dari 10 kelas yang ada, dilakukan pengundian untuk mengambil 2 kelas. Dari hasil undian tersebut, terpilih kelas VIII A sebanyak 33 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII E sebanyak 33 siswa sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 15 Yogyakarta dan dilaksanakan dari bulan Maret sampai Mei 2016. Menurut Nazir 56 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

(2005:174), Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini teknik dokumentasi dan teknik tes. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh daftar nama siswa, materi, dan nilai ulangan akhir semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Menurut Arikunto (2013:266), Tes merupakan alat untuk mengukur ada tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes prestasi belajar fisika. Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda 4 alternatif jawaban berjumlah 30 butir, dimana untuk jawaban benar diberi skor 1 dan untuk jawaban salah diberi skor 0. Uji coba instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Validitas butir soal dihitung rumus korelasi product moment (Arikunto, 2013:213), sedangkan reliabilitas instrumen dihitung rumus KR-20 (Riduwan, 2013:108). Perhitungan dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Seri Program Statistik (SPS) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih. Penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak dilakukan dengan pengujian uji-t. Dari hasil perhitungan, diperoleh = 0,455 dengan p = 0,655. Karena p > 0,05 berarti tidak ada perbedaan kemampuan awal kedua kelompok. Kecenderungan prestasi belajar fisika konstruktivisme dan konvensional pada pokok bahasan indera penglihatan dan alat optik ditentukan analisis deskriptif yaitu dengan mencari skor terendah, skor tertinggi, rata-rata, dan simpangan baku dari setiap variabel kemudian dibandingkan dengan kriteria kurva normal ideal (Sudijono, 2009:329). Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan menghitung 2 X (Arikunto, 2013:81). Uji homogenitas varian uji-f (Sugiyono, 2013:275). Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji-t (Sugiyono, 2013:304). HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis butir soal, diperoleh 26 butir soal valid dan 4 butir soal gugur. Sehingga skor maksimal idealnya adalah 26 dan skor minimal idealnya adalah 0. Berdasarkan kategori skala lima maka diperoleh kriteria kurva normal sebagai berikut. 19,45 26,0 0 = Sangat tinggi 15,15 < 19,4 = Tinggi 5 10,85 < 15,1 = Sedang 5 6.55 < 10,8 = Rendah 5 0,00 < 6,55 = Sangat rendah Volume 3, Nomor 1 Juni 2016 57

Dari hasil perhitungan diperoleh skor rata-rata untuk kelompok yang diajar dengan konstruktivisme adalah 21,455. Kelompok ini berada dalam interval 19.,455< 26,00 sehingga berdasarkan kriteria kurva normal dapat disimpulkan bahwa kecenderungan prestasi belajar kelas VIII SMP Negeri 15Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 pada dengan konstruktivisme termasuk kategori sangat tinggi. Sedangkan dari hasil perhitungan, diperoleh skor ratarata untuk kelompok pada dengan konvensional adalah 15,061. Kelompok ini berada dalam interval 10,85< 15,15, sehingga berdasarkan kriteria kurva normal dapat disimpulkan bahwa kecenderungan prestasi belajar kelas VIII SMP Negeri 15Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 pada konvensional termasuk kategori sedang. Tingginya kecenderungan prestasi belajar ini membuktikan bahwa konstruktivisme memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar fisika. Model konstukivisme merupakan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori nyata dan pengalaman nyata. Proses konstruktivisme lebih menarik sehingga siswa akan lebih termotivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses dan hal ini membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran fisika. Selain itu, siswa akan dapat memahami konsep materi lebih mendalam karena materi yang disampaikan dihubungkan dengan pengalaman belajar siswa, materi pelajaran juga disampaikan secara jelas dan terperinci. Model konstruktivisme juga dapat merangsang daya berfikir imajinatif dan eksploratif siswa. Konsepkonsep yang telah dipakai dengan konstruktivisme, akan memudahkan siswa dalam memahami materi pengembangannya. Model konstruktivisme mampu mengoptimalkan partisipasi siswa selama proses. Dengan adanya diskusi kelompok dalam mengerjakan lembar kerja siswa memberikan keuntungan bagi siswa untuk bekerja sama dan bertukar pikiran dengan teman kelompoknya. Kemudian masingmasing kelompok berbagi hasil diskusinya untuk membuat kesimpulan bersama. Siswa juga diberikan kesempatan untuk bertanya dan menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain, dengan demikian beberapa kekeliruan bisa langsung diketahui dan diperbaiki. Materi pelajaran yang telah disampaikan, disimpulkan di setiap akhir pelajaran. Hal inilah yang menyebabkan kecenderungan prestasi belajar pada kelas yang 58 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

konstruktivisme tergolong dalam kategori sangat tinggi. Sebelum uji-t dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran dan uji homogenitas varians. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas (Tabel 1) diperoleh = 8,185 dengan p = 0,516 untuk kelompok yang menerapkan konstruktivisme, dan = 7,147 dengan p = 0,622 untuk kelompok yang menerapkan konvensional. Nilai p > 0,05 untuk kedua kelompok maka dapat disimpulkan bahwa kedua data kelompok berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas varians (Tabel 2) diperoleh = 1,741 dengan p = 0,061. Nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari varian yang homogen. Setelah uji persyaratan analisis kemudian dilanjutkan dengan uji-t untuk menguji hipotesis dengan kriteria jika memiliki nilai p 0,05 atau p 0,01 maka hipotesis diterima. Setelah dilakukan uji-t diperoleh = 6,784 dengan p = 0,000. Nilai p 0,01, maka hipotesis yang diajukan diterima dan sangat signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan pada prestasi belajar kelas VIII semester Genap di SMPNegeri 15 Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 antara yang konstruktivisme dan yang konvensional. Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Sebaran Kelompok db X 2 hitung P Sebaran Konstruktivisme 9 8,185 0,516 Normal Konvensional 9 7,147 0,622 Normal Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varian Kelompok N Varian Fhitung P Keterangan Konstruktivisme 33 10,693 1,741 0,061 Homogen Konvensional 33 18,621 Tabel 3. Rangkuman Uji-t Tes Prestasi Belajar Fisika Kelompok N Rerata SB thitung P Keterangan Konstruktivism 33 21,455 3,270 e 6,784 0,000 Sangat Signifikan Konvensional 33 15,061 4,315 Dari hasil perhitungan diperoleh skor rerata prestasi belajar fisika Volume 3, Nomor 1 Juni 2016 59

konstruktivisme adalah 21,455 dan skor rerata prestasi belajar fisika konvensional adalah 15,061. Hal ini menunjukkan skor rerata konstruktivisme lebih tinggi dari pada skor rerata konvensional, sehingga menunjukkan ada pengaruh konstruktivisme terhadap prestasi belajar kelas VIII semester genap di SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016. Pada penelitian ini, siswa dikatakan tuntas jika nilai yang diperolehnya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 65. Jika skor prestasi belajar fisika dikonversikan ke dalam nilai maka siswa dikatakan tuntas jika memperoleh skor minimal 19. Berdasarkan data prestasi belajar fisika sebanyak 27 siswa kelompok eksperimen telah mencapai KKM sedangkan pada kelompok kontrol hanya 8 siswa yang telah mencapai KKM. Hasil ini menunjukkan bahwa konstruktivisme memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar fisika siswa. Dalam kelas yang diajar dengan konstruktivisme, siswa lebih aktif bertanya dan berdiskusi mengenai materi yang sedang dipelajari. Banyaknya siswa yang bertanya selama diskusi berlangsung menunjukkan bahwa konstruktivisme dapat meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan siswa selama proses. Model konstruktivisme mampu mengajak siswa untuk memecahkan masalahmasalah, mengembangkan keaktifan siswa, merangsang daya berfikir imajinatif dan eksploratif siswa dan mengkomunikasikannya dalam kelompok maupun dengan kelompok lain. Materi pelajaran yang disampaikan disesuaikan dengan pengalaman belajar siswa, karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses sehingga mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. KESIMPULAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. a. Kecenderungan prestasi belajar fisika pokok bahasan indera penglihaan dan alat optik siswa kelas VIII SMP Negeri 15Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 pada dengan konstruktivisme berada pada kategori sangat tinggi. b. Kecenderungan prestasi belajar fisika pokok bahasan indera penglihatan dan alat optik siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 pada dengan 60 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON

konvensional berada pada kategori sedang. c. Ada perbedaan yang sangat signifikan prestasi belajar penglihatan dan alat optik siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 antara konstruktivisme dan konvensional. Dengan melihat reratanya, rerata konstruktivisme ( = 21,455) lebih tinggi dari rerata konvensional ( = 15,061), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang sangat signifikan dari konstruktivisme terhadap prestasi belajar fisika pokok indera penglihatan dan alat optik siswa kelas VIII SMP Negeri 15Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016. 2. Saran Saran pada pelaksanaan penelitian selanjutnya ataupun penelitian yang sejenis adalah peneliti antara lain. a. Bagi siswa, diharapkan siswa lebih semangat dalam mengikuti proses dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru agar ilmu yang disampaikan dapat diterima dengan baik. b. Bagi guru, dalam kegiatan fisika, hendaknya guru memilih metode dan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dengan cara ini diharapkan siswa lebih aktif dan lebih paham dengan materi yang disampaikan sehingga prestasi belajar fisika siswa menjadi maksimal. c. Bagi peneliti lain, untuk peneliti lain yang akan konstruktivisme dalam penelitian selanjutnya, diharapkan agar lebih teliti lagi agar diperoleh hasil yang lebih baik. Selain itu, penelitian konstruktivisme dapat dikembangkan untuk pokok bahasan fisika yang lain. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dewi, Ika Prasetya, 2012. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Konstruktivistik Terhadap Prestasi Belajar Fisika Melalui Metode Eksperimen Siswa Kelas XI Semester Ganjil Madrasah Aliyah Mu Alimin Muhammadiyah Yogyakarta tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UST. Mampule, Leonora Agustin, 2012. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Konstruktivisme Terhadap Volume 3, Nomor 1 Juni 2016 61

Prestasi Belajar Fisika Melalui Metode Eksperimen Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 6 Yogyakarta tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UST. Muijs, Daniel dan David Reynols. 2008. Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. Riduwan. 2013. Model- Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Samatowa, Usman, 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Menejemen. Bandung: Alfabeta Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. 62 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-COMPTON