BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB III BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG REMAJA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA

BAB IV ANALISIS DATA KONSELING BEHAVIOR DALAM MENANGANI SELECTIVE MUTISM SISWA SD RADEN PATAH SURABAYA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB IV ANALISIS DATA. broken home di SMP Al Amanah Bilingual, maka analisis tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari keluarga serta perhatian orang tua yang akan dibutuhkan anak ketika di dalam

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswa Sekolah Menengah Pertama merupakan tahap anak berada pada masa

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis proses dari pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. demikian untuk sebagian orang lainnya. Betapa sering kita mendengar

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

DINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH

BAB IV ANALISIS MODEL KONSELING KARIR TERHADAP SEORANG MANTAN PENDERITA SKIZOFRENIA LIPONSOS DI KEPUTIH SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. bimbingan dan konseling Islam yang terjadi di lapangan dengan teori yang

BAB IV ANALISIS KONSELING PANTI ASUHAN DALAM MENANGANI PENYIMPANGAN PERILAKU ANAK DI PANTI ASUHAN AL JIHAD SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data tentang siswa kelas XII (Klien) dalam melanjutkan study ke. perguruan tinggi di SMK NU 1 Bustanul Ulum Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan siswa kurang dapat berkembang sesuai dengan harapan.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Metode konseling karier Nur Cita Qomariyah Membina Skill. Mahasiswa di IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja cenderung mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelas unggulan dalam arti secara umum merupakan kelas yang berisi anakanak

BAB III METODE PENELITIAN. pikiran secara seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

BAB III BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS UNTUK MENINGKATKAN SELF CONTROL SEORANG ANAK. a. Kondisi Geografis dan Demografis

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Proses Konseling Tawakal Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup

Transkripsi:

84 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA A. Analisis Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Lemahnya Motivasi Belajar Remaja Di Kelurahan Siwalankerto Kecamatan Wonocolo Surabaya Berdasarkan hasil penyajian data yang didapat peneliti setelah melakukan proses konseling karir dengan menggunakan proses bimbingan konseling, menyimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab seorang remaja kurang memiliki motivasi untuk belajar antara lain: 1. Lebih seringnya klien bermain di luar rumah daripada belajar Hal ini dapat diketahui pada saat konselor mendatangi rumah klien dan konselor bertemu dengan ibu klien. Ibu klien mengatakan bahwa memang klien sepulang dari sekolah tidak langsung untuk pulang dan lebih mementingkan untuk bermain terlebih dahulu atau kalau malam hari waktu yang biasanya digunakan untuk belajar klien lebih untuk menonton televisi. Siang pun klien jarang tidur sehingga saat malam hari klien pulang sudah capek dan tidak mau untuk belajar. Walapun klien sering dimarahi kedua orang tuanya tentang kelakuan-kelakuan klien yang merugikan dirinya sendiri klien pun tidak terlalu untuk menuruti orang tuanya utuk tekun belajar.

85 2. Penolakan ayahnya terhadap keinginan klien untuk melanjutkan kuliah dengan bidang yang diinginkan. Dari hasil wawancara dengan ibu klien, klien memang merasa kecewa dengan keinginan ayahnya yang menyuruh klien untuk kuliah di jurusan yang ayahnya harapkan karena ayah klien merasa klien belum bisa untuk berfikir lebih panjang lagi tentang masa depannya. Ibu klien pun pernah meredam kekecawaan klien dengan memberikan nasehat kepada klien untuk klien membututikannya dengan berprestasi lagi. Hal ini yang membuat klien sekarang patah semangat, kurang fokus terhadap pelajaran-pelajaran di sekolah. Klien juga beranggapan percuma untuk belajar terlalu sungguh-sungguh kalau akhirnya masih ditentukan oleh orang tuanya 3. Hanya mau belajar pada saat ada PR Dari hasil wawancara dengan klien ternyata klien hanya mau belajar ketika klien memiliki PR dari sekolahnya. Dan kalau tidak ada PR klien pun hanya membaca buku pelajaran hanya sekilas dan lebih sukanya untuk tidak membuka bukunya untuk sekedar membaca-baca atau mengulang kembali pelajran yang tadi berada di sekolah. Dan lebih suka untuk bermain ponsel. Klien sebenarnya sosok remaja yang aktif tetapi ketidak cocokan cara berfikir lah yang menyebabkan klien tidak mau untuk belajar. Usia seperti remaja memang mudah untuk menonjolkan emosinya dibandingkan untuk berfikir secara jernih.

86 4. Merasa tertekan Hal ini diketahui pada saat klien mengatakan bahwa dia merasa tertekan saat berada di rumah. Perkataan ayahnya itulah yang menyebabkan klien merasa tertekan dan menyebabkan lemahnya motivasi belajar klien. Klien mengatakan segala urusan belajar atau pendidikan dia selalu diatur oleh orang tuanya, klien merasa masih belum dianggap untuk dapat memilih masa depannya B. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam Melalui Konseling Karir Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Remaja Di Kelurahan Siwalankerto Kecamatan Wonocolo Surabaya Berdasarakan penyajian data pada proses konseling karir dalam meningkatkan belajar remaja di kelurahan Siwalankerto kecamatan Wonocolo Surabaya konselor menentukan waktu, dan tempat karena waktu memerlukan keefektifan proses konseling, sama halnya dengan tempat, kenyamanan tempat bagi klien sangat dibutuhkan agar klien dapat mengeluarkan uneg-uneg yang sedang dialami. Dalam penelitian ini, menggunakan analisis deskriptif komparatif yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa deskriptif komparatif yaitu dengan cara membandingkan proses pelaksanaan konseling di lapangan dengan teori yang digunakan, selain itu untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan konseling karir dengan tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

87 Tabel 4.1 Langkah-langkah konselor dalam proses konseling karir NO Data Teori Data Empiris 1 Identifikasi Masalah (untuk Konselor mengumpulkan data mengetahui gejala-gejala yang nampak) yang diperoleh dari baerbagai sumber data mulai dari klien, ibu klien, serta teman-teman terdekat klien. Dari hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa lemahanya motivasi belajar dikarenakan klien lebih sering terihat cuek, kurangnya kosentrasi pada saat belajar, merasa tertekan, dan malas 2 Diagnosa (menetapkan Masalah utama yang dihadapi masalah berdasarkan latar klien adalah kurang adanya belakang) motivasi atau dorongan untuk belajar disebabkan karena perbedaan pikiran antara klien dengan ayah klien tentang pendidikan yang akan klien lanjutkan. 3 Prognosa (menetapkan jenis bantuan) Jenis bantuan atau terapi yang dilakukan kepada kliem yaitu melakukan proses konseling dimana konselor memberikan solusi berupa pengertian, inspirasi, serta memotivasi klien untuk bisa berfikir positif dalam

88 segala hal dan mengarahkan klien untuk bisa menjadi lebih baik lagi. 4 Terapi/Treatment Konseling Karir Adapun 3 jenis langkah-langkah pemberian bantuan klien yaitu: 1. Mengajak klien untuk selalu berfikir positif 2. Memberikan pemahaman yang tepat tentang kemampuan dirinya 3. Mengenalkan berbagai jenis pekerjaan 4. Membuat rencana masa depan sendiri 5 Evaluasi + Follow Up Melihat perubahan pada diri klien setelah dilakukannya proses konseling karir, klien tamapk lebih ceria lagi dan klien dapat memahami permasalahan yang terjadi Berdasarkan tabel diatas, bahwa analisis proses bimbingan konseling yang dilakukan konselor dengan langkah-langkah konseling tersebut melalui identifikasi masalah, diagnosa, prognosa, treartment dan evaluasi. Dalam paparan teori pada tahap identifikasi masalah yakni langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berfungsi untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak pada klien. Melihat gejalagejala yang ada dilapangan, maka konselor disini menetapkan bahwa masalah

89 yang dihadapi klien adalah lemahnya motivasi yang dimiliki klien disebabkan oleh ketidakcocokan pemikiran antara klien dengan orang tuanya. Pemberian treatment disini digunakan untuk menyadarkan klien tentang arti belajar melalui mengajak klien untuk berfikir secara positif, pemahaman tentang kemampuan dirinya. Sedangkan hasil analisis kondisi klien sebelum dan sesudah proses konseling menggunakan analisis deskriptif komparatif adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Analisa komparatif tentang kondisi sebelum dan sesudah proses pelaksanaan konseling karir No Teknik Sebelum proses konseling Sesudah proses konseling 1 Teknik mengajak klien untuk berfikir positif Teknik pemahaman tentang kemampuan dirinya Mengenalkan jenis pekerjaan Klien selalu berfikir negatif terhadap orang tuanya. Apalagi saat membahas tentang pendidikan, bagi klien masa depannya selalu diatur oleh kedua orang tuanya Saat duduk di SMP sampai kelas 1 SMA klien tergolong siswa yang berprestasi dia merasa mampu untuk mempelajari pelajaran yang diberikan. Pertengahan 2 SMA prestasi mulai menurun Klien sempat bertanya tentang dunia pekerjaan Setelah konselor memberikan pengertian maksud dari kedua orang tuanya, klien dapat memahami dan merasa bersalah atas perbuatannya selama ini Saat ini klien dengan semangat untuk bisa meraih cita-citanya dan ingin membuktikan kedua orang tuanya bahwa dia dapat seperti dulu lagi menjadi siswa yang berprestasi Konselor menjelaskan berberapa jenis pekerjaan. Disini klien dapat mengetahui dan memahami bahwa tidak mudah mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan

90 Membuat rencana masa depan sendiri Klien yang sudah putus asa dan menganggap masa depannya selalu diatur oleh orang tuanya Klien dapat merencanakan masa depannya dengan sendiri setelah ia lulus dari SMA dan setelah lulus dari kuliahnya kelak. C. Analisis Hasil Akhir Proses Konseling Karir Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Remaja Di Kelurahan Siwalankerto Kecamatan Wonocolo Surabaya Untuk lebih jelas tentang analisis data tentang hasil pelaksanaan konseling karir dalam meningkatkan motivasi belajar remaja dapat dilihat dari tabel berikut : No Tabel 4.3 Analisa data hasil akhir pelaksanaan konseling karir dalam meningkatkan 1 Tidak mau belajar Gejala Yang Nampak motivasi belajar remaja Sebelum Konseling Sesudah Konseling A B C A B C 2 Lebih sering bermain 3 Perbedaan pendapat terhadap ayahnya 4 Kurang kosentrasi dalam belajar 5 Males belajar 6 Merasa Tertekan 7 Berfikir negatif terhadap orang tua 8 Selalu melamun 9 Menyendiri 10 Lebih cuek Skor 10 6 3 1 Keterangan : A : Tidak Pernah B : Kadang-kadang

91 C : Masih Dilakukan Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa setelah mendapatkan konseling karir tersebut terjadi perubahan sikap dan perilaku pada klien, hal itu dapat dibuktikan dengan kondisi klien yang pada hal itu dapat dibuktikan dengan kondisi klien yang pada aslnya motivasi belajar klien yang lemah akibat ketidak cocokan dengan ayahnya yang meyuruh untk kuliah dengan jurusanpilihan ayahnya. Sedangkan untuk tingkat keberhasilan dan kegagalan konseling karir mengacu pada prosentase kualitatif dengan standar uji berikut : a. 75 % - 100 % (dikatagorikan berhasil) b. 60 % - 75% (cukup berhasil) c. < 60 % (kurang berhasil) Perubahan sesudah konseling karir sesuai tabel analisis diatas adalah : a. Gejala tidak pernah tampak = b. Gejala kadang-kadang = c. Gejala masih dilakukan = Berdasarkan dari hasil prosentase diatas dapat diketahui bahwa konseling karir dalam meningkatkan motivasi belajar remaja di kelurahan Siwalankerto kecamatan Wonocolo Surabaya dilihat dari analisis data tentang hasil prosentase tersebut adalah 60 % dengan standar 60% - 75% yang dikatagorikan cukup berhasil