PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

dokumen-dokumen yang mirip
Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Nurain *) Japet Ginting, dan Armis **) ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Oleh: Linda Parlina 1 Sakur 2 Susda Heleni 3

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 021 BAGAN HULU BAGANSIAPIAPI

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 001 SINABOI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 SMP Negeri 5 PEKANBARU

Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Keyword : Cooperative Type Think Pair Share (TPS), Science Learning Outcomes.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 025 BAGANSIAPIAPI

Suci Ramadona *) Zuhri, D dan Titi Sofitri **) ABSTRACT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

Elia Asdiana 1 Titi Solfitri 2 Zuhri, D 3

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Junaidi S 1, Titi Solfitri 2,H. Zuhri D 3 HP

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

Rusmaniar * ) Jalinus dan Syofni** ) Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Indonesia HP:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 005 SEGATI KEC. LANGGAM T.

Rika Aprilia 1, Yenita Roza 2, Rini Dian Anggraini 3 No.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THREE STAY ONE STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Ermiwati*) Putri Yuanita**) Syofni **) Key word : Cooperative Learning, Think Pair Square, Learning Achievement

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Murniaty ¹ Zuhri D ² Titi Solfitri ³ Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Indonesia

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

Farani * ) Titi Solfitri, Zuhri D ** ) Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP, Universitas Riau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN:

Eka Mayani 1 H. Zuhri D 2 Sehatta Saragih 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

Anita Lidya Hastuti Nauli*) Armis**) Titi Solfitri ***)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Hermansyah *) Kartini & Susda Heleni **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR Hp :

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IIIB SDN 001 SALO

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II A SD NEGERI 8 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERAJINAN MERONCE SISWA KELAS V SDN 114 PEKANBARU

Hengky Saputra, Gustimal Witri, Otang Kurniaman Otang. Cp.

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Oleh: Dessi Fitriah Herista Armis Titi Solfitri ABSTRACT

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IVB SDN 153 Pekanbaru

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN 15 PEKANBARU. Abstract

Bambang Irawadi*), Yenita Roza, Zuhri**) ( )

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 023 SUNGAI SEGAJAH KECAMATAN KUBU

Wiwin Crisdayanti 1, Sakur 2, Rini Dian Anggraini 3 Contact :

APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

Siti Nasuha 1, Jalinus 2, Rini Dian Anggraini 3 Hp.

THE APPLICATION OF INQUIRY LEARNING MODEL TO INCREASE THE SCHOOL LEARNING OUT COME OF THE FOURTH GRADE STUDENT AT SDN 67 PEKANBARU

Riza Elyana, Eddy Noviana, Zetra Hainul Putra ,

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Lestaria Meri, Atma Murni, Syofni No Hp :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

Rusdel Syam, Rini Dian Anggraini, Jalinus No. HP.

Noni Vera Helvida*, Putri Yuanita**, Syarifah Nur Siregar**)

Manah Kibtiyah 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Oleh: Rasmida *) Putri Yuanita **) Jalinus **) ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Sitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2

Asari* Rini Dian Anggraini ** Zuhri D *** Key word : cooperative learning, STAD, mathematics learning outcomes

Wan Sriindrahayu 1 Suhermi 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

Program Studi Pendidikan Matematika

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATAPELAJARAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE)

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 025 SUNGAI TUNGGAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Citra Kasmili SMK Negeri 2 Kota Bengkulu, Jl Batanghari No 2 Padang Harapan

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII a SMP N 2 CERENTI

Transkripsi:

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 036 SERUSA KECAMATAN BANGKO BAGANSIAPIAPI Marni 1, Syahrilfuddin 2, Zariul Antosa 3 marnirohil250@gmail.com, ayesahril@yahoo.com, antosazariul@gmail.com Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar matematika siswa, dengan rata-rata kelas 52,5 dengan KKM 60. Dari ulangan harian yang dilakukan hanya 10 siswa yang mengalami ketuntasan (50%) sedangkan yang tidak tuntas 10 orang (50%). Bentuk penelitian ini adalah bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan meningkatkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square (TPS) dengan materi pecahan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 036 Serusa Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 036 Serusa Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir semester genap tahun ajaran 2013/ 2014 sebanyak 20 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Penelitian ini menyajikan hasil belajar yang diperoleh Hal ini terlihat bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM pada skor dasar adalah 10 orang atau 50% dari jumlah siswa, sedangkan pada ulangan harian I jumlah siswa yang mencapai KKM menjadi 13 orang atau 65% dari jumlah siswa, dan pada ulangan harian II jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 19 orang atau 95% dari jumlah siswa. Berdasarkan analisis KKM tersebut, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan setelah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Tipe Think Pair Square (TPS), Hasil Belajar Matematika 1 Mahasiswa program studi PGSD FKIP UR 2 Dosen Pembimbing I program studi PGSD FKIP UR 3 Dosen Pembimbing II program studi PGSD FKIP UR

2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 036 SERUSA KECAMATAN BANGKO BAGANSIAPIAPI Marni 4, Syahrilfuddin 5, Zariul Antosa 6 marnirohil250@gmail.com, ayesahril@yahoo.com, antosazariul@gmail.com Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstract This research is motivated by low yields mathematics learning, with an average grade of 52.5 with KKM 60 daily tests were performed only 10 students who have mastery (50%) whereas those who did not complete 10 (50%). The form of this research is a form of Classroom Action Research (CAR), which aims to improve the model of Cooperative Learning Type Think Pair Square (TPS) with material fractions. The problem of this study are Is the application of cooperative learning model Think Pair Square (TPS) can improve the learning outcomes of students fourth grade math 036 State Serusa Bangko Rokan Hilir subdistrict. The subjects were fourth grade students of SD Negeri 036 Serusa Rokan Hilir District of Bangko second semester of the school year 2013/2014 as many as 20 students consisting of 13 boys and 7 girls. This study presents the results obtained studying It is seen that the number of students who achieve a score of KKM on the base is 10 people or 50% of the total number of students, while the first daily test KKM number of students who reach to 13 people or 65% of the total number of students, and the daily test II the number of students who achieve KKM increased to 19 people or 95% of the total number of students. Based on the analysis of the KKM, it can be said that the mathematics learning outcomes of students has increased after the use of cooperative learning model TPS Keyword : Cooperative Learning Model, Type Think Pair Square (TPS), Mathematics Learning Outcomes 4 Mahasiswa program studi PGSD FKIP UR 5 Dosen Pembimbing I program studi PGSD FKIP UR 6 Dosen Pembimbing II program studi PGSD FKIP UR

3 A. PENDAHULUAN Pelajaran matematika memegang peranan penting di dalam dunia pendidikan, karena pelajaran matematika merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk dapat membentuk siswa berpikir ilmiah. Hal ini sesuai dengan kurikulum matematika yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006) SD/ MI yang berbunyi: Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengolah dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup dalam keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari kemampuan dalam menyelesaikan soal matematika. Fakta yang ditemukan di SD Negeri 036 Serusa Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir di kelas IV masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan data siswa yang belum mencapai KKM pada materi sebelum tindakan dapat dinyatakan dengan melihat hasil berikut. Berikut ini peneliti uraikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Dari ulangan harian yang dilakukan hanya 10 siswa yang mengalami ketuntasan (50%) sedangkan yang tidak tuntas 10 orang (50%) dengan KKM 60. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa yaitu 52,5. Penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa adalah kurang efektifnya model pembelajaran yang diterapkan guru sebelumnya. Dalam menyampaikan pelajaran, guru masih menempatkan siswa sebagai penerima saja sehingga siswa bersifat pasif dan hanya menunggu informasi dari guru tanpa berusaha untuk mencarinya. Ini terlihat pada saat guru meminta pendapat siswa, hanya beberapa orang siswa yang memberikan pendapat dan bertanya tentang halhal yang tidak dimengerti. Hal ini juga disebabkan pengetahuan guru tentang strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa masih kurang. Selain itu guru juga jarang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam mengerjakan tugasnya bersama temannya. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika, guru telah melakukan upaya-upaya perbaikan, upaya yang telah dilakukan guru antara lain dengan menerapkan pembelajaran kelompok dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan daftar piket yang ada di kelas, mengulangi pelajaran yang belum dimengerti siswa, yang bertujuan untuk memudahkan siswa mengingat materi yang sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Namun hasilnya belum seperti yang diharapkan guru. Meskipun memiliki banyak persamaan dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberikan penekanan pada pengguna struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur ini dimaksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, dimana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa memberikan jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk.

4 B. KAJIAN TEORITIS Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square (TPS) Slavin (2008) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah, suatu kumpulan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja sama dalam suatu kelompok kecil, untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran dengan cara, mengelompokkan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen beranggotakan 4 sampai 5 siswa berdasarkan jenis kelamin dan kemampuan akademik untuk mengerjakan tugas akademik dalam memecahkan masalah. Model pembelajaran kooperatif Think Pair Square (TPS) merupakan modifikasi dari Think Pair Share (TPS), dan dikembangkan oleh Spencer kangan pada tahun 1933. Think Pair Square (TPS) merupakan salah satu teknik yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Teknik Think Pair Square (TPS) digunakan untuk meningkatkan kemampuan berfikir, berkomunikasi dan mendorong siswa untuk berbagi informasi dengan siswa lain. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah terjadi Proses belajar yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa, dari luar diri siswa dan faktor lingkungan (Sudjana, 2004). Hasil dari proses belajar yang diperoleh siswa adalah berupa angka-angka atau skor-skor, setelah diberikannya tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Hal ini menunjukan bahwa, hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa yang dinyatakan dengan skor yang diperoleh melalui serangkaian tes hasil belajar setelah pembelajaran. C. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 036 Serusa Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir pada semester genap tahun ajaran 2013/ 2014. Bentuk penelitian ini adalah bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardani (2004) PTK adalah sebagai suatu bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajarnya meningkat. Dimana guru adalah pelaksana proses pembelajaran sebagai upaya perbaikan pembelajaran sebelumnya, sedangkan observasi aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dilakukan oleh penulis sebagai observer. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Tentang Aktivitas Guru dan Siswa Analisis data kualitatif yang menggambarkan tentang kekurangan dan kelemahan dari kegiatan guru dan siswa. Data tersebut dianalisis untuk melihat kekurangan dari kegiatan guru dan siswa yang digunakan sebagai refleksi untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

5 2. Analisis Data Hasil Belajar Analisis data hasil belajar yang dilakukan untuk menentukan keberhasilan tindakan, adapun analisis data hasil belajar yaitu: penghargaan kelompok, ketercapaian KKM dan analisis keberhasilan tindakan. a. Analisis Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan kriteria rata-rata poin hasil belajar yang disumbangkan siswa kepada kelompoknya. Analisis data penghargaan kelompok dilakukan dengan menentukan nilai perkembangan siswa yang diperoleh dari selisih skor dengan skor tes hasil belajar matematika setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Skor dihitung berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang disumbangkan oleh anggota kelompok. Ratarata setiap nilai perkembangan individu disebut skor kelompok. b. Analisis Ketercapaian KKM Data tentang ketercapaian KKM yang terdapat pada hasil tes belajar dianalisis yaitu tekniknya dengan melihat nilai hasil belajar siswa secara individu yang diperoleh dari ulangan harian, selanjutnya dibandingkan dengan KKM yang ditetapkan yaitu 60. Penetapan KKM merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan KTSP. KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai berdasarkan hasil musyawarah dibeberapa satuan pendidikan dalam forum KKG. Secara akademis yang menjadi pertimbangan utama penetapan KKM adalah kompleksistas, daya dukung dan intake siswa (Depdiknas, 2008). Berdasarkan analisis ketercapaian KKM pada penelitian ini siswa mencapai KKM apabila siswa memperoleh nilai ulangan harian lebih atau sama dengan 60. c. Analisis Keberhasilan Tindakan Untuk menentukan keberhasilan tindakan dapat dianalisis dengan menggunakan Ketercapaian Kriteria Ketuntasan (KKM). Analisis data tentang KKM pada materi pecahan dilakukan dengan membandingkan skor hasil belajar siswa yang mengikuti penerapan pembelajaran kooperatif dengan KKM yang ditetapkan sekolah. Berdasarkan KKM yang ditetapkan sekolah maka pada penelitian ini siswa dikatakan mencapai KKM apabila skor hasil belajar yang diperoleh > 60. d. Analisis Distribusi Frekuensi Menurut Suyanto (1997) apabila skor belajar siswa setelah tindakan tidak ada bedanya bahkan lebih buruk, maka tindakan tidak berhasil. Akan tetapi bila hasil belajar siswa setelah tindakan lebih baik dari sebelum tindakan maka dapat dikatakan tindakan sudah berhasil. Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM dari sebelum tindakan sampai tindakan dilaksanakan. D. Hasil Penelitian Pembahasan Tahap Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif pendekatan struktural Think Pair Square dilakukan dengan 6 kali pertemuan yaitu

6 4 kali pertemuan menyajikan materi dan 2 kali pertemuan pengadaan tes berupa ulangan harian. Analisis Hasil Tindakan Hasil tindakan yang dianalisis adalah aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dan ketercapaian KKM hasil belajar matematika siswa untuk setiap indikator. 1. Aktivitas Guru dan Siswa Berdasarkan pengamatan aktivitas guru dan siswa dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat, terlihat bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square semakin membaik sehingga dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square pada materi pokok pecahan di kelas IV SD Negeri 036 Serusa tahun pelajaran 2013/ 2014 dapat memperbaiki proses pembelajaran siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: Tabel 4.1 Analisis Lembar Pengamatan Guru dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II No Kegiatan Guru Pertemuan Pertemuan I II III IV 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa 3 2 3 4 2 Menyampaian apersepsi 2 2 3 4 3 Menuliskan materi dipapan tulis 2 3 3 4 4 Menyampaikan langkah-langkah dengan model pembelajaran 2 3 3 4 5 Menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran 3 3 4 4 6 Mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar dan memberikan LKS 2 2 3 4 7 Membimbing kelompok dalam belajar 3 3 4 4 Jumlah Skor 17 18 23 28 Rata-rata (dibagi 7) 2,42 2,57 3,28 4 Persentase (%) 60,7 64,3 82,2 100 Dari tabel di atas terlihat bahwa secara umum aktivitas guru di siklus I dan II mengalami peningkatan. Dari jumlah skor, terlihat pada pertemuan pertama jumlah skor sebesar 17 pada pertemuan kedua 18, pada pertemuan ketiga 23 dan pertemuan keempat 28. Peningkatan jumlah skor tiap pertemuan adalah dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua sebesar 1, dari pertemuan kedua ke pertemuan ketiga sebesar 5, dari pertemuan ketiga ke pertemuan keempat sebesar 5. Dari rata-rata, terlihat pada pertemuan pertama 2,42, pada pertemuan kedua 2,57, pada pertemuan ketiga 3,28, dan pertemuan keempat 4. Peningkatan ratarata tiap pertemuan adalah dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua sebesar

7 0,15, dari pertemuan kedua ke pertemuan ketiga sebesar 0,57, dan dari pertemuan ketiga ke pertemuan keempat sebesar 0,72. Sedangkan persentase, terlihat pada pertemuan pertama persentase sebesar 60,7%, pada pertemuan kedua 64,3%, pertemuan ketiga 82,2% dan pertemuan keempat 100%. Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa observasi aktivitas guru dari siklus I ke siklus II meningkat. Peningkatan aktivitas guru ini juga dapat dilihat pada grafik di bawah ini: 100 80 60 40 20 0 60.7 64.3 Siklus I 100 82.2 Siklus II Pertemuan I Pertemuan II Sedangkan untuk melihat perkembangan aktivitas siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa pada Penerapan Grafik 4.1. Model Analisis Pembelajaran Lembar Pengamatan Kooperatif Tipe Guru TPS dalam Siklus Penerapan I dan II Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II No Kegiatan Siswa Pertemuan Pertemuan I II III IV 1 Mendengarkan apersepsi 3 2 3 4 2 Menuliskan materi di buku catatan harian 2 2 3 4 3 Mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2 3 3 4 Mendengarkan guru menyampaikan 4 langkah-langkah sesuai dengan model 3 3 4 4 pembelajaran 5 Memperhatikan guru menyampaikan pembelajaran 2 2 4 4 6 Mengerjakan LKS dalam kelompok masing-masing 2 2 3 4 7 Menanyakan hal-hal yang belum dipahami 2 3 4 4 Jumlah Skor 16 17 22 28 Rata-rata (dibagi 7) 2,28 2,42 3,14 4 Persentase (%) 57,2 64,3 78,6 100 Dari tabel di atas terlihat bahwa secara umum aktivitas siswa di siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan. Dari jumlah skor, terlihat pada pertemuan pertama jumlah skor sebesar 16, pada pertemuan kedua 17, pada pertemuan ketiga

8 22 dan pada pertemuan keempat 28. Peningkatan jumlah skor tiap pertemuan adalah dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua sebesar 1, dari pertemuan kedua ke pertemuan ketiga sebesar 5, dari pertemuan ketiga ke pertemuan keempat sebesar 6. Dari rata-rata, terlihat pada pertemuan pertama 2,28, pada pertemuan kedua 2,42, pada pertemuan ketiga 3,14, dan pada pertemuan keempat 4. Peningkatan rata-rata tiap pertemuan adalah dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua sebesar 0,14, dari pertemuan kedua ke pertemuan ketiga 0,72, dan pertemuan ketiga ke pertemuan keempat sebesar 0,86. Sedangkan persentase, terlihat pada pertemuan pertama sebesar 57,2%, pada pertemuan kedua sebesar 64,2%, pertemuan ketiga 78,6% dan pada pertemuan keempat 100%. Dari tabel disimpulkan bahwa observasi aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II meningkat. Peningkatan aktivitas siswa ini juga dapat dilihat pada grafik di bawah ini: 100 80 60 40 20 0 100 78.6 57.2 64.3 Siklus ISiklus II Pertemuan I Pertemuan II Grafik 4.2. Analisis Lembar Pengamatan Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS pada Siklus I dan Siklus II 2. Nilai Perkembangan Nilai perkembangan dihitung pada setiap siklus. Nilai perkembangan siklus I dihitung berdasarkan selisih skor dasar dengan skor ulangan harian I, dan nilai perkembangan siklus II dihitung berdasarkan selisih skor ulangan harian I dengan skor ulangan harian II. Penyusunan kelompok pada pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square siklus I berdasarkan nilai skor dasar, dan penyusunan kelompok siklus II sama dengan kelompok pada siklus I. Nilai perkembangan siswa pada siklus I dan silklus II dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Tabel 4.3 Nilai Perkembangan Siswa pada Siklus I dan Siklus II Nilai Siklus I Siklus II Perkembangan Jumlah Siswa % Jumlah Siswa % 5 1 5 1 5 10 3 15 1 5 20 12 65 10 50 30 4 15 8 40 Berdasarkan tabel di atas dapat kita jelaskan bahwa nilai perkembangan pada siklus I dan II pada perkembangan 5 dan 10 pada siklus I ada 4 siswa dan turun menjadi 2 orang pada siklus II. Itu berarti semakin sedikit siswa yang nilainya turun sebelum tindakan ke sesudah tindakan. sebaliknya siswa yang

9 memperoleh nilai perkembangan 20 dan 30 pada siklus I ada 16 siswa, sedangkan pada siklus II ada 18 siswa yang bermakna semakin banyak siswa yang nilainya naik dari sebelum tindakan ke sesudah tindakan. Nilai perkembangan kelompok pada siklus I dan siklus II dapat diketahui dari tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Nilai Penghargaan Kelompok Siklus I Siklus II Skor Skor Penghargaan Kelompok Kelompok Penghargaan I 21,25 Hebat 25 Hebat II 22,5 Hebat 22,5 Hebat III 22,5 Hebat 22,5 Hebat IV 17,5 Hebat 25 Hebat V 15 Baik 25 Hebat Nama Kelompok Dari tabel di atas terjadi peningkatan penghargaan kelompok dari siklus I berbanding siklus II, dimana pada siklus I ada satu kelompok yang memperoleh penghargaan kelompok baik, hal ini terjadi karena kelompok tersebut kurang mengerti dan masih belum terkoordinir dengan baik. Tabel 4.5 Analisis Ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimum pada Skor Dasar, UH I dan UH II Skor Dasar UH I UH II Jumlah siswa yang tuntas 10 13 19 % Jumlah siswa yang tuntas 50 65 95 Skor Dasar UH I UH II 101319 95 65 50 Siswa yang tuntas % Siswa yang tuntas Grafik 4.3 Analisis Ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimum pada Skor Dasar, UH I dan UH II Tabel 4.4 Analisis Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pada Skor Dasar, UH I dan UH II Skor Dasar UH I UH II Jumlah rata-rata hasil belajar siswa 52,5 60 70 Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa jumlah siswa yang mencapai rata - rata hasil belajar matematika mengalami peningkatan pada ulangan harian I

10 dan II dari skor dasar. Nilai rata rata pada ulangan harian II meningkat dari pada ulangan harian I, rata-rata hasil belajar siswa pada skor dasar yaitu 52,5, sedangkan pada ulangan harian I rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 60, atau meningkat 7,5 poin dan pada ulangan harian II rata-rata hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan menjadi 70 atau meningkat 10 poin. Hal tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan dari skor dasar ke ulangan harian I dan ulangan harian I ke ulangan harian II. 1. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran, aktifitas dan interaksi siswa selama pembelajaran berlangsung baik secara individu maupun berpasangan dan kelompok terus mengalami peningkatan hingga pertemuan akhir. Dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran, siswa berusaha memahami materi dengan cara belajar sendiri, berdiskusi dan berpasangan dalam kelompoknya. serta siswa bertanya kepada guru. Peningkatan lain juga dilihat pada saat anak persentase, anak tidak malu-malu lagi untuk mengemukakan pendapatnya pada saat mempersentasekan kerja kelompoknya. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang telah dipaparkan pada bab II diterima. Dengan kata lain penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas IV SD Negeri 036 Serusa Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir. E. Penutup simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 036 Serusa Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir semester genap tahun pelajaran 2013/2014 khususnya pada materi pecahan. Rekomendasi Memperhatikan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran kooperatif TPS pada pembelajaran matematika yaitu: 1. Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya guru mensosialisasikan terlebih dahulu model pembelajaran yang akan diterapkan selama penelitian pada siswa agar pada saat penelitian siswa sudah mengerti dengan langkah-langkah pembelajaran yang mereka lalui pada setiap pertemuan. 2. Agar penerapan pembelajaran kooperatif TPS dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan perencanaan, maka pada saat siswa mengerjakan LKS kegiatan I (Think), sebaiknya guru membiasakan siswa untuk bekerja secara mandiri, sehingga tidak berdiskusi dengan teman kelompoknya atau bertanya langsung keguru sebelum berusaha mengerjakannya dengan memberikan pemahaman kepada siswa untuk mengerjakan LKS sesuai dengan tahap-tahapan.

11 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2006, Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta Karya Jakarta. Frank Lyman, 1981, Cooperative Learning, Grasindo, Jakarta Hudoyo, 1997. Matematika dan pelaksanaan di depan kelas, Surabaya, Usaha Nasional Ibrahim dkk, 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya, Surabaya. Lie. A., 2007, Cooperative Learning-Memperaktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta Slavin, 2008.Cooperatife Learning : Theory Research and Pratise. Allyn and Bacon Publisher, Boston. Sudjana, N. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta Suyanto, 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi. Yogyakarta. Trianto., 2007, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka Publisher; Jakarta Wardhani, 2004, Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta Winkel, W. S. 2006. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.