Kring...kring...kring...pukul menunjukkan waktu 05:45 WIB. Huwaaah...rasanya masih ngantuk banget, hampir lupa hari ini akan diadakan UTS ( Ulangan Tengah Semester) di Sekolah. Aku tergesa-gesa segera bergegas bangun dari tempat tidur meuju ke kamar mandi dan bersiap-sipa berangkat ke sekolah agar tidak terlambat. o... iya.. aku lupa dari tadi aku cerita tetapi kalian belum pada kenal nama aku. Ya udah dech... aku kasih tahu nich nama ku Ray Sifaul Amro, biasanya bunda memanggilku dengan panggilan Ray. Aku memiliki satu kakak dan satu ayuk dan sekarang kakak ku sudah kuliyah namanya kak Faqih, dan ayukku namanya Ruroh. Aku sayang banget dengan kedua saudaraku karena mereka selalu memberiku semangat dalam belajar da sangat menyayangiku. Sekarang aku sekolah di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah, dan duduk di kelas dua SMA, inilah cerita dan kisah-kisahku dari mulai aku kecil hingga aku memiliki mereka. 1
Dulu waktu masih duduk di bangku sekolah dasar, aku memiliki dua sahabat bernama Fitri dan Dwi, mereka sahabat kecilku dari kelas satu SD sampai aku naik kelas enam, aku sangat ingin sekali masuk ke Pesantren dan ternyata waktu aku bilang sama bunda, Bunda memperbolehkan aku masuk ke Pesantren. Kaan tetapi, kedua saudaraku tidak memperbolehkan ku untuk masuk ke pesantren.mereka tidak ingin aku merasakan kesulitan dalam segala hal seperti, ngantri mandi, ngantri makan dan susah tidur karena tempat yang disediakan oleh Pesantren itu tidak terlalu memadai. Tapi ini sudah menjadi keinginanku melanjutkkan pendidikanku ke Pesantren sama sekali tidak menghiraukan perkataan kedua saudaraan ku itu. Dua bulan kemudian kami menerima surat kelulusan Ujian Nasional, alhasil aku mendapatkan Nilai yang baik dan memuaskan, sehingga Bunda dan Ayah sangat senang, biasa... anak bungsu kesaayangan gitu lah... tapi itukan kata-kata orangorang. 2
Menurutku sich... tidak harus. Ayah sama Bunda tidak pernah membedakan antara aku dan saudaraku, Ayah dan Bunda menganggap aku dan saudaraku itu sama, yaitu sama-sama anak Ayah Dan Bunda hee... ya...! Maaf jadi ngelantur bicaranya, lanjut lagi Selesai aku lulus dari SD, aku mulai mencari Pesantren yang cukup baik untukku memulai pendidikan ke jenjang berikutnya.aku mencari Pesantren ditemani oleh bunda, Ayah dan kedua Saudaraku yangmana mereka tidak memperbolehkan aku masuk ke Pesantren, setelah beberapa lama, akhirnya aku barulah mendapatkan Pesantren yang sangat menarik dan ingin rasanya aku masuk dan mendaftar ke Pesantren yang dipimpin oleh KH. Much. Mudarris SM. Kyai yang sangat baik dan tegas dalam memimpin Pesantrennya. Setelah mendaftar aku dan keluargaku diajak berkeliling dan mengecek keadaan serta fasilitas Pesantren itu. 3
Saat aku berkeliling Pesantren, dengan ditemani Ustazhah lilia, Ustazhah Lilia merupakan pengabdian Pesantren yang akan aku masuki ini. Ustazhah itu menjelaskan satu persatu yang ada dalam Pesantren tersebut, selesai berkeliling, aku dan keluargakupun pulang sampai kerumah, aku dan kedua saudaraku bergeges untuk mandi dan melaksanakan shalat maghrib berjamaah bersama Ayah dan Bunda yang udah menunggu kami di ruang shalat. Setelah melaksanakan shalat maghrib berjamaah, kami pergi ke ruang makan dan makan malam bersama. Aku dan keluargaku selesai makan malam kami berkumpul-kumpul di ruang keluarga dengan bercerita tentang keinginan untuk masuk ke pesantren. Tak lama kakakku Faqih bertanya. Dik..! Apakah kamu sudah siap masuk ke Pesantren? dengan nada rendah. Tak lama dari pertanyaan kak Faqih, disusul pula pertanyaan dari Mbak Ruroh, yaitu pertanyaan yang sama persis dengan pertanyaan kak Faqih. 4
Pertanyaan dari kak Faqi dan Mbak Ruroh di jawab oleh Ayah. Ya Sudah Tidak apa-apa kalau adikmu berkeinginan masuk Pesantren, agar dia bisa menambah pengetahuan ilmu-ilmu Agama yang belum adikmu ketahui, dan bisa menambah wawasan Adikmu menjadi anak yang sholihah dan rajin iya kan... Jelas ayah panjang lebar menjelaskan pertanyaan kak Faqih dan Mbak Ruroh. Mbak Ruroh hanya bisa tersenyum dengan menahan rasa malu karena dulu mbak Ruroh pernah di paksa untuk oleh Ayah masuk ke Pesantren malah mbak Ruroh tidak mau katanya takut di hukum karena banyak hafalan yang harus dihafalkan disana. Selesai ayah menjelaskan semuanya, kami disuruh masuk kamar masing-masing untuk tidur. Dua minggu kemudian, aku mulai mempersiapkan baju-bajuku, dan memsukkannya kedalam koper. Besok aku akan diantar oleh ayah, Bunda dan kedua saudaraku ke Pesantren. Keesokkan harinya... 5
Pertama aku menjadi santri yang syah. Dan namaku pun sudah terdaftar di Pesantren Sabilul Hasanah. Sehari selasai aku membereskan, aku segera pergi ke dapur menemui Bunda ku yang sedang masak makanan utnuk kami makan malam bersama. 6
AWAL-AWAL SEKOLAH sejak tadi pagi aku udah di banguni oleh bunda, untuk bersiap siap pergike ponpes baruku. Selesai mandi aku memakai pakaian yang telah di siapkan oleh bunda semalam. kemudian keluargaku menaikan barang-barang ke dalam mobil. Selesai itu, aku dan keluargaku naik ke mobil,menuju arah Betung Palembang, desa Purwosari. yang di sana terdapat kampus hijau. setelah sampai aku menuju asrama baruku. Asrama aisyah 12. yang mana pembimbingku bernama ukhti zuniro dan endah. Sesampai aku di kamar baruku, bunda dan saudara perempuanku yang boleh masuk ke asramaku. Bunda kemudian menyusun pakaianku ke dalam lemari, yang telah di sediakan oleh pengurus ponpes. Setelah selesai bunda dan mbak ruroh menata pakaian. kami segera turun ke bawah menemui ayah dan kak faqih. tak lama dari itu aku dan keluarga mencari peralatan yang akan di gunakan saat OSBA. 7
Santri baru sudah mulai berdatangan ke pesantren. Sedangkan ayah, bunda dan kedua saudaraku pamit pulang dengan perasaan sedih. Karena pertama kalinya berpisah dengan keluarga, tak terasa air mata mengalir. Ayah dan bunda memeluk dan mencium putri bungsu nya. Beberapa hari di pesantren aku sudah menemukan banyak teman. Salah satu nya yaitu Nurul, dia adalah teman sekamarku di asrama.sedangkan di sekelilingku memiliki banyak teman, aku mulai tidak teringat dengan keaadan rumah. sekarang aku sudah belajar agar menjadi santri yang slalu mentaati peraturan-peraturan yang di buat oleh pengurus pesantren. Keesokan harinya, aku bersiap siap mandi pagi, agar tidak telat dalam barangkat ke sekolah. Setelah selesai mandi, aku segera bersiap memakai seragam sekolah. Dan berangkat sekolah bersama nurul dan dua sahabat baruku. Yaitu nisa dan nita, setelah sampai di sekolahanku yaitu sekolah yang pertama, namaku terdaftar di kelas VII MTS. 8